252 1
252 1
sinaptogenesis di kortikal
induksi dari sel glial prekoks
memblok voltage sensitive Ca channel
mengganggu kerja neurotransmitter
disorganisasi pruning sinaps
mengganggu kerja protein kinase
perdarahan cerebellar,
3. Sistem pencernaan
4. Pembuluh darah
Nefropati yang disebabkan oleh jumlah kumulatif berlebihan dari Pb,
lama
kelamaan
dapat
menyebabkan
nephritis
interstitial
yang
dapat
6. Hematopoiesis
Pb akan tersimpan di sumsum tulang untuk jangka waktu yang lama
dengan bentuk waktu paruhnya. Pb berikatan dengan dengan eritrosit (selama 30
hari, sampai mencapai waktu paruhnya, pada anak- anak dapat mencapai 10
bulan), lalu akan bermigrasi ke jaringan lunak terutama otak, ginjal, jaringan
syaraf, dan sumsum tulang.
Pb, berikatan dengan sufhidryl akan mengintervensi kerja enzim dalam tubuh,
salah satunya adalah mengganggu proses asam aminolevulinic dan mengganngu
besi berikatan menjadi protoporfirin, hal ini menyebabkan produksi heme
terganggu dan meyebabkan anemia.
7. Ginjal
Sebagian besar Plumbum diekskresikan melalui ginjal dan saluran
empedu, bergantung dari organ yag terkena. Ginjal mengekskresikan Pb, yang
bersifat bidireksional pada epitel tubular ginjal,dengan kecepatan 1-3 mL/min.
Plumbum akan menghambat kerja sel tubular proximal. Abnormalitas yang dapat
ditemukan adalah aminoaciduria, phosphaturia, glikosuria (syd. Fanconi). Efek
ini bersifat reversibel. Nefropati lebih banyak dilaporkan terjadi pada anak. Gout
dan nephritis interstitial yang terjadi karena keracunan Plumbum biasanya
merupakan efek dari eksposur kronik Pb di pekerjaannya.
8. Sistem Enzim
Plumbum mempunyai afinitas yang tinggi terhadap silhydrl, karena itu
Plumbum berefek toksik bagi banyak
sistem enzim.
Plumbum akan
yang
merupakan
katalisator
untuk
pembentukan
cincin
Kesadahan air
Kesadahan air adalah keadaan air dimana air tersebut mengandung kadar
mineral yang tinggi sehingga menyebabkan pH air meningkat.
Calsium
Kadar ion kalsium pada air yang lebih dari yang direkomendasikan akan
membuat pH air yang terkontaminasi kalsium menjadi alkali (air keras). Air alkali
dapat menyebabkan kelainan pada kulit. Kulit yang terpapar oleh air keras akan
menyimpan ion kalsium di dalam sel kulit, sehingga air yang seharusnya
disimpan di dalam sel kulit, dan membuat kulit terlihat lembab, tidak dapat
masuk. Akibatnya akan terjadi pengerutan pada sel kulit sehingga akan terlihat
keriput. Selain itu air alkali juga tidak dapat melarutkan bahan pembersih (sabun,
shampoo, deterjen) dengan baik, dan menimbulkan residu dari bahan - bahan
pembersih tersebut. Residu dari bahan pembersih ini dapat menyumbat pori-pori
kulit, menjadikan kulit kering, terdapat flakes, dan gatal. Dermatitis yang terjadi
tidak secara langsung disebabkan oleh residu pembersih, namun diperparah
dengan adanya hal tersebut.
3.
Sulfat
Kadar sulfat yang tinggi pada air dicurigai menyebabkan diare osmotik pada
anak, disebabkan sulfat yang tidak dicerna oleh usus.
4. Fe
Kontaminasi Fe pada air, dan tanah sudah banyak ditemukan. Garam besi Fe
(II) merupakan bentuk tidak stabil, dan nantinya akan diubah menjadi bentuk Fe (III)
hidroksida, yang menimbulkan warna seperti karat. Kadar Fe yang tinggi dalam air
meningkatkan pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan, menyebabkan lendir pada
pipa. Jika kadar Fe berlebihan ditemukan pada makanan laut, maka Fe yang ada akan
berkontribuasi pada terjadinya keracunan makanan. Sayuran yang tumbuh pada
tanah yang tercemar juga akan mengandung Fe yang tinggi. Efek dari bakteri besi
tidak berpengaruh langsung pada kesehatan, namun akan menimbulkan bau, korosi
pada sistem pipa, mengurangi well yields, dan meningkatkan infestasi bakteri sulfur
5.
Zat Organik
Polusi zat organik adalah polusi oleh bahan organik seperti sampah basah.
Pada saat zat organik terdapat di air, makan jumlah dekomposer juga semakin
banyak. Dekomposer yang banyak membutuhkan oksigen yang banyak sehingga,
akan terjadi kekurangan oksigen pada air tersebut. Tanaman dan ganggang air akan
mati, sebagai akibatnya akan menambah jumlah zat organik, dan juga mendeplesi
kadar oksigen dalam air, sehingga air menjadi hipoksia. Keadaan hipoksia ini dapat
menjadi media pertumbuhan bagi bakteri anaerobic, contohnya adalah Clostridium
botulinum, yang juga toksik bagi mamalia dan burung.
6.
kadarnya adalah <2% . Gejala dari Methhemoglobinemia muncul setelah kadar MetHb >10%. Kadar nitrogen dan phosphate yang berakumulasi dalam air dapat
menyebabkan tumbuhan dan algae dalam ekosistem berkembang pesat, sehingga
konsumsi oksigen air bertambah, yang akan membuat kondisi air hipoksia.
7.
Nitrit
8.
pH
Pada air yang asam terdapat partikel sulfur dioxide (SO 2) dan nitrogen oxides
(NOx) yang akan berinteraksi dengan udara dan membentuk partikel sulfat dan
nitrate. Partikel ini dapat terbawa angin dengan jarak yang jauh dan dapat terhidup
oleh paru-paru. Peneliti membukatikan adanya hubungan antara partikel halus dan
meningkatnya kematian karena kelainan jantung dan paru.
Air alkali akan menetralkan asam lambung. Keasaman lambung yang
terganggu dapat menyebabkan menurunnya sistem kekebalan pada saluran
pencernaan, karena asam lambung jumlahnya kurang untuk membunuh bakteri yang
masuk. Selain itu, air basa juga dapat menyebabkan malabsorbsi sehingga dapat
menyebabkan malnutrisi.
9. Coliform
Adanya coliform di dalam air dapat menyebabkan hemolytic uremic syndrome,
yaitu kumpulan gejala yang muncul ketika toxin dari coliform mendestruksi eritrosit.
Gejala nya dapat berupa muntah dan diare, dapat disertai oleh darah, output urin
menurun atau berhenti.