Disfungsi Uterus
Disfungsi Uterus
No Revisi
0/0
No.Dokumen
RSUDTUB.KEB.G02.028
Halaman :
1/ 5
Ditetapkan :
Direktur RSUD Provinsi KEPRI
Tanggal Terbit
SPO
November 2013
Pengertian
Etiologi
Kriteria Diagnostik
Nulipara
Multipara
>20 jam
>14 jam
Protraction Disorder
Protracted active
phase dilatation
<1,2 cm/jam
6. Protracted descent
Arrest Disorder
1. Fase deselerasi
memanjang
2. Secondary arrest of
dilatation
3. Arrest of descent
4. Failure of descent
< 1 cm/jam
Keterangan:
>3 jam
-
Terapi Pilihan
Terapi Istirahat:
-Tetap fase laten
Pulangkan.
-Mencapai fase
aktif pantau
persalina
<1,5 cm/jam Espektatif
Terapi
Exceptional
Oksitosin atau
SC untuk kaus
emergensi
SC untuk CPD
< 2 cm/jam
>1 jam
Oksitosin tanpa
CPD
-
Istirahat jika
kelelahan
-
SC dengan CPD
SC
>2 jam
>2 jam
>1 jam, tanpa
> 1 jam
penurunan fase
deselerasi atau
kala II
Drip oksitosin (lihat BAB Pemberian Tetes Oksitosin) diberikan dengan dosis 5 unit dalam
500 cc dekstrosa 5%, dimulai dengan tetesan 20 tetes/menit dan dapat dinaikkan 5 tetes
setiap 15 menit sampai kontraksi uterus (His) adekuat. Maksimal tetesan 60 tetes/menit,
kecualui pada grade multiparitas, gameli, dan bayi besar. Oksitosin drip pada letak kepala
umumnya diberikan 2 labu, sedangkan pad letak sungsang, oksitosin drip diberikan
hanya 1 labu. Bila pembuikaan dan turunnya kepala yang diharapkan tercapai. Ibu dapat
dipimpin meneran untuk melahirkan fetus pervaginam. Bila pembukaan dan turunnya
kepala tidak tercapai, fetus dilahirkan perabdominal (seksio sesarea). Istirahat diberikan
antara labu pertama dan kedua. Primi gravida diberikan istirahat selama 2 jam (drip
oksitosin dihentikan, diganti dengan cairan dekstrosa 5% polos).
Selama oksitosin drip diberikan, dilakukan observasi Ibu (tanda vital dan kontraksi uterus)
dan anak (pemantauan bunyi jantung anak). Bila terjadi penyimpangan pada observasi,
waspadai timbulnya kelainan kontraksi hipertonik, gawat janin, dan tanda-tanda ruptura
uteri.
Tindakan yang harus dilakukan bila muncul tanda-tanda bahaya tersebut:
1. Drip oksitosin dihentikan
2. Ibu tidur miring
3. Pemberian oksigen 5 L/menit
4. Pada kontraksi hipertonik selain tiga tindakan terdahulu, diberikan tokolitik (lihat
bab pemberian Obat-obatan Tokolitik)
Cunnigham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Gilstrap LC, Wenstrom KD. William
Obstetrics. 23 ed. New York: McGraw-Hill: 2010