Anda di halaman 1dari 10

Bab I

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Penyakit diare hingga saat ini masih menjadi masalah di Indonesia.
Padahal berbagai upaya penanganan, baik secara medik maupun upaya
perubahan tingkah laku dengan melakukan pendidikan kesehatan terus
dilakukan. Namun upaya-upaya tersebut belum memberikan hasil yang
menggembirakan. Setiap tahun penyakit ini masih menduduki peringkat atas,
khususnya di daerah-daerah miskin.
Diare adalah kehilangan cairan dan ekolit secara berlebihan yang
terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan tinja yang encer atau
cair.
Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan
dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk
encer atau cair ,Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang
tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer
dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari
terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.
Walaupun penyakit diare tidak semua menular misalnya tetapi perlu
perawatan yang intensif untuk mencegah infeksi serta tempat pakaian kotor
tersendiri. Masalah pasien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadi
gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko terjadi komplikasi,
gangguan rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan mengenai penyakit.
Penyakit diare dapat menyerang siapa saja mulai dari anak, dewasa
maupun orang tua (lansia) dan penyakit diare ini biasanyakebanyakan
disebabakan oleh infeksi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari diare ?
2. Apa etiologi dari diare ?
3. Apa saja meniftasi klinis dari diare ?
4. Bagaimana pathway dari diare ?
5. Bagaimana pathofisiologi dari diare ?
6. Apa komplikasi dari diare ?
7. Apa saja pemeriksaan diagnostik dari diare ?
8. Penatalaksaaan medis, keperawatan ?
9. Apa saja diagnosa keperawatan dari diare ?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat memahami dan
mengetahui penyakit diare.

Bab II
Pembahasan
A. Pengertian Diare
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang
terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan bentuk tinja yang
encer atau cair.
Diare adalah penyait yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme
termasuk virus dan parasite lainya seperti jamur, cacing dan protozoa. Salah
satu bakteri penyebab diare adalah bakteri Escheria Coli Enteropatogenik
(EPEC).
Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak atau berlangsung
singkat dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.
B. Etiologi
1. Faktor Infeksi
a. Infeksi enternal, yaitu infeksi pada saluran pencernaan yang meliputi
Infeksi Virus

: Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus dll

Infeksi Bakteri

: vibro, E.Coli, salmonella shigella dll

Infeksi Parasit

: cacing (Ascaris, Triciuris, oxyuris),

Protozoa, Jamur
b. Infeksi parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar pencernaan
Misalnya : Otilis media akut, Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia dsb.

2. Bukan Fakror Infeksi :

Alergi makanan; susu, protein

Gangguan metabolik atau malabsorbsi; penyakit celiac, cystic fibrosis


pada pankreas

Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan

Obat-obatan; antibiotik,

Penyakit usus; colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis

Emosional atau stress

Obstruksi usus

Penyakit infeksi; otitis media, infeksi saluran nafas atas, infeksi saluran
kemih
C. Menifestasi klinis
1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
2. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur
empedu.
3. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi
lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
4.

Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit
menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan
disertai penurunan berat badan.

5. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah


turun, denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun
(apatis, samnolen, sopora
6. Mula-mula

anak/bayi

cengeng

meningkat, nafsu makan berkurang.


D. Pathway
E. Pathofisiologi

gelisah, suhu tubuh mungkin

F. Komplikasi
1. Dehidrasi (ringan , sedang, berat, hipotonik, isotonic atau hipertonik),
2. Renjatan hipovolemik
3. Hypokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikari,
perubahan elektro kardiagram)
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi laktosa skunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktasekarena
kerusakan vili mukosa, usus halus
6. Kejag terutama pada dehidrasi hipertonik
Derajat Dehidrasi
1. Dehidrasi berat
Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut ini

Latergi atau tidak sabar

Mata cekung

Tidak bisa minim atau malas minum

Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat

2. Dehidrasi dingin

Gelisah, mudah marah

Mata cekung

Haus, banyak minum

Cubitan kerut kembalinya sangat lambat

Tanpa Dehidrasi
Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat
atau ringan/ sedang

G. Pemeriksaan Diagnostik
1. pemeriksaan tinja
a.) Makroskopis dan mikrokopis
b.) PH dan Kadar Gula dalam tinja
c.) Bila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah
3. Pemeriksaan kadar ureum dan keratin untuk mengetahui faal ginjal
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalium dan Posfat.
5. Pemeriksaan urine lengkap.
6. Pemeriksaan tinja, PH, leukosit, glukosa dan adanya darah
7. Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi
sistemik
8. Riwayat alergi pada obat-obatan dan makanan

H. Penatalaksaan Medis
a.

Dehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan


4 hal penting yang perlu diperhatikan
1)

Jenis cairan

Oral : pedialyte atau oralit

Parental : NaCl, isotonic, infus

2) Jumlah cairan
Jumalh cairan yang diberikan sesuai dengan cairan yang dikeluarkan
3) Jalan masuk atau cara pemberiaan
Oral atau parental
4) Jadwal pemberian cairan
Diberikan 2 jam pertama, selanjutnya dilakukan penilaian kembali
status hidrasi untuk menghitung kebutuhan cairan
b.

Identifikasi penyebab diare

c.

Terapi simtematik
Obat anti diare, obat anti motilitas dan sekresi usus, antiemetik

d.

Terapi definitive
Sebagai langkah pencegahan seperti hygiene peroranan, sanitasi
lingkungan

I. Diagnosa Keperawatan

Kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar


dan cencer

Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan seringnya buang air


besar

Risiko infeksi pada orang berhubungan dengan terinfeksi kuman diare


atau kurangnya pengetahuan tentang pencegahan penyebaran penyakit

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


menurunnya intake (pemasukan) dan menurunnya absorbsi makanan dan
cairan

Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan perawatan anak

Cemas dan takut pada anak/orang tua berhubungan dengan hospitalisasi


dan kondisi sakit

Implementasi
1.

Meningkatkan hidrasi dan keseimbangan elektrolit

Kaji status hidrasi,; ubun-ubun, mata, turgor kulit dan membran mukosa

Kaji pengeluaran urine; gravitasi urine atau berat jenis urine (1.005-1.020)
atau sesuai dengan usia pengeluaran urine 1-2 ml/kg per jam

Kaji pemasukan dan pengeluaran cairan

Monitor tanda-tanda vital

Pemeriksaan laboratorium sesuai program; elektrolit, Ht, pH, dan serum


albumin

Pemberian cairan dan elektrolit sesuai protokol (dengan oralit, dan cairan
parenteral bila indikasi)

Pemberian obat anti diare dan antibiotik sesuai program

Anak diistirahatkan

2. Mempertahankan keutuhan kulit

Kaji kerusakan kulit atau iritasi setiap buang air besar

Gunakan kapas lembab dan sabun bayi (atau pH normal) untuk


membersihkan anus setiap baung air besar

Hindari dari pakaian dan pengalas tempat tidur yang lembab

Ganti popok / kain apabila lembab atau basah

Gunakan obat cream bila perlu untuk perawatan perineal

3.

Mengurangi dan mencegah penyebaran infeksi

Ajarkan cara mencuci tangan yang benar pada orang tua dan pengunjung

Segera bersihkan dan angkat bekas baung air besar dan tempatkan pada
tempat yang khusus

Gunakan standar pencegahan universal (seperi; gunakan sarung tangan


dan lain-lain)

Tempatkan pada ruangan yang khusus

4. Meningkatkan kebutuhan nutrisi yang optimum

Timbang berat badan anak setiap hari

Monitor intake dan output (pemasukan dn pengeluaran)

Setelah rehidrasi, berikan minuman oral dengan sering dan makanan yang
sesuai dengan diit dan usia dan atau berat badan anak

Hindari minuman buah-buahan

Lakukan kebersihan mulut setiap habis makan

Bagi bayi, ASI tetap diteruskan

Bila bayi tidak toleran dengan ASI berikan formula yang rendah laktosa

5. Meningkatkan pengetahuan orang tua

Kaji tingkat pemahaman orang tua

Ajarkan tentang prinsip diit dan kontrol diare

Ajarkan pada orang tua tentang pentingnya cuci tangan untuk menghindari
kontaminasi

Jelaskan tentang penyakit, perawatan dan pengobatan

Jelaskan pentingnya kebersihan

6. Menurunkan rasa takut/cemas pada anak dan orang tua

Ajarkan pad orang tua untuk mengekspresikan perasaan rasa takut dan
cemas; dengarkan keluhan orang tua dan bersikap empati, dan sentuhan
terapeutik

Gunakan komunikasi terapuetik; kontak mata, sikap tubuh dan sentuhan

Jelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan pada anak dan orang tua

Libatkan orang tua dalam perawatan anak

Jelaskan kondisi anak, alasan pegobatan dan perawatan

Anda mungkin juga menyukai