DIARE AKUT
Pembimbing:
Dr. Charles Anthony, Sp. A
Oleh:
Shitta Devi N.P (06-134)
Nama
: An. A
: 9 bulan
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: JL.Auri RT 10/01
Cakung Timur, Jak-Tim
Agama
: Islam
: Anak kandung
Keluhan Tambahan
: Muntah, demam
3 hari SMRS pasien mencret. Kotoran cair berwarna kuning kehijauan, tidak
ada ampas, tidak ada lendir dan darah. Mencret 10x kira-kira sebanyak 1/2 gelas
aqua. Menurut ibu pasien, kotoran berbau amis dan pantat pasien berwarna merah.
Pasien juga mengalami muntah-muntah 2 hari SMRS. Muntah sebanyak 2-3x, berisi
cairan. Muntah terjadi tiap pasien diberi minum, muntah tidak menyemprot.
Sebelum muntah, pasien makan bubur ayam yang diberi kuah santan
Menurut ibunya, sebelumnya pasien tidak pernah makan bubur ayam dengan
menggunakan santan. Pasien juga mengalami demam.
Pasien lalu dibawa oleh ibunya ke RSUD Bekasi. Selama sakit pasien tidak
mau makan.Saudara kembar pasien juga mengalami keluhan seperti yang dialami
pasien.
: teratur (Bidan)
Penyakit Kehamilan
: disangkal
KELAHIRAN
Tempat Kelahiran
: Klinik
Penolong Persalinan
: Bidan
Cara Persalinan
: Spontan pervaginam
Masa Gestasi
Keadaan Bayi
: 3000 gram
: 45 cm
Lingkar kepala
Langsung menangis
Nilai APGAR
Kelainan bawaan
: disangkal
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Psikomotor
: 5 bulan
- Duduk
: 6 bulan
- Jalan sendiri
: -
- Bicara
: -
- Membaca
: -
- Berbicara
: -
- Membaca
: -
Gangguan perkembangan
: disangkal
RIWAYAT IMUNISASI
BCG
: 0 bulan
DPT
:-
Polio
:-
Campak
:-
Hepatitis B
:-
Kesan : Imunisasi dasar tidak lengkap, karena ibu pasien takut atau tidak tega jika
anaknya di suntik
RIWAYAT PENYAKIT YANG PERNAH DIDERITA
RIWAYAT KELUARGA
Corak Reproduksi
No Tanggal lahir
Jenis
1.
2
3
Kelamin
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
6 tahun
9 bulan
9 bulan
Hidup
Lahir
Mati
-
Kesehatan
mencret
mencret
Data Keluarga
Keterangan
Perkawinan ke
Umur saat menikah
Konsanguitas
Keadaan kesehatan
Ayah
1
31 tahun
Disangkal
Sehat
Ibu
1
25 tahun
Disangkal
Sehat
Disangkal
Data Perumahan
Kepemilikan Rumah
: Rumah pribadi
Keadaan Rumah
Rumah hanya terdiri dari satu lantai yang terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang
tamu, 1 dapur, 1 kamar mandi dan mempunyai halaman yang tidak luas.
Rumah beratapkan genteng yang terbuat dari batu bata, mempunyai tembok
yang terbuat dari bata, dan semen yang dicat serta lantai dari keramik.
Ventilasi terdiri dari 3 buah jendela di ruang tamu, 1 jendela di tiap kamar
tidur.
Sumber Air
: PAM
Keadaan Lingkungan :
PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal
: 12 Mei 2011
Jam
: 12.00 WIB
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan Umum
Kesadaran
: Komposmentis
Frekuensi Nadi
: 86 x/menit
Frekuensi Pernafasan
: 39 x/menit
Suhu
: 38C
DATA ANTROPOMETRI
Berat Badan
: 7 Kg
Tinggi Badan
: 60 cm
:-
PEMERIKSAAN SISTEMATIS
KEPALA
Bentuk
: Bulat
merata.
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
T1.
5
LEHER
THORAKS
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: BND vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/BJ I & II normal, murmur -, gallop -
ABDOMEN :
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
: Hipertimpani
Ekstremitas
Kulit
: Turgor cukup
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal 8 Mei 2011
*Hematologi
Darah rutin
Leukosit
: 16,9 ribu/uL
Eritrosit
: 5,28 juta/Ul
Hemaglobin
: 13,3 g/dl
Hematokrit
: 39,4 %
INDEKS ERITROSIT
- MCV :74,6 Fl
- MCH :25,2 pg
- MCHC
: 33,8 %
Trombosit:485 ribu/Ul
GDS
ELEKTROLIT
Na
:87 Mg/dl
:138 mmol/L
:3,7 mmol/L
CL
:108 mmol/L
RESUME
Seorang pasien laki-laki, usia 9 bulan, BB 7 kg, datang dengan keluhan
mencret kurang lebih 3 hari SMRS. Kotoran cair berwarna kuning kehijauan, tidak
ada ampas, tidak ada lendir dan darah. Mencret 10x kira-kira sebanyak 1/2 gelas
aqua. Menurut ibu pasien, kotoran berbau amis dan pantat pasien berwarna merah.
Pasien jg mengalami muntah-muntah 2 hari SMRS sebanyak 2-3x, berisi
cairan. Muntah terjadi tiap pasien diberi minum, muntah tidak menyemprot. Sebelum
muntah pasien makan bubur ayam yang diberi kuah santan. Menurut ibunya, pasien
sebelumnya tidak pernah makan bubur yang diberi kuah santan. Demam (+). Pasien
tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Saudara kembar pasien
mengalami hal serupa dengan yang pasien alami.
Pemeriksaan sistematis
Mulut
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
: Hipertimpani
Turgor kulit
: Cukup
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
*Hematologi
Darah rutin
Leukosit
: 16,9 ribu/uL
Eritrosit
: 5,28 juta/Ul
Hemaglobin
: 13,3 g/dl
Hematokrit
: 39,4 %
INDEKS ERITROSIT
- MCV
:74,6 Fl
- MCH
:25,2 pg
- MCHC
: 33,8 %
-Trombosit
:485 ribu/Ul
- GDS
:87 Mg/dl
ELEKTROLIT
-
Na
:138 mmol/L
:3,7 mmol/L
CL
:108 mmol/L
DIAGNOSIS KERJA
Diare akut dehidrasi ringan-sedang
DIAGNOSIS BANDING
Diare akut dehidrasi ringan-sedang e.c virus
Diare akut dehidrasi ringan-sedang e.c bakteri
ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Feses lengkap
PENATALAKSANAAN
-
Rawat Inap
PROGNOSIS
- Ad Vitam
: Bonam
- Ad Sanationum
: Dubia ad Bonam
- Ad Fungtionum
: Bonam
DIARE AKUT
DEFINISI
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari,
disertai perubahan konstitensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah
yang berlangsung kurang dari satu minggu. Dan tidak seperti biasanya.
EPIDEMIOLOGI
Infeksi
virus
Enteroovirus
(virus
ECHO,
Coxsackie,
Infeksi
parasit
Strongyloides),
Cacing
Protozoa
(Ascaris,
(Entamoeba
Trichiuris,
Oxyuris,
hystolitica,
Giardia
Rotavirus
Shigella
10
Campylobacter jejuni
Cryptosporidium
Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan,
seperti Otitis media akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia,
Ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan
anak berumur dibawah 2 tahun.
2. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi lemak
Malabsorbsi protein
11
Diare sekretorik disebabkan karena sekresi air dan elektrolit ke dalam usus halus yang
terjadi akibat gangguan absorbsi natrium oleh vilus saluran cerna, sedangkan sekresi
klorida tetap berlangsung terus atau meningkat. Keadaan ini mengakibatkan air dan
elektrolit keluar dari tubuh sebagai tinja cair. Diare sekretorik ditemukan pada diare
yang disebabkan oleh infeksi bakteri akibat rangsangan pada mukosa usus oleh toksin
E.coli atau V. Cholera.
Diare osmotik
Mukosa usus halus adalah epitel berpori, yang dapat dilewati air dan elektrolit dengan
cepat untuk mempertahankan tekanan osmotik antara lumen usus dengan cairan
ekstrasel. Oleh karena itu, bila di dalam lumen usus terdapat bahan yang secara
osmotik aktif dan sulit diserap akan menyebabkan diare. Bila bahan tersebut adalah
larutan isotonik, air atau bahan yang larut, maka akan melewati mukosa usus halus
tanpa diabsorbsi sehingga terjadi diare.
Mekanisme patogenesis
Jasad renik menyebabkan diare melalui sejumlah mekanisme antara lain, sebagai
berikut:
Virus
Beberapa jenis virus seperti rotavirus, berkembang biak dalam epitel vili usus halus,
menyebabkan kerusakan sel epitel dan pemendekan vili. Hilangnya sel-sel vili yang
secara normal mempunyai fungsi absorbsi dan penggantian sementara oleh sel epitel
berbentuk kripta yang belum matang, menyebabkan usus mensekresi air dan
elektrolit. Kerusakan vili dapat juga dihubungkan dengan hilangnya enzim
disakaridase, menyebabkan berkurangnya absorbsi disakarida terutama laktosa.
Penyembuhan terjadi bila vili mengalami regenerasi dan epitel vilinya menjadi
matang.
Bakteri
12
Hal ini terjadi pada E. coli enterotoksigenik dan V. cholerae. Pada beberapa
keadaan, penempelan di mukosa dihubungkan dengan perubahan epitel usus
yang menyebabkan pengurangan kapasitas penyerapan atau menyebabkan
sekresi cairan (misalnya infeksi E. coli enteropatogenik atau enteroaggregasi)
Protozoa
PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
1. Gangguan osmotik
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam lumen usus meningkat, sehingga terjadi pergeseran air dan
13
elektrolit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang
usus untuk mengeluarkannya, sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul
diare karena peningkatan isi lumen usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat
timbul diare pula.
DERAJAT DEHIDRASI
Berdasarkan jumlah cairan yang hilang derajat dehidrasi dibagi menjadi :
Kehilangan berat badan
Tanpa dehidrasi, bila kehilangan cairan < 5% berat badan
14
Kolom B
Kolom C
< 4 x sehari
4-10 x sehari
10x sehari
ada / sedikit
Kadang kadang
Sering sekali
Tidak ada
Haus
Sgt haus
Normal
Sedikit pekat
kencing ( 6 jam )
Keadaan umum
Baik
Jelek, mengantuk
sadar / gelisah
Air mata
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Cekung
Basah
Kering
Sgt kering
Lebih cepat
Cepat kembali
Kembali pelan
Sgt pelan
Nadi
N/cepat
Ubun-ubun
cekung
Sgt cekung
Berat badan
Kehilangan 2,5
Kehilangan 2,5 10 %
Kehilangan 10 %
Anamnesis
Diare
Muntah
Haus
Kencing
Inspeksi
Mata
Mulut & lidah
Nafas
Palpasi kulit
Turgor
%
Kesimpulan
2 tanda / lebih
dehidrasi berat
15
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasakan gejala klinis dan dibantu dengan sarana penunjang
pemeriksaan laboratorium .
1. Anamnesis
Kepada penderita atau keluarga perlu ditanyakan mengenai riwayat perjalanan
penyakit antara lain :
-
Ada tidaknya batuk, panas pilek, dan kejang (sebelum, selama atau setelah
diare)
Jenis, bentuk dan banyaknya makanan dan minuman sebelum dan sesudah dan
sakit
2. Pemeriksaan jasmani
Dilihat dari derajat dehidrasi menurut WHO
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakkan diagnosis yang tepat
sehingga kita dapat memberikan obat yang tepat pula.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah:
1.
Pemeriksaan tinja
a.
b.
pH dan kadar gula dalam tinja dan kertas lakmus dan tablet clinitest
bila diduga terdapat intoleransi glukosa.
16
2.
3.
4.
5.
PENATALAKSANAAN
Tujuan pengobatan
Mencegah dehidrasi
Mengatasi dehidrasi yang telah ada
Mencegah kekurangan nutrisi dengan memberikan makanan selama dan
setelah diare
Mengurangi lama dan beratnya diare, serta berulangnya episode diare, dengan
memberikan suplemen zinc.
Dalam garis besarnya pengobatan diare dapat dibagi dalam:
a. Pengobatan cairan
Sistematika pengobatan yang dapat dilaksanakan secara sederhana ialah pada
dehidrasi berat diberikan cairan rehidrasi parenteral, dehidrasi sedang dan ringan
diberikan cairan rehidrasi oral (oralit) dan yang belum menderita dehidrasi dapat
diberikan segala macam cairan rumah tangga.
b. Pengobatan dietetic
c. Obat-obatan
Pemberian cairan
1. jenis cairan
Cairan rehidarasi oral
-
17
dengan dehidarasi ringan atau sedang atau tanpa dehidrasi. Kadar Natrium
50-60mEq/l untuk diare akut non kolera pada anak dibawah 6 bulan
dengan dehidrasi ringan, sedang, tanpa dehidrasi.
-
Cairan parenteral
-
Ringer Laktat
Peroral untuk dehidrasi ringan, sedang, & tanpa dehirasi & bila anak
mau minum serta kesadaran baik.
b.
3. Jumlah cairan
Untuk menentukan jumlah cairan yang perlu diberikan kepada penderita diare
harus diperhatikan hal-hal berikut: jumlah cairan yang diberikan harus sama
dengan
- Jumlah cairan yang telah hilang melalui diare dan muntah (PWL ).
- Banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urin & pernapasan
(NWL).
- Banyaknya cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih
terus berlangsung (CWL )
Jumlah ini bergantung pada derajat dehidrasi serta berat badan masing-masing
anak atau golongan umur.
4. Jadwal pemberian cairan
a.Belum ada dehidrasi
-
Oral sebanyak anak mau minum ( ad libitum ) atau 1 gelas setiap kali
buang air besar.
18
b. Dehidrasi ringan
-
c. Dehidrasi sedang
-
Susu (ASI atau susu formula yang mengandung laktosa rendah & asam
lemak tidak jenuh, misalnya LLM, Almiron )
Makanan setengah padat ( bubur susu ) atau makanan padat ( nasi tim )
bila anak tidak mau minum susu.
19
Susu khusus yaitu susu yang tidak mengandung laktosa atau susu dengan
asam lemak berantai seluler sesuai dengan kelainan yang ditemukan
2. Untuk anak diatas 1 tahun dengan berat badan lebih dari 7 kg jenis makanan
padat atau makanan air/ susu sesuai kebiasaan makan dirumah.
Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare ialah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja dengan
atau tanpa muntah,
karbohidrat lain.
1. Obat anti sekresi
-
2. Antibiotika
Pada umumnya antibiotika tidak diperlukan untuk mengatasi diare akut, kecuali
bila penyebabnya jelas seperti :
-
KOMPLIKASI
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi
berbagai komplikasi seperti :
1.
Dehidrasi
2.
Renjatan hipovolemik
3.
Hipokalemia
4.
5.
Kejang
6.
21