Oleh :
IGO PRAKOSO ( K11111024 )
AGAPITUS S.K. ( K11111048 )
ARI APRIANSYAH ( K11111042 )
DIAN PANGESTU ( K11111021 )
SALMAN AL RASYID ( K11111043)
B. Perangkat Keras
1. Komputer / PC
Komputer dalam sistem smart home bisa berfungsi sebagai server ataupun media
kontrol. Berfungsi sebagai server ketika sistem smart home hanya berskala kecil,
misalkan hanya sebatas pengontrolan dari dalam rumah saja. Berfungsi sebagai media
kontrol ketika komputer / PC telah diinstal software user interface untuk mengontrol
perangkat yang telah terhubung dengan sistem smart home.
Gambar 5. Komputer / PC
2. Smartphone
Smartphone berperan sebagai remote controller dalam pengendalian dan
monitoring pada sistem smart home. Smartphone akan tersambung dengan server yang
digunakan dalam smart home melalui media internet. Pada smartphone juga ditanam
aplikasi user interface untuk pengendalian perangkat elektronik yang terhubung dengan
sistem smart home.
Gambar 6. Smartphone
3. Sensor
Sensor adalah pendeteksi keadaan untuk mengaktifkan suatu eksekusi tertentu
sesuai dengan program yang sudah ditanamkan. Sebagai contoh, sistem pendeteksi api
pada ruangan memerlukan sensor panas untuk mendeteksi apakah ada api atau tidak
pada ruangan tersebut. Jika terdapat api maka sensor akan mengirimkan sinyal pada
mikrokontroler untuk selanjutnya dilakukan eksekusi penyemburan air. Dalam sistem
smart home sensor berperan sebagai mata yang dapat memantau dan mendeteksi
suatu keadaan tertentu.
Gambar 8. Mikrokontroler
5. Perangkat Elektronik Rumah Tangga
Perangkat rumah tangga adalah perangkat yang akan dikendalikan oleh
mikrokontroler dengan suatu kondisi tertentu. Sebagai contoh, dalam penghematan
energi pemakaian lampu rumah digunakan sensor intensitas cahaya sebagai
pembanding cahaya luar dan dalam ruangan. Kemudian sensor intensitas cahaya akan
mengirimkan data intensitas cahaya tersebut ke mikrokontroler. Mikrokontroler akan
memberi perintah kepada aktuator untuk menghidupkan atau mematikan lampu. Dalam
kasus ini, lampu menjadi perangkat terakhir yang dikendalikan dalam 1 buah proses
kontrol.
C. Perangkat Lunak
Perangkat lunak atau software dalam sistem smart home dibuat sebagai aplikasi user
interface dalam pengontrolan sistem. Aplikasi ini berisi logika-logika berbeda pada setiap
fitur sesuai dengan fungsinya. Lewat aplikasi user interface ini lah command dikirimkan ke
mikrokontroler. Selain mengirimkan command, aplikasi UI juga dapat menerima data,
seperti gambar, waktu, atau video keadaan rumah. Ada beberapa basis bahasa
pemrograman untuk membuat aplikasi UI pada sistem smart home, seperti berbasis visual
basic, web (php, html, css), atau java.
1. Visual Basic
Visual basic pada sistem smart home bisa digunakan untuk sistem yang hanya
dikontrol dari dalam rumah saja, seperti sistem kontrol terpusat pada perusahaan yang
menggunakan sistem otomatis dan memiliki ruang kontrol khusus. Aplikasi yang
berbasis visual basic kurang cocok untuk pengontrolan jarak jauh, karena aplikasi yang
berbasis visual basic hanya dapat dijalankan di sistem operasi windows saja, sehingga
pengontrolan sistem hanya dapat dilakukan lewat media komputer PC atau laptop yang
memiliki sistem operasi windows saja.
Aplikasi yang berbasis web sangat cocok untuk sistem smart home yang bisa
dikontrol dari jarak yang jauh, karena aplikasi yang berbasis web bisa diakses dari
komputer PC, laptop, maupun smartphone. Jarak kontrolnya pun tidak ada batasan
asalkan ada koneksi internet, karena untuk menerapkan kontrol rumah dari jarak jauh
pasti menggunakan koneksi internet sebagai media pengirim command dan penerima
data dari sistem smart home. Untuk tampilan, aplikasi berbasis web (web apps) sangat
dinamis dalam tampilannya, user bisa mengubah sendiri desain tampilan dari
aplikasinya.
3. Java
Hampir sama dengan aplikasi berbasis web, aplikasi berbasis java juga dapat
digunakan untuk kontrol rumah dari jarak jauh, namun aplikasi berbasis java hanya
dapat digunakan untuk smartphone android. Penggunaan smartphone sangatlah efektif
dalam pengontrolan dari jarak yang jauh, karena smartphone merupakan salah satu
perangkat mobile yang bisa dibawa kemana saja. Syarat penggunaan aplikasi berbasis
java pada smartphone juga sama seperti aplikasi yang berbasis web, yaitu wajib
tersedia layanan internet.
Gambar 13. Contoh aplikasi yang berbasis java pada smartphone android
Sebagai contoh adalah sistem pemantauan kondisi rumah melalui kamera robot yang
bisa digerakkan lewat pc / smartphone. Sistem ini dapat melakukan pengendalian terhadap
TV dan lampu pekarangan. Video tangkapan dari kamera robot akan disimpan dan diproses
dalam server kamera yang sebenarnya itu adalah komputer yang terhubung dengan
internet. Fungsi mikrokontroler pada sistem ini adalah sebagai penggerak kamera robot
yang otomatis akan digerakkan sesuai dengan tangkapan video oleh kamera webcam.
Kemudian tangkapan video tersebut bisa diakses oleh komputer / pc, atau smartphone yang
terhubung ke server baik melalui jaringan LAN atau pun Internet. Dari komputer / pc, atau
smartphone itu pula dapat mengirimkan perintah untuk mengontrol pergerakan kamera, tv,
ataupun lampu pekarangan. Gambaran sistem ini dapat dilihat pada gambar 15.
Gambar 15. Contoh sistem cerdas untuk pengendalian berdasarkan video kondisi
lingkungan.
hanya sekedar perasaan kesal saja. Kunci utama dalam sistem smart home adalah internet
jika smart home akan dikendalikan dari jarak yang jauh. Internet adalah hal yang penting
karena internet menyambungkan remote control yang dapat berupa komputer / pc, laptop,
atau smartphone dengan perangkat mikrokontroler yang mengendalikan seluruh alat rumah
tangga yang terhubung kedalam sistem. Jalur internet yang digunakan haruslah tergolong
dengan kecepatan yang cukup tinggi supaya komunikasi dan responnya tidak terlalu lama.
Berbeda dengan Hard Real Time Systems (HRTS) yang tidak memperbolehkan sama
sekali keterlambatan atau waktu yang lewat dari deadline karena dapat mengakibatkan
system failure. Contoh dari HRTS adalah sistem kendali pada navigasi sayap pesawat. Jika
respon pada sayap pesawat melibihi waktu deadline yang telah ditentukan, maka resikonya
adalah kegagalan sistem yang dapat menghilangkan nyawa seluruh penumpang dan kru
yang ada di dalam pesawat. Karena hal tersebutlah HRTS tidak memperbolehkan
sedikitpun keterlambatan waktu respon terhadap deadline sistem.