Anda di halaman 1dari 7

CONTOH PERHITUNGAN PROYEKSI ARUS KAS

Misalnya berdasarkan data-data yang telah dihimpun oleh Divisi Treasury PT. Bank Budi Luhur
per 15 Januari 2004 diperoleh proyeksi data-data / transaksi untuk periode Minggu ke 3 dan
Minggu ke 4 pada bulan Januari, Minggu 1 bulan Februari , Minggu 2 bulan Mei 2004 sebagai
berikut
Data yang terhimpun oleh Divisi Treasury yang berasal dari unit kerja/divisi lainnya adalah
sebagai berikut (dalam jutaan rupiah)
1. Sumber data dari Divisi Treasury
Komponen

Posisi Awal Kas:


Kas
Giro Pada Bank Indonesia
Arus Kas Masuk:
Penjualan SBI
Transaksi Antarbank Aktiva
Penjualan Surat Berharga
Penerimaan Dana Pihak

Ketiga:
a. Giro
b. Tabungan
c. Deposito Berjangka
Pendapatan Oprasional
Transaksi Valas Jual
a. Spot
b. Forward
c. Swap
d. Lainnya
Arus Kas Masuk Lainnya

Arus Kas Keluar:


Pembelian SBI
Pembelian Surat Berharga
Pembayaran Dana Pihak

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

s/d 3 bln

46.179
2.480

43.179
1.482

40.679
1.385

41.679
43

43.679
89

898.750
7.353

891.000
7.515

808.800
4.136

757.250
3.502

677.250
6.204

4.250

3.500

3.250

5.750

1.000

4.025
6.875
7.750
6.017

4.830
8.250
9.300
6.065

3.703
6.325
7.130
5.411

3.542
6.050
6.820
8.579

28.175
49.500
62.000
35.606

8.500
2.500
0
1.500
0

9.250
2.750
0
1.750
0

8.750
2.250
0
1.500
0

9.000
2.500
0
1.750
0

8.750
2.750
0
2.500
0

891.000
1.250

808.800
1.500

757.250
1.350

677.250
2.000

470.000
1.250

Ketiga

2. Data-data yang diterima divisi Treasury dari Divisi Kredit yang didasarkan pada perkiraan
angsuran yang diterima dari nasabah dan pencarian kredit oleh nasabah serta biaya bank
garansi dan confirming L/C yang diterbitkan, meliputi transaksi-transaksi sebagai berikut:
Komponen

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

11.664

8.898

11.954

95.425

1.000
69.220

1.250
0

1.000
53.750

1.350
91.400

33.837

47.916

73.511

52.745

268.464

250

175

225

195

275

Arus Kas Masuk:


Anggsuran kredit oleh nasabah
9.210
Arus Kas Keluar:
Pencairan kredit oleh nasabah:
a. Menengah ritel
750
b. Korporasi
(Nasabah 3.700
besar/prima)
c. Cabang-cabang

(nasabah

cabang)

s/d 3 bln

Biaya Bank Garansi L/C

3. Data-data yang diterima Divisi Treasury dari Divisi Logistik (General Affair/ Sarana)
sebagai berikut:
Komponen

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

799

117

193

s/d 3 bln

Arus Kas Keluar

Biaya Logistik (Pembelian/ 125


Pembayaran

1.308

perlengkapan

kantor)

4. Data-data yang di terima Divisi Treasury dari Divisi Sumber Daya Insani (pengeluaran
pembayaran biaya pegawai: upah, lembur, training dll) sebagai berikut:
Komponen
Arus Kas Keluar:

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

s/d 3 bln

Biaya Tenaga Kerja

3.966

1.543

93

93

16.380

5. Data-data yang diterima Divisi Treasury dari Divisi Informasi dan Teknologi
(pembayaran/pembelian software dan hardware) sebagai berikut:
Komponen

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

s/d 3 bln

Arus Kas Keluar:


Investasi IT (Informasi Teknologi)

250

350

250

175

24.768

6.
Data-data yang diterima Divisi Treasury dari Divisi Pembinaan/Pengembangan Cabang
(pembayaran biaya investasi atas pembukaan cabang baru)sebagai berikut:
Komponen

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

s/d 3 bln

Arus Kas keluar:


Investasi pembukaan cabang

725

736

665

145

Berdasarkan Proyeksi Cash Flow yang telah disusun oleh Bank Budi Luhur selama periode
tersebut, dapat dijelaskan langkah-langkah perhitungannya sebagai berikut:
Periode Minggu III Januari 2004
A. Posisi Awal Kas sebesar Rp 48.659.000.000,00 adalah merupakan penjumlahan dari saldo
Kas dan Giro pada Bank Indonesia setelah dikurangi Giro Wajib Minimum (GWM)
posisi awal kas periode Minggu III terdiri atas:
1. Kas yaitu saldo phisik kas yang ada pada periode sebelumnya yang bersaldo sebesar
Rp 46.179.000.000,00
2. Giro pada Bank Indonesia adalah saldo Giro Bank Budi Luhur yang ada di Bank
Indonesia setelah dikurangi dengan Giro Wajib Minimum (GWM) pada periode
Minggu kedua bulan Januari 2004 yaitu sebesar Rp 2.480.000.000,00
B. Arus Kas Masuk sebesar Rp 944.230.000.000,00 adalah merupakan penjumlahan dari
transaksi penjualan Sertifikat Bank Indonesia (SBI), pinjaman yang diterima dari Bank
Lain, penjualan Surat Berharga, pembayaran angsuran kredit yang diterima dari nasabah,

Dana Pihak Ketiga yang dapat dihimpun dalam bentuk Giro, Tabungan dan Deposito
Berjangka, Pendapatan operasional yang diperoleh Bank, penjualan valuta asing: spot,
forward, swap atau lainnya dan penerimaan kas lainnya.
Pada periode Minggu III Bank Budi Luhur diperkirakan akan menerima dana berupa kas
masuk yang berasal dari transaksi-transaksi sebagai berikut:
1. Penjualan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebesar Rp 898.750.000.000,00 karena
sesuai dengan sifatnya bahwa SBI merupakan Secondary Reserve yang dapat dikelola
oleh Bank Budi Luhur untuk mengoptimalkan pengelolaan dana dan akan
digunakan/dijual pada saat bank membutuhkan uang kas secara cepat.
2. Transaksi Antarbank Aktiva sebesar Rp 7.353.000.000,00 adalah hasil dari transaksi
pinjaman yang diterima dari bank lain melalui Pasar Uang Antar Bank (PUAB), baik
langsung maupun melalui broker.
3. Penjualan Surat Berharga sebesar Rp 4.250.000.000,00 adalah hasil penjualan Surat
Berharga berupa Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) atau surat berharga lainnya yang
likuid yang dimiliki bank seperti Promissory Notes (PN) atau Commercial Paper
(CP).
4. Angsuran Kredit oleh Nasabah sebesar Rp 9.210.000.000,00 adalah besarnya
angsuran kredit yang akan diterima dari nasabah sesuai dengan perjanjian kredit yang
telah disetujui bank.
5. Penerimaan dana dari pihak ketiga sebesar Rp 18.650.000.000,00 berasal dari setoran
nasabah Giro sebesar Rp 4.025.000.000,00 setoran tabungan sebesar Rp
6.875.000.000,00 dan penerbitan deposito berjangka sebesar Rp 7.750.000,00
6. Pendapatan operasional sebesar Rp 6.017.000.000,00 adalah pendapatan yang
diterima dari nasabah bersamaan dengan angsuran kredit yangdibayar oleh nasabah.
7. Transaksi jual valuta asing secara spot equivalent sebesar Rp 8.500.000.000,00 setara
forward equivalent sebesar Rp 2.500.000.000,00 dan penjualan valuta asing lainnya
equivalent sebesar Rp 1.500.000.000,00 ketiga transaksi ini menjadi penerimaan kas
dalam rupiah karena adanya penjualan valuta asing yang dilakukan oleh Bank Budi
Luhur.
8. Arus kas masuk lainnya, tidak terdapat transaksi kas lainnya yang menyebabkan
bertambahnya kas sehingga bersaldo nihil.
C. Arus kas keluar berjumlah Rp 984.228.000.000,00 disebabkan adanya transaksi
pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI), pembelian Surat Berharga, pencairan kredit
oleh nasabah yaitu menegah ritel, korporasi dan cabang-cabang, pembayaran karena

adanya penarikann dana pihak ketiga

oleh nasabah giro, tabungan dan pencairan

deposito berjangka, pembayaran angsuran, kredit ke Bank Indonesia, transaksi antar bank
pasiva berupa pinjaman melalui pasar uang antar bank, pembayaran angsuran atas
pinjaman yang diterima, biaya operasional yairu pembayaran biaya iklan/promosi,
pembelian perlengkapan kantor (logistik) dan biaya tenaga kerja, biaya bank garansi dan
penerbit Letter of Credit (L/C), pembelian valuta asing yaitu spot, forward, dan lainnya,
adanya arus kas keluar lainnya karena investasi dibidang Informasi Teknologi (IT),
pembayaran biaya investasi karena adanya pembukaan cabang baru dan pembayaran
biaya lainnya.
Pada periode Minggu III Bank Budi Luhur diperkirakan akan mengeluarkan dana berupa
kas keluar yang berasal dari transaksi sebagai berikut:
1. Pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebesar Rp 891.000.000.000,00
menghindari idle funds dan membentuk cadangan sekunder sehingga pada saat bank
membutuhkan likuiditas dapat segera dicairkan dengan menjualnya melalui pasar
sekunder atau pada saat jatuh tempo ke Bank Indonesia.
2. Pembelian surat berharga sebesar Rp 1.250.000.000,00 melalui pasar uang antar bank
berupa Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) atau promissory notes bank.
3. Pencairan kredit oleh nasabah sebesar Rp 38.287.000.000,00 yang terdiri dari kredit
menengah ritel, kredit korporasi dan kredit yang diberikan oleh cabang-cabang.
4. Pembayaran dana pihak ketiga sebesar Rp 10.000.000.000,00 karena adanya
penarikan rekening giro sebesar Rp 3.000.000.000,00 penarikan tabungan sebesar Rp
4.500.000.000,00 dan deposito yang jatuh tempo sebesar Rp 2.500.000.000,00.
5. Angsuran kredit ke bank Indonesia sebesar Rp 150.000.000.000,00.
6. Transaksi antar bank pasiva sebesar Rp 1.250.000.000,00 adanya pembayaran kepada
bank lain, karena penempatan dana bank tersebut telah jatuh tempo.
7. Angsuran atas pinjaman yang diterima sebesar Rp 500.000.000,00 adanya
pembayaran angsuran kredit yang telah jatuh tempo selama periode tersebut.
8. Biaya operasional sebesar Rp 4.341.000.000,00 disebabkan karena adanya
pembayaran biaya iklan/promosi sebesar Rp 250.000.000,00 pembayaran kepada
supplier untuk pembelian perlengkapan kantor oleh unit kerja logistik dan biaya
tenaga kerja berupa: gaji, bonus, tunjangan, lembur dan insentif lainnya sebesar Rp
3.966.000.000,00 .

9. Biaya bank garansi dan Letter of Credit (L/C) sebesar 250.000.000,00 adalah
pembayaran fee counter garansi dan confirming fee atas penerbitan L/C yang
diconfirm oleh Bank koresponden di Luar Negeri sebesar Rp 250.000.000,00.
10. Transaksi valuta asing beli atas transaksi secara spot equivalent sebesar Rp
8.500.000.000,00 forward equivalent sebesar Rp 2.500.000.000,00 dan lainnya
equivalent sebesar Rp 1.500.000.000,00 .
11. Arus kas keluar lainnya sebesar Rp 1.200.000.000,00 karena adanya invstasi dibidang
Informasi Teknologi (IT) sebesar Rp 250.000.000,00 biaya investasi atas pembukaan
kantor cabang baru sebesar Rp 725.000.000,00 dan biaya lainnya sebesar Rp
225.000.000,00.
D. Posisi kas akhir sebesar Rp 44.661.000.000,00 adalah merupakan penjumlahan dari posisi
kas awal sebesar Rp 48.659.000.000,00 dan penerimaan arus kas masuk sebesar Rp
944.230.000.000,00 dikurangi dengan pengeluaran kas dari arus kas keluar sebesar Rp
948.228.000.000,00 .
Posisi kas akhir pada periode minggu III bulan Januari 2004 sebesar Rp
44.661.000.000,00 akan menjadi saldo posisi kas awal pada periode minggu IV bulan
Januari 2004 sebesar Rp 44.661.000.000,00.
Untuk memperoleh proyeksi cash flow pada minggu III bulan Januari 2004,
minggu I dan II bulan Februari 2004 serta periode sampai dengan 3 bulan kemudian
dapat dilakukan dengan cara yang sama pada periode minggu ke III bulan Januari 2004.
Dengan diketahuinya saldo kas yang akan datang, maka baik kelebihan kas
maupun kekurangannya oleh manajemen Bank Budi Luhur dapat direncanakan atau
dibuat strategi untuk memenuhi kebutuhan likuiditas tersebut jika terjadi kekurangan,
atau menghindari agar tidak terjadi idle funds jika terjadi kelebihan likuiditas, sehingga
pada akhirnya dapat diperoleh pengelolaan dana yang optimal.

LAPORAN HARIAN BANK UMUM (LHBU)


LHBU yang dilaporkan kepada Bank Indonesia meliputi data transaksional dan data
nontransaksional bank, dimana data transaksional bank meliputi:
a. Pasar Uang Antar Bank (PUAB) yang terdiri dari PUAB pagi IDR, PUAB sore IDR,
PUAS valas dan PUAB Luar Negeri.

b. Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS)


c. Transaksi Devisa
d. Peragangan SUrat Berharga Pasar Uang (SBPU) di Pasar Sekunder.
Sedangkan data nontransaksional yang wajib dilaporkan bank adalah meliputi data-data:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Posisi akhir hari transaksi derivative jual binvestasi dengan pihak-pihak tertentu
Posisi Devisa Neto (PDN)
Proyeksi Arus Kas (Cash flow Projection)
Suku Bunga Penawaran (Quotation)
Suku Bunga dasar kerdit
Suku bunga kredit
Suku bunga Deposito Berjangka, Suku Bunga Tabungan, dan diskonto Sertifikat

Deposito
h. Tingkat Imbalan Deposito Investasi Mudharabah Bank Syariah
Dengan diimplementasikannya Laporan Harian Bank Umum (LHBU) oleh Bank
Indonesia selaku otoritas moneter, maka diharapkan bahwa untuk dapat memberikan system
pembayaran yang lebih efektif diperlukan dukungan informasi secara harian yang sifatnya real
time, tepat waktu, aman, akurat, handal,objektif, lengkap dan mudah di akses secara simultan
oleh pihak yang membutuhkan sehingga memudahkan Bank Indonesia untuk menetapkan
pelaksanaan kebijakan moneter, system pembayaran dan pengawasan bank yang berbasis resiko.

Anda mungkin juga menyukai