Anda di halaman 1dari 17

Pemanasan - Warm Up Pemanasan sangat penting untuk semua jenis olahraga, misalnya latihan di

tempat fitnes sebagai salah satu program penurunan berat badan, sepakbola, basket, renang, joggingdan
olahraga lainnya. Dengan melakukan pemanasan dapat memaksimalkan performa latihan kita. Berikut ini
beberapa manfaat pemanasan yang bisa Anda dapatkan.

Dapat meningkatkan performa rata-rata hingga 20 persen, sehingga dapat memaksimalkan


kemampuan yang Anda miliki saat melakukan olahraga inti seperti sepakbola, basket atau
olahraga lainnya.

Dapat meningkatkan kelenturan otot dan sendi, yang bertujuan untuk mengurasi resiko
cidera dan lebih mengoptimalkan tenaga yang bisa kita keluarkan.

Dapat mengoptimalkan peredaran darah kaya oksigen, sehingga Anda dapat berolahraga
lebih lama.

Dapat meningkatkan sensitivitas saraf, sehingga membuat Anda lebih lincah dan cepat
tanggap dalam setiap gerakan.

Lantas bagaimana cara melakukan pemanasan yang baik dan benar? Seperti yang dikutip dari lmen.com, berikut ini beberapa tips yang bisa Anda coba:

Lama waktu pemanasan yang baik adalah lima sampai sepuluh menit.

Anda dapat melakukan kardio ringan seperti lari-lari kecil hingga tubuh terasa hangat dan
detak jantung meningkat.

Selipkan gerakan dominan di olahraga yang akan Anda lakukan dalam pemanasan. Misalnya,
sebelum bertanding sepak bola, lakukan passing-passing pendek bersama teman.

Istirahatlah lima menit setelah Anda pemanasan, agar cadangan energi di otot terisi kembali.
Karena warming up bertujuan untuk menaikkan suhu tubuh maka hindari beristirahat lebih lama,
karena suhu tubuh Anda akan kembali turun.

Pemanasan yang baik adalah dengan intensitas yang cukup tinggi namun tidak terlalu tinggi karena
dapat membuat Anda terlalu lelah sebelum masuk ke latihan inti. Selamat mencoba!

Pemanasan sangat penting sebelum bertanding sepak bola atau dalam setiap sesi latihan.
Pemanasan digunakan untuk menghindari resiko cidera. Sepak bola adalah permainan yang
secara umum membuat sendi dan otot bekerja lebih ekstra, karena itu sangat penting untuk
menyelesaikan aturan pemanasan hingga selesai. Manfaatnya telah dirasakan oleh pemain yang
disiplin menerapkan aturan ini dan telah dirancang dengan latihan yang bagus oleh pelatih yang
bagus juga membuat para pemain sangat kecil kemungkinan untuk cidera.

Technique - teknik

Sebelum memulai olahraga apapun otot pasti dingin dan rentan akan cidera setiap melakukan
gerakan yang drastis. Banyak gerakan yang bisa menyebabkan cidera jika dilakukan berulangulang; seperti otot ketarik dalam melakukan tackle atau memutar 360 untuk menghindari
pemain lawan.
Tujuan dari pemanasan adalah secara bertahap untuk memanaskan otot, menghindari pergerakan
drastis dari anggota badan. Selain itu, tujuan adalah meregangkan otot-otot untuk persiapan
pergerakan yang akan dilakukan selama perandingan. Peregangan mungkin cukup berbeda antara
pemain penyerang dengan pemain bertahan ataupun dengan kiper.
Sebuah pemanasan dilakukan dengan joging ringan, mungkin sekitar area 15 - 20 meter.
Kemudian pola latihan bisa bervariasi. Pemanasan yang paling umum di sepak bola adalah
berlari kecil kemudian merubah kecepatan dalam jarak yang pendek.

High knees (lutut)


Untuk meregangkan pinggul dan menstabilkan kekuatan otot-otot dan tendon disekitar sendi
pergelangan kaki yang sangat rentan cidera dalan sepak bola. Latihan ini membutuhkan
mengangkat lutut keatas secara bergiliran sebagaimana berlari hingga paha keatas dan sejajar
dengan air.
Calf Walk (betis)
Untuk melenturkan dan memperkuat kaki bagian bawah yang rentan akan cidera. Ketika
mengambil setiap langkah, regangkan pergelangan kaki lebih panjang
Lunge Walk
Latihan ini digunakan untuk melemaskan pinggul dan melibatkan pergerakan kaki dalam pola
langkah yang panjang dan seirama dengan lengan. Bagian tubuh atas harus dipertahankan lurus
dan tegak.
Sideways Running (Lari menyamping)
Tujuan lari menyamping adalah untuk meregangkan pinggul dan paha bagian dalam, yang
dimana bagian otot ini lebih sering tegang dalam sepak bola.
Backward Running (Lari kebelakang)

Berlari pelan kebelakang untuk mempersiapkan dan memperkuat otot paha, otot betis untuk
bekerja keras selama pertandingan.
Seperti pemanasan sambil melangkah dapat diikuti dengan peregangan statis yang memisahkan
otot berbeda seperti hamstring dan betis, yang semuanya membutuhkan pelatihan yang berbeda.
Pemain yang lebih muda mungkin tidak membutuhkan peregangan otot yang terlalu ketat.
Namun, pemain yang lebih tua harus melakukan pemanasan dan peregangan untuk menghindari
cidera.
Setelah bertanding pemain harus melakukan pendinginan untuk membantu otot-otot agar tidak
tegang.

Ada sepasang kekasih bernama Tono dan Denita, mereka berdua tinggal bersama di sebuah rumah yang
terletak di daerah yang agak terpencil di Jakarta. Sehari-harinya mereka hidup bahagia bersama dan
mereka berencana untuk menikah dalam waktu dekat. Denita berusia 20 tahun sementara Tono baru
berusia 18 tahun. Banyak yang menyayangkan keputusan Denita untuk menikah dengan Tono, selain
karena Tono lebih muda dari Denita, Denita sendiri adalah gadis yang sangat cantik.
Wajahnya amat manis, rambut hitam panjangnya yang berkilau dan kulitnya yang putih mulus karena
Denita masih merupakan keturunan Chinese menambah daya tariknya selain tubuhnya yang proporsional.
Tinggi Denita sekitar 165 cm, tubuhnya yang langsing namun padat cukup menonjolkan bagian dada dan
pantatnya yang lumayan besar. Orang-orang merasa bahwa Tono tidak pantas untuk Denita karena selain
penakut, Tono juga tidak begitu mandiri. Walaupun demikian, mereka saling mencintai satu sama lain.
Denita sudah membeli gaun pengantinnya, dan Tono juga sudah mempersiapkan benda-benda yang
mereka perlukan nantinya.
Suatu malam, ada segerombolan penjahat berjumlah 6 orang datang ke rumah Tono dan Denita. Mereka
terdiri dari 5 laki-laki dan seorang perempuan. Mereka berhasil melumpuhkan Tono dan menawan Denita.
Denita sempat melawan, namun salah satu penjahat itu menjambak rambut panjang Denita dan memukul
perutnya sehingga Denita terkapar kesakitan; Denita lalu ditampar dan diikat di ranjang dengan masih
menggunakan gaun tidurnya dan mereka memukuli
Tono didepan Denita. Denita yang sadar bahwa ia tidak mungkin bisa melawan para penjahat itu hanya
bisa pasrah, ia masih shock saat dipukul tadi. Denita memohon pada para penjahat itu untuk tidak
menyakiti Tono, namun ia justru ditertawakan karena melindungi Tono. Para penjahat itu mulai tertarik
melihat wajah Denita yang cukup cantik dan keseksian tubuh Denita yang mengenakan gaun tidurnya itu.
Mereka juga kagum melihat keberanian Denita. Para penjahat itu lalu mulai mencari barang-barang
berharga, namun mereka tidak menemukan apapun. Penjahat perempuan itu menemukan gaun pengantin
Denita dan cincin nikah Tono dan Denita. Ia lalu menemukan sebuah ide, dan ia lalu memberitahukan
idenya itu pada para temannya. Kelima penjahat laki-laki itu setuju pada ide perempuan itu.

Perempuan itu lalu membawa Denita ke kamarnya, dan mengancam akan membunuh Tono apabila Denita
tidak menuruti kemauannya. Perempuan itu lalu menelanjangi Denita dan membawa cewek itu ke kamar
mandi. Denita lalu dimandikan oleh perempuan itu, rambutnya dicuci dan tubuhnya diberi wewangian,
sehingga tubuh Denita memancarkan aroma yang amat wangi. Perempuan itu juga mencukur rambut di
kewanitaan Denita hingga bersih. Denita lalu dipaksa meminum air mentah sebanyak dua gayung penuh
oleh perempuan itu sehingga Denita merasa agak pusing karena perutnya kembung.
Setelah selesai mandi, perempuan itu mendandani Denita secantik mungkin. Ia lalu memakaikan celana
dalam yang baru, stocking, sarung tangan, dan gaun pengantin milik Denita lengkap dengan rok petticoat
agar rok gaunnya tampak mengembang kepada Denita, sehingga Denita benar-benar terlihat seperti
pengantin wanita yang hendak menikah. Perempuan itu memerintahkan Denita agar berkelakuan seperti
yang ia perintahkan. Saat dipengantinkan, perempuan itu menyadari bahwa Denita sedang dalam masa
subur saat melihat bercak di pembalut wanita dan celana dalam yang sebelumnya dipakai Denita.
Sementara itu, para penjahat laki-laki itu menyekap Tono di sofa ruang tamu untuk menunggu Denita.
Mereka mengejek dan memukul Tono di sofa itu. Hingga Tono babak belur tak berdaya.
Tak lama kemudian, pintu kamar Denita terbuka dan keluarlah perempuan itu beserta Denita yang sudah
dipengantinkan. Tono dan para penjahat itu terpesona melihat kecantikan Denita. Denita mengenakan
gaun pengantinnya yang bertipe braless dengan rok petticoat sebagai rok dalam sehingga rok gaunnya
tampak mengembang dan gaun itu berekor panjang, rok gaun Denita dihiasi dengan pita-pita yang terjalin
sehingga rok itu tampak berlapis-lapis. Rambut Denita yang hitam panjang dibiarkan tergerai, dan dihiasi
dengan tudung kepala sutra. Mahkota bunga berwarna putih yang dipakaikan di kepala Denita menambah
kecantikan Denita. Bibir dan kelopak mata Denita berwarna pink. Denita memakai stocking putih, sarung
tangan berwarna putih, dan sepatu hak tinggi berwarna putih. Dengan gaun model braless itu, dada Denita
yang berukuran 34 B terlihat menonjol, dan tubuhnya menampakkan kesan seksi karena gaun itu memang
agak ketat untuk Denita. Gaun itu makin tampak serasi dengan kulit Denita yang putih mulus karena Denita
masih merupakan keturunan Chinese. Para penjahat itu berdiskusi sebentar, lalu mereka mengikat Tono
erat-erat, dan membawa Tono ke kamar. Tono lalu didudukkan dikursi sofa yang mereka pindahkan dari
ruang tamu kedalam kamar itu.
Sementara itu, Denita dipakaikan celemek putih berenda oleh para penjahat itu, dan disuruh memasak
makanan untuk para penjahat itu. Denita lalu memasak makanan untuk para penjahat itu dengan diawasi
oleh perempuan itu. Saat memasak, Denita sering kentut, perempuan itu menyadari bahwa Denita akan
buang air besar. Denita lalu menghidangkan masakannya ke para penjahat itu. Saat menghidangkan
makanan, perempuan itu menepuk pantat Denita dan Denita langsung kentut. Wajah Denita memerah
karena malu. Para penjahat itu memerintahkan Denita untuk menari dan bernyanyi untuk menghibur
mereka saat makan sebagai hukuman karena ia kentut. Denita dipaksa menyanyikan lagu dangdut untuk
mengiringi tariannya. Denita dipaksa bergoyang sehingga lekuk tubuhnya dapat dipertontonkan dihadapan
para lelaki itu. Para penjahat itu amat menyukai makanan yang disajikan Denita karena
Denita memang mahir memasak, terlebih mereka bisa mendengar suara merdu Denita sambil menonton
tarian Denita yang gemulai. Setelah selesai makan, para penjahat itu lalu menyuruh Denita menjilati piring
bekas makanan mereka seperti seekor ******. Perempuan itu berbisik memberi perintah pada Denita.
Denita sempat menolak perintah perempuan itu, namun ia terpaksa menuruti perintah perempuan itu
setelah ia kembali diancam.
Denita kemudian dibawa ke toilet oleh para penjahat itu. Denita lalu menuruti perintah perempuan itu untuk
berkelakuan seperti yang ia perintahkan. Denita menungging, lalu menarik rok gaunnya keatas hingga

celana dalamnya yang berwarna putih berenda terlihat. Para penjahat itu bersiul melihat pantat dan paha
mulus Denita yang masih dibalut stocking putih itu.
Perempuan itu kemudian membagi undian kepada para penjahat itu untuk mengundi tubuh Denita. Tubuh
Denita dibagi menjadi 4 bagian tubuh yang diundi lewat secarik kertas untuk menentukan hak masingmasing para penjahat itu atas tubuh Denita. Penjahat pertama memenangkan memek Denita, sekaligus
keperawanan pengantin itu. penjahat kedua juga mencabut kertas bertuliskan vagina Denita, namun ia
tampak kesal karena keperawanan Denita sudah diantri duluan oleh rekannya, apalagi pandangannya dari
tadi tertuju kepada pantat montok pengantin cantik yang sedang menungging itu, seolah tidak sabaran
ingin memperawani liang dubur Denita yang masih belum terjamah lelaki. Penjahat ketiga tampak cukup
puas saat mendapatkan mulut dan bibir Denita yang mungil itu, dimana ia akan dilayani dengan servis oral
dari bibir pink sang pengantin.
Penjahat keempat yang bertubuh kecil tidak begitu senang saat mendapatkan lubang pantat Denita, ia
merasa tidak senang kalau harus bercinta dengan lubang pantat pengantin itu. Apalagi mengingat Denita
kentut saat mereka makan, ia malah merasa semakin jijik dengan gadis itu. Ia yakin lubang pantat gadis itu
pasti dipenuhi kotoran yang jorok, dan tentu saja, ia tidak mau terkena penyakit karena kuman-kuman
kotoran Denita dalam duburnya. Namun, penjahat kedua menawarkan untuk menukarkan jatah mereka
dengan imbalan Rp. 15.000 dan izin dari perempuan itu untuk menjamah payudara Denita pada rekannya
itu. Walaupun keberatan, penjahat keempat itu menerima tawaran temannya itu. Denita tertegun dan
merasa amat terhina saat menyadari keperawanan duburnya dihargai hanya Rp. 15.000, bahkan jauh lebih
rendah dari biaya sewa pelacur semalam.
Penjahat terakhir yang berbadan paling besar mendapat kehormatan untuk menyetubuhi Denita sepuas
hatinya di bagian manapun yang ia mau karena penjahat itu tampaknya adalah pemimpin gerombolan itu.
Denita terkejut saat salah satu penjahat yang membeli pantatnya di undian itu tiba-tiba mengelus dan
meremas pantatnya yang seksi sambil menggoda bahwa Denita cantik, namun ia nakal karena melawan
mereka dan kentut saat mereka makan. Wajah Denita memerah karena malu dan marah, ingin rasanya ia
menampar penjahat yang kurang ajar itu, namun ia tidak berdaya karena mereka pasti semakin akan
berbuat buruk pada Tono dan dirinya.
Penjahat itu lalu melorotkan celana dalam Denita hingga terlepas, sehingga pantat dan kewanitaan Denita
terlihat jelas. Denita dipaksa melebarkan kakinya dan menungging di kloset, tangan Denita disuruh
memegang kloset itu. Denita mulai dipermalukan oleh penjahat itu, penjahat itu lalu bertanya pada Denita
apakah Denita hendak buang air besar. Denita yang malu menggelengkan kepala, namun penjahat itu
mengatakan bahwa ia tak percaya. Penjahat itu kembali menyingkapkan rok gaun Denita hingga pantat
Denita kembali terlihat jelas, ia lalu mencengkeram kedua bongkahan pantat Denita dan menariknya ke
arah berlawanan sehingga lubang pantat Denita terlihat. Tanpa merasa jijik, dibenamkannya hidungnya ke
lubang pantat itu dan diendusinya lubang kotoran Denita. Denita merasa geli saat hembusan nafas lelaki
itu menyapu lubang terlarangnya itu, apalagi kumis lebat lelaki itu menggelitik pantatnya.
Setelah puas mengendusi pantat Denita, penjahat itu mengejek Denita dengan mengatakan bahwa ia
mencium bau kotoran cewek itu. Penjahat itu lalu mengambil dua tangkai cotton buds. Salah satu cotton
buds itu dilesakkannya kedalam lubang pantat Denita, sehingga Denita mengejang terkejut sesaat.
Penjahat itu lalu mengorek pantat Denita dengan cotton buds itu selama beberapa detik dan tiba-tiba
menarik cotton buds itu keluar dari pantat Denita sehingga Denita meringis. Kapas cotton buds yang

tadinya berwarna putih itu kini berwarna kuning kecoklatan karena kotoran Denita. Denita malu sekali saat
dipaksa melihat cotton buds yang sudah dilapisi oleh kotorannya itu. Penjahat itu juga sempat memukuli
pantat Denita sebagai hukuman karena Denita kentut sehingga kedua belahan pantat Denita yang tadinya
putih mulus kini berwarna pink kemerahan karena dipukul.
Denita lalu dipaksa duduk di kloset, sementara perempuan itu menarik rok Denita keatas, dan menarik
kedua tungkai kaki Denita ke arah yang berlawanan sehingga kewanitaan Denita terlihat jelas karena
Denita berada dalam posisi mengangkang. Perempuan itu lalu menyuruh Denita untuk buang air besar
dihadapan mereka. Denita terkejut mendengar perintah perempuan itu, terutama saat perempuan itu
mengatakan bahwa penjahat laki-laki yang memenangkan pantat Denita di undian akan mencuci pantat
Denita setelah Denita buang air besar. Denita lalu berpura-pura sedang dalam keadaan tidak ingin buang
air besar, namun para penjahat laki-laki itu mengancam Denita apabila Denita tidak buang air besar, maka
Tono akan mereka bunuh. Denita terpaksa menuruti perintah para penjahat itu untuk buang air besar,
namun Denita memohon pada para penjahat itu agar mereka tidak menyakiti Tono.
Wajah Denita memerah karena malu saat para penjahat itu menyaksikan dirinya buang air besar. Denita
merintih sejenak, lalu kentut dengan keras. Beberapa saat kemudian, kotoran Denita berjatuhan dari
pantatnya. Para penjahat itu menutup hidung mereka karena bau kotoran Denita, namun mereka
terangsang melihat Denita yang cantik sedang buang air besar dengan mengenakan gaun pengantinnya.
Denita sendiri merasa amat malu, baru kali ini seumur hidupnya ia buang air besar sambil ditonton pria,
apalagi mata mereka tampak lebih tertuju melihat ke selangkangannya. Denita juga melihat bagian
kejantanan para penjahat itu tampak menegang saat melihatnya buang air besar. Tidak jauh berbeda
dengan para penjahat laki-laki itu, perempuan itu terus melihat dan mengamati vagina Denita, ia tersenyum
saat melihat Denita tidak banyak kencing saat buang air besar.
Setelah selesai buang air besar; sesuai perintah perempuan itu, Denita lalu meminta penjahat laki-laki
yang memenangkan pantatnya untuk mencuci pantatnya. Penjahat laki-laki itu lalu membersihkan pantat
Denita, Denita merasa malu saat jari penjahat itu menyentuh dan mencuci lubang pantatnya dengan air.
Namun Denita merasa nyaman karena penjahat itu membersihkan pantatnya dengan lembut, terutama
saat menyentuh lubang pantat Denita. Setelah pantatnya selesai dibersihkan, Denita dipaksa berterima
kasih kepada penjahat itu.
Denita lalu diberi pilihan oleh para penjahat itu untuk menikah massal dan bercinta dengan mereka, atau
menyaksikan Tono dibunuh. Dengan berat hati, Denita memilih untuk mengorbankan dirinya. Denita tidak
diperbolehkan memakai celana dalam oleh kelima penjahat itu, supaya ia siap bercinta dengan mereka.
Denita dan para penjahat itu lalu kembali ke kamar. Sesampainya di kamar, Perempuan itu lalu berdiri di
belakang sebuah meja yang dijadikan seperti altar oleh para penjahat itu. Denita lalu bergandengan
dengan salah satu penjahat itu, dan mereka berjalan menuju altar itu. Setibanya di altar, mereka
melecehkan Denita yang mengenakan gaun pengantin dengan berpura-pura mengadakan upacara
pernikahan. Denita dan penjahat itu lalu berlutut didepan altar buatan itu. Denita mengucapkan sumpah
setianya kepada penjahat itu dan mengakui kekuasaan penjahat itu atas dirinya, namun penjahat itu
melecehkan Denita dengan menolak mengakui Denita sebagai istrinya, dan mengakuinya sebagai
penghibur. Penjahat itu mengaitkan tali merah di ibu jari Denita sebagai cincin kawin. Denita tidak dapat
berbuat banyak agar Tono selamat. Tono yang tidak tahu bahwa Denita dipaksa menikah oleh perempuan
itu berteriak keras, namun mulutnya disumpal dengan pembalut wanita bekas Denita oleh para penjahat

itu. Perempuan itu lalu mengawasi Tono. Denita menjual dirinya sebagai penghibur kepada para penjahat
itu satu-persatu di pernikahan itu. Denita mengakui 5 orang lelaki sebagai suaminya malam itu, namun ia
tidak pernah dianggap sebagai istri oleh mereka. Semua jari di tangan kanan Denita dipasangi tali merah
itu. Denita menikah saat usianya baru 20 tahun.
Setelah pernikahan itu, Denita lalu melaksanakan kewajibannya sebagai seorang istri dari para penjahat
itu. Denita berlutut di ranjang, kedua pahanya dibuka lebar-lebar. Denita lalu menunggingkan pantatnya,
siap untuk bercinta. Denita menitikkan air mata menghadapi perlakuan para suaminya. Wanita itu
membawa sebuah kamera yang ia dapatkan dari lemari Denita dan siap mengabadikan malam itu.
Sambil disaksikan oleh Tono yang terikat didepan ranjang, dagu lancip Denita ditegadahkan ke wajah salah
satu penjahat itu dan bibir mungil Denita dicium oleh penjahat yang mendapat undian untuk memperoleh
mulutnya, Denita merasa sedikit aneh karena ia berciuman untuk pertama kalinya. Penjahat pertama itu
memaksa memasukkan lidahnya ke mulut Denita, Denita hanya bisa pasrah menahan rasa geli saat lidah
penjahat itu menggerayangi mulutnya. Penjahat itu memeluk tubuh Denita dengan erat, tangannya
dilingkarkan ke pinggul Denita sambil sesekali meremas pantat Denita. Penjahat itu tampaknya berusaha
menyedot ludah Denita sambil menjilati gigi dan lidah Denita untuk merangsang Denita.
Adegan berciuman itu membuat para penjahat yang lain terangsang, penjahat yang melepas celana dalam
yhhhy Denita terangsang. Penjahat berikutnya lalu berbaring dibawah selangkangan Denita dan segera
menjilati kewanitaan Denita. Denita terkejut saat merasa kewanitaannya dijilati, namun ia tidak bisa
melawan karena tangannya dipiting oleh penjahat yang sedang berciuman dengannya. Denita hanya bisa
meronta saat ia merasakan sensasi yang aneh di kewanitaannya, sensasi yang baru pertama kali ia
rasakan sebagai seorang wanita. Denita berusaha mengatupkan pahanya, namun penjahat itu menarik
kedua tungkai pahanya kearah yang berlawanan, dan menekan paha Denita. Denita tidak mampu
melawan tenaga penjahat itu, apalagi penjahat itu cukup kekar perkasa. Lama kelamaan Denita semakin
terangsang sehingga kewanitaannya semakin banyak mengeluarkan cairan cintanya, membuat penjahat
yang menjilati kewanitaannya kini mulai menghisap cairan cintanya. Penjahat itu sesekali menjilat klitoris
Denita, sehingga Denita semakin menggelinjang kegelian. Denita juga tidak lagi berusaha mengatupkan
pahanya, karena tenaganya mulai habis karena sensasi yang ia terima di mulut dan kewanitaannya. Usaha
kedua penjahat itu akhirnya berhasil; setelah beberapa lama berciuman dan dijilati, Denita mulai
terangsang karena keahlian berciuman dan jilatan para penjahat itu. Denita lalu menjulurkan lidahnya dan
mulai memainkan lidahnya dengan lidah penjahat itu, Denita juga menerima ludah yang dituangkan
penjahat itu ke dalam mulutnya dan menelan ludah itu. Denita dan penjahat itu lalu mulai saling mengulum
bibir mereka.
Denita merasa malu sekali saat para penjahat yang sedang menunggu giliran menjelaskan kepada Tono
bahwa Denita sedang terangsang dan menunjukkan kewanitaan Denita yang semakin banyak
mengeluarkan cairan sebagai bukti. Walaupun Tono berusaha tidak mendengar, Denita tetap merasa malu
sekali, Ia seharusnya mengenakan gaun pengantinnya saat menikah dengan Tono, namun kini ia malah
terangsang dan bercinta dengan pria lain dihadapan Tono sambil mengenakan gaun pengantinnya. Tono
sendiri mulai terangsang, kemaluannya juga terlihat menegang karena baru pertama kalinya ia melihat
kewanitaan Denita setelah sekian lama mereka berpacaran dan tinggal bersama.
Setelah merasa cukup memberikan Denita pemanasan, penjahat yang menghisap cairan kewanitaan
Denita berhenti. Ia lalu memberi isyarat pada temannya yang sedang berciuman dengan Denita. Penjahat

itu menganggukkan kepalanya dan berhenti mencium bibir Denita. Denita lalu dipaksa belutut dengan paha
yang terbuka lebar di hadapan Tono, penjahat yang menghisap cairan kewanitaan Denita lalu melepas
celana dan celana dalamnya. Tono dan Denita bisa melihat kemaluan pria itu yang sudah menegang, dan
tonjolan uratnya terlihat jelas, apalagi ukurannya cukup besar, sekitar 17 cm. Penjahat itu lalu berbaring
dibawah tubuh Denita, ia mengatur posisi kemaluannya yang sudah menegang agar tepat dibawah
kewanitaan Denita sehingga posisi mereka kini menjadi woman on top. Dua dari tiga penjahat yang belum
mendapat kesempatan untuk bercinta dengan Denita lalu memegang rok gaun Denita di arah yang
berlawanan, dan menarik petticoat dan rok gaun Denita keatas sehingga kewanitaan Denita dan kemaluan
penjahat itu terlihat jelas oleh Tono.
Perempuan itu lalu menyuruh Denita menurunkan pinggulnya. Denita yang menyadari apa yang akan
terjadi berusaha menolak, namun perempuan itu mengeluarkan pisau dari sakunya dan mengacungkan
pisau itu ke leher Tono. Denita tidak dapat menolak lagi. Perempuan itu menyuruh Tono melihat adegan
terenggutnya keperawanan Denita. Denita mulai menurunkan pinggulnya dengan pelan, ia bisa merasakan
kemaluan penjahat itu di mulut kewanitaannya. Sambil menutup mata, Denita terus melanjutkan
menurunkan pinggulnya pelan-pelan. Karena tidak sabar, salah satu penjahat itu memegang pinggul
Denita dan menurunkannya dengan cepat, seketika itu juga kemaluan penjahat itu menghunjam vagina
Denita. Denita menjerit kesakitan karena keperawanannya direnggut, apalagi ukuran penis itu begitu besar,
sehingga hanya masuk sebagian di kewanitaannya walaupun kewanitaannya sudah basah oleh cairan
cintanya dan ludah penjahat yang tadi menjilati memeknya itu. Penjahat itu mendesah puas, ia bisa
merasakan hangatnya liang kewanitaan Denita dan juga vagina Denita yang masih sempit karena baru
pertama kalinya dimasuki kejantanan lelaki. Penjahat itu mulai memegang pinggang Denita dan
menggoyangkan pinggul Denita, layaknya goyangan gerakan dangdut, agar penisnya masuk sepenuhnya
di vagina Denita. Denita hanya merintih pelan saat ia digoyang diatas penis penjahat itu. Perlahan-lahan
penis penjahat itu mulai tertelan masuk kedalam vagina Denita Beberapa saat kemudian, penjahat itu
mengubah goyangan Denita menjadi pompaan. Denita dientot naik-turun sehingga penis itu menghunjam
vaginanya berulang kali. Jeritan Denita semakin keras, tapi mulut Denita langsung disumpal dengan
kemaluan penjahat yang berciuman dengannya. Denita lalu dipaksa untuk mengoral kemaluan penjahat
itu.
Denita hanya bisa pasrah mengulum dan memainkan kemaluan penjahat itu di dalam mulutnya sambil
menangis menahan rasa perih di kewanitaannya, namun suara tangisan Denita terhalangi oleh kemaluan
penjahat yang menyumpali mulutnya. Denita merasa amat jijik dan hampir muntah saat mengulum
kemaluan penjahat itu yang bau, namun penjahat itu malah menekan kepala Denita ke kemaluannya
sehingga pangkal penis itu masuk hingga ke tenggorokan Denita, dan membuat Denita sulit bernafas.
Penjahat itu puas saat merasakan kehangatan mulut dan kelembutan bibir Denita. Denita lalu
diperintahkan untuk menjilat dan mengemut kemaluan itu. Setelah sekitar 15 menit diperkosa, Denita mulai
tidak bisa mengontrol tubuhnya lagi, rintihannya berganti menjadi lenguhan dan ia kini menggerakkan
tubuhnya sesuai nalurinya, para penjahat itu tertawa melihat Denita yang terbawa nafsunya.
Beberapa menit kemudian, penjahat yang dioral oleh Denita menekan kepala Denita dengan keras di
penisnya lalu memuncratkan spermanya tepat ke tenggorokan Denita. Denita terkejut saat merasa
mulutnya dipenuhi cairan kental yang amis. Penjahat itu terus menekan kepala Denita sehingga Denita
terpaksa menelan bibit-bibit bayi yang baru saja dituangkan ke mulutnya itu. Suara lenguhan Denita
terdengar semakin keras saat penjahat itu melepas penisnya dari mulut Denita, penjahat itu tertawa puas
melihat benang lendir sperma di mulut Denita yang terlihat jelas diantara gigi Denita yang putih saat Denita

membuka mulutnya ketika ia melenguh.


Penjahat yang sedang memompa Denita melihat bahwa temannya sudah memberi Denita sperma. Ia juga
tak mau kalah dari temannya itu sehingga ia mempercepat pompaannya. Akibatnya, Denita semakin
melenguh keras merasakan kenikmatan di kewanitaannya, yang kini sudah bisa dimasuki penuh oleh penis
penjahat itu. Namun penjahat itu tidak membiarkan Denita mencapai orgasme, ia mengontrol gerakan
memompanya, sesekali gerakannya begitu cepat, namun saat merasa Denita hendak orgasme, ia
memperlambat pompaannya sehingga Denita semakin kerepotan. Penjahat itu juga sering menggoda Tono
dengan cara memeluk Denita dari belakang dan menjilati wajah Denita yang cantik atau sesekali
menghentikan gerakannya, sehingga Denita secara otomatis menggoyang-goyangkan pantatnya agar
penis itu tetap menyodoknya. Para penjahat itu menertawakan tingkah Denita itu sambil menyebutnya
pelacur. Penjahat itu juga sesekali menghentikan pompaannya dan memaksa Denita melihat penisnya
yang sedang menyatu dengan kewanitaan Denita. Beberapa saat kemudian, penjahat itu mendesah keras
dan Denita menjerit saat kewanitaannya dimasuki para calon bayi mereka, hasil buah percintaan Denita
dengan penjahat itu. Penjahat itu lalu mencabut penisnya dari kewanitaan Denita setelah ia merasa
spermanya telah tertuang hingga habis.
Dengan kejamnya, perempuan itu menyuruh para penjahat itu segera mengangkat kedua tungkai kaki
Denita setinggi mungkin dan tegak lurus sehingga Denita kini bertumpu pada bahunya. Kewanitaan Denita
sengaja dipamerkan di depan Tono agar Tono melihat jelas proses awal kehamilan Denita. Tono dapat
melihat jelas paha Denita yang indah yang dibalut dengan stocking putih itu dan pusar Denita. Rok gaun
Denita menutupi wajah Denita, dalam keadaan seperti itulah Denita dibiarkan selama beberapa menit agar
sperma hasil percintaannya membuahi rahimnya sehingga ia kelak dapat hamil.
Penjahat yang baru saja menuangkan spermanya di vagina Denita itu mengocok-kocok liang vagina Denita
agar spermanya benar-benar tertelan habis kedalam tubuh pengantin wanita itu untuk memastikan bahwa
spermanya dapat menjadikan Denita sebagai seorang ibu bagi anak-anak mereka kelak.
Denita menangis keras dan meronta-ronta saat merasakan sperma penjahat itu semakin cepat memasuki
rahimnya dalam jumlah yang banyak. Namun, Penjahat yang dioral Denita segera melumat bibir Denita
sehingga Denita tidak bisa mengeluarkan suara lain selain rintihan pelan.
Di dalam hatinya, Denita tidak mau menjadi ibu dari anak yang akan ia kandung hasil dari pemerkosaan
itu, apalagi dari pria yang sama sekali tidak ia cintai, namun disisi lain sebagai seorang wanita, Denita
merasa aneh dan takut bercampur bahagia karena ia akan menjadi seorang wanita sepenuhnya saat
melahirkan bayi yang ia kandung kelak dan menjadi ibu dari anak itu. Tono terpukul saat melihat
kewanitaan gadis yang ia cintai kini telah dipenuhi calon bayi dari pria lain, pertanda bahwa Denita bisa
saja hamil dari percintaannya dengan penjahat itu.
Perempuan itu lalu membisikkan sesuatu pada Denita untuk membujuk dan meyakinkan Denita agar
Denita dapat menerima kehamilannya itu sebagai kodrat, dan mengatakan bahwa kehamilan adalah
impian tiap wanita, dan Denita baru saja mulai menapaki jalan menjadi seorang wanita sejati. Perempuan
itu juga mulai membisikkan keindahan menjadi seorang ibu pada Denita sekaligus kembali mengancam
akan membunuh Tono apabila Denita bertingkah macam-macam, sehingga Denita mulai berhenti
menangis dan mulai dapat menerima calon bayi yang akan ia kandung. Denita juga tidak lagi meronta, ia
tampaknya pasrah menerima nasibnya itu. Lagipula, ia tidak mau Tono kembali dilukai oleh para penjahat
itu.

Beberapa menit kemudian, setelah perempuan itu merasa sperma penjahat itu telah sepenuhnya masuk
dan mengering di kewanitaan Denita, Denita mulai disiapkan untuk kembali bercinta dengan 3 penjahat
yang masih menunggunya. Denita tidak lagi berontak, ia hanya menuruti perintah para penjahat itu tanpa
menolak lagi.
Ketiga penjahat yang berikutnya sudah melepas celana mereka dan penis mereka yang cukup besar
terlihat sudah menegang cukup lama sejak adegan percintaan Denita sebelumnya.
Penjahat yang mendapat giliran ketiga lalu duduk di kursi, laki-laki itu bertubuh jauh lebih besar dan gagah
dari penjahat yang baru merenggut keperawanan Denita, tingginya sekitar 190 cm dan kulitnya yang hitam
gelap makin menonjolkan kesan sangarnya; kontras dengan Denita yang tingginya hanya sekitar 160 cm
dan berkulit putih. Denita gemetar melihat laki-laki itu, yang rupanya adalah penjahat yang tadi
memukulnya. Laki-laki itu rupanya adalah pemimpin para penjahat itu, ia memiliki penis dengan ukuran
terbesar, sekitar 20 cm. Tonjolan urat penisnya terlihat jelas. Penis berwarna hitam itu terlihat berdiri tegak
dengan gagah perkasa, siap membawa Denita ke kenikmatan surgawi. Tono dan para penjahat bahkan
lainnya sempat minder melihat kegagahan lelaki itu.
Perempuan itu membisikkan sesuatu ke Denita, dan Denita mengangguk tanda mengerti. Denita lalu
berlutut di depan lelaki itu dan memasukkan penis itu ke mulutnya, Denita mulai memainkan penis besar itu
didalam mulutnya Bibirnya yang mungil memijat kemaluan itu, liur Denita membasahi penis itu, dan penis
itu terkadang digesekkan di giginya yang putih. Penjahat itu memegang kedua buah dada Denita dan
sesekali meremasnya. Ia merasa gemas melihat gadis muda secantik Denita dalam balutan busana
pengantinnya sedang memberinya servis. Tak lama kemudian, penjahat itu melorotkan bagian dada gaun
Denita, sehingga kedua buah dada Denita melompat keluar karena Denita tidak memakai bra. Penjahat itu
lalu mengeluarkan penisnya dari mulut Denita, perempuan itu kembali memberi Denita perintah baru.
Denita lalu menjepit penis itu diantara kedua buah dadanya, dan mengocok penis itu dengan kedua buah
dadanya itu sambil menjilati ujung penis itu. Mereka yang menonton adegan itu menelan ludah; Denita
seperti sedang makan hot dog. Buah dada Denita yang putih dan montok bagaikan roti menjepit sempurna
kemaluan penjahat itu yang hitam gelap seperti sosis. Tak lama kemudian, Denita kembali disembur
sperma hangat dari sosis yang ia makan, sehingga wajah dan buah dadanya berlepotan dengan sperma
kental. Penjahat itu beristirahat sebentar, sementara para penjahat yang lain menyendoki sperma yang
berlepotan di wajah dan tubuh Denita, lalu memaksa menyuapi Denita dengan sperma itu sehingga
sperma yang tadinya berceceran di wajah dan dada Denita kini pindah kedalam perut Denita. Para
penjahat itu juga memaksa membersihkan kewanitaan Denita dari bercak darah keperawanannya dan
bekas sperma yang mengering.
Setelah cukup beristirahat, penjahat lalu menyuruh Denita untuk kembali melayaninya. Denita lalu
menaikkan rok gaunnya dengan bantuan kedua penjahat lainnya dan mendudukkan dirinya dengan arah
menghadap penjahat itu, tepat diatas kemaluan penjahat itu sehingga sekali lagi kewanitaannya dimasuki
penis. Denita lalu memeluk leher penjahat itu, ia juga melingkarkan kakinya ke pinggang penjahat itu dan
menyilangkan kedua mata kakinya sehingga kini ia mengunci pinggang penjahat itu. Setelah merasa sudah
siap, Denita mulai menggerakkan pinggulnya agar penis penjahat itu semakin memasuki kewanitaannya,
karena kewanitaannya masih sempit dan penis itu begitu besar. Penjahat itu memegangi pinggul Denita
dan membantu Denita memasukkan penisnya kedalam liang kewanitaan Denita sambil menjilati dan
mengisap puting susu Denita yang sudah mengeras. Denita hanya mendesah ringan saat menyusui
penjahat itu. Setelah ia merasa penisnya telah masuk sepenuhnya kedalam memek Denita, penjahat itu

memegang pinggul Denita dengan kencang dan mulai memompa Denita naik turun sambil meremas dada
Denita dan menggigiti puting susu Denita. Denita jelas kewalahan menghadapi sensasi di kewanitaan dan
puting susunya sekaligus, Denita pun mendesah keras penuh kenikmatan.
Penjahat itu lalu memanggil salah satu rekannya yang masih belum bercinta dengan Denita. Penjahat
keempat itu datang menghampiri Denita dengan membawa sebuah pompa ban. Denita mengenal penjahat
itu sebagai penjahat yang mengendusi pantatnya di toilet sebelumnya. Penjahat lalu berlutut di depan kursi
itu, tepat didepan pantat Denita. Kemudian Ia menelusup ke dalam rok gaun Denita dan menarik kedua
bongkahan pantat pengantin wanita itu ke arah berlawanan sehingga terlihatlah lubang pantat yang tadinya
ia cuci. Rupanya penjahat ini adalah penggemar pantat wanita, ia mulai meludahi pantat seksi itu dan
memasukkan jari tengahnya kedalam anus Denita. Denita menjerit saat lubang pantatnya dimasuki benda
yang tak dikenal itu, namun mulutnya disumpal dengan celana dalam putihnya yang ia pakai saat dijadikan
pengantin. Pantat Denita yang seharusnya dipakai untuk mengeluarkan kotorannya sekarang dipakai untuk
pemuas nafsu lelaki itu. Perlahan lahan jari penjahat itu terbenam dalam lubang pantat Denita, penjahat itu
dapat merasakan kehangatan dan kelembutan dalam lubang pantat Denita karena daging lubang pantat itu
melingkari jari penjahat itu dengan pas seperti sebuah cincin. Penjahat itu lalu mengocok jarinya didalam
anus Denita untuk membuka lubang pantat itu lebih lebar, sehingga Denita semakin tak berdaya, serasa
ada tornado yang berputar dalam pantatnya, apalagi tubuhnya masih terhempas-hempas karena dientot
oleh pemimpin para penjahat itu. Habis sudah Denita diperkosa dari depan dan belakang, Denita hanya
bisa menggeleng-gelengkan kepalanya dengan keras karena ia tidak dapat menjerit karena mulutnya
disumbat, namun ia merasakan sensasi yang luar biasa karena ia sedang bercinta dengan 2 lelaki
sekaligus dengan menggunakan kedua lubang tubuhnya. Denita lalu mulai menikmati kocokan di anusnya
itu, ia berharap kocokan itu tidak pernah berhenti.
Setelah cukup mengocok anus Denita sekitar 10 menit, penjahat itu mencabut jarinya dari pantat Denita
sehingga lubang pantat Denita kini terbuka lebar sebesar lubang jari kelingking dan tidak bisa terkatup lagi,
dari lubang pantat itu tercium bau tidak sedap. Denita terhenyak, ia sebenarnya masih ingin penjahat itu
mengorek duburnya hingga puas, Denita sempat menggelengkan kepala saat penjahat itu mencabut
jarinya dari pantat Denita. Bahkan kotoran Denita kembali muncrat sedikit saat jari itu tercabut dari
pantatnya.
Penjahat itu lalu menggoda Denita sambil mengatakan bahwa Denita masih belum bisa menceboki
pantatnya sendiri dengan baik, bahkan setelah menjadi seorang pengantin wanita. Ia lalu menawarkan
untuk membersihkan pantat Denita. Denita yang sudah dilanda nafsu hanya mengangguk dengan segera,
ia mengira penjahat itu akan membersihkan pantatnya dengan tissue, namun penjahat itu tersenyum dan
segera menelusup lagi kedalam pantat Denita tanpa membawa tissue. Sadarlah Denita bahwa penjahat itu
hendak menjilati duburnya. Denita menggeleng keras namun terlambat, penjahat itu menjulurkan lidahnya
dan memasukkan lidahnya kedalam pantat Denita, penjahat mulai menjilati anus Denita, lidahnya
dibenamkannya kedalam lubang pantat pengantin wanita itu sedalam mungkin untuk mencicipi nikmatnya
anus Denita tanpa peduli bahwa Denita baru saja buang air besar, dan tidak menghiraukan aroma tidak
sedap dari lubang pantat Denita. Denita merasa geli sekali saat pantatnya dicicipi seperti itu, lidah itu
terasa seperti daging yang licin dan lunak memasuki pantatnya. Penjahat itu dengan senang hati menjilati
lubang pantat Denita, bahkan ia juga menjilati kotoran Denita yang sedikit berlepotan setelah pantatnya
dikocok tadi. Denita benar-benar tidak habis pikir, ada juga lelaki yang mau memakan kotoran wanita
seperti itu. Namun penjahat itu malah semakin senang menjilati pantat Denita, seperti mimpi ia bisa
menikmati pantat pengantin secantik Denita. Ia tidak keberatan walau harus memakan kotoran cewek

cantik itu.
Setelah puas menikmati lezatnya pantat Denita, penjahat itu memasukkan pentil pompa ban itu ke dalam
anus Denita. Penjahat itu lalu memompa pantat Denita agar penuh berisi angin. Denita melenguh saat ia
merasa perut dan pantatnya sudah dipenuhi angin. Penjahat itu baru berhenti memompa Denita setelah
mendengar suara kentut Denita yang pelan.
Penjahat yang sedang memompa vagina Denita lalu berdiri mengangkat Denita yang masih memeluk
lehernya dengan mudahnya sambil memegangi kedua bongkahan pantat Denita. Kuncian kaki Denita
terlepas sehingga paha Denita terangkat membentuk huruf M, Denita tetap memeluk leher penjahat itu
dengan erat agar ia tidak jatuh. Penjahat yang lainnya mengangkat rok gaun Denita keatas sehingga
lubang pantat Denita terlihat jelas didepan mata penjahat keempat yang menggemari pantat wanita itu.
Denita akhirnya juga kehilangan keperawanan pantatnya, setelah pantatnya disodomi oleh kemaluan
penjahat itu dari belakang. Denita melenguh keras sekali saat penis besar itu memasuki anusnya. Saat
pantat Denita dimasuki kemaluan penjahat itu, Denita langsung kentut karena tubuhnya sudah dipenuhi
angin, sehingga penjahat itu semakin tergoda. Setiap kali kemaluan penjahat itu membentur lubang pantat
Denita, Denita selalu kentut. Cairan kewanitaan Denita juga meluber ke lubang pantatnya sehingga
memudahkan penis penjahat itu untuk memasuki anusnya.
Tono takjub melihat pemandangan itu, baru kali ini ia melihat adegan percintaan seperti itu. Seorang
pengantin wanita yang cantik bagai seorang putri raja, gadis yang amat ia cintai kini sedang bercinta
dengan 2 orang nista. Tubuh yang putih mulus itu kini terapit oleh 2 tubuh gelap dan perkasa. Tubuh yang
seharusnya diberikan Denita kepadanya kelak kini sedang dinikmati oleh para lelaki bejat itu, dan bahkan
Denita akan mengandung buah cintanya dengan para lelaki itu.
Suara tumbukan antara tubuh Denita dan para penjahat itu menggema di ruangan itu selain suara desahan
Denita, suara kentut Denita setiap kali pantatnya bertumbukan dengan kemaluan penjahat itu, suara
kepuasan kedua penjahat yang mendapat kepuasan di kewanitaan dan lubang pantat Denita, dan suara
jepretan kamera yang mengabadikan adegan percintaan itu. Kini Denita malah melenguh sendiri dan
menggoyang-goyangkan pantatnya walaupun para penjahat itu berhenti memompanya; sehingga para
penjahat itu kadang-kadang membiarkan Denita bergoyang sendiri. Para penjahat itu selalu mengingatkan
Denita bahwa ia sedang diperkosa, tetapi Denita tidak peduli lagi, ia hanya merasakan kenikmatan luar
biasa yang ia rasakan dan kini ia tidak mau melepaskan rasa nikmat itu, ia malah terus bergoyang agar
kedua penis itu mengocoknya.
Melihat sikap Denita, para penjahat itu lalu memanggil Denita dengan kata-kata kotor, seperti Puteri para
pelacur, Pengantin Binal, atau Pelacur Glamor karena Denita cantik dan mengenakan gaun pengantinnya
sehingga tampak seperti wanita yang kaya dan terhormat. Kata-kata itu semakin membuat Denita
bersemangat dalam bercinta dengan para penjahat itu sehingga para penjahat itu semakin senang pada
pelayanan Denita. Tono masih tidak percaya saat melihat Denita, yang dulunya amat galak saat masih
kecil kini rela menurut pada para penjahat itu dan mau diperlakukan seperti itu. Denita mulai merasakan
pengaruh dari 2 gayung air yang ia minum saat mandi tadi, kini ia kebelet hendak kencing, namun
vaginanya masih disumbat oleh kemaluan pemimpin para penjahat itu.
Tak lama kemudian, tubuh Denita bergetar dengan hebat, ia melengkungkan tubuhnya, memeluk leher
penjahat itu dengan erat, dan melenguh keras sekali, kakinya menendang-nendang ke segala arah,

akhirnya Denita mengalami orgasme pertama kalinya. Bahkan kedua penjahat itu harus memegangi tubuh
Denita yang bergerak menggelepar-gelepar dengan liar itu. Tanpa ia sadari, Denita juga kencing saat
orgasme sehingga air seninya membasahi tubuh kedua penjahat itu. Tono dan para penjahat itu takjub
melihat air kencing Denita yang keluar dan tertimpa cahaya lampu yang remang-remang, sehingga tampak
seperti air terjun kristal. Pemimpin para penjahat itu semakin terangsang melihat Denita yang kencing saat
orgasme, ia lalu menyodok Denita lebih cepat dan ia mengeluarkan spermanya tak lama setelah Denita
mengejang karena orgasme.
Setelah merasa semua spermanya telah dikeluarkan, penjahat tadi memberi isyarat pada temannya yang
sedang menikmati kenikmatan anal seks dengan Denita. Penjahat yang menyodomi Denita langsung
memegang paha Denita, mengangkat tubuh Denita sehingga penis temannya itu tercabut, Denita
melingkarkan tangannya ke bahu penjahat itu agar tidak jatuh. Penjahat itu menggendong Denita berjalan
ke sekeliling kamar itu dalam keadaan anus Denita dan penisnya masih menyatu dalam pantat Denita
sambil memamerkan memek Denita yang dibanjiri sperma. Tono bisa melihat banyaknya sperma di
kewanitaan Denita meluber keluar dari rahim Denita, dan menimbulkan bercak di stocking putih itu.
Penjahat itu menggendong Denita kehadapan Tono dan menunjukkan penisnya yang bersatu dalam tubuh
Denita di lubang pantat Denita.
Penjahat itu lalu mengocok memek Denita dihadapan Tono, sehingga Denita melenguh nikmat dan cairan
cintanya disertai sperma pemimpin penjahat itu meleleh keluar dari celah vaginanya. Tono dipaksa berlutut
oleh perempuan itu di depan selangkangan Denita, pembalut wanita bekas Denita dicabut dari mulut Tono,
dan Tono lalu dipaksa menjilati memek Denita yang masih mengeluarkan sperma dan cairan cintanya.
Tono lalu menjilati memek kekasihnya itu sesekali ia menghisap-hisap klitoris Denita untuk menghisap
sperma dan cairan cinta di kewanitaan Denita dengan harapan untuk menurunkan kemungkinan Denita
akan hamil dari bibit para penjahat itu. Penjahat itu juga terus mengocok kewanitaan Denita. Denita benarbenar terbang ke langit ketujuh, sensasi yang ia rasakan amat luar biasa, dimana memeknya kini sedang
dikocok oleh penjahat itu sekaligus dijilati oleh kekasihnya, sementara pantatnya masih terasa sedikit sakit
dan sesak karena dipenuhi oleh penis penjahat itu.
Beberapa saat kemudian, mata Denita melotot lebar saat ia hendak mencapai orgasmenya, namun
penjahat itu segera menghentikan kocokannya dan menarik Denita sedikit menjauhi Tono sehingga jilatan
Tono di memek Denita terhenti. Akibatnya Denita tidak jadi orgasme. Denita menoleh ke arah penjahat itu
dengan wajah yang sayu dan nafas yang terengah-engah memohon orgasmenya sehingga tawa para
penjahat itu meledak melihat tingkah Denita. Mulut Tono lalu kembali disumpal dengan pembalut wanita itu.
Penjahat itu lalu memberi Denita perintah untuk menggerakkan pantatnya sendiri yang masih dimasuki
penis. Denita segera mematuhi perintah penjahat itu, pantatnya digoyang-goyangkan dan ia memompa
penis itu dalam pantatnya sendiri. Denita masih sesekali kentut, dan Tono dipaksa mencium pantat Denita
yang masih dimasuki penis itu. Denita sendiri merasa amat malu saat Tono menciumi penis penjahat itu
dan pantatnya, namun ia terus menggerakkan pantatnya dihadapan Tono karena ia sudah tidak tahan
dengan kenikmatan di lubang pantatnya itu.
Setelah merasa kentut Denita semakin pelan; penjahat itu berbaring, dan sekali lagi perempuan itu
menyuruh para penjahat itu untuk segera mengangkat kedua tungkai kaki Denita setinggi mungkin dan
tegak lurus. Denita tetap dientot oleh penjahat itu, dan akhirnya seluruh sisa sperma penjahat ketiga itu
memasuki rahim Denita. Penjahat yang menyodomi Denita mengganti posisi bercintanya dengan
menelungkupkan Denita sehingga Denita kini dientot dari belakang dengan gaya ******. Denita pasrah

ditunggangi oleh penjahat itu dari belakang; ia berusaha menahan perih sekaligus kenikmatan di pantatnya
saat penis itu memasuki pantatnya dan ia kentut. Saat celana dalam yang menyumpal mulutnya dilepas,
Denita kembali mendesah keras, ia bahkan menuruti perintah penjahat itu untuk menggonggong seperti
****** betina.
Kedua tungkai kaki Denita lalu ditarik kebelakang oleh teman-teman penjahat itu melewati pinggang
pemerkosanya itu; Denita lalu dipaksa menyilangkan kedua mata kakinya agar dirinya menjepit pinggang
penjahat itu sehingga Denita kini seperti sebuah ikat pinggang. Dalam posisi itulah Denita kembali
mengejang hebat dan melenguh keras sekali. Cairan cintanya muncrat disertai air kencingnya membasahi
ranjang dan sebagian rok gaunnya saat ia mengalami orgasme kedua kalinya. Penjahat itu makin
terangsang melihat Denita yang kencing sambil mengenakan gaun pengantin putih itu. Penjahat itu
membungkuk dan mendekatkan wajahnya ke leher Denita; dijilatinya leher Denita yang basah karena
keringat setelah orgasme sambil terus menyodok anus Denita. Sekitar 15 menit kemudian, penjahat itu
merasa telah mencapai puncak kenikmatan, ia langsung mengganti targetnya, penis itu dicabut dari anus
Denita dan langsung ditanamkan ke kewanitaan Denita dan Denita mendesah keras saat kewanitaannya
dibanjiri para calon bayinya yang lain. Kini Denita bahkan menaikkan kakinya sendiri untuk memberikan
kesempatan bagi para calon bayi itu untuk dilahirkan olehnya ke dunia. Tentu saja para penjahat itu
dengan sukarela membantu Denita dengan kembali mengangkat kedua tungkai kaki Denita tinggi-tinggi
seperti yang mereka lakukan sebelumnya.
Setelah dibuahi, Denita menungging dan penjahat itu membenamkan wajahnya ke pantat Denita yang kini
sudah tertutup rok gaunnya. Diendusnya pantat cewek itu; ia bisa merasakan kelembutan rok gaun Denita
dan mencium bau wangi rok gaun cewek itu bercampur dengan bau amis sperma dan bau pesing air
kencing Denita.
Sebagai acara penutup, penjahat itu menepuk pantat Denita dan menyuruh Denita untuk kentut dihadapan
mereka. Denita yang masih menungging kelelahan tidak merespon perintah penjahat itu. Akibatnya, para
penjahat itu amat marah dan menyeret Tono ke arah Denita. Rok Denita disingkapkan, dan wajah Tono
dibenamkan diantara bongkahan pantat Denita dengan hidung Tono yang sengaja diposisikan tepat di
lubang pantat Denita. Tono sempat melihat lubang pantat Denita yang kini terbuka menganga amat lebar
sebesar ibu jari orang dewasa setelah disodomi oleh penjahat itu.
Denita lalu dipaksa kentut oleh mereka dengan hidung Tono yang membenam di lubang pantatnya. Denita
diancam dengan sebilah belati yang ditempelkan di lehernya. Dengan berat hati, Denita mengumpulkan
segenap tenaganya yang sudah terkuras untuk memenuhi perintah para penjahat itu, mengentuti wajah
Tono.
Denita meringis sejenak dan PREET Denita akhirnya kentut dengan keras. Air matanya kembali meleleh
karena rasa perih di pantatnya dan juga perasaan amat malu terhadap Tono, yang kini menciumi aroma
anusnya. Tanpa bisa ditahan, Denita langsung jatuh terbaring di ranjangnya dalam posisi terlungkup.
Penjahat terakhir membalikkan dan mengangkangkan tubuh Denita di ranjang itu, pinggul Denita diberi
bantal untuk menaikkan posisi pinggulnya. Setelah merasa posisi Denita sudah tepat, kaki Denita diangkat
tinggi dan dilebarkan membentuk huruf V, sehingga mereka semua dapat melihat paha indah yang dibalut
stocking putih itu. Kedua kaki Denita dipegangi oleh penjahat-penjahat yang baru bersetubuh dengannya.
Denita melihat ukuran penis penjahat ini paling kecil diantara teman-temannya, mungkin karena itulah ia
mendapat giliran terakhir untuk bercinta dengan Denita, lagipula penjahat itu adalah yang paling muda

diantara gerombolan itu, bahkan lebih muda dari Tono karena postur tubuhnya seperti anak SMP, lebih
pendek dan kurus dibandingkan Denita. Denita sempat menanyakan usia penjahat itu; betapa terkejutnya
ia saat mendengar jawaban penjahat itu: 13 tahun! lebih muda 7 tahun darinya. Denita sempat meragukan
kemampuan seks anak itu; tentunya anak itu tidak sehebat keempat lelaki yang baru saja menggagahinya.
Tono amat iri melihat anak itu, ia sudah bisa menikmati tubuh gadis dewasa seperti Denita padahal usianya
masih amat muda.
Anak itu memasukkan kemaluannya ke kewanitaan Denita dan mulai memompa Denita kembali. Denita
lalu dipapah keatas, dan ia memeluk leher anak itu. Bibir Denita lalu dilumat oleh anak itu. Kini Denita
malah membalas menciumi bibir anak itu dan menuangkan ludahnya kedalam mulut anak itu. Anak itu
dengan senang hati mereguk ludah pengantin wanita cantik itu. Denita tidak melawan lagi saat pinggulnya
kembali dipegang. Secara otomatis Denita menggerakkan pantatnya dan vaginanya langsung menelan
penis anak itu sepenuhnya. Mungkin karena anak itu masih amat muda sehingga penisnya belum bisa
ereksi sepenuhnya dan tentu saja penis anak itu lebih kecil dari penis pemimpin mereka, maka agak
gampang baginya untuk menembusi vagina Denita yang sudah diperawani teman-temannya yang lain.
Vagina Denita yang sudah tidak perawan itu memang terlihat seperti lubang menganga yang besar akibat
dimasuki penis besar pemimpin penjahat itu, namun masih cukup untuk memuaskan hasrat anak itu untuk
menikmati nikmatnya tubuh wanita.
Setelah puas mereguk ludah Denita, anak itu lalu mengemuti puting susu kanan Denita dan
menghisapnya dengan kuat, sementara tangannya memegangi payudara kiri Denita dan menyodorkan
payudara itu ke mulut Denita. Anak itu menyuruh Denita untuk menyusui dirinya sendiri. Denita hanya
menuruti perintah anak itu tanpa membantah, dengan rakusnya ia menghisap puting susunya sendiri
seperti bayi yang hendak meminum air susu ibunya. Mereka kemudian saling bertukaran mencicipi
payudara Denita; anak itu menyusu di payudara kiri Denita dan Denita mencicipi payudara kanannya
sendiri. Denita terlihat seperti ibu yang menyusui anaknya karena tubuh Denita yang lebih besar dari anak
yang sedang disusuinya. Denita sendiri tidak percaya melihat kemampuan bercinta anak itu yang hampir
setara dengan keempat temannya tadi; walaupun usianya masih amat muda dibandingkan Denita. Denita
tentunya bukanlah wanita pertama yang bercinta dengan anak itu.
Suara desahan Denita dan tumbukan tubuh mereka menggema di ruangan itu, payudara Denita kini
berbekas lipstik merah mudanya sendiri. Denita sendiri sudah kesulitan mengatur nafasnya, ia sudah lelah
setelah dikawini oleh empat laki-laki sebelumnya dan kini ia harus melayani nafsu penjahat yang kelima ini.
Tak lama kemudian, anak itu mencengkeram pinggul Denita dan menyemburkan spermanya kedalam
rahim Denita diikuti dengan teriakan Denita. Setelah menerima semburan sperma anak itu, pelukan Denita
terlepas dari leher anak itu; Denita rebah ke ranjang, terlentang tak berdaya.
Pemimpin para penjahat itu segera naik ke ranjang, dihampirinya tubuh pengantin wanita yang tak berdaya
itu. Tampaknya ia berniat memperkosa Denita untuk ketiga kalinya malam itu. Penis raksasanya pun
kembali membesar seperti saat ia belum bercinta dengan Denita. Tono dan para penjahat itu terkagum
melihat keperkasaan pemimpin penjahat itu. Penjahat itu lalu duduk di ranjang, dengan mudahnya ia
memapah tubuh Denita yang masih lemas itu dan didudukkannya Denita diatas penisnya seperti
sebelumnya saat ia memperkosa Denita di kursi. Memek Denita langsung menelan kemaluan penjahat itu
diikuti rintihan pelan Denita. Kedua kaki Denita ditarik melewati pinggang penjahat itu. Penjahat itu
memegang pantat Denita dan mulai memompa kewanitaan Denita kembali. Tidak seperti tadi, kini Denita
terbaring lemas, sementara penjahat itu mengentotinya. Denita hanya bisa mendesah pelan karena
staminanya benar-benar habis.

Melihat Denita yang kelelahan, penjahat itu mengatur irama entotannya dengan perlahan-lahan. Penjahat
itu tampaknya menguasai teknik seks yang hebat. Setelah dientot pelan selama 5 menit, lenguhan Denita
semakin keras, matanya merem melek, dan lidahnya terjulur keluar merasakan kenikmatan di vaginanya.
Liur Denita meluber keluar dari mulutnya. Penjahat itu senang sekali melihat ekspresi Denita yang kini
tampak persis seperti pelacur. Penjahat itu meraih kepala Denita, tubuh Denita lalu diangkat sehingga
payudara Denita terjepit diantara tubuhnya dan tubuh penjahat itu. Penjahat itu segera mencium bibir
Denita dan menghisap ludah cewek itu, sehingga kini suara lenguhan itu teredam. Denita tetap dientot
sambil berciuman. Denita dan penjahat itu tetap dalam posisi itu selama 15 menit. Akhirnya, penjahat itu
menggeram, dan menyemburlah spermanya memenuhi rahim Denita sekali lagi. Penjahat itu mendesah
puas dan mencabut kemaluannya dari kewanitaan Denita. Sekali lagi kedua tungkai kaki Denita diangkat
setinggi mungkin dan tegak lurus untuk memastikan agar Denita dapat menjadi hamil dari perkawinannya
itu.
Setelah memastikan bahwa rahim Denita telah menyerap seluruh calon bayi pemimpin mereka dan setelah
mereka puas mengentoti Denita, dimulailah acara bukkakke sebagai acara penutup. Keempat penjahat
laki-laki itu berlutut mengelilingi tubuh Denita yang tergeletak diatas ranjang. Mereka lalu mengocok
kemaluan mereka dihadapan Denita. Sementara pemimpin para penjahat yang baru saja mendapat giliran
memperkosa Denita kini melebarkan paha Denita selebar mungkin sehingga vagina Denita terpampang
jelas. Mereka menekan kepala dan hidung Denita sehingga Denita tidak bisa bernafas, Denita terpaksa
membuka mulutnya dan bernafas melalui mulutnya.
Karena sudah terangsang berat dari tadi, satu persatu penis para penjahat itu menyemburkan sperma
hangat kental memenuhi mulut Denita sehingga meluber keluar melewati bibir Denita. Namun, Denita
tampaknya tidak mau menelan sperma mereka. Salah satu dari penjahat itu membawa sebuah sedotan
minuman. Mereka lalu mulai menyendoki sperma yang tertampung di rongga mulut Denita dengan sedotan
itu. Sperma yang berhasil disedot mereka lalu dituangkan ke memek Denita melalui sedotan itu, sementara
memek Denita dikocok-kocok agar menyerap sperma mereka. Mereka berharap Denita mau menelan
sperma mereka saat menyadari bahwa sperma yang masih tertampung di mulutnya akan dipakai untuk
menghamilinya. Namun, Denita sudah kelelahan untuk berontak dan ia bersikeras untuk tidak menelan
sperma para penjahat itu.
Nyaris setengah dari sperma yang tertampung di mulut Denita telah dituangkan ke rahim Denita, namun
tidak ada tanda-tanda bahwa Denita akan menelan sperma di mulutnya. Karena kesal melihat tingkah laku
Denita, mereka kembali menekan hidung Denita dengan keras sehingga Denita sulit bernafas, apalagi
dengan sperma yang masih tertampung di mulutnya membuatnya tidak dapat bernafas menggunakan
mulutnya. Denita terpaksa menelan sperma para penjahat itu. Setelah menelan seluruh sperma para
penjahat itu yang disuapkan padanya, Denita langsung tertidur kelelahan.
Tono merasa amat geram karena ia hanya bisa melihat Denita diperkosa dalam keadaan sedang
mengenakan gaun pengantinnya dan Denita diperkosa di depan matanya, namun ia tidak bisa menolong
Denita.
Denita benar-benar berantakan setelah perkawinannya dengan kelima penjahat itu, kedua payudaranya
yang telah penuh cupangan dan bekas lipstiknya mencuat keluar dari gaunnya yang dilorotkan oleh
pimpinan penjahat itu. Rok gaunnya tersingkap hingga pusarnya sehingga kewanitaannya terlihat jelas. Di
stocking putihnya sudah terdapat banyak bercak darah keperawanannya dan sperma para penjahat itu.

Wajah Denita yang berlumuran sperma tampak sayu; lipstiknya sudah meluber ke sekitar bibirnya yang
masih terengah-engah kelelahan Matanya terpejam dan sembab, kelopak matanya yang dirias pink kini
berantakan karena air matanya. Mahkota bunganya sudah rusak dan riasan bunga itu bertaburan di sekitar
ranjang tempat ia kini terbaring. Tudung kepalanya yang sudah kusut masih menempel di rambutnya yang
kini acak-acakan.
Penjahat perempuan itu kembali mendapat ide dan ia lalu berdiskusi sebentar dengan para penjahat yang
baru saja berhasil memperkosa Denita. Para penjahat itu setuju dengan ide perempuan itu. Mereka lalu
mendekatkan wajah Tono ke kewanitaan Denita. Tono bisa melihat bibir kewanitaan Denita yang tadinya
seperti dua buah garis lurus kini telah melengkung akibat perkawinannya dengan kelima pria bejat itu. Tono
bisa mencium bau amis sperma di kewanitaan Denita yang tadinya sempat dibanjiri sperma. Penjahat yang
melepas celana dalam Denita lalu memijat kewanitaan Denita didepan wajah Tono. Denita kembali
mendesah penuh kenikmatan karena jari-jari penjahat itu memijat vaginanya dengan sempurna. Beberapa
saat kemudian, Denita mendesah keras sekali, tubuhnya menikung keatas, dan kedua kaki dan tangannya
menegang. Penjahat wanita itu segera mencabut pembalut wanita bekas Denita dari mulut Tono, dan
menempelkan mulut Tono ke kewanitaan Denita. Tono lalu merasa mulutnya dipenuhi cairan panas dari
kewanitaan Denita. Tono lalu sadar bahwa cairan dalam mulutnya itu adalah air seni Denita. Tono tidak
punya pilihan lain selain mereguk air seni Denita. Rupanya apabila Denita telah mencapai puncak
orgasmenya, maka ia akan buang air kecil. Kini Tono bisa merasakan sendiri air terjun kristal yang tadi ia
lihat, dan bau pesing cairan itu. Setelah Tono selesai meminum air seni Denita, mulutnya kembali disumpal
dengan celana dalam Denita.
Mereka lalu merapikan Denita kembali dan memakaikan celana dalam putih yang baru pada Denita. Tono
lalu dibawa ke toilet dan diikat di kloset, Tono bisa mencium bau tidak sedap dari dalam toilet itu karena
Denita baru saja buang air besar didalam toilet itu, dan bahkan di kloset itu masih ada bekas kotoran
Denita yang belum dibilas. Para penjahat itu lalu kembali ke kamar untuk menikmati indahnya bulan madu
bersama pengantin mereka yang sedang terlelap sambil dijaga oleh teman perempuan mereka.

Anda mungkin juga menyukai