PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. NEGARA
2.1.1. Pengertian Negara
Secara historis pengertian Negara senantiasa berkembang sesuai dengan kondisi
masyarakat pada saat ini. Pengertian tentang Negara telah banyak di definisikan oleh para
ahli filsuf Yunani Kuno, para ahli abad pertengahan, sampai abad modern. Beberapa pendapat
tersebut antara lain:
a) Pendapat Aristoteles (Schmandt, 2002), negara adalah komunitas keluarga dan
kumpulan keluarga yang sejahtera demi kehidupan yang sempurna dan
berkecukupan.
b) Jean Bodin (Schmandt, 2002), negara sebagai pemerintahan yang tertata dengan
baik dari beberapa keluarga serta kepentingan bersama mereka oleh kekuasaan
berdaulat.
c) Riger Soltau, (Budiardjo, 2007; Agustino, 2007; Kaelan dan Achmad Zubaidi,
2007), negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan
persoalan bersama atas nama masyarakat.
d) Robert M. Mac Iver (Soehino,1998;Agustino,2007), negara adalah asosiasa yang
menyelenggarakan penertiban dalam suatu wilayah berdasarkan sistem hukum
diselenggarakan oleh pemerintah diberi kekuasaan memeksa.
e) Miriam Budiardjo (2007), negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya
diperintah oleh sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dari warganya untuk
ketaatan melalui kekuasaan yang sah.
f) Negara adalah suatu wilayah yang ditempati sekelompok manusia yang dipimpin
oleh suatu pemerintahan yang berdaulat.
2.1.2. Teori Terjadinya Negara
a) Teori Teokrasi
Menurut teori ini, negara berdasarkan kehendak Tuhan. Paham ini muncul
bahwa keyakinan keagamaan bahwa Tuhanlah maha pencipta di langit dan bumi,
pemegang kekuasaan tertinggi, tiada kekuasaan di dunia ini yang tidak berasal dari
tuhan, termasuk negara. Penganut teori ini Thomas Aquinas, Agustinus, FJ. Sthal,
maupun Hegel.
b) Teori Organik
Teori ini pertama kali diperkenalakan oleh Plato bahwa negara organik
bukanlah rakyat semata yang menjadi badan politik, juga bukan orang yang tinggal di
wilayah geografis saja, tapi negara harus ada ikatan yang muncul yaitu keadilan.
Negara muncul karena ada kebutuhan yang sangat banyak dan beragam.
c) Teori Perjanjian
Teori perjanjian masyarakat memandang terjadinya suatu Negara karena
adanya perjanjian masyarakat.
d) Teori Kekuasaan
Menurut teori kekuasan, siapa yang berkemampuan untuk memiliki kekuasaan
atau berhasil mencapai kekuasaan, selayaknya memegangg pucuk pemerintahan.
e) Teori Kedaulatan
Teori kedaulatan rakyat memandang keberadaan Negara karena adanya
kekuasaan tertinggi yang mampu mengatur kehidupan bersama masyarakat (negara).
Sistem sentralisasi: dimana segala sesuatu urusan dalam Negara tersebut langsung
diatur an di urus oleh pemerintah pusat, termasuk segala hal yang menyangkut
pemerintahan dan kekuasaan di daerah.
b) Negara Serikat (federasi)
Negara serikat adalah Negara yang merupakan gabungan dari beberapa, kemudian
Negara Indonesia
Berdasarkan berbagai teori terjadinya negara, kedaulatan Negara, serta bentuk dan
tujuan Negara, maka Negara Indoneia yang di proklamasikan tanggal 17 Agustus 1945, dapat
dijelaskan secara teoristis sebagai berikut:
a) Lahirnya Negara Indonesia
Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945 dalam Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia yang melahirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara Kesatuan RI
bukanlah merupakan tujuan terakhir perjuangan bangsa Indonesia, melainkan merupakan alat
untuk melanjutkan perjuangan bangsa Indonesia mencapai cita-cita, membentuk masyarakat
adil makmur, aman sentosa berlandaskan pancasila.
Meskipun ditinjau berdasarkan unsur-unsur yang membentuk negara, hampir semua
negara memiliki kesamaan, namun ditinjau dari segi tumbuh dan terbentuknya negara serta
susunan negara, setiap negara di dunia ini memiliki spesifikasi serta ciri khas masing-masing.
Demikian pula negara-negara lain di dunia tumbuh dan berkembang dengan ciri khas dan
sejarahnya masing-masing.
Demikian pula Negara Indonesia tumbuh dan berkembang dengan dilatar belakangi
oleh kekuasaan dan penindasan bangsa asing seperti penjajahan Belanda dan Jepang. Oleh
karena, itu bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dilatar belakangi oleh adanya kesatuan
nasib, yaitu bersama-sama dalam penderitaan di bawah penjajahan bangsa asing serta
berjuang merebut kemerdekaan. Selain itu yang sangat khas bagi bangsa Indonesia adalah
unsur-unsur etnis yang membentuk bangsa itu sangat beraneka ragam, baik latar belakang
budaya seperti bahasa, adat kebiasaan serta nilai-nilai yang dimilikinya. Oleh karena itu
terbentuknya bangsa dan negara Indonesia melalui suatu proses yang cukup panjang.
Sejak masa sebelum bangsa asing menjajah Indonesia, seperti masa kejayaan kerajaan
Kutai, Sriwijaya, Majapahit dan kerajaan-kerajaan lainnya. Kemudian datanglah bangsa asing
ke Indonesia maka bangsa Indonesia saat itu bertekad untuk membentuk suatu persekutuan
hidup yang disebut bangsa, sebagai unsur pokok negara melalui Sumpah Pemuda 28 Oktober
1928. Isi sumpah itu merupakan suatu tekad untuk mewujudkan unsur-unsur negara yaitu
satu nusa (wilayah) negara, satu bangsa (rakyat), dan satu bahasa, sebagai bahasa pengikat
dan komunikasi antar warga negara, dan dengan sendirinya setelah kemerdekaan kemudian
dibentuklah suatu pemerintahan negara.
Prinsip-prinsip negara Indonesia dapat dikaji melalui makna yang terkandung di
dalam Pembukaan UUD 1945. Kita dapat mempelajari serta menelaah dokumen kenegaraan
Indonesia, diantaranya adalah Pembukaan UUD 1945 terutama pada alenea satu sampai tiga
yang dapat dijelaskan sebagai berikut. Alinea I, menjelaskan tentang latar belakang
terbentuknya negara dan bengsa Indonesia, yaitu tentang kemerdekaan adalah hak kodrat
segala bangsa di dunia yang sadar dan bangkit melawan penjajah, dan penjajahan itu tidak
sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan oleh karena itu harus dihapuskan. Alinea
ke II menjelaskan tentang perjalanan perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan
kemerdekaan, alinea III menjelaskan tentang kedudukan kodrat manusia Indonesia sebagai
bangsa yang religious yang kemudian pernyataan kemerdekaan.
b) Kedaulatan Indonesia
Pernyataan bangsa Indonesia terkait dengan kedaulatan Indonesia dapat diketahui
dalam pembukaan UUD 1945 pada alenea empat. Adapun alinea IV, menjelaskan tentang
terbentuknya bangsa dan negara Indonesia, yaitu adanya rakyat Indonesia, pemerintahan
negara Indonesia yang disusun berdasarkan Undang-Undang Dasar negara, wilayah negara
serta dasar filosofis negara yaitu Pancasila (Notonagoro, 1975). Ketentuan lain dapat
dijumpai pada pasal 1 ayat (1) UUD 1945 Amandemen, Kedaulatan ada ditangan rakyat dan
dilakukan menurut Undang0Undang dasar. Pasal ini dengan tegas menyebut, bahwa
Kedaulatan Negara bersumber pada kedaulatan rakyat, dan rakyat sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi, yang pelaksanannya dilakukaan berdasarkan Undang-Undang Dasar..
dari Negara kesatuaan yang berbentuk republic menunjuk pada system pemerintah Negara
yang dipimpim oleh Presiden.
2.2 Konstitusionalisme
Setiap Negara modern ini senantiasa memerlukan suatu sistem pengaturan yang
dijabarkan dalam suatu konstitusi. Oleh karena itu konstitusionalisme mengacu kepada
pengertian sistem institusionalisasi secara efektif dan teratur terhadap suatu pelaksanaan
pemerintahan. Dengan lain perkataan untuk menciptakan suatu tertib pemerintahan
diperlukan perlakuan sedemikian rupa, sehingga dinamika kekuasaan dalam proses
pemerintahan dapat dibatasi dan dikendalikan (Hamilton, 1931:255). Gagasan ini muncul
karena adanya kebutuhan untuk merespon perkembangan peran relative kekuasaan umum
dalam suatu kehidupan umat manusia.
Basis pokok konstitusionalisme adalah kesepakatan umum atau persetujuan
(consensus) di antara mayoritas rakyat mengenai bangunan yang diidealkan berkaitan dengan
negara. Organisasi Negara itu diperlukan oleh warga masyarakat politik agar kepentingan
mereka bersama dapat dilindungi atau dipromosikan melalui pembentukkan dan penggunaan
mekanisme yang disebut dengan negara. Kuncinya adalah consensus general agreement. Jika
kesepakatan iti runtuh, maka runtuh pula legitimasi kekuasaan negara yang berkaitan, dan
pada gilirannya dapat terjadi civil war atau perang sipil, atau dapat pula suatu revolusi.
Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme di zaman modern ini pada
umumnya dipahami berdasar pada tiga elemen kesepakatan atau Konsensus, sebagai berikut:
1. Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama (the general goals of society or
general acceptance of the same philosophy of government).
2. Kesepakatan tentang the rule of low sebagai landasan pemerintahan atau
penyelenggaraan negara (the basis of government).
Semua kesepakatan ini menyangkut prinsip pengaturan dan pembatasan kekuasaan. Atas
dasar pengertian tersebut maka sebenarnya prinsip konstitusionalisme modern adalah
menyangkut prinsip konstitusionalisme modern adalah menyangkut prinsip pembatasan
kekuasaan atau yang lazim disebut sebagai prinsip limited government. Dalam pengertian ini
konstitusimengatur dua hubungan yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu pertama,
hubungan antara lembaga pemerintahan dengan warga negara. Kedua, hubungan antara
lembaga pemerintahan yang satu dengan lainnya.
eksekutif. Oleh karena itu bagi Indonesia proses reformasi terhdap UUD 1945 adalah
merupakan suatu keharusan, karena hal itu kan mengantrkan bagsa Indonesia kearah tahapan
baru melakukan penataan terhadap ketatanegaran
Amandemen pertama UUd 1945 dilakukan dengan memberikan tambahan dan perubahan
terhadap pasal 9 UUD 1945. yang kedua di lakukan pada tahun 2000, ketiga thun 2001, dan
yang terakhir pada tahuhun 2002 dan disahkan pada tnggal 10 agustus 2002.
b. Konstitusi
Konstitusi dalam kosa kata bahasa Inggris constitutional, yang salah satu maknanya adalah
Undang-Undang Dasar. Konstitusi adalah sebuah aturan-aturan dasar dan ketentuanketentuan hukum yang di bentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga pemerintah
termasuk dasar hubungan kerja sama antara Negara dan masyarakat dalam konteks kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Herman Heller membagi pengertian konstitusi dalam tiga cakupan, yaitu:
1. Konstitusi yang mencerminkan kehidupan politik didalam masyarakat sebagai suatu
kenyataan (mengandung arti politis dan sosiologis).
2. Konstitusi adalah suatu kaidah yang hidup dimasyarakat (mengandung arti hukum
atau yuridis).
3. Konstitusi adalah kaidah yang ditulis dalam suatu naskah Undang-Undang tertinggi
yang berlaku dalam suatu Negara.
Sifat konstitusi ada dua macam, yakni
1. Flexibel (luwes) dan rigid (kaku).
Bersifat rigid, karena untuk mengubah konstitusi perlu prosedur yang rumit. Sedang bersifat
flexible, konstitusi tersebut mudah mengikuti perkembangan jaman. Apabila diperlukan
konstitusi tidak membutuhkan prosedur yang istimewa atau rumit. Perubahan itu cukup
dilakukan oleh badan pembuat undang-undang biasa.
2. Formil dan materiil
Bersifat Formil berarti tertulis. Sedangkan bersifat Materiil dilihat dari segi isinya berisikan
hal-hal bersifat dasar pokok bagi rakyat dan negara. (sama dengan konstitusi dalam arti
relatif). Konstitusi yang besifat kaku tidak dapat megikuti perkembangan zaman karena tidak
hanya memuat hal-hal pokok saja, namun juga memuat hal-hal yang penting. UUD 1945
meskipun perubahannya membutuhkan prosedur istimewa, namun bersifat luwes karena
memuat ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok-pokok saja sehingga mudah mengikuti
perkembangan zaman.
Fungsi pokok konstitusi adalah membatasi kekuasaan pemerintah, sehingga penyelenggaraan
kekuaaan tidak bertindak sewenang-wenang. Dengan demikian hak-hak warga Negara akan
dilindungi.
Fungsi dan kedudukan konstitusi antara lain:
1. Membatasi kekuasaan si pengusaha dan menjamin hak warga Negara.
2. Merupakan percerminan keadaan masyarakat dan Negara bersangkutan.
3. Memberi petunjuk dan arahan kemana Negara akan di bawa.
4. Dasar dan sumberhukum bagi peraturan perundangan di bawahnya.
5. Produk politik yang tertinggi bagi suatu bangsa dalam membentuk dan menjalankan
Negara.
Disamping pengertian UUD, di prgunakan juga istilah lain yaitu konstitusi. Istilah berasal
dari bahasa inggris constitution atau dari bahasa belanda constitutie.terjamahan dari
istilah tersebut adalah Undang-Undang Dasar,dan hal ini memang sesuai dengan kebiasaan
orangbelanda Dan jerman . yang dalam percakapan sehari hari memakai kata grondwet
(grond:dasar, Wet= undang-undang) yang keduanya menunjukan naskah tertulis.
Namun pengertian konstitusi dalam praktek ketatanegaraan umumnya dapat mempunyai
Arti:
1. Lebih luas dari pada undang-undang dasar atau
Kata konstitusi dapat mempunyai arti lebih luas dari pada pengertian undang undang dasar ,
karena pengertian undang-undang dasar hanya meliputi konstitusi saja, dan selain itu masih
terdapat konstitusi tidak tertulis yang tidak tercakup dalam undang-undang dasar.
Bagi Indonesia proses reformasi terhdap UUD 1945 adalah merupakan suatu keharusan,
karena hal itu kan mengantrkan bagsa Indonesia kearah tahapan baru melakukan penataan
terhadap ketatanegaran
Amandemen pertama UUd 1945 dilakukan dengan memberikan tambahan dan perubahan
terhadap pasal 9 UUD 1945.yang kedua di lakukan pada tahun 2000, ketiga tahun 2001,dan
yang terakhir pada tahuhun 2002 dan disahkan pada tnggal 10 agustus 2002. Dalam praktek
ketatanegaraan pengertian konstitusi adalah sama dengan pengertian Undang-Undang Dasar.
Hal ini terbukti dengan disebutnya istilah Konstitusi Rebublik Indonesia Serikat bagi
Undang-Undamg Dasar Republik Indonesia (Totopandoyo, 1981:25.26)
Konstitusi hukum dasar ada dua, yakni hukum dasar tertulis dan yang tidak tertulis.,
1. Hukum Dasar Tertulis (Undang-Undang dasar)
konstitusi yang tertulis yakni Undang Undang Dasar. Hukum dasar meliputi dua
macam yaitu,hukum dasar tertulis (Undang-Undang Dasar) dan hukum tidak tertulis
(convensi). Oleh karna itu sifatnya yang tertulis, maka undang-undang dasar itu rumusannya
tertulis dan tidak mudah berubah. Secara umum menurut E.C.S wade dalam bukunya
Constitusional Law, undang Undang dasar menurut sifat dan fungsi adalah suatu naskah
yang memaparkan kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintah suatu
Negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut.
Dalam penjelasan UUD 1945 di sebutkan bahwa undang-undang dasr 1945 bersifat
singkat dan supel. Undang-undang dasar 1945 hanya memiliki 37 pasal, adapun pasal-pasal
lainyabhanya mencatat aturan peralihan dan aturan tambahan.Hal ini mengandung makna:
(1)
(2)
Sifatya yang supel (elastis) dimaksudkan bahwa kita senantia harus terus
berkembang,dinamis.
Menurut padmowahyono, seluruh kegiatan Negara dapat di kelompokan menjadi dua macam
yaitu:
(1)
(2)
Oleh karena sifatnya tertulis maka rumusannya jelas, merupakan suatu hukum positif
yang mengikat pemerintah sebagai penyelenggara Negara, maupun mengikat bagi setiap
warga Negara.
(2)
1945 bersifat singkat dan supel,memuat aturan-aturan yaitu memuat aturan-aturan pokok
yang setiap kali harus di kembangakan sesuai dengan sesui dengan perkembangan jaman,
serta memuat hak-hak asasi manusia.
(3)
peraturan hukum positif tertinggi,di samping itu sebagai alat control terhadap norma-norma
hukum positif yang lebih rendah dalam hierarki tertip hukum Indonesia.
Konstitusi tidak tertulis dikenal dengan nama Convesional. Convesional adalah hukum dasar
yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan Negara meskipun sifatnya tidak tertulis. Salah satu contoh konvensi yang
berlaku di Indonesia adalah pelaksanaan pidato kenegaraan presiden menjelang peringatan
Proklamasi 17 Agustus. Convensi ini mempunyai sifat-sifat sebgai berikut :
(1)
penyelenggaraan Negara.
(2)
(3)
(4)
(2)
anggaran pendapatan dan belanja negara pada minggu pertama pada minggu bulan januari
setiap tahunnya.
Ketiga hal tersebut dalam batinnya secara tidak langsung adalah merupakan realisasi dari
undang undang dasar (merupakan pelengkap).Namun perlu di garis bawahi bila mana
convensi ingin di jadikan menjadikan rumusan yang bersifat tertulis , maka yang berwenabg
adalah MPR, dan rumusannya buukanlah merupakan suatu hukum dasar melainkan tertuang
dalam ketetapan MPR.
Jadi konvensi bilamana dikehendaki untuk mrnjadi suatu aturan dasar yang tertulis , tidak
secara otomatis setingkat dengan UUD melaikan sebagai suatu keterapan MPR.
c) Keberadaan dan Tujuan Konstitusi
Menurut Mahfud MD (2002), secara umum konstitusi diartikan sebagai aturan dasar
ketatanegaran yang setelah disarikan dari ajaran kedaulatan rakyat Rousseau, dipandang
sebagai perjanjian masyarakat yang berisikan pemberian arah oleh masyarakat dalam
penyelenggaraaan kekuasaan pemerintah negar. Dengan kata lain konstitusi sebenarnya tidak
lain dari realisasi demokrasi dengan kesepakatan bahwa kebebasan penguasa ditentukan oleh
pengusaha. Oleh sebab itu, setiap pelanggaran atas konstitusi harus dipandang sebagai
pelanggaran atas kontrak social.
d) Konstitusi atau Undang-Undang Dasar di Indonesia
Beberapa cara perubahan UUD atau konstitusi di Indonesia dapat dilihat dari ketentuan
UUD atau Konstitusi yang pernah dan sedang berlaku di Indonesia, yaitu:
1. Perubahan Undang-Undang Dasar dalam UUd 1945 Proklamasi
2. Perubahan Konstitusi dalam Konstitusi republik Indonesia Serikat
3. Perubahan Undang-Undang Dassar dalam UUDS
4. Perubahan Undang-Undang Dasar dalam UUD 1945 pada periode Orde lama dan
Orde Baru
5. Perubahan Undang-Undang Dasar dalam UUD 1945 Amandemen
Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen
Kedudukan UUD sebagai hukum dasar tertulis merupakan sumber hukum setiap produk
hukum seperti Undang-Undang, peraturan pemerintah, atau peraturan lainnya.
Pembukaan UUD 1945 Amandemen
Pembukaan UUD 1945 Amandemen, tidak mengalami perubahan sebagaimana awalnya
UUD 1945 ditetapkan. Dapat tidaknya Pembukaan UUD 1945 dilakukan perubahan terdapat
dua pandangan. Menurut Notonegoro, Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah yang
fundamental keberadaan Negara Republik Indonesia, Pembukaan merupakan suatu rangkaian
dengan proklamasi 17 agustus 1945, sehingga tidah boleh diubah oleh siapapun termasuk
MPR hasil pemilihan umum. Perubahan terhadap pembukan berarti pembukaan Negara
Proklamasi, meski masih ada Negara Indonesia tetapi Negara terebut bukan Negara
Proklamasi 17 Agustus 1945. Pendapat lain dikemukakan oleh Mahfud MD (2000), bahwa
semua hasil perbuatan manusia dapat d ubah, termasuk pembukaan UUd 1945. Semua itu
sangat tergantung kepada dinamika masyarakat Indonesia.
Pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945, mengandung pokok-pokok pikiran yang diciptakan dan dijelmakan
dalam Batang Tubuh UUD ke dalam pasal-pasalnya. Empat pokok pikiran dalam pembukaan
UUD 1945 adalah:
1. Pokok pikiran I cerminan sila ke tiga
2. Pokok pikiran II cerminan sila ke lima
3. Pokok pikiran III cerminan sila ke empat
4. Pokok pikiran IV cerminan sila ke satu dan ke dua.
Sistem Pemerintahan Negara Menurut UUD 1945 Hasil Amandemen 2002
Sistem pemerintahan Negara Indonesia sebelum dilakukan amandemen dibagi atas tujuh ,
secara sistematis merupakan pengejawantahan kedaulatan rakyat. Oleh karena itu, sistem ini
dikenal dengan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara. Walaupun tujuh pokok
tersebut tidak lagi sebagai dasar yuridis, namun tetap mengalami perubahan. Sistem
pemerintahan negara menurut UUD 1945 setelah amandemen secara komparatif, sebagai
berikut :
1. Indonesia ialah Negara yang Berdasarkan Atas Hukum (Rechtstaat)
Negara Indonesia berdasrkan atas hukum (Rechtstaat), bukan kekuasaan belaka (Machtsstaat)
memiliki makna bahwa Negara, termasuk Pemerintah beserta Lembaga-lembaga Negara
lainnya dalam melakukan tindakan apapun harus dilandasi maupun dapat dipertanggung
jawabkan secara hukum. Tekanan pada hukum (recht), harus berhadapan dengan kekuasaan
(macht), sehingga akan tampak rumusannya dalam pasal-pasal. Tetapi juga harus sejalan
dengan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 lalu diwujudkan
oleh cita-cita hukum (rechsidee) yang merupakan hukum dasar tidak tertulis.
Pengertian Negara hukum baik dalam arti formal yang melindungi seluruh bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia. Juga dalam arti material, yaitu Negara harus
bertanggung jawab terhadap kesejahteraan dan kecerdasan seluruh bangsanya. Dengan
landasan material tersebut, hendaknya setiap tindakan Negara haruslah mempertimbangkan
dua kepentingan atau landasan. Dua landasan tersebut adalah kegunaanya (doelmatigheid)
dan landasan hukumnya (rechtnaigheid).
1. Sistem Konstitusional
Berdasarkan sifat ini pemerintah atas system konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolut
(kekuasaan tidak terbatas). Sehingga pengendalian pemerintahan dibatasi oleh ketentuanketentuan konstitusi, juga oleh ketentuan-ketentuan hukum lain yang merupakan produk
konstitusional, Ketetapan MPR, Undang-Undang, dan sebagainya.
Dengan landasan keduanyanya, maka dapat diciptakan system mekanisme hubungan dan
hokum antar lembaga Negara, yang dapat menjamin terlaksananya sistem itu sendiri dan juga
dapat memperlancar pelaksanaan pencapaian cita-cita nasional.
1. Kekuasaan Negara yang Tertinggi di Tangan Rakyat
Sistem kekuasaan sebelum mengalami amandemen dinyatakan dalam penjelasan UndangUndang Dasar 1945 sebagai berikut: Kedaulatan rakyat dipegang oleh suatu badan, bernama
MPR, sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia (Vertretungorgatan des willens des
Statsvolkes). Majelis ini bertugas menetapkan Undang-Undang Dasar dan menetapkan GarisGaris Besar Haluan Negara, mengangkat Kepala Negara (Presiden) dan Wakil Kepala Negara
(Wakil Presiden), juga pemegang kekuasaan tertinggi. Sedangkan Presiden harus
menjalankan haluan Negara menurut garis-garis besar yang ditetapkan majelis, dengan begitu
Presiden tunduk dan bertanggung jawab kepada majelis dan wajib menjalankan keputusankeputusan majelis.
Namun menurut UUD 1945 hasil amandemen 2002 kekuasaan tertinggi ditangan rakyat, dan
dilaksanakan menurut UUD (pasal 1 ayat 2). MPR menurut UUD 1945 hasil amandemen
2002, hanya memiliki kekuasaan melakukan perubahan UUD, melantik Presiden dan Wakil
Presiden, serta memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden sesuai masa jabatan atau jika
melanggar suatu konstitusi.
d. Presiden ialah Penyelenggara Pemerintahan Negara yang Tertinggi Di samping MPR dan
DPR.
Kekuasaan Presiden menurut UUD 1945 sebelum dilakukan amandemen , sebagai
berikut :
Di bawah Majelis Permusyawaratan Rakyat, Presiden ialah penyelenggara pemerintahan
Negara yang tertinggi. Dalam menjalankan pemerintahan Negara, kekuasaan dan tanggung
jawab ada ditangan Presiden (Concentration of power responsibility upon the president) .
Berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen 2002, presiden merupakan penyelenggara
pemerintahan tertingggi di samping MPR dan DPR, karena Presiden dipilih langsung oleh
rakyat (UUD 1945 Pasal 6A ayat (1)).
1. Presiden Tidak Bertanggungjawab Kepada DPR
Menurut UUD 1945 sebelum amandemen menjelaskan :
Di samping presiden adalah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Presiden harus mendapat
persetujuan DPR untuk membentuk Undang-Undang (Gezetzgebung) pasal 5 ayat (1) dan
untuk menetapkan anggaran pendapatan anggaran pendapatan dan belanja Negara
(Staatsbergrooting) sesuai dengan pasal 23.
1. Menteri Negara ialah Pembantu Presiden, Menteri Negara tidak Bertanggungjawab
Kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Sistem ini dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002 maupun dalam penjelasan UUD 1945,
sebagai berikut :
BAB III
PENUTUP
Negara adalah suatu wilayah yang ditempati sekelompok manusia yang dipimpin oleh suatu
pemerintahan yang berdaulat.
Konstitusi adalah sebuah aturan-aturan dasar dan ketentuan-ketentuan hukum yang di bentuk
untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga pemerintah termasuk dasar hubungan kerja sama
antara Negara dan masyarakat dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.