Granuloma inguinale (GI) adalah peny. infeksi oleh bakteri yg sifatnya kronik, progressif,
cukup infeksius, yg menyebabkan destruksi permukaan & pembentukan granuloma di kulit &
jar. subkutan, umumnya ditularkan melalui hub. seksual.
ETIOLOGI
GI, peny. yg disebabkan oleh Calymatobacterium granulomatosis yg merupakan bakteri
Gram negatif dgn ukuran 1,5 m x 0,7 m, pleomorfik, dan non motil.
Bakteri ini harus diisolasi dlm yolk sac embrio ayam, walaupun kemudian diketahui dpt
juga tumbuh pada medium yg mengandung kuning telur.
Pewarnaan jar dgn menggunakan metode Wright & Giemsa, Calymatobacterium
granulomatosis dpt terlihat bersama sel mononuklear yg besar yg dikenal sebagai Donovan
bodies.
PATOGENESIS
Calymatobacterium granulomatosis diduga bakteri intestinal, dgn berhasilnya diidentifikasi
dari flora tinja yg nampak dgn pem. elektron mikroskop berupa bakteriofag dgn
enterobacteriaceae, bakteri ini menyebabkan terjadinya peny. GI melalui autoinokulasi, atau
secara seksual melalui vagina intercourse atau melalui rectal intercourse pada
heteroseksual & homoseksual. Calymatobacterium granulomatosis mungkin juga
menginfeksi melalui inokulasi langsung melalui kulit & mukosa yg tdk intak. Hal ini sering
terjadi pada usia dewasa muda.
GAMBARAN KLINIS
Masa inkubasi biasanya antara 14-50 hari tapi bisa lebih lama, lesi yg pertama muncul
berupa nodul yg tdk nyeri & berwarna merah cerah yg akan mengalami ulserasi dlm
beberapa hari. Lesi tampak berbentuk polikistik & bisa didptkan gambaran fenomena satelit,
lesi berbentuk ulkus & berwarna merah cerah, seperti daging segar. Adenopati jarang,
granuloma subkutaneus pada daerah inguinal sering dlm btk pseudobubo. Pseudobubo, nodul
subkutaneus yg sering diduga sebagai kelenjar limfe.
Terdapat 4 gejala klinis utama pada penyakit ini :
1.
Ulkus granulomatous
Tipe yg paling umum & paling sering ditemukan, berwarna merah terang, seperti
daging.
Non tender ulcer yg mudah berdarah saat penyentuhan & menjadi semakin parah bila tdk
diterapi.
2.
Tipe ini terdiri dari ulkus bertepi verukoid atau ireguler yg meninggi, dengan dasar
granulomatous.
Tumbuh dengan tepi yg ireguler, biasanya sangat kering & dpt terjadi edema.
3.
Nekrotik
Kekeringan, sklerosis atau lesi sikatriks dengan jaringan fibrous dan parut.
Secara anatomi area yg terkena pada pria sulkus koronarius, regio subpreputium, dan anus,
wanita, labium mayora, serviks & traktus genital atas. GI juga dpt mengenai tulang & hepar
walaupun jarang & hal ini biasanya berhubungan dgn kehamilan & infeksi servikal. Lesi
primer bisa titik seperti papul, nodul subkutan /ulkus.
Percobaan inokular pada manusia menghasilkan lesi sesudah 21 hari.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Biopsi.
Gambaran histopatologik terdiri atas : epidermis ditengah lesi hilang, sedangkan pada tepi
lesi terjadi akantosis yg kemudian menunjukkan gambaran hiperplasi pseudokarsinomatosa.
Tes Serum
Dpt ditemukan antibody ikatan komplemen terhadap D.garulomatis,tetapi sensitivitas &
spesifitas terbatas.
Inokulasi.
Tidak dpt diinokulasikan pada binatang yg lebih rendah.
DIAGNOSIS
Secara klinik ditegakkan berdasarkan riwayat & gambaran klinis apakah berada / pernah dari
daerah endemis. Secara laboratoris dgn menemukan badan-badan Donovan pada spesimen yg
diambil baik secara hapusan maupun biopsi kmd diwarnai dengan Wrigh / Giemsa. Gambaran
karakteristik disini berupa hiperplasia pseudoepitheliomna pada epidermis. Adanya
mikroabses yg terdiri dari netrofil & sel-sel mononukllear besar serta banyaknya badan
Donovan dlm sitoplasma. Penggunaan tes serologis seperti fiksasi komplemen hanya
mempunyai sedikit nilai diagnostik.
DIAGNOSIS BANDING
1. Herpes Genitalis
2. Sifilis
3. Lymfogranuloma Venereum
4. Ulkus Molle
PENATALAKSANAAN
Terapi Sistemik
1. Kotrimoksasol, (Trimetoprim 160 mg & sulfametoksasol 800 mg)
Jika 800 mg sulfamethoxasole diberikan dgn 160 mg trimetoprim 2 x/hr, maka puncak
konsentrasi obat dlm plasma + 40 & 2 ug/ml.
2.
Ampisilin.
Gentamisin.
Tetrasiklin.
Dianjurkan : 500 mg 4 x/hr, selama 10 20 hari. Tetrasiklin drug of choice untuk GI.
Tetrasiklin bersifat bakteriostatik, apabila diberikan dosis tunggal peroral puncak
konsentrasi tercapai dlm 2 4 jam. Tetrasiklin mempunyai waktu paruh 6 12 jam
dianjurkan penggunaannya 2- 4 x/hr.
Penggunaan 250 mg setiap 6 jam menghasilkan konsentrasi plasma 2 2,5 ug/ml.
5.
Eritromisin.
Kloramfenikol.
Sekalipun tanda-tanda penyembuhan lesi sudah terjadi seminggu setelah R/, terapi
tetap perlu dilanjutkan u/ mencegah relaps.
Kornea
Fisiologi
Dilatasi temporer dari bronkus lobaris dapat terjadi pada kasus pneumonia akut, yang
mungkin merupakan konsekuensi dari retraksi paru-paru yang tidak berisi udara. Hal ini
secara umum akan sembuh dalam beberapa bulan setelah pengobatan pneumonia. Oleh
karena itu, diagnosis dari bronkiektasis harus ditegakkan dengan benar setelah masa
penyembuhan dari pneumonia akut.10
Dilatasi permanen dari saluran pernapasan dapat dikategorikan berdasarkan tipe dan
tingkat beratnya penyakit. Istilah bronkiektasis bentuk silindris, varikosis, dan sakular telah
dikenal sejak 50 tahun yang lalu untuk menggambarkan bentuk dari dilatasi saluran
pernapasan pada pemeriksaan bronkografi atau specimen patologis. Dan menurut sumber lain
juga dikatakan bahwa tipe-tipe dari bronkiektasis itu antara lain: silindris, sakular, kistik,
varikosa, dan bronkiolar. 10, 12
Patofisiologi dari kerusakan bronkus pada bronkiektasis sebenarnya masih kurang
dimengerti. Namun menurut beberapa pemikiran bahwa ini terjadi karena adanya gangguan
awal pada dinding bronkus yang sering disebabkan oleh infeksi yang tak terkendali dan
mengakibatkan hilangnya elemen structural, terutama kartilago dan serat elastin. Struktur
protein dinding saluran pernapasan dapat dirusak oleh eksotoksin atau protease dari bakteri,
atau mungkin juga dirusak oleh enzim (elastase, matrix metalloprotease) serta radikal bebas
yang dikeluarkan oleh neutrofil dan makrofag sebagai respon terhadap inflamasi yang terjadi.
Semua mediator, jaringan ikat, dan sel-sel yang rusak sudah dapat dideteksi dari sputum
pasien dengan bronkiektasis pada eksaserbasi akut. Kerusakan pada serat elastin dan
komponen matriks kartilago terutama kemungkinan disebabkan oleh remodeling saluran
pernapasan
BILA GIGI ANAK PATAH
Penyebab terjadinya gigi patah pada anak usia dua sampai tiga tahun biasanya disebabkan
karena kebiasaan menggigit sesuatu seperti benda-benda atau mainan keras. Selain itu
kebiasaan minum susu sebelum tidur tanpa pembersihan setelahnya pun akan mengakibatkan
timbulnya karies atau demineralisasi.
Begitupun pada anak usia 9-10 tahun, penyebab gigi patah dikarenakan adanya aktivitas yang
dapat menimbulkan
Tips Agar Cepat Punya Anak
Saat hendak berhubungan suami istri, tentunya anda ingin pasangan anda dalam
keaadaan prima. Nah untuk memiliki momongan, hubungan suami istri tidak hanya prima
kondisi tubuh tetapi kondisi sperma juga harus dalam keadaan prima. Namun kebiaasaan dan
gaya hidup yang kurang sehat menyebabkan kondisi sperma menjadi tidak fit atau berkurang
kualitasnya.
Pakar seksologi Prof. Dr. Randanan Bandaso mengatakan Kebiasaaan beraktifitas terkadang
memang penyebab menurunnya produksi sperma. Untuk itu, sebaiknya hindari kebiasaan
yang dapat mengganggu sperma seperti :
Merokok
Alkohol
Obat-obatan
Menghindari kebiasaaan diatas tentunya dapat membantu anda untuk cepat mendapatkan
momongan. Biasakanlah hidup sehat dan perbaikilah kondisi tubuh anda sebelum
berhubungan dapat sangat membantu anda dalam hal kesuburan.
Nyeri kanker merupakan keluhan yang sering dikeluhkan oleh pasien kanker, selain keluhan
yang berhubungan langsung dengan kankernya sendiri, keluhan ini dapat terjadi pada semua
jenis kanker dan mempengaruhi terhadap kualitas hidup pasien tersebut.
Nyeri kanker merupakan nyeri yang disebabkan oleh multikompleks. Sehingga
penatalaksanaan nyeri kanker harus berdasarkan patofisiologiknya serta banyak pula jenis
obat yang dipakai selain non-farmakologik yang berguna untuk mengatasi nyeri.
Penatalaksanaan nyeri kanker dimulai dengan penilaian jenis nyeri, tingkatan derajat nyeri,
hal-hal yang dapat memperberat nyeri atau mengurangi nyeri serta kondisi umum pasien
untuk dapat menerima pengobatan yang diberikan, semua ini disiapkan dengan baik yang
dikenal dengan penilaian nyeri/assessment.
Nyeri kanker adalah penilaian secara subjektif sehingga perlu sekali kesamaan pendapat
dalam penilaiannya sehingga dibuatlah alat ukur nyeri agar memudahkan untuk
mengobatinya. Ada banyak alat ukur yang ada, salah satu diantaranya adalah VAS (Visual
Analog Scale) yang memakai skala 0-10 dengan perincian bahwa 0 tidak merasa nyeri
sampai 10 sangat nyeri sekali.
Nyeri kanker dibagi 3 kelompok besar yakni nyeri kanker ringan dengan nilai VAS 1-4,
sedang VAS 5-6, berat VAS 7-10.
Berdasarkan WHO dibuat suatu step ladder WHO yang merupakan pedoman untuk
penatalaksanaan nyeri kanker. Neyri ringan cukup dengan parasetamol, NSAID, kalau perlu
ditambahkan ajuvan, penambahan obat ajuvan dapat diberikan pada semua tingkatan nyeri.
Untuk nyeri sedang dapat diberikan opioid ringan seperti kodein atau tramadol. Untuk nyeri
berat berikan opioid berat seperti morfin.
HATI-HATI JIKA SI KECIL TIDAK BEREAKSI
Secara umum prinsip pemilihan susu yang tepat dan baik untuk anak adalah sebagai berikut:
1.
Susu disesuaikan dengan usia anak, karena zat gizi yang terdapat di dalamnya sudah
ditambahkan sesuai kebutuhan pada usia tersebut.
2.
Pilihlah susu yang tidak menimbulkan alergi pada si anak. Alergi susu formula ditandai
dengan gangguan saluran cerna seperti diare, muntah, atau kesulitan buang air besar. Ia juga
tidak menimbulkan gangguan lainnya seperti batuk, sesak, gangguan kulit, dan sebagainya.
Penerimaan terhadap susu pada setiap anak sangat berbeda. Anak tertentu bisa menerima susu
A, tetapi anak lainnya bila minum susu A terjadi diare atau muntah.
Karsinoma Rektum
PENDAHULUAN
Frekuensi karsinoma rectum sebesar 10 persen dari semua karsinoma. Sembilan puluh persen
dari kanker kolon dan rektum (kolorectal) terdiri dari adenokarsinoma, sedangkan sisanya
merupakan limfoma ekstranodal, leiomiosarkoma, dan liposarkoma. Di negara maju
adenokarsinoma kolorectal merupakan penyebab kematian terbanyak setelah kanker paru
pada laki- laki dan kanker payudara pada wanita. Diberbagai pusat patologi di Indonesia
kanker kolorectal menempati urutan keenam dari penyakit keganasan yang ada.
Polip adenoma, familial poliposis dan kolitis ulserosa dikenal sebagai kelompok resiko besar
karena kelainan ini sering mendahului pertumbuhan adenokarsinoma. Penanggulangan
penyakit ini bermanfaat dalam upaya pencegahan pertumbuhan adenokarsinoma kolorectal.
Pemeriksaan periodik dan teratur dari tinja terutama pada kelompok risiko besar dan
pengenalan dini simptom penyakit ini merupakan faktor penting dalam upaya menemukan
tumor ini sedini mungkin. Penatalaksanaan yang tepat dari karsinoma kolorektal disertai
tersedianya berbagai kemoterapi dan radiasi, harapan hidup lebih lama penderita akan
meningkat.
INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI
Di Amerika Serikat frekuensi adenokarsinoma kolon dan rectal merupakan terbanyak yaitu
17, 4 dari seluruh tumor kanker. Setelah karsinoma kolon, karsinoma rektum merupakan
karsinoma GI yang paling sering. Berdasarkan statistik dari American Cancer Society sekitar
36.400 orang terkena karsinoma rektum pada tahun 2000. Insiden karsinoma rektum 17,5
untuk laki- laki dan 10,5 untuk perempuan per 100.000 penduduk,dimana 2/3 dari penyakit
ini tedapat pada pria.
Insiden pada kulit berwarna sedikit lebih rendah daripada dibanding dengan kulit putih. Di
Amerika Utara, Eropa Utara, Australia dan New Zealand adenokarsinoma rektum merupakan
penyebab kematian terbanyak sesudah karsinoma paru pada pria dan karsinoma payudara
pada wanita. Di Jepang insiden adenokarsinoma rektum tidak jauh berbeda dengan Amerika
Serikat. Di Afrika sebagian besar adenokarsinoma usus besar dijumpai pada rektum dan
biasanya pada umur relatif muda. Penderita karsinoma rektum biasanya mulai dari umur 30
tahun, 90 % terjadi diatas usia 50 tahun dan 5 % lainnya pada usia kurang dari 40 tahun.
Kelebihan Berat Badan Erat Kaitannya dengan Psoriasis
Psoriasis adalah penyakit autoimun yang mengenai kulit, ditandai dengan sisik yang berlapis
berwarna keperakan, disertai dengan penebalan warna kemerahan dan rasa gatal atau perih.
Bila sisik ini dilepaskan maka akan timbul bintik perdarahan di kulit dibawahnya.
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa menurunkan berat badan dapat mengurangi gejala
Psoriasis
Penelitian ini diikuti sekelompok besar orang gemuk yang memiliki psoriasis, kondisi kulit
kronis, lebih dari empat bulan, sekitar setengah dari mereka secara acak ditugaskan untuk diet
rendah kalori. Mereka yang berada di kelompok diet, yang kehilangan sekitar 34 kilogram
lebih daripada rata-rata rekan-rekan mereka, memiliki iritasi kulit kurang dan melaporkan
peningkatan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
Psoriasis, kondisi autoimun, menyebabkan merah, patch bersisik pada kulit. Semakin banyak
studi telah menemukan bahwa orang dengan kondisi tersebut berada pada peningkatan risiko
kelebihan berat badan atau obesitas dan lebih mungkin untuk terkena penyakit jantung.
Para penulis dari studi baru yang dipublikasikan dalam JAMA Dermatology, mengatakan
hubungan antara obesitas dan psoriasis sebagian dapat dijelaskan oleh common denominator:
peradangan. Obesitas dikaitkan dengan peradangan, dan psoriasis, pernah dianggap hanya
mempengaruhi kulit, sekarang dikenal menjadi cerminan peradangan kekebalan terkait
sistemik dan kronis.