Anda di halaman 1dari 13

Sistem Waktu Nyata ( Real-Time System )

Real-Time System pada Smart Home

Oleh :
IGO PRAKOSO ( K11111024 )
AGAPITUS S.K. ( K11111048 )
ARI APRIANSYAH ( K11111042 )
DIAN PANGESTU ( K11111021 )
SALMAN AL RASYID ( K11111043)

PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2015

A. Penjelasan Smart Home


Smart home System adalah sebuah sistem berbantuan komputer yang akan
memberikan segala kenyamanan, keselamatan, keamanan dan penghematan energi, yang
berlangsung secara otomatis dan terprogram melalui komputer, pada gedung atau rumah
tinggal anda. Dapat digunakan untuk menggendalikan hampir semua perlengkapan dan
peralatan di rumah Anda, mulai dari pengaturan tata lampu hingga ke berbagai alat-alat
rumah tangga, yang perintahnya dapat dilakukan dengan menggunakan suara, sinar merah
infra, atau melalui kendali jarak jauh (remote). Penerapan sistem ini memungkinkan Anda
untuk mengatur suhu ruangan melalui termostat pada sistem pemanas atau penyejuk hawa,
sehingga memberikan suasana "adanya kehidupan" meski sebenarnya Anda dan seisi
rumah sedang tidak ada di tempat.

Gambar 1. Fitur pada Smart Home


Hanya dengan melakukan hubungan telepon, maka Anda dapat mengatur buka-tutup
tirai yang mengunakan motor, mengatur penerangan di dalam atau luar rumah, mengawasi
seluruh aktivitas yang terjadi di rumah, atau mudahnya, bisa diartikan bahwa Anda
mengatur semua prasarana rumah atau kantor Anda yang menggunakan sumberdaya listrik
sebagai pembangkit kerjanya.

Di rumah-rumah yang berlahan luas, Smart home lebih terasa manfaatnya.


Pernahkah Anda merasa gundah karena meninggalkan rumah yang rasanya belum terkunci
pintunya? Lain waktu, lampu teras yang belum menyala saat hari mulai gelap membuat
Anda ingin cepat pulang. Kalau pengalaman itu akrab dengan Anda, kinilah saatnya
berkenalan dengan Smart home.

Gambar 2. Perangkat yang terhubung dengan komputer kontrol


Kini dengan teknologi elektronik terbaru yang dinamakan smart home, Anda bisa
mengkontrol alat-alat elektronik Anda hanya dengan satu pengontrol pusat, ataupun Anda
bisa mengkontrolnya ketika Anda tidak ada di rumah Anda. Hanya dengan mengakses ke
unit kontrol utama sistem smart home, dimanapun Anda berada, Anda bisa menyala atau
mematikan alat-alat elektronik seperti lampu, pemanas air, kulkas, TV dan microwave,
Anda juga bisa mengaktifkan sistem keamanan, atau mengatur alat temperatur seperti AC
atau pemanas udara, dan juga bisa melihat keadaan luar dan dalam rumah lewat kamera
keamanan (CCTV) Anda.

Gambar 3. Perangkat yang bisa terhubung dalam sistem smart home

Perencanaan dengan menggunakan teknologi smart home harus dimulai dengan


pengaturan kabel-kabel elektronik pada tahap pembangunan rumah Anda. Sebelum rumah
Anda mulai pembangunan, penentuan terhadap alat-alat elektronik harus direncanakan dan
dipertimbangkan. Seperti alat-alat elektronik yang ingin digunakan dan lokasi alat-alat
elektronik itu ditempatkan.

Gambar 4. Rancangan perangkat smart home


Setelah menentukan alat-alat elektronik yang Anda ingin gunakan, tahap selanjutnya
adalah pengaturan kabel-kabel elektronik harus juga dipertimbangkan ketika arsitektur
merancang rumah Anda. Ini dikarenakan teknologi smart home memerlukan semua
koneksi kabel alat-alat elektronik yang ingin dikontrol lewat sistem smart home dan
dipusatkan pada unit kontrol utama.

B. Perangkat Keras
1. Komputer / PC
Komputer dalam sistem smart home bisa berfungsi sebagai server ataupun media
kontrol. Berfungsi sebagai server ketika sistem smart home hanya berskala kecil,
misalkan hanya sebatas pengontrolan dari dalam rumah saja. Berfungsi sebagai media
kontrol ketika komputer / PC telah diinstal software user interface untuk mengontrol
perangkat yang telah terhubung dengan sistem smart home.

Gambar 5. Komputer / PC
2. Smartphone
Smartphone berperan sebagai remote controller dalam pengendalian dan
monitoring pada sistem smart home. Smartphone akan tersambung dengan server yang
digunakan dalam smart home melalui media internet. Pada smartphone juga ditanam
aplikasi user interface untuk pengendalian perangkat elektronik yang terhubung dengan
sistem smart home.

Gambar 6. Smartphone
3. Sensor
Sensor adalah pendeteksi keadaan untuk mengaktifkan suatu eksekusi tertentu
sesuai dengan program yang sudah ditanamkan. Sebagai contoh, sistem pendeteksi api
pada ruangan memerlukan sensor panas untuk mendeteksi apakah ada api atau tidak
pada ruangan tersebut. Jika terdapat api maka sensor akan mengirimkan sinyal pada
mikrokontroler untuk selanjutnya dilakukan eksekusi penyemburan air. Dalam sistem
smart home sensor berperan sebagai mata yang dapat memantau dan mendeteksi
suatu keadaan tertentu.

Gambar 7. Kumpulan Sensor


4. Mikrokontroler
Mikrokontroler dalam sistem smart home adalah sebagai pengatur eksekusi dari
sinyal yang dikirimkan sensor dan diterima oleh mikrokontroler. Sinyal yang diterima
oleh mikrokontroler bukan hanya berasal dari sensor, namun juga bisa berasal dari
server komputer lewat komunikasi serial.

Gambar 8. Mikrokontroler
5. Perangkat Elektronik Rumah Tangga
Perangkat rumah tangga adalah perangkat yang akan dikendalikan oleh
mikrokontroler dengan suatu kondisi tertentu. Sebagai contoh, dalam penghematan
energi pemakaian lampu rumah digunakan sensor intensitas cahaya sebagai
pembanding cahaya luar dan dalam ruangan. Kemudian sensor intensitas cahaya akan
mengirimkan data intensitas cahaya tersebut ke mikrokontroler. Mikrokontroler akan
memberi perintah kepada aktuator untuk menghidupkan atau mematikan lampu. Dalam
kasus ini, lampu menjadi perangkat terakhir yang dikendalikan dalam 1 buah proses
kontrol.

Gambar 10. Perangkat Elektronik

C. Perangkat Lunak
Perangkat lunak atau software dalam sistem smart home dibuat sebagai aplikasi user
interface dalam pengontrolan sistem. Aplikasi ini berisi logika-logika berbeda pada setiap
fitur sesuai dengan fungsinya. Lewat aplikasi user interface ini lah command dikirimkan ke
mikrokontroler. Selain mengirimkan command, aplikasi UI juga dapat menerima data,
seperti gambar, waktu, atau video keadaan rumah. Ada beberapa basis bahasa
pemrograman untuk membuat aplikasi UI pada sistem smart home, seperti berbasis visual
basic, web (php, html, css), atau java.

1. Visual Basic
Visual basic pada sistem smart home bisa digunakan untuk sistem yang hanya
dikontrol dari dalam rumah saja, seperti sistem kontrol terpusat pada perusahaan yang
menggunakan sistem otomatis dan memiliki ruang kontrol khusus. Aplikasi yang
berbasis visual basic kurang cocok untuk pengontrolan jarak jauh, karena aplikasi yang
berbasis visual basic hanya dapat dijalankan di sistem operasi windows saja, sehingga
pengontrolan sistem hanya dapat dilakukan lewat media komputer PC atau laptop yang
memiliki sistem operasi windows saja.

Gambar 11. Contoh tampilan aplikasi yang berbasis Visual Basic


2. WEB

Aplikasi yang berbasis web sangat cocok untuk sistem smart home yang bisa
dikontrol dari jarak yang jauh, karena aplikasi yang berbasis web bisa diakses dari
komputer PC, laptop, maupun smartphone. Jarak kontrolnya pun tidak ada batasan
asalkan ada koneksi internet, karena untuk menerapkan kontrol rumah dari jarak jauh
pasti menggunakan koneksi internet sebagai media pengirim command dan penerima
data dari sistem smart home. Untuk tampilan, aplikasi berbasis web (web apps) sangat
dinamis dalam tampilannya, user bisa mengubah sendiri desain tampilan dari
aplikasinya.

Gambar 12. Contoh tampilan dari web apps

3. Java
Hampir sama dengan aplikasi berbasis web, aplikasi berbasis java juga dapat
digunakan untuk kontrol rumah dari jarak jauh, namun aplikasi berbasis java hanya
dapat digunakan untuk smartphone android. Penggunaan smartphone sangatlah efektif

dalam pengontrolan dari jarak yang jauh, karena smartphone merupakan salah satu
perangkat mobile yang bisa dibawa kemana saja. Syarat penggunaan aplikasi berbasis
java pada smartphone juga sama seperti aplikasi yang berbasis web, yaitu wajib
tersedia layanan internet.

Gambar 13. Contoh aplikasi yang berbasis java pada smartphone android

D. Proses pada Smart Home


Pada sistem smart home yang baik, terdapat laporan yang berupa data waktu,
gambar, atau video kondisi rumah yang dikirimkan ke aplikasi user interface dan bisa
diakses pada smartphone, komputer, maupun laptop. Gambaran sistem kerja pada smart
home dapat dilihat pada gambar 14.

Gambar 14. Diagram blok sistem smart home


Dari diagram blok pada gambar 14, dapat dijelaskan bahwa proses awal adalah pembacaan
kondisi oleh sensor-sensor yang telah dipasang. Kemudian sensor akan mengirimkan sinyal
ke mikrokontroler, lalu mikrokontroler akan mengaktifkan aktuator sesuai dengan kondisi
lingkungan yang di tangkap oleh sensor. Output dari sistem tersebut akan terus di evaluasi
dan proses terus melakukan looping. Selain itu pada diagram blok di atas, output tidak
hanya akan dievaluasi, melainkan akan dikirimkan juga data yang berupa waktu, gambar,
atau video kepada aplikasi user interface. Dari aplikasi user interface juga bisa
mengirimkan command untuk melakukan kontrol manual terhadap sistem smart home.

Sebagai contoh adalah sistem pemantauan kondisi rumah melalui kamera robot yang
bisa digerakkan lewat pc / smartphone. Sistem ini dapat melakukan pengendalian terhadap
TV dan lampu pekarangan. Video tangkapan dari kamera robot akan disimpan dan diproses
dalam server kamera yang sebenarnya itu adalah komputer yang terhubung dengan
internet. Fungsi mikrokontroler pada sistem ini adalah sebagai penggerak kamera robot
yang otomatis akan digerakkan sesuai dengan tangkapan video oleh kamera webcam.
Kemudian tangkapan video tersebut bisa diakses oleh komputer / pc, atau smartphone yang

terhubung ke server baik melalui jaringan LAN atau pun Internet. Dari komputer / pc, atau
smartphone itu pula dapat mengirimkan perintah untuk mengontrol pergerakan kamera, tv,
ataupun lampu pekarangan. Gambaran sistem ini dapat dilihat pada gambar 15.

Gambar 15. Contoh sistem cerdas untuk pengendalian berdasarkan video kondisi
lingkungan.

E. Real-Time pada Smart Home


Smart home termasuk jenis Soft Real Time Systems (SRTS). Soft Real Time Systems
adalah sistem yang mentoleransi adanya waktu yang telah melewati deadline waktu respon
yang seharusnya. Jika terjadi keterlambatan maka efek yang terjadi tidak fatal karena
hanya mengalami kerugian secara materil. Salah satu contoh dari keterlambatan dari sistem
smart home adalah transmisi video situasi di dalam rumah yang kurang cepat, sehingga
video yang diterima terpatah-patah tetapi hal itu masih bisa diberi toleransi karena masih
dapat memberikan informasi walaupun video yang diterima tidak lancar. Contoh lainnya
adalah sistem pembuka pintu garasi menggunakan suara. Jika jalur komunikasinya tidak
lancer maka pintu garasi akan lama terbuka. Jadi kerugian dari keterlambatan sistem ini

hanya sekedar perasaan kesal saja. Kunci utama dalam sistem smart home adalah internet
jika smart home akan dikendalikan dari jarak yang jauh. Internet adalah hal yang penting
karena internet menyambungkan remote control yang dapat berupa komputer / pc, laptop,
atau smartphone dengan perangkat mikrokontroler yang mengendalikan seluruh alat rumah
tangga yang terhubung kedalam sistem. Jalur internet yang digunakan haruslah tergolong
dengan kecepatan yang cukup tinggi supaya komunikasi dan responnya tidak terlalu lama.
Berbeda dengan Hard Real Time Systems (HRTS) yang tidak memperbolehkan sama
sekali keterlambatan atau waktu yang lewat dari deadline karena dapat mengakibatkan
system failure. Contoh dari HRTS adalah sistem kendali pada navigasi sayap pesawat. Jika
respon pada sayap pesawat melibihi waktu deadline yang telah ditentukan, maka resikonya
adalah kegagalan sistem yang dapat menghilangkan nyawa seluruh penumpang dan kru
yang ada di dalam pesawat. Karena hal tersebutlah HRTS tidak memperbolehkan
sedikitpun keterlambatan waktu respon terhadap deadline sistem.

Anda mungkin juga menyukai