Korban 5.115 orang. Letusan tahun 1919 merupakan bencana terbesar yang dihasilkan
oleh aktivitas gunung Kelut pada abad ke 20, yang mengakibatkan sekitar 5160 orang
meninggal. Letusan terjadi pada tengah malam antara tanggal 19 dan 20 Mei 1919 yang
ditandai dengan suara dentuman amat keras bahkan terdengar sampai di Kalimantan. Hujan
abu menyebar akibat tiupan angin terutama ke arah timur. Di Bali hujan abu terjadi pada
tanggal 21 Mei 1919. Dari perhitungan endapan abu dapat ditaksir bahwa sekitar 284 juta m3
abu terlemparkan, jumlah ini setara dengan sekitar 100 juta m3 batuan andesit. Secara
keseluruhan diperkirakan 190 juta m3material telah keluar dari perut gunung Kelud.
Gempa ini terjadi dengan kekuatan 7,6 SR di lepas pantai Sumatera Barat, pada pukul
17:16:10 WIB tanggal 30 September 2009. Gempa ini terjadi di lepas pantai Sumatera,
sekitar 50 km barat laut Padang. Gempa menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah
di Sumatera Bara. Menurut data Satkorlak PB, banyaknya 6.234 orang tewas akibat gempa
ini yang tersebar di 3 kota & 4 kabupaten diSumatera Barat, korban luka berat mencapai
1.214 orang, luka ringan 1.688 orang, korban hilang 1 orang. Sedangkan 135.448 rumah
rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang, & 78.604 rumah rusak ringan.
Gempa initerjadi dengan kekuatan 7,6 SR di lepas pantai Sumatera Barat, pada pukul
17:16:10 WIB tanggal 30 September 2009. Gempa ini terjadi di lepas pantai Sumatera,
sekitar 50 km barat laut Padang. Gempa menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah
di Sumatera Bara.
Menurut data Satkorlak PB, banyaknya 6.234 orang tewas akibat gempa ini yang
tersebar di 3 kota & 4 kabupaten diSumatera Barat, korban luka berat mencapai 1.214 orang,
luka ringan 1.688 orang, korban hilang 1 orang. Sedangkan 135.448 rumah rusak berat,
65.380 rumah rusak sedang, & 78.604 rumah rusak ringan.
Gempa mengguncang Yogyakarta pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB
selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada SR. Secara umum posisi gempa
berada sekitar 25 km selatan-barat daya Yogyakarta. Dalam hal korban jiwa, gempa pagi hari
yang "membangunkan" warga Yogyakarta dan sekitarnya itu menewaskan lebih dari 5.700
orang, melukai puluhan ribu orang dan menghancurkan ratusan ribu rumah. Karena masih
tergolong pagi hari, gempa ini membuat banyak orang terperangkap di dalam rumah
khususnya anak-anak dan orang tua. Tak heran jika mayoritas korban merupakan orang yang
berusia lanjut dan anak-anak yang kemungkinan tidak sempat menyelamatkan diri ketika
gempa belangsung. Berdasarkan informasi data terbaru yang diterima dari Yogyakarta Media
Center pada tanggal 7 Juni 2006, jumlah korban mencapai 5.716 orang tewas dan 37.927
orang luka-luka.
, Nias, Asia Selatan, Asia Tenggara dan Afrika. Korban lebih 200.000 orang (150.000 orang
di Aceh dan Nias). Ketinggian tsunami mencapai 35 meter karena gempa bumi tektonik
berkekuatan 8,5 SR berpusat di Samudra India (2,9 LU dan 95,6 BT di kedalaman 20 km (di
laut berjarak sekitar 149 km selatan kota Meulaboh, Nanggroe Aceh Darussalam). Gempa itu
disertai gelombang pasang (Tsunami) yang menyapu beberapa wilayah lepas pantai di
Indonesia (Aceh dan Sumatera Utara), Sri Langka, India, Bangladesh, Malaysia, Maladewa
dan Thailand. Menurut Bantuan Darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) jumlah korban
tewas akibat badai tsunami di 13 negara mencapai 127.672 orang. Namun jumlah korban
tewas di Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Afrika Timur yang sebenarnya tidak akan pernah
bisa diketahui, diperkirakan sedikitnya 150.000 orang. PBB memperkirakan sebagian besar
dari korban tewas tambahan berada di Indonesia. Sementara itu data jumlah korban tewas di
propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara menurut Kementerian Sosial RI
(11/1/2005) adalah 105.262 orang. Sedangkan menurut kantor berita Reuters, jumlah korban
Tsunami diperkirakan sebanyak 168.183 jiwa dengan korban paling banyak diderita
Indonesia, 115.229 (per Minggu 16/1/2005). Sedangkan total luka-luka sebanyak 124.057
orang, diperkirakan 100.000 diantaranya dialami rakyat Aceh dan Sumatera Utara ref: