Anda di halaman 1dari 4

1.

Maloklusi
Pengertian Maloklusi
Maloklusi merupakan penyimpangan dari pertumbuhkembangan di
sebabkan faktor - faktor tertentu. Secara garis besar etiologi atau penyebab suatu
maloklusi dapat digolongkan dalam faktor herediter (genetik), kelainan gigi,
kekurangan jumlah gigi, kelebihan jumlah gigi, disharmoni dentomaksiler dan
faktor lokal, dimana faktor lokal dapat meliputi gigi sulung tanggal prematur,
persistensi gigi, trauma, pengaruh jaringan lunak, kebiasaan buruk dan kelainan
iatrogenik. Kadang-kadang suatu maloklusi sukar ditentukan secara tepat
etiologinya,

karena

adanya

berbagai

faktor

(multifaktor),

yang

mempengaruhi pertumbuhkembangan (Rahardjo, 2012).


2. Klasifikasi Maloklusi menurut Angel
Klasifikasi Angle dibagi tiga kelas, yaitu (Rahardjo, 2011):
a.

Maloklusi kelas I Angle (Neutroclusion) adalah kondisi tonjol mesiobukal


molar pertama permanen rahang atas, terletak pada lekukan bukal dari molar
pertama permanen rahang bawah.

Gambar 2.2 Maloklusi kelas I Angle (Neutroclusion) (Cangialosi and Riolo,


2006)

b.

Maloklusi kelas II Angle (Distoclusion): tonjol mesiobukal molar pertama


permanen rahang atas terletak diantara tonjol mesiobukal molar pertama
permanen rahang bawah dan premolar kedua, atau tonjol distobukal molar
pertama permanen rahang atas terletak pada lekukan bukal molar pertama
permanen rahang bawah. Berdasarkan posisi insisivus maloklusi kelas II
dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1) Kelas II divisi 1, yaitu insisivus rahang atas protrusi sehingga didapatkan
jarak gigit besar, tumpang gigit besar dan kurva spee positif.
2) Kelas II divisi 2, yaitu insisivus sentral rahang atas retroklinasi, insisivus
lateral rahang atas proklinasi, tumpang gigit besar (gigitan dalam). Jarak
gigit dapat normal atau sedikit bertambah.

Gambar 2.3 A. Maloklusi kelas II Angle Divisi 1 (protrusi) dan B.


Maloklusi kelas II Angle Divisi 2 (retrusi) (Cangialosi and
Riolo, 2006)

c. Maloklusi kelas III Angle (Mesioclusion) dengan tonjol mesiobukal molar


pertama permanen rahang atas terletak pada tonjol distal molar pertama
permanen rahang bawah.

Gambar 2.4 Maloklusi kelas III Angle (Mesioclusion) (Cangialosi and


Riolo, 2006)

Alat-Alat Orthodontik
1. Cheek Retactor fungsinya untuk menahan mukosa pipi pada waktu perawatan.
2. Gum Shooter Fungsinya untuk memasang Power O
3. Tang Separator Fungsinya untuk memasang karet separator
4. Weingart fungsinya untuk memegang kawat
5. Distal and cutter untuk memotong kawat Niti dibagian distal
6. Tang Potong untuk memotong kawat NiTi
7. bird Peak untuk membengkokan kawat
8. Breacket Holder untuk memotong breacket
9. Band Pusher untuk menekan ring atau molar being
10. Breacket Guoge untuk mengukur pemasangan breacket
11. Distal Bender untuk membengkokan kawat yang berlebih
12. Lidah Ular untuk menekan kawat/ knite
13. Twirl On untuk membuka power O atau melepas power O
14. Delarosa untuk membengkokan kawat
15. Tang bertingkat untuk mengencangkan kawat yang berlekuk

DAFTAR PUSTAKA

Rahardjo, Pambudi. 2011. Diagnosis Ortodontik. Surabaya: Airlangga University


Press. hal: 80
Rahardjo, Pambudi. 2012. Ortodonti Dasar. Surabaya: Airlangga University
Press. hal: 26, 46-55
Cangialosi, T.J., dan Riolo, M.L. 2006. The ABO Discrepancy Index : A Measure
Of Case Complexity. Am J Orthod Dentofac Orthop. p: 125:133-40

Anda mungkin juga menyukai