Anda di halaman 1dari 2

DISFUNGSI UTERUS

RSUD PROVINSI KEPULAUAN RIAU


Jl. Indun Suri Simpang Busung No. 1
Telp. ( 0771 ) 482655 ; 482796
Fax. ( 0771 ) 482795

No Revisi
0/0

No.Dokumen
RSUDTUB.KEB.G02.028

Halaman :
1/ 5

Ditetapkan :
Direktur RSUD Provinsi KEPRI

Tanggal Terbit
SPO

dr. Didi Kusmarjadi, Sp OG


NIP.19660731 199902 1 001

November 2013

Pengertian

Etiologi

Jenis Disfungsi Uterus

Kelainan kekuatan yang mendorong fetus untuk lahir


akibat infusiensi atau inkoordinasi tenaga persalinan
untuk pendataran dan dilatasi serviks, termasuk juga
tenaga mengejan ibu yang tidak adekuat pada kala II.
1. Analgesia epidural
2. Korioamnionitis
3. Posisi ibu selama persalinan
4. Posisi meneran pada kala II persalinan
1. Disfungsi/inersia uteri hipotonik
2. Inersia uteri hipertonik
3. Disfungsi uteri tidak terkoordinasi

Pengelolaan Disfungsi Uterus


Tabel Pengelolaan Disfungsi Uterus berdasarkan Pola Persalinan dan Kriteria Diagnostik
Pola Persalinan
ProlongationDisorder

Kriteria Diagnostik
Nulipara
Multipara
>20 jam
>14 jam

Protraction Disorder
Protracted active
phase dilatation

<1,2 cm/jam

6. Protracted descent
Arrest Disorder
1. Fase deselerasi
memanjang
2. Secondary arrest of
dilatation
3. Arrest of descent
4. Failure of descent

< 1 cm/jam

Keterangan:

>3 jam
-

Terapi Pilihan

Terapi Istirahat:
-Tetap fase laten
Pulangkan.
-Mencapai fase
aktif pantau
persalina
<1,5 cm/jam Espektatif

Terapi
Exceptional
Oksitosin atau
SC untuk kaus
emergensi

SC untuk CPD

< 2 cm/jam

>1 jam

Oksitosin tanpa
CPD
-

Istirahat jika
kelelahan
-

SC dengan CPD

SC

>2 jam
>2 jam
>1 jam, tanpa
> 1 jam
penurunan fase
deselerasi atau
kala II

Drip oksitosin (lihat BAB Pemberian Tetes Oksitosin) diberikan dengan dosis 5 unit dalam
500 cc dekstrosa 5%, dimulai dengan tetesan 20 tetes/menit dan dapat dinaikkan 5 tetes
setiap 15 menit sampai kontraksi uterus (His) adekuat. Maksimal tetesan 60 tetes/menit,
kecualui pada grade multiparitas, gameli, dan bayi besar. Oksitosin drip pada letak kepala
umumnya diberikan 2 labu, sedangkan pad letak sungsang, oksitosin drip diberikan
hanya 1 labu. Bila pembuikaan dan turunnya kepala yang diharapkan tercapai. Ibu dapat
dipimpin meneran untuk melahirkan fetus pervaginam. Bila pembukaan dan turunnya
kepala tidak tercapai, fetus dilahirkan perabdominal (seksio sesarea). Istirahat diberikan
antara labu pertama dan kedua. Primi gravida diberikan istirahat selama 2 jam (drip
oksitosin dihentikan, diganti dengan cairan dekstrosa 5% polos).
Selama oksitosin drip diberikan, dilakukan observasi Ibu (tanda vital dan kontraksi uterus)
dan anak (pemantauan bunyi jantung anak). Bila terjadi penyimpangan pada observasi,
waspadai timbulnya kelainan kontraksi hipertonik, gawat janin, dan tanda-tanda ruptura
uteri.
Tindakan yang harus dilakukan bila muncul tanda-tanda bahaya tersebut:
1. Drip oksitosin dihentikan
2. Ibu tidur miring
3. Pemberian oksigen 5 L/menit
4. Pada kontraksi hipertonik selain tiga tindakan terdahulu, diberikan tokolitik (lihat
bab pemberian Obat-obatan Tokolitik)
Cunnigham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Gilstrap LC, Wenstrom KD. William
Obstetrics. 23 ed. New York: McGraw-Hill: 2010

Anda mungkin juga menyukai