Anda di halaman 1dari 4

BAB I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kesehatan masyarakat, terutama di negara-negara berkembang,
pada dasarnya menyangkut dua aspek utama. Aspek pertama ialah aspek fisik,
misalnya tersedianya sarana kesehatan dan pengobatan penyakit. Aspek kedua
adalah aspek non fisik yang menyangkut perilaku kesehatan. Faktor perilaku ini
mempunyai pengaruh yang besar terhadap status kesehatan individu maupun
masyarakat (Sarwono, 1993).
Perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta
interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap, dan tindakan. Beberapa ahli membedakan bentuk-bentuk
perilaku, misalnya Bloom membedakan antara perilaku kognitif, afektif, dan
psikomotor. Sedangkan Ki Hajar Dewantoro menyebutnya sebagai cipta (peri
akal), rasa (peri rasa) dan karsa (peri tindak). Istilah pengetahuan, sikap dan
tindakan seringkali disingkat dengan KAP yaitu Knowledge, Attitude, Practice
(Sarwono, 1993).
Di Indonesia, penyakit gigi dan mulut terutama karies dan penyakit
periodontal, masih banyak derita, baik oleh anak anak maupun usia dewasa.
Sebagian besar masalah kesehatan gigi dan mulut sebenarnya dapat dicegah.
Kesehatan mulut tidak sepenuhnya bergantung pada perilaku seseorang. Banyak
cara untuk dapat mengurangi dan mencegah penyakit gigi dan mulut dengan
berbagai pendekatan yang meliputi pencegahan yang dimulai pada masyarakat,
perawatan oleh diri sendiri dan perawatan oleh tenaga profesional (Hiranya,2011).
Ilmu kedokteran gigi pencegahan merupakan terjemahan dari kata bahasa
Inggris Preventive Dentistry, yaitu bagian dari kedokteran gigi yang secara
umum

bertujuan

untuk

mencegah

terjadinya

penyakit

atau

mencegah

keparahannya dalam melindungi kesehatan mulut,yang dititikberatkan untuk


menjaga manusia tetap sehat. Harapannya supaya manusia sampai akhir hayatnya
tetap mempunyai semua elemen gigi geligi yang utuh dan alami (Hiranya,2011).

Pencegahan penyakit gigi dan mulut dapat dilakukan sedini mungkin sejak
anak lahir. Kesadaran serta partisipasi orang tua dalam upaya meningkatkan
kesehatan, pada umumnya termasuk kesehatan gigi dan mulut, mengakibatkan
meningkatnya jumlah anak-anak yang membutuhkan perawatan gigi. Hal ini
sejalan dengan meningkatnya status sosio-ekonomi orang tua. Mereka telah
banyak mendengar dan melihat tentang kemajuan teknologi di bidang kedokteran
gigi yang berkembang cukup pesat, sehingga orang tua yang mengerti dan mampu
akan memeriksakan keadaan gigi anaknya sedini mungkin (Sudarso Iwa Sutardjo
Rus, 2008).
Penyakit gigi geligi merupakan proses biologis yang fase awalnya tidak
dapat ditentukan secara klinis. Penyakit gigi geligi yang sering dijumpai
penyebabnya berasal dari luar jaringan tubuh. Suatu proses perjalanan penyakit
akan menyebabkan perubahan patologis yang dapat diamati secara objektif.
Seseorang akan menjadi sadar akan hal ini, tergantung dari pengetahuan dan
perhatian pasien serta dokter gigi. Pada umumnya pasien tersebut baru sadar akan
sakitnya (sakit gigi, gigi goyang) dalam stadium yang sangat lambat, dan apabila
mereka sudah menyadari, keadaan tersebut sudah menjadi suatu proses yang
kronik, bukan sebagai penyakit (perdarahan pada menyikat gigi). Oleh karena itu,
biasanya seseorang terlambat untuk melakukan perawatan terhadap kondisi
tersebut (Houwink et al, 1993).
Menurut Sumawinata (2000), karies gigi adalah suatu penyakit jaringan
keras gigi yang diakibatkan oleh mikroorganisme pada karbohidrat yang dapat
difermentasikan kemudian terbentuk asam dan menurunkan pH di bawah pH
kritis, sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi. Tanda-tanda karies
adalah terjadinya demineralisasi mineral email dan dentin diikuti oleh disintegrasi
bagian organiknya.
Frekuensi membersihkan gigi dan mulut sebagai bentuk perilaku akan
mempengaruhi baik atau buruknya kebersihan gigi dan mulut, dimana akan
mempengaruhi juga angka karies dan penyakit penyangga gigi (Anitasari, 2005).
Maka dari itu, status kebersihan gigi dan mulut dapat digunakan untuk
menggambarkan kebersihan gigi dan mulut seseorang. Penilaiannya dengan

menggunakan indeks kebersihan gigi dan mulut atau Oral Hygiene Index
Symplified (OHI-S) yang merupakan gabungan dari debris indeks dan kalkulus
indeks.
Maka dari itu, status kebersihan gigi dan mulut dapat digunakan sebagai
salah satu parameter kesehatan gigi dan mulut. Keadaan tersebut dapat ditunjang
dengan adanya kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) mahasiswa Kedokteran Gigi
dimana tujuan kegiatan tersebut untuk melihat kondisi kesehatan gigi dan mulut
masyarakat dalam lingkup daerah tertentu.
Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Ambulu yang terletak di sebelah selatan Kabupaten Jember dengan jarak 30 km
dan waktu tempuh kurang lebih satu jam. Wilayah kerja Ambulu meliputi 3 desa
yaitu Desa Ambulu, (terdiri dari 3 dusun), Desa Karanganyar (terdiri dari 4 dusun)
dan Desa Tegalsari (terdiri dari 3 dusun). Praktek kerja kali ini dilakukan di Desa
Karanganyar, yang terdiri dari Dusun Sentong, Dusun Krajan dan Dusun
Sumberan. Praktek Kerja Lapang kali ini difokuskan di Dusun Sentong Desa
Karanganyar, dengan jumlah populasi sebesar 5.422 jiwa.
Berdasarkan hasil survey pendahuluan yang telah dilakukan oleh kelompok
kami ditemukan bahwa pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan gigi dan
mulut di Dusun Sentong masih rendah. Selain itu, didukung oleh data yang
diperoleh puskesmas Ambulu bahwa diantara 10 besar penyakit terbanyak,
terdapat 2 permasalahan dalam bidang kesehatan gigi dan mulut. Permasalahan
tersebut meliputi penyakit pulpa dan jaringan periapikal serta gangguan
perkembangan dan erupsi gigi.
Dari penjelasan di atas, kelompok kami menjadikan cara menjaga kesehatan
gigi dan mulut sebagai materi penyuluhan pada masyarakat DusunSentong Desa
Karanganyar Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara meningkatkan kesadaran dan pengetahuan kesehatan gigi
dan mulut anak melalui orang tua di Dusun Sentong Desa Karanganyar
Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember?

1.3 Tujuan
Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak
melalui orang tua di Dusun Sentong Desa Karanganyar Kecamatan Ambulu.
1.4 Manfaat
a. Memberikan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut anak melalui
b.

orang tua.
Meningkatkan kesadaran dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anak
melalui orang tua di Dusun Sentong Desa Karanganyar Kecamatan Ambulu.

Anda mungkin juga menyukai