(TUBERKOLOSIS)
A. Pendahuluan
Salah satu penyakit penyebab kematian utama yang disebabkan oleh
infeksi, adalah Tuberkulosis (TB). Tuberculosis (TBC) merupakan salah satu
penyakit menular yang tersebar di seluruh dunia dan menjadi masalah
kesehatan masyarakat, karena angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi,
bahkan pada tahun 1993 WHO mencanangkan TBC sebagai kedaruratan global
(global emergency).
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir
ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC
merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas),
angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya.
Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan
ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara
dengan masalah TBC terbesar di dunia.
Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki,
perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia
bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000
kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia
adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia. Survei prevalensi
TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993 menunjukkan
bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 0,65%. Sedangkan
menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO
pada tahun 2004, angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000
kasus (256 kasus/100.000 penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan
merupakan kasus baru.
Walaupun di Indonesia telah banyak kemajuan yang diperoleh, yakni
pencapaian penemuan kasus baru 51,6 % dari target global 70 % dibandingkan
pencapaian 20 % pada tahun 2002 dan 37 % pada tahun 2003, juga penyediaan
obat-obat anti TB yang dijamin oleh pemerintah untuk sarana pelayanan
kesehatan pemerintah mencukupi kebutuhan prakiraan kasus di seluruh
mengarahkan
pasien
yang
diduga
menderita
TB
untuk
infeksi
TB/HIV
paling
tinggi.
Pada
tahun
1999
WHO
memperkirakan penduduk dunia yang hidup dengan TB/HIV sekitar 11,8 juta
dan kebanyakan berada dikawasan AfrikaPada tahun 2000, prevalensi TB/HIV
terus meningkat di seluruh dunia.
Saat itu WHO memperkirakan prevalensi infeksi HIV pada orang dewasa
dan anak-anak sekitar 36,1 juta. Pada saat yang sama sekitar 2 miliar orang
mengalami infeksi laten
oleh
orang
Sehingga
disebut
sebagai
Basil
Tahan
Asam
(BTA).
dari seorang
lemah dapat timbul radang paru hebat, ciri-cirinya batuk kronik dan bersifat
sangat menular. Masa inkubasi sekitar 6 bulan. Infeksi paska primer terjadi
setelah beberapa bulan atau tahun setelah infeksi primer. Ciri khas TB paska
primer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi
pleura.
Seseorang yang terinfeksi kuman TB belum tentu sakit atau tidak
menularkan bakteri TB. Proses selanjutnya ditentukan oleh berbagai faktor
risiko . Kemungkinan untuk terinfeksi TB, tergantung pada :
Kepadatan droplet nuclei yang infeksius per volume udara
Lamanya kontak dengan droplet nukleitsb
Kedekatan denganpenderita TB
Risiko terinfeksi TB sebagian besar adalah faktor risiko eksternal,
terutama adalah faktor lingkungan seperti rumah tak sehat, pemukiman padat
& kumuh. Sedangkan risiko menjadi sakit TB, sebagian besar adalah faktor
internal dalam
sistem kekebalan dalam tubuh penderita seperti kurang gizi, infeksi HIV/AIDS,
pengobatan dengan immunosupresan dan lain sebagainya. Pada penderitaTB
sering terjadi komplikasi dan resistensi. Komplikasi berikut sering terjadi pada
penderita stadium lanjut:
1. Hemoptisis
berat (pendarahan
Dampaknya, disamping