SKRIPSI
Yang Diajukan Untuk Melengkapi
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
KATA PENGANTAR
Pujian dan rasa syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
karena atas berkat karunia-Nya, Skripsi ini dapat selesai dengan baik. Skripsi ini
diajukan untuk melengkapi syarat dan melengkapi studi untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik pada jenjang pendidikan sarjana (S1) menurut kurikulum
Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
Skripsi ini membahas tentang teknik pelumasan pada bantalan luncur yang
dilumasi dengan minyak pelumas multigrade, berjudul , Analisa Tekanan Pada
Bantalan Luncur Menggunakan Minyak Pelumas Multigrade Dengan Dan Tanpa
Aditif Dengan Variasi Putaran.
Dengan
terselesainya Skripsi
ini,
pada
kesempatan
ini Penulis
Medan,
Maret 2009
Penulis
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
AGENDA
DITERIMA TGL
PARAF
: 844/TS/2008
:
:
TUGAS SARJANA
NAMA
NIM
: 040401045
MATA PELAJARAN
: TEKNIK PELUMASAN
SPESIFIKASI
DIBERIKAN TANGGAL
SELESAI TANGGAL
: 27 / 11 / 2008
: 06 / 03 / 2009
MEDAN, 27 / 11 / 2008
KETUA DEPARTEMEN TEKNIK MESIN,
DOSEN PEMBIMBING,
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
KARTU BIMBINGAN
Diberikan Tgl.
: 27 November 2008
Selesai Tgl: 06 Maret 2009
Dosen Pembimbing : Ir.A.Halim Nasution, M.Sc Nama Mhs:Frans Edo A.P
N.I.M
: 040401045
NO
Tanggal
1.
2.
3.
4.
27-11-2008
07-01-2009
23-012009
30-01 2009
5.
10-02-2009
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
24-02-2009
03-03-2009
05-03-2009
06-03-2009
Tanda
Tangan
Dosen Pemb.
CATATAN :
1. Kartu ini harus diperlihatkan kepada Dosen
Pembimbing setiap Asistensi
2. Kartu ini harus dijaga bersih dan rapi.
3. Kartu ini harus dikembalikan ke Jurusan,
bila kegiatan Asistensi telah selesai.
Diketahui,
Ketua Jurusan Teknik Mesin
F.T U.S.U
Dr.Ing.Ir.Ikhwansyah Isranuri
NIP.132 018 668
.
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI
iii
iv
14
26
39
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
46
46
3.2
47
3.3
47
3.4
51
3.5
51
3.6
52
3.7
53
54
54
55
58
59
71
88
90
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
93
93
95
96
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
15
Gambar 2.5
Gambar 2.4
24
25
Gambar 2.6
27
Gambar 2.7
28
Gambar 2.8
Viskometer rotasional
29
Gambar 2.9
30
Gambar 2.10
31
Gambar 2.11
31
Gambar 2.12
Viskometer Stormer
32
Gambar 2.13
Viskometer Saybolt
32
Gambar 2.14
Viskometer MacMichael
33
Gambar 2.15
Bantalan luncur
40
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
41
Gambar 2.17
43
Gambar 2.18
44
Gambar 3.1
46
Gambar 3.2
48
Gambar 3.3
49
Gambar 3.4
52
Gambar 3.5
53
Gambar 3.6
53
Gambar 4.1
Gambar 4.2
63
Gambar 4.3
64
Gambar 4.4
65
Gambar 4.5
65
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
66
Gambar 4.7
67
Gambar 4.8
68
Gambar 4.9
69
Gambar 4.10
Gambar 4.11
70
73
Gambar 4.12
78
Gambar 4.13
79
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
80
Gambar 4.15
81
Gambar 4.16
82
Gambar 4.17
83
Gambar 4.18
84
Gambar 4.19
85
Gambar 4.20
86
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
87
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Material yang digunakan sebagai bahan pelumas padat
13
19
21
22
Tabel 4.1 Data pengujian rapat massa minyak pelumas SAE 15W/50
54
Tabel 4.2 Data hasil pengujian kekentalan minyak pelumas SAE 15W/50
tanpa aditif
54
Tabel 4.3 Data hasil pengujian kekentalan minyak pelumas SAE 15W/50
dengan penambahan aditif.
55
56
57
Tabel 4.6 Data tekanan yang terjadi di sekeliling bantalan dengan minyak
pelumas multigrade SAE 10W/50 tanpa aditif
61
Tabel 4.7 Data tekanan yang terjadi di sekeliling bantalan dengan minyak
pelumas multigrade SAE 10W/50 dengan penambahan aditif
62
75
75
Tabel 4.10 Beban total pada bantalan luncur terhadap minyak pelumas
multigrade tanpa aditif
Tabel 4.11 Beban total pada bantalan luncur terhadap minyak pelumas
90
90
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR NOTASI
Notasi
Arti
Satuan
Luas permukaan
m2
Diameter bantalan
Dimeter poros/journal
Eksentrisitas
gravitasi bumi
m/s2
h, dy
hm
Pa
Ob
Oj
Pa
po
Tekanan suplai
Pa
Jari-jari bantalan
Waktu
detik (s)
Waktu rata-rata
detik (s)
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
Kelonggaran radial
Perbandingan Eksentrisitas
N/m2
derajat ( )
derajat ( )
maksimum
u
m/s
Kekentalan dinamik
Poise (P)
Kekentalan kinematik
Stokes (S)
Rapat massa
kg/m3
rpm
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam sistem perawatan elemen mesin telah dikenal luas teknik
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
1.2
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
1.3
Batasan Masalah
Pembatasan masalah penelitian ini adalah untuk memperoleh karakteristik
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
bawah pengaruh tekanan yang diberikan maka gaya yang bekerja pada kedua
permukaan bersinggungan tersebut akan timbul tahanan tehadap gerakan,
fenomena ini menunjukkan adanya gesekan. Ada tiga tipe dasar gesekan yakni,
gesekan luncur, gesekan menngelinding dan gesekan fluida. Gesekan meluncur
dan gesekan menggelinding adalah gesekan kering, sedangkan gesekan fluida
adalah gesekan basah. Disebut gesekan basah karena ada lapisan fluida yang
memisahkan secara sempurna pada salah satu atau kedua permukaan bergesekan.
Ketika dua atau lebih permukaan mengalami gesekan, maka ada kecenderungan
kedua permukaan tersebut akan mengalami keausan. Gesekan juga dapat merusak
komponen mesin karena adanya energi gesekan tersebut yang diubah menjadi
kalor. Fenomena tersebut banyak ditemukan pada elemen-elemen mesin, baik
yang bergerak translasi, rotasi maupun gabungan keduanya. Ring piston dan
slinder, poros dan bantalan, roda gigi, sabuk dan puli adalah contoh elemen mesin
yang saling bergesekan.
2.2
Pengertian Pelumasan
Gesekan dan keausan dalam elemen mesin harus dikendalikan, supaya
mesin tersebut dapat bekerja optimal baik pada saat stasioner maupun pada saat
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
2.3
pembakaran dengan busi (siklus Otto) maupun untuk pembakaran dengan tekanan
(siklus Diesel dan siklus Dual).
Bahan pelumas juga digunakan pada sektor industri, misalnya untuk bantalan,
roda gigi pompa maupun kompresor, turbin dan lain-lain. Dalam hal ini termasuk
pemanasan dan pendinginan pada industri baja, pertambangan, industri kertas,
industri tekstil, dan sebagai pendingin dan pelumas untuk mata pahat mesin
perkakas.
Pada beberapa penggunaan diperlukan minyak pelumas yang dapat bekerja pada
interval temperatur yang besar, dengan kata lain diperlukan indeks kekentalan
minyak pelumas yang besar, misalnya pada turbin gas.
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
2.4
Tipe-Tipe Pelumasan
pada bantalan luncur pada roda kereta api dan mempelajari tipe pelumasan yang
terbaik pada bantalan luncur tersebut. Hasil yang diperoleh oleh Beauchamp
Tower mempunyai keteraturan dan kesamaan karakteristik seperti yang
disimpulkan Osborne Reynolds bahwa harus ada persamaan defenitif yang
terbatas dalam hubungan gesekan, tekanan dan kecepatan. Berdasarkan penelitian
Beauchamp Tower tersebut, Osborne Reynolds mengembangkan teori matematis
untuk menjelaskan eksperimen yang dilakukan Beauchamp Tower, dan
dipublikasikan pada tahun 1886.
Gambar 2.1 Pelumasan hidrodinamis untuk gerakan meluncur pada bidang rata
Gambar 2.2 Pelumasan hidrodinamis pada roller yang bergerak relatif pada bidang rata
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
(permukaan kasar pada suatu permukaan yang dilihat di bawah mikroskop). Pada
situasi normal, asperity setiap logam dilapisi oleh lapisan oksida, misalnya besi
oksida pada besi atau baja, aluminium oksida (alumina) pada aluminium dan
sebagainya. Ketika asperities tersebut saling bergesekan, kecenderungan
asperities tersebut untuk melekat relatif lembut. Namun, bila lapisan oksida
tersebut aus/habis akibat gesekan yang berat maka permukaan-permukaan yang
bersinggungan memiliki kecenderungan untuk melakukan kontak langsung. Maka
sangat penting untuk mempertahankan lapisan oksida tersebut, agar terjadi
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
gesekan yang relatif lembut. Dan jika permukaan logam tersebut kehilangan
lapisan oksidanya maka akan terjadi gesekan dan keausan yang parah. Dan pada
kasus tersebut diatas pelumasan bidang batas dapat mengurangi gesekan dan
keausan yang terjadi. Mekanisme dari pelumasan bidang batas sendiri adalah
misalnya dengan physical adsorption, chemical adsorption, maupun chemical
reaction.
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
karena debu, pasir dan kerikil mengurangi gesekan antara ban dan permukaan
jalan. Teknisnya, debu, pasir dan kerikil tersebut bertindak sebagai pelumas,
namun tentu saja tidak ada yang merekomendasikan debu, pasir dan kerikil
sebagai pelumas padat pada elemen mesin.
Walaupun telah banyak dikembangkan bahan inorganik untuk pelumasan padat,
seperti misalnya mica, talc, dan chalk namun sangat sedikit yang digunakan
secara umum untuk permesinan. Bahan-bahan yang umum dan paling banyak
digunakan sebagai pelumas padat adalah grafit dan molybdenum disulfida dan
PTFE (Polytetrafluoroethylene) / teflon.
Adapun karakterisitik bahan yang baik digunakan sebagai pelumas padat adalah
sebagai berikut :
Memiliki daya tahan terhadap keausan dan umur yang relatif panjang
Bahan inorganik seperti grafit dan molybdenum disulfida memiliki sifat mampu
membentuk lapisan tipis pada permukaan logam yang bergeser dengan mudah dan
menahan penetrasi oleh permukaan-permukaan yang bergesek. Senyawa-senyawa
demikian dapat digunakan sendiri-sendiri atau disuspensikan dalam tempat cairan
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
atau minyak gemuk. Jenis plastik/polimer seperti PTFE dapat digunakan sebagai
permukaan bantalan yang dalam penggunaan tidak menggunakan atau
membutuhkan pelumasan lanjutan ataupun lainnya.
Beberapa bahan yang digunakasebagai pelumas padat dapat dilihat pada tabel 2.1
Tabel 2.1
Kelompok Bahan
Layer-lattice compounds
Polymers
Metals
Other Inorganics
Nama Bahan
Molybdenum disulphide
Tungsten diselenide
Niobium diselenide
Calcium fluoride
PTFE
PTFCE
PVF2
FEP
PEEK
Lead
Gold
Indium
Molybdic oxide
Lead monoxide
Graphite
Tungsten disulphide
Tantalum disulphide
Graphite fluoride
Nylon
Acetal
Polyimide
Polyphenylene sulphide
Tin
Silver
Boron trioxide
Boron nitride
(sumber : Lubrication and Lubricant Selection :A Practical Guide, Third Edition by A.R. Lansdown)
gerakan
luncuran,
yang
yang lebih besar agar terjadi lapisan tipis minyak pelumas diantaraporos dan
bantalan misalnya. Tekanan demikian diperoleh dengan menggunakan pompa
tekanan tingi yang akan menekan minyak pelumas ke bagian-bagian yang bergesek,
bukan sekedar pompa tekanan rendah yang berfungsi hanya sebagai pendistribusi
atau pensirkulasi minyak pelumas. Pelumasan sedemikian disebut pelumasan
hidrostatis (Hidrostatic Lubrication).
Pelumasan hidrostatis disebut juga pelumasan tekanan luar (externally pressurized)
karena tekanan yang timbul diakibatkan pengaruh kerja dari luar sistem. Dalam
beberapa kasus, setelah poros berputar dengan kecepatan tinggi biasanya pompa
tekanan tinggi yang digunakan dapat dihentikan sementara pompa tekanan rendah
sebagai pensuplai minyak pelumas tetap difungsikan. Dalam kasus ini, pada operasi
normal yang terjadi bukan pelumasan hidrostatis lagi, melainkan pelumasan
hidrodinamis.
2.5
menurut Hukum Newton tentang aliran viskos. Suatu permukaan bergerak relatif
dengan kecepatan u terhadap permukaan lain dimana diantara kedua permukaan
ditempatkan suatu lapisan tipis fluida. Kekentalan didefenisikan sebagai besarnya
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
tahanan fluida untuk mengalir di bawah pengaruh tekanan yang dikenakan dan
besarnya harga kekentalan merupakan perbandingan antara tegangan geser yang
bekerja dengan kadar geseran (rate of shear).
u
h
diam
du
u
=
dy
h
(2.1)
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
du
(2.2)
dy
(2.3)
Dalam satuan cgs, tegangan geser adalah dalam dyne/cm2 dan kadar geseran
dalam det-1, maka satuan kekentalan dinamik adalah poise disingkat P. Sedangkan
satuan rapat massa gram/cm3 sehingga satuan kekentalan kinemati adalah stokes
disingkat St.
Satuan yang paling umum dalam industri perminyakan adalah centipoise
disingkat cP dan centistoke disingkat cSt, dimana 1 P = 100 cP dan 1 St =100 cSt.
Dalam satuan SI, untuk kekentalan dinamis adalah N det/m2 atau kg/m det dan
satuan kekentalan kinematik adalah m2/det. Dengan demikian diperoleh hubungan
satuan-satuan:
1P
= 10-1 N det/m2
1 cP
= 10-3 N det/m2
1 St
= 10-4 m2/det
1cSt
= 10-6 m2/det
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
Dalam satuan British untuk kekentalan dinamik dikenal satuan lbf.s/in2 (poundforce second per square inch) yang disebut juga dengan reyn, yang diberikan
untuk penghormatan terhadap Sir Osborne Reynolds.
Hubungan antara reyn dan centipoise:
1 reyn
1 reyn
= 6,9 . 106 cP
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
klasifikasi
kekentalan
minyak
pelumas
menurut
ISO
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
Nilai kekentalan standar ISO dapat dilihat pada tabel di bawah, untuk nilai
kekentalan pada suhu 40 C. Nilai untuk harga kekentalan kinematik minyak
pelumas pada 40 C menurut dokumen ISO 3448.
Harga tengah
kekentalan, cSt
pada 40 C
ISO VG2
C
Minimum
Maksimum
2,2
1,98
2,42
ISO VG3
3,2
2,88
3,52
ISO VG5
4,6
4,14
5,06
ISO VG7
6,8
6,12
7,48
ISO VG10
10
11
ISO VG15
15
13,5
16,5
ISO VG22
22
19,8
24,2
ISO VG32
32
28,8
35,2
ISO VG46
46
41,4
50,6
ISO VG68
68
61,2
74,8
ISO VG100
100
90
110
ISO VG150
150
135
165
ISO VG220
220
198
242
ISO VG320
320
288
352
ISO VG460
460
4174
506
ISO VG680
680
612
748
ISO VG1000
1000
900
1100
ISO VG1500
1500
1350
1650
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
Tabel 2.3 Derajat kekentalan SAE untuk minyak pelumas mesin (SAE J300
Engine Oil Visccosity Classification)
SAE
Viscosity
Grade
0W
5W
10 W
15 W
20 W
25 W
20 W
30 W
40 W
50 W
60 W
max.
3250
3250
3250
3250
3250
at
at
at
at
at
-
-30
-30
-30
-30
-30
-35
-30
-25
-20
-15
-10
-
Viscosityc (cSt)
at 100 C .
min
max
3,8
3,8
4,1
5,6
5,6
9,3
5,6
9,3
12,5
16,3
21,9
9,3
12,5
16,3
21,9
26,1
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
Indeks Kekentalan
10W/30
145
10W/40
169
10W/50
190
20W/40
113
20W/50
133
Minyak pelumas mesin otomotif diklasifikasikan oleh SAE seperti tercantum pada
tabel 2.4. Tabel 2.4 khusus menunjukkan kekentalan minyak pelumas multigrade.
Ternyata bahwa minyak pelumas jenis ini mempunyai indeks kekntalan yang
tinggi.
Seperti diungkapkan sebelumnya bahwa nomor SAE yang diikuti dengan letter W
(Winter) ditunjukkan sebagai minyak pelumas yang dimaksudkan untuk
kemudahan dalam menghidupkan mesin selama kondisi cuaca dingin. Misalnya
SAE 20W/50, artinya bahkan pada saat musim dingin (atau pada pagi hari saat
bukan musim dingin) nilai kekentalannya akan sama seperti SAE 20, dan pada
saat udara panas (kondisi operasi) atau bukan musim dingin kekentalan
maksimalnya adalah akan sama seperti SAE 50.
Minyak pelumas multigrade pada awalnya dibuat khusus untuk daerah yang
memiliki empat musim (iklim) dalam satu tahun, termasuk didalamnya musim
dingin, agar memudahkan pemilihan minyak pelumas untuk pengoperasian mesin
pada keempat musim tersebut. Namun dalam perkembangannya penggunaan
minyak pelumas multigrade tidak hanya digunakan pada wilayah yang memiliki
musim dingin, tetapi juga yang beriklim tropis, sehingga sering menimbulkan
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
keragu-raguan bagi pengguna. Secara teori minyak pelumas SAE 20W/50 tersebut
dapat diaplikasikan/digunakan pada sistem yang memerlukan minyak pelumas
SAE 20, SAE 30, SAE 40 dan SAE 50.
p = 0 . ep
(2.4)
p
)
2000
(2.5)
dimana:
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
Gambar. 2.4 Pengaruh tekanan terhadap kekentalan, persamaan Barus dan Persamaan Roeland
t
)
135
(2.6)
dimana:
= kekentalan (cP)
t = temperatur (C)
Gambar 2.5 Pengaruh temperatur terhadap minyak pelumas SAE pada tekanan atmosfer
(sumber: Literatur 1, bab 4, hal.36)
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
2.6
dengan prinsip-prinsip yang berbeda. Misalnya dengan prinsip bola jatuh yang
memenuhi hukum Stokes atau menurut Hoeppler. Pengujian minyak pelumas
biasanya dilakukan pada temperatur yang konstan, misalnya -18 C , 10 C ,
28 C , 40 C , 50 C atau 100 C . Alat untuk mengukur kekentalan minyak
pelumas disebut dengan viskometer (viscometers).
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
2r 2
( b f ).g
9v r
(2.7)
dimana:
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
= K ( 1 2 ). t
Dimana:
(2.8)
ri
ro
la
= panjang tabung/slinder
= radial clearence
o =
tq
2 ro2 ri l a
(2.9)
JikA k ,o = o
1
8l t
serta A* =
, dan mengingat q , maka:
4
t
ga
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
k ,o =
ht
= B* t
A *q
(2.10)
2.7
pelumas, yang sering disebut juga oil treatment, adalah sejenis zat kimia yang jika
ditambahkan ke dalam minyak pelumas baik yang memiliki bahan dasar (base oil)
minyak bumi maupun sintetis akan mempertinggi atau memperbaiki sifat yang
ada dari minyak pelumas tersebut. Atau dapat juga memberikan sifat yang baru
pada minyak pelumas, yang tidak dimiliki sebelumnya.
Minyak pelumas awalnya ada yang diberikan aditif, namun dalam jumlah yang
sangat sedikit, agar terjaga keseimbangan komposisi kimia dalam pelumas.
Penambahan aditif haruslah dalam takaran yang sesuai dengan rekomendasi
pabrikan pembuat aditif tersebut.
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
Anti-corrosion
Fungsinya adalah mencegah reaksi kimia yang menyebabkan korosi
terhadap bantalan/mesin. Aditif anti-corrosion akan memebentuk lapisan
pelindung pada permukaan yang dilumasi. Biasanya ditambahkan untuk
sistem yang bekerja pada lingkungan yang korosif.
Anti-foam
Fungsinya adalah mencegah terjadinya pembentukan buih (foam) pada
minyak pelumas saat mesin beroperasi.
Pembentukan buih terjadi akibat minyak pelumas mengikat udara,
misalnya pada bantalan hidrodinamis, sehingga terbentuk gelembunggelembung udara. Jika lapisan bagian yang bergelembung tersebut berada
pada elemen mesin yang saling bergesekan, maka gelembung-gelembung
udara pada minyak pelumas tersebut
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
Anti-Wear
Lebih tepatnya adalah anti-wear improver, fungsinya mengurangi tingkat
keausan pada elemen mesin, khususnya yang berada pada pelumasan
bidang batas (boundary lubrication), seperti kam (cam) dan ring piston.
Demulsifier
Fungsi utamanya adalah mencegah kontaminasi air pada minyak pelumas.
Misalnya pada fluida transmisi, fluida hirolik, maupun roda gigi pada
industri, dimana kandungan air pada pelumas dapat menimbulkan
masalah/kegagalan.
Detergant & Dispersant
Fungsi utamanya adalah membersihkan dan mencegah kontaminasi jelaga.
Detergant berguna dalam membersihkan permukaan yng dilumasi,
sedangkan dispersant mencegah jelaga merusak minyak pelumas, misalnya
jelaga akibat pembakaran pada motor bakar.
Metal-deactivator
Fungsinya mencegah kontaminasi partikel logam merusak permukaan
yang dilumasi. Cara kerja aditif ini adalah dengan membentuk lapisan
pelindung jika beinteraksi dengan partikel logam, misalnya dengan
adsorpsi kimia.
Pour Point Depresant
Pada temperatur rendah, misalnya pada musim dingin, minyak
akan mengental, karena akan terbentuk waxy crystals. Hal tersebut
dikarenakan minyak pelumas umumnya terdiri dari rantai panjang
hidrokarbon parafin, yang akan membentuk waxy crystal pada temperatur
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
rendah, sehingga minyak pelumas akan sulit dituang atau mengalir. Oleh
sebab itu ditambahkan pour point depresant ke dalam minyak pelumas.
Viscosity Index Improver
Pertimbangan utama dalam memilih minyak pelumas adalah adalah
kekentalan dan variasi kekentalan tersebut terhadap temperatur. Semakin
rendah temperatur maka kekentalan akan semakin tinggi (semakin kental),
demikian juga jika semakin tinggi temperatur maka kekentalan akan
semakin rendah (semakin encer). Tujuan dari viscosity index improver ini
adalah memperkecil pengaruh dari temperatur terhadap kekentalan minyak
pelumas.
Selain tipe aditif diatas masih ada lagi aditif khusus yang dapat di tambahkan pada
minyak pelumas, dengan seperti :
Extreme-pressure agents, yang dapat meningkatkan kekuatan lapisan
minyak pelumas pada tekanan yang ekstrim (sangat tinggi).
Viscosity Improver, berfungsi meningkatkan kekentalan secara ekstrim,
biasanya dapat meningkatkan kekentalan diatas 30%.
Colour stabilizers
Minyak pelumas dan minyak gemuk sering ditambahkan dengan colour
stabilizers untuk mencegah minyak pelumas ataupun minyak gemuk
berubah warna (menjadi lebih gelap) dengan cepat, misalnya saat
berinteraksi dengan panas dan oksidasi. Dengan penambahan colour
stabilizers, perubahan warna terhadap pelumas dapat ditekan sedemikian
rupa.
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
Seal-swell agent
Tujuan utamanya adalah mengisolasi lingkungan yang dilumasi dari
elemen-elemen berpotensi yang merusak minyak pelumas dan lingkungan
yang dilumasi.
Sering ditemukan di pasaran, dalam satu kemasan aditif yang memiliki 2 atau
lebih sifat tambahan sekaligus. Misalnya pada satu kemasan terdapat aditif
alkaline dan detergent/dispersant, VI Improver dan anti-wear, atau anti-oxidant
dan anti-corrosion dan sebagainya.
2.8
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
Bantalan luncur termasuk dari jenis bantalan yang arah pembebanan normalnya
pada arah radial atau lebih banyak mengarah tegak lurus pada garis sumbu poros.
Maka bantalan luncur termasuk ke dalam jenis plain bearing atau kadang disebut
dengan sliding bearing.
Disebut bantalan luncur (dalam bahasa Indonesia) adalah karena adanya gesekan
luncur dan gerakan luncuran (sliding) yang terjadi pada bantalan, akibat adanya
lapisan fluida tipis diantara bantalan dan poros tersebut. Dapat juga dibandingkan
seperti atlet selancar air yang berselancar/meluncur bebas diatas air, demikian
juga dengan poros yang dapat meluncur dengan mudah pada bantalan dengan
bantuan lapisan tipis minyak pelumas.
Dalam bahasa Inggris disebut journal bearings karena poros ditumpu oleh
bantalan pada tempat/daerah yang dinamakan tap-poros atau leher-poros (neck),
dan daerah leher-poros tersebut dinamakan journal.
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
dengan
2.8.2.1 Teori aliran hidrodinamis fluida diantara dua plat / permukaan datar
Gambar 2.16 Aliran hidrodinamis fluida diantara dua plat / permukaan datar
Lihat lapisan minyak pelumas diantara dua plat AB dan CD, salah satu permukaan
bergerak dengan kecepatan V, dan permukaan yang satunya (CD) diam, seperti
pada gambar 2.14. Kecepatan minyak saat kontak dengan CD adalah nol saat CD
diam. Gaya pada minyak yang digambarkan dalam elemen kubus dx.dy.dz pada
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
setiap titik (xyz) seperti pada diagram, dimana F adalah gaya yang terjadi pada
gesekan internal dan p adalah tekanan pada titik tersebut (xyz).
Berdasarkan hukum Newton:
F=
v
y
(2.11)
Anggap elemen dx.dy.dz berada dalam gerakan seragam pada arah x dan
p
=0
y
F
p
F + y , dy F dx.dz + p ( p + x , dx dx.dz = 0
(2.12)
F p
=
y x
Substitusi nilai F:
F 2 v p
=
=
y y 2 x
(2.13)
v=
1 p 2
y + C1 y + C 2
2 x
(2.14)
Lalu kita tentukan kondisi v=V ketika y=0 dan v=0 ketika y=h, didapat:
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
y 1 p
y
v = V 1
1 hy
h 2 x h
(2.15)
sini
fungsi
F
F
dy pengganti
y
internal
pada
persamaan
(2.9)
harus
bernilai
F
F +
dy , sehingga :
y
F
p
=
y
x
Atau tanda
F
dibuat negatif dan persamaan kecepatan menjadi:
y
y 1 p
y
v = V 1 +
1 hy
h 2 x h
(2.16)
r 2 6 sin (2 + cos )
+ p0
2 (2 + 2 )(1 + cos ) 2
(2.17)
r 2 6 sin (2 + cos )
2 (2 + 2 )(1 + cos ) 2
(2.18)
Dimana:
p 0 = tekanan suplai (Pa)
= kecepatan putaran poros / journal (rpm)
R = radius bantalan (m)
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
P=
Jika: k =
12 .r 3 l. .
2 (2 + 2 ) (1 2 )
6 .r.
;
2 (2 + 2 )
Maka:
P=k
2l.r.
(1 2 )
(2.19)
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
BAB III
METODE PENGUJIAN
3.1
Minyak Pelumas
Pengujian
kekentalan minyak
pelumas
Pengisian Minyak dan
Pemanasan (Warm Up)
Pengujian Karakteristik
Bantalan Luncur
Putaran
1000 rpm
Putaran
1250 rpm
Putaran
1500 rpm
Putaran
1750 rpm
Putaran
2000 rpm
Pencatatan Data
Analisa Hasil
Pengujian
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
3.2
Variabel Pengujian
Pada pengujian ini variabel pengujian untuk mendapatkan karakteristik
3.2
Peralatan Pengujian
Pengujian dilakukan di Laboratorium Teknik Pelumasan Departemen
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Alat yang digunakan
adalah Alat Uji Bantalan Luncur TM25 buatan TecQuipment Ltd, Inggris.
Spesifikasi Alat Uji Bantalan Luncur adalah sebagai berikut:
Dimensi Alat Uji:
990 mm x 970 mm x 2850 mm dan 68 kg
Kondisi operasi:
Pada temperatur +5 C sampai +40 C
Pada jangkauan kelembaban relatif setidaknya 80% pada temperatur
< 31 C dan 50% pada temperatur 40C.
Suplai energi listrik:
Single-phase 230 VAC 50 Hz atau 110 VAC 60 Hz.
Spesifikasi Bantalan Luncur:
Diameter journal
: 50 mm
Diameter bantalan
: 55 mm
: 70 mm
: 80 mm
: 65,5 cm3
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
: Poros / journal
: Bantalan luncur
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
: Fixed frame
: Beban
: Batang beban
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
3.4
pemanasan
atau
warm
up.
Pemanasan
dilakukan
dengan
3.5
Setelah dilakukan pemanasan (warm up), kemudian putaran poros ditetapkan pada
kecepatan putaran pengujian terendah, yaitu 1000 rpm, lalu dibiarkan stabil pada
putaran tersebut selama 10 (sepuluh) menit, kemudian dilakukan pembacaan pada
papan manometer. Demikian juga untuk putaran 1250, 1500, 1750 dan 2000 rpm
untuk masing-masing minyak pelumas.
3.6
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
3.7
minyak pelumas multigrade SAE 15W/50 Sedangkan sampel aditif adalah tipe
viscosity index improver, sebagai fungsi primer. Produsen aditif tersebut juga
menambahkan sifat anti-wear pada produk tersebut sebagai fungsi sekunder.
Aturan pencampuran aditif sesuai dengan saran pabrikan/produsen adalah dengan
perbandingan sebagai berikut: 60 ml aditif dicampur dengan 800 ml minyak
pelumas.
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
BAB IV
DATA PENGUJIAN DAN ANALISA
4.1
Tabel 4.1 Data pengujian rapat massa minyak pelumas SAE 15W/50
Bahan
Volume
Pengukuran (cm3)
Massa Pengukuran
(gram)
100
86,66
100
87,55
Tabel 4.2 Data-data hasil pengujian minyak pelumas SAE 15W/50 tanpa aditif
Temperatur
pengujian
28 C
40 C
t2
t3
t4
t5
t6
t7
t8
t9
t10
0,9
0,5
0,9
0,5
0,9
0,5
0,9
0,5
0,9
0,5
0,9
0,5
0,9
0,5
0,9
0,5
0,9
0,5
0,9
0,5
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
Tabel 4.3 Data-data hasil pengujian minyak pelumas SAE 15W/50 dengan
penambahan aditif .
Temperatur
pengujian
28 C
40 C
4.2
t2
t3
t4
t5
t6
t7
t8
t9
t10
1,5
0,7
1,3
0,65
1,5
0,65
1,5
0,6
1,5
0,7
1,5
0,65
1,7
0,65
1,6
0,6
1,4
0,7
1,5
0,6
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
Tabel 4.4 Data Pembacaan ManometerPengujian distribusi tekanan pada bantalan luncur menggunakan muinyak pelumas SAE 10W/50
Tanpa Penambahan Aditif
Titik
Kecepatan
Awal
No.
Poros
Pengujian
(rpm)
(mm oil)
10
11
12
13
14
15
16
1000
600
811
861
880
869
818
1044 1009
322
231
398
492
548
588
628
680
756
1250
600
832
876
892
883
838
1008
934
435
250
365
466
530
586
631
691
775
1500
600
843
888
903
894
864
993
904
484
270
354
453
527
583
638
703
790
1750
600
852
896
923
911
884
977
891
518
280
349
453
530
588
644
718
831
2000
600
860
903
916
913
895
967
892
543
291
354
458
536
593
662
757
835
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
Tabel 4.5 Data Pengujian distribusi tekanan pada bantalan luncur menggunakan muinyak pelumas SAE 10W/50 dengan penambahan aditif
Titik
Kecepatan
Awal
No.
Poros
Pengujian
(rpm)
(mm oil)
10
11
12
13
14
15
16
1000
600
800
850
875
860
800
1030
995
315
215
360
480
520
565
600
670
740
1250
600
815
875
886
877
810
1018
965
390
245
350
472
510
560
615
685
758
1500
600
840
880
910
890
850
1000
940
430
260
335
465
490
550
620
695
780
1750
600
850
890
925
905
875
990
900
480
280
328
435
500
570
630
700
800
2000
600
858
900
910
925
890
960
915
510
290
300
445
525
585
640
738
820
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
4.3
1= t . (1 2) . K
= 0,5 . (7,7 0,8666) . 33,8
= 115, 47939 cP
2= t . (1 2) . K
= 0,65 . (7,7 0,8755) . 33,8
= 149,93426 cP
2 1
1
149,93426 115,47939
100 %
115,47939
= 29,8 %
4.4
belas
titik
pengujian
pada
peralatan
bantalan
luncur
Pada titik 1, pada pengujian menggunakan minyak pelumas SAE 15W/50 tanpa
aditif, analisa tekanannya adalah sebagai berikut:
P = 866,6 . 9,81 . (0,811-0,6)
= 1793,8 Pa
Pada titik 1, pada pengujian menggunakan minyak pelumas SAE 15W/50 dengan
penambahan aditif, analisa tekanannya adalah sebagai berikut:
P = 875,5 . 9,81 . (0,800-0,6)
= 1717,7 Pa
Dengan cara yang sama, maka nilai tekanan untuk setiap putaran poros pada
masing-masing titik pengujian dalam satuan Pascal akan didapat. Hasilnya
diberikan dalam tabel 4.6 dan tabel 4.7 berikut.
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
Tabel 4.6 Data tekanan yang terjadi di sekeliling bantalan minyak pelumas multigrade SAE 15W/50 tanpa aditif
Kecepatan
Poros
(rpm)
10
11
12
13
14
15
16
1000
1793.8
2218.9
2380.4
2286.9
1853.3
3774.6
3477.1
-2363.4
-3137.0
-1717.3
-918.1
-442.1
-102.0
238.0
680.1
1326.2
1250
1972.3
2346.4
2482.4
2405.9
2023.3
3468.5
2839.4
-1402.7
-2975.5
-1997.8
-1139.2
-595.1
-119.0
263.5
773.6
1487.7
1500
2065.8
2448.4
2575.9
2499.4
2244.4
3341.0
2584.4
-986.2
-2805.4
-2091.3
-1249.7
-620.6
-144.5
323.1
875.6
1615.3
1750
2142.3
2516.4
2745.9
2643.9
2414.4
3205.0
2473.9
-697.1
-2720.4
-2133.8
-1249.7
-595.1
-102.0
374.1
1003.2
1963.8
2000
2210.3
2575.9
2686.4
2660.9
2507.9
3120.0
2482.4
-484.6
-2626.9
-2091.3
-1207.2
-544.1
-59.5
527.1
1334.7
1997.8
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
Tabel 4.7 Data tekanan yang terjadi di sekeliling bantalan minyak pelumas multigrade SAE 15W/50 dengan penambahan aditif
Kecepatan
Poros
(rpm)
10
11
12
13
14
15
16
1000
1717.7
2147.2
2361.9
2233.1
1717.7
3693.1
3392.5
-2447.8
-3306.6
-2061.3
-1030.6
-687.1
-300.6
0.0
601.2
1202.4
1250
1846.6
2361.9
2456.4
2379.1
1803.6
3590.1
3134.9
-1803.6
-3049.0
-2147.2
-1099.3
-773.0
-343.5
128.8
730.0
1357.0
1500
2061.3
2404.8
2662.5
2490.7
2147.2
3435.5
2920.1
-1460.1
-2920.1
-2276.0
-1159.5
-944.8
-429.4
171.8
815.9
1546.0
1750
2147.2
2490.7
2791.3
2619.5
2361.9
3349.6
2576.6
-1030.6
-2748.4
-2336.1
-1417.1
-858.9
-257.7
257.7
858.9
1717.7
2000
2215.9
2576.6
2762.5
2791.3
2490.7
3091.9
2705.4
-773.0
-2662.5
-2576.6
-1331.2
-644.1
-128.8
343.5
1185.2
1889.5
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
5000
4000
3000
Tekanan (Pa)
2000
1000 rpm
1000
1250 rpm
1500 rpm
1750 rpm
0
0
2000 rpm
-1000
-2000
-3000
-4000
Posisi Angular ()
Gambar 4.1 Grafik distribusi tekanan lapisan minyak pelumas pada bantalan luncur menggunakan
minyak pelumas multigrade SAE 15W/50 tanpa aditif
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
5000
4000
3000
Tekanan (Pa)
2000
1000 rpm
1000
1250 rpm
1500 rpm
1750 rpm
0
0
2000 rpm
-1000
-2000
-3000
-4000
Posisi Angular ()
Gambar 4.2 Grafik distribusi tekanan lapisan minyak pelumas pada bantalan luncur menggunakan
minyak pelumas multigrade SAE 15W/50 dengan penambahan aditif
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
3000
Tekanan (Pa)
2500
2000
1000 rpm
1250 rpm
1500
1500 rpm
1750 rpm
2000 rpm
1000
500
0
1
Gambar 4.3 Grafik distribusi tekanan lapisan minyak pelumas arah aksial pada bantalan luncur
menggunakan minyak pelumas multigrade SAE 15W/50 tanpa aditif
3000
tekanan (Pa)
2500
2000
1000 rpm
1250 rpm
1500
1500 rpm
1750 rpm
2000 rpm
1000
500
0
1
Gambar 4.4 Grafik distribusi tekanan lapisan minyak pelumas arah aksial pada bantalan luncur
menggunakan minyak pelumas multigrade SAE 15W/50 dengan penambahan aditif
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
4000
3000
Tekanan (Pa)
2000
1000
0
0
30
60
90
-1000
-2000
-3000
-4000
Posisi Angular ()
Pelumas dengan aditif
Gambar 4.5 . Grafik perbandingan distribusi tekanan pada bantalan luncur menggunakan pelumas
multigrade dengan dan tanpa aditif pada putaran 1000 rpm
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
3000
2000
Tekanan (Pa)
1000
0
0
30
60
90
c
120 150 180 210 240 270 300 330 360
-1000
-2000
-3000
-4000
Posisi Angular ()
Pelumas dengan aditif
Gambar 4.6 Grafik perbandingan distribusi tekanan pada bantalan luncur menggunakan pelumas
multigrade dengan dan tanpa aditif pada putaran 1250 rpm
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
Putaran 1500rpm
4000
3000
2000
Tekanan (Pa)
1000
0
0
30
60
90
-1000
-2000
-3000
-4000
Posisi Angular ()
Pelumas dengan aditif
Gambar 4.7 Grafik perbandingan distribusi tekanan pada bantalan luncur menggunakan pelumas
multigrade dengan dan tanpa aditif pada putaran 1500 rpm
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
3000
2000
Tekanan (Pa)
1000
0
0
30
60
90
-1000
-2000
-3000
-4000
Posisi Angular ()
Pelumas dengan aditif
Gambar 4.8 Grafik perbandingan distribusi tekanan pada bantalan luncur menggunakan pelumas
multigrade dengan dan tanpa aditif pada putaran 1750 rpm
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
3000
Tekanan (Pa)
2000
1000
0
0
30
60
90
-1000
-2000
-3000
Posisi Angular ()
Pelumas dengan aditif
Gambar 4.9 Grafik perbandingan distribusi tekanan pada bantalan luncur menggunakan pelumas
multigrade dengan dan tanpa aditif pada putaran 2000 rpm
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
4.5
percobaan
dianalisa
menggunakan
persamaan
tekanan
Jika nilai
r 2 6 sin (2 + cos )
2 (2 + 2 )(1 + cos ) 2
6 r
diganti dengan k , maka persamaan menjadi:
(2 + 2 ) 2
sin (2 + cos )
p p0 = k
2
(1 + cos )
atau berlawanan arah jarum jam . Dari grafik kemudian dapat ditentukan titik
tekanan maksimum (p-po)maks.
Lalu dari titik B yang merupakan titik yang terdekat dengan lapisan minyak
pelumas maksimum ditarik garis sejajar sumbu P-P0 sampai menyentuh garis
Pmaks, maka nilai jarak tersebut adalah m.
Kemudian dilakukan penggambaran kurva tekanan Sommerfeld, dimana titik
awalnya adalah titik B kemudian dilanjutkan ke arah kiri.
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
5000
4000
m = 225
3000
2000
Tekanan (Pa)
3705,8
1000
180
p-po
0
0
30
60
90
B
120 150 180 210 240 270 300 330 360
-1000
-2000
-3000
-4000
Posisi Angular ()
1000 rpm
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
Dari grafik ditentukan titik tekanan maksimum (P-Po)max; pada kasus ini adalah
m = 225 pada (P-Po) max = 3705,88 Pa.
Oleh karena itu:
cos 225 =
3
2+2
p p0 =
r 2 6 sin (2 + cos )
2 (2 + 2 )(1 + cos ) 2
= 225
(P-Po)maks
= 3705,88 Pa
dimana:
=
3
2+2
cos 225 =
3
2+2
0,707
3
2+2
cos m
0,707 2 3 + 1,414 = 0
1 = 3,70
2= 0,54
sin (2 + cos )
p p0 = k
2
(1 + cos )
= 0,54
k = 1237.63 Pa
Dengan cara yang sama nilai dan k dapat diperoleh untuk masing-masing
pengujian, dan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.8 Nilai dan k terhadap minyak pelumas multigrade SAE 15W/50 tanpa
aditif.
Putaran poros
(rpm)
m
()
(P-Po) max
(Pa)
k
(Pa)
1000
1250
1500
1750
2000
225
227,64
229,41
229,85
229,41
3705,88
3476,47
3402,47
3245,32
3023,53
0,54
0,506
0,484
0,474
0,484
1237,63
1231,77
1147,969
1208,184
1108,981
Tabel 4.9 Nilai dan k terhadap minyak pelumas multigrade SAE 15W/50
dengan penambahan aditif.
Putaran poros
(rpm)
m
()
(P-Po) max
(Pa)
k
(Pa)
1000
1250
1500
1750
2000
227,2
229,88
231.20
233.00
231.10
3501,35
3305,88
3229,41
3023,53
2941.18
0.512
0.479
0.462
0.440
0.440
1228,39
1221,93
1223,02
1209,58
1147,34
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
= 0,54
k = -1237,63 Pa
sin (2 + cos )
p p0 = k
2
(1 + cos )
Untuk = 0
(P-Po) = 0
Untuk = 30
(P-Po) = -708,921 Pa
Untuk = 60
(P-Po) = -1508,48 Pa
Untuk = 90
(P-Po) = -247,.26 Pa
Untuk = 120
(P-Po) = -3479,54 Pa
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
Untuk = 150
(P-Po) = -3346,03 Pa
Untuk = 180
(P-Po) = 0
Untuk = 210
(P-Po) = 3346,026 Pa
Untuk = 240
(P-Po) = 3479,54 Pa
Untuk = 270
(P-Po) = 2475,26 Pa
Untuk = 300
(P-Po) = 1508,481 Pa
Untuk = 330
(P-Po) = 708,921 Pa
Untuk = 360
(P-Po) = 0
Dengan cara yang sama didapat nilai tekanan teoritis Sommerfeld untuk tiap-tiap
putaran, dan grafiknya perbandingannya dapat dilihat pada gambar berikut:
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
4000
3000
Tekanan (Pa)
2000
1000
`
p-po
0
0
30
60
90
-1000
-2000
-3000
-4000
Posisi Angular ()
Tekanan Eksperimen
Tekanan Teoritis
Gambar 4.11 Grafik perbandingan distribusi tekanan teoritis Sommerfeld dan hasil eksperimen
pada bantalan luncur menggunakan pelumas multigrade tanpa aditif pada putaran
1000 rpm.
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
4000
3000
Tekanan (Pa)
2000
1000
`
0
p-po 0
30
60
90
-1000
-2000
-3000
-4000
Posisi Angular ()
Tekanan Eksperimen
Tekanan Teoritis
Gambar 4.12 . Grafik perbandingan distribusi tekanan teoritis Sommerfeld dan hasil eksperimen
pada bantalan luncur menggunakan pelumas multigrade dengan penambahan aditif
pada putaran 1000 rpm.
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
3000
2000
Tekanan (Pa)
1000
p-po
0
0
30
60
90
-1000
-2000
-3000
-4000
Posisi Angular ()
Tekanan Eksperimen
Tekanan Teoritis
Gambar 4.13 . Grafik perbandingan distribusi tekanan teoritis Sommerfeld dan hasil eksperimen
pada bantalan luncur menggunakan pelumas multigrade tanpa aditif pada putaran
1250 rpm.
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
3000
2000
Tekanan (Pa)
1000
0
p-po 0
30
60
90
-1000
-2000
-3000
-4000
Posisi Angular ()
Tekanan Eksperimen
Tekanan Teoritis
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
4000
3000
Tekanan (Pa)
2000
1000
p-po
0
0
30
60
90
-1000
`
-2000
-3000
-4000
Posisi Angular ()
Tekanan Eksperimen
Tekanan Teoritis
Gambar 4.15 . Grafik perbandingan distribusi tekanan teoritis Sommerfeld dan hasil eksperimen
pada bantalan luncur menggunakan pelumas multigrade tanpa aditif pada putaran
1500 rpm.
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
3000
2000
Tekanan (Pa)
1000
0
p-po
30
60
90
-1000
-2000
-3000
-4000
Posisi Angular ()
Tekanan Eksperimen
Tekanan Teoritis
Gambar 4.16 . Grafik perbandingan distribusi tekanan teoritis Sommerfeld dan hasil eksperimen
pada bantalan luncur menggunakan pelumas multigrade dengan penambahan aditif
pada putaran 1500 rpm.
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
3000
2000
Tekanan (Pa)
1000
p-po
0
0
30
60
90
-1000
-2000
-3000
-4000
Posisi Angular ()
Tekanan Eksperimen
Tekanan Teoritis
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
3000
2000
Tekanan (Pa)
1000
p-po
0
0
30
60
90
-1000
-2000
-3000
-4000
Posisi Angular ()
Tekanan Eksperimen
Tekanan Teoritis
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
3000
Tekanan (Pa)
2000
1000
p-po
0
0
30
60
90
-1000
-2000
-3000
Posisi Angular ()
Tekanan Eksperimen
Tekanan Teoritis
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
3000
Tekanan (Pa)
2000
1000
p-po
0
0
30
60
90
-1000
-2000
-3000
Posisi Angular ()
Tekanan Eksperimen
Tekanan Teoritis
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
4.6
2 d r
1 2
Dimana:
l = panjang efektif bantalan = 0,07 m
r = jari-jari poros = 0,025 m
k = angka Sommerfeld untuk bantalan luncur
2 . 0,07. 0,025
P=
P=
0,011
1 2
k
1 2
Beban total yang terjadi pada pengujian bantalan luncur terhadap minyak pelumas
multigrade SAE 15W/50 tanpa aditif adalah:
Pada putaran 1000 rpm;
= 0,54
k = 1237,63
maka
P = 0,011
1237,63
1 0,542
= 16,174 N
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
= 0,506
k = 1231,77
maka
P = 0,011
1231,77
1 0,5062
= 15,70
= 0,484
k = 1147,96
maka
P = 0,011
1147,96
1 0,4842
= 14,43 N
= 0,474
k = 1208,184
maka
P = 0,011
1208,184
1 0,4742
= 15,09
Pada putaran 2000 rpm;
= 0,484
k = 1108,184
maka
P = 0,011
1108,184
1 0,4842
= 13,9 N
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
Daftar beban total bantalan untuk kedua jenis minyak pelumas dapat dilihat pada
tabl berikut:
Tabel 4.10 Beban total pada bantalan luncur terhadap minyak pelumas multigrade
SAE 15/W50 tanpa aditif
Putaran poros
(rpm)
P (Newton)
1000
1250
1500
1750
2000
0,54
0,506
0,484
0,474
0,484
1237,63
1231,77
1147,969
1208,184
1108,981
16,174
15,70
14,43
15,09
13,9
Tabel 4.11 Beban total pada bantalan luncur terhadap minyak pelumas multigrade
SAE 15/W50 dengan penambahan aditif.
Putaran poros
(rpm)
P (Newton)
1000
1250
1500
1750
2000
0,512
0,479
0,462
0,440
0,440
1228,39
1221,93
1223,02
1209,58
1147,34
15,73
15,31
15,16
14,81
14,05
4.7
perbandingan eksentrisitas ( ) yang semakin kecil (tabel 4.8, 4.9, 4.10 dan 4.11),
setiap kali putaran poros ditingkatkan. Perbandingan eksentrisitas yang semakin
kecil menunjukkan jarak titik pusat poros dan bantalan semakin kecil. Artinya
poros dan bantalan semakin memusat. Distribusi tekanan pada bantalan luncur
yang lebih stabil dan rata ditunjukkan oleh grafik pada putaran 2000 rpm.
Tekanan Maksimum
Tekanan maksimum terjadi pada titik 6 (Posisi Angular 30)
untuk kedua jenis minyak aditif dan masing-masing putaran.
1000 rpm
-
Tanpa Aditif:
3774,1 Pa
Penambahan Aditif:
3693,1 Pa
1250 rpm
-
Tanpa Aditif:
3468,5 Pa
Penambahan Aditif:
3590,1 Pa
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
1500 rpm
-
Tanpa Aditif:
3341,0 Pa
Penambahan Aditif:
3435,5 Pa
1750 rpm
-
Tanpa Aditif:
3205,0 Pa
Penambahan Aditif:
3349,6 Pa
2000 rpm
-
Tanpa Aditif:
3120 Pa
Penambahan Aditif:
3091,9 Pa
Tekanan Minimum
Tekanan maksimum terjadi pada titik 9 (Posisi Angular 120)
untuk kedua jenis minyak aditif dan masing-masing putaran.
1000 rpm
-
Tanpa Aditif:
-3137,0 Pa
Penambahan Aditif:
-3306,6 Pa
1250 rpm
-
Tanpa Aditif:
-2975,5 Pa
Penambahan Aditif:
-3049,0 Pa
1500 rpm
-
Tanpa Aditif:
-2805,4 Pa
Penambahan Aditif:
-2920,1 Pa
1750 rpm
-
Tanpa Aditif:
-2720,4 Pa
Penambahan Aditif:
-2748,4 Pa
2000 rpm
-
Tanpa Aditif:
-2626,9 Pa
Penambahan Aditif:
-2662,5 Pa
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian bantalan luncur menggunakan minyak
pelumas multigrade SAE 15W/50 dengan dan tanpa aditif, dapat diperoleh
kesimpulan;
1. Penambahan bahan aditif/oil treatment tipe viscosity index improver
terhadap minyak pelumas multigrade dapat meningkatkan kekentalan
(viscosity) minyak pelumas. Pada percobaan ini terjadi peningkatan
sebesar 29 %.
Peningkatan viskositas tersebut diakibatkan karena bahan aditif itu sendiri
mengandung bahan kimia seperti polimer olefin, yang umum terdapat pada
bahan-bahan aditif oli pada umumnya seperti dispersant, detergent dan
anti-wear dan dapat memperbaiki sifat-sifat hidrokarbon minyak pelumas
tersebut.
2. Pengaruh
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
Pada
minyak
pelumas
multigrade
SAE
15W/50
dengan
Begitu juga untuk putaran 1250 rpm, 1500 rpm, 1750 rpm dan 2000
rpm (lihat tabel 4.6 dan tabel 4.7)
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
5.2
Saran
1. Pengaruh temperatur sangat besar terhadap kekentalan minyak pelumas,
oleh karena itu diperlukannya alat untuk mengukur kekentalan minyak
pelumas saat beropersi.
2. Getaran yang terjadi pada alat uji dapat menggangu pembacaan tekanan
pada papan manometer. Oleh karena itu, pada penelitian selanjutnya
diperlukan analisa untuk mengetahui pengaruh getaran tersebut.
3. Diperlukannya penelitian lanjutan pada bantalan luncur untuk mengetahui
pengaruh penambahan aditif tipe lain seperti, demulsifier, anti-foam dan
sebagainya.
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Nasution, A. Halim., Prinsip Pelumasan dan Minyak Pelumas Mineral Diktat Kuliah, Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik USU, Medan,
1989.
9.
10.
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Frans Edo Adhinata Pasaribu : Analisa Tekanan Pada Bantalan Luncur Yang Menggunakan Minyak Pelumas
Multigrade Dengan Dan Tanpa Aditif Dengan Variasi Putaran, 2009.
USU Repository 2009