Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Yusuf

NPM : 10080012243
Disinkronisasi Antara Acara SCTV Sports Dengan Iklan Djarum Super
Sponsor merupakan komponen penting untuk mendukung kelangsungan sebuah acara yang
bersifat formal maupun non-formal. Meskipun setiap sponsor merealisasikan dukungan
dalam bentuk yang berbeda-beda entah itu menjual segala bentuk produk dengan tujuan
promosi atau hanya mendukung secara finansial ataupun keduanya. Kehadiran sponsor iklan
menjadi alasan daya tarik suatu pergelaran acara yang disiarkan dalam layar kaca maupun
tidak, dan biasanya semakin populer brand pendukung acara semakin banyak orang yang
tertarik untuk terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu acara televisi.
Menurut Tamburaka (2013 : 96) iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang
disampaikan melalui media, dibiayai oleh pemrakarsa dan ditujukan untuk sebagian atau
seluruh masyarakat.
Idealnya, tema suatu acara televisi sinkron dengan iklan sponsor sebagai pendukung
acara. Misalnya, dalam suatu siaran pertandingan sepak bola di layar kaca stasiun televisi
yang bersangkutan mengajak sebuah brand minuman energi populer sebagai pendukung acara
terkait dengan acara yang bertema olahraga. Antara sponsor dengan tema acara tentu saja
berhubungan karena minuman energi mengandung zat-zat yang mampu merangsang stamina
dan meningkatkan metabolisme sehingga membuat daya tahan tubuh kuat ketika berolahraga,
dalam hal ini bermain sepak bola. Sehingga pihak stasiun televisi pun mevisualisasikan
sponsor tersebut dalam bentuk iklan yang di dalamnya ada sekumpulan orang yang lesu
ketika berolahraga kemudian begitu meminum minuman energi menjadi semangat kembali.
Namun, kadangkala ada ketidaksinkronan antara tema acara yang diselenggarakan
dengan sponsor yang diminta. Misalnya sebuah stasiun televisi SCTV dalam tajuk SCTV
Sports menayangkan siaran langsung pertandingan sepak bola Liga Inggris yang disponsori
langsung oleh sebuah brand rokok terkenal di Indonesia, katakanlah brand tersebut adalah
Djarum Super. Hal tersebut tentu saja janggal, dirasa tidak cocok, dan hal itupun dianggap
demikian oleh sebagian besar kalangan masyarakat terutama pecinta sepak bola.
Mengapa dikatakan tidak cocok? Pertama, rokok adalah sebuah produk yang tidak
layak untuk dikonsumsi oleh siapapun karena asapnya mengandung ribuan zat berbahaya
yang bisa merusak tubuh - terutama paru-paru - dalam jangka waktu cepat atau lambat

sehingga mampu membahayakan pelakunya maupun orang yang ada disekitarnya. Kedua,
SCTV Sports adalah program acara televisi bertema olahraga yang menayangkan siaran
pertandingan sepak bola. Olahraga adalah sebuah kompetisi yang sehat karena dalam
memainkannya dibutuhkan tenaga dan pikiran, tetapi dalam rangka menayangkan siaran
pertandingannya disponsori oleh produk rokok yang acapkali membahayakan orang.
Meskipun sebuah produk rokok dalam iklannya tidak pernah menayangkan orang yang
sedang merokok tetapi hal ini sangat kontradiktif dengan acara yang didukungnya.
Pertandingan sepak bola adalah sebuah tontonan yang diminati oleh sebagian besar
masyarakat Indonesia, dan kalangan anak muda adalah salah satu yang begitu
menggemarinya. Namun di sisi lain, sebuah perusahaan rokok dengan brand popular menjadi
pendukung terbesar di samping sponsor-sponsor lain. Sudah saya jelaskan meskipun sebuah
brand rokok dalam iklannya tidak pernah menayangkan orang yang sedang merokok tetapi
produknya begitu popular tetap saja menjadi daya tarik masyarakat.
Semakin besar daya tarik masyarakat akan suatu brand, dalam hal ini brand rokok,
maka semakin besar kemungkinan masyarakat ingin mengetahui bagaimana rasanya
merokok, meskipun di setiap iklan yang ditayangkan selalu tertulis bahaya merokok. Saya
sudah ungkapkan bahwa kalangan muda begitu antusias dalam menonton siaran pertandingan
sepak bola, namun iklan sponsor bisa mengubah segalanya. Sponsor iklan malah justru
menjadi penyebab utama mengapa banyak orang terutama anak muda menjadi perokok
sebelum mereka dewasa, dewasa dalam artian mampu mencari uang sendiri. Sehingga
muncul berbagai hasil penelitian maupun fakta-fakta yang mengungkapkan bahwa remaja di
Indonesia sudah menjadi perokok sebelum waktunya karena disebabkan oleh pengaruh
lingkungan maupun media, dalam hal ini adalah media televisi.
Perlu diketahui bahwa televisi merupakan media yang sangat efektif dalam
mempengaruhi pola pikir seseorang. Dalam kasus ini, remaja adalah fase dimana seseorang
rentan akan pengaruh-pengaruh baru dan belum mampu memilah secara tepat mana yang
baik dan mana yang tidak baik. Tentu saja dalam fase yang ingin serba tahu akan hal baru,
sebuah produk rokok tidak lepas dari sesuatu yang ingin mereka cicipi sesuai apa yang
mereka lihat melalui iklan di televisi.

Anda mungkin juga menyukai