Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MANFAAT POSYANDU DAN IMUNISASI BALITA


DI RW 01 KEL. GURUN LAWEH KEC. NANGGALO PADANG

PRAKTEK PROFESI KOMUNITAS

OLEH :
KELOMPOK KOMUNITAS

PRAKTEK PROFESI
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2014/2015

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Pokok Bahasan

: Manfaat Posyandu dan Imunisasi Balita

Hari/Tanggal

Pukul

Sasaran

: Ibu yang mempunyai bayi dan balita di RW 01 Kelurahan


Gurun Laweh Kecamatan Nanggalo Padang

Tempat

: Posyandu Kasih Ibu

A. Latar Belakang
Posyandu merupakan langkah yang cukup strategis dalam rangka
pengembangan kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia agar dapat
membangun dan menolong diri sendiri. Posyandu pada dasarnya merupakan
salah satu wujud peran serta masyarakat dalam pembangunan. Khususnya
kesehatan dengan menciptakan kemampuan hidup sehat. Bagi setiap
penduduk dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Untuk meningkatkan status kesehatan, khususnya memulai upaya system
kesehatan. Pemerintahan telah menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
dikenal dengan Puskesmas. Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang
primer, yang dikembangkan dengan adanya posyandu, agar masyarakat
mendapat pelayanan yang mudah dijangkau. Diharapkan melalui posyandu
masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang paripurna (Haryono,
2005).

Posyandu merupakan langkah yang cukup strategis dalam rangka


pengembangan kualitas sumber dana manusia bangsa Indonesia agar dapat
membangun dan menolong diri sendiri. Posyandu pada dasarnya merupakan
salah satu wujud peran serta masyarakat dalam pembangunan. Khususnya
kesehatan dengan menciptakan kemampuan hidup sehat. Bagi setiap
penduduk dalam mewujudkan derajat kesehatan, khususnya melalui upaya
sistem kesehatan. Pemerintah telah menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang dikenal puskesmas. Puskesmas merupakan pelayanan kesehatan yang
primer, yang dikembangkan dengan adanya posyandu, agar masyarakat
mendapat pelayanan yang mudah dijangkau. Dihara[pkan melaui posyandu
masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang paripurna (Haryono.
2005).
Kunjungan balita keposyandu merupakan datangnya balita keposyandu
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan misalnya penimbangan, imunisasi,
gizi. Kunjungan balita keposyandu yang paling baik adalah teratur setiap
bulan atau 12 kalin pertahun. Untuk ini kunjungan balita diberi batasan 8 kali
pertahun. Posyandu yang frekuensi penimbangan atau kunjungan balitanya
kurang dari 8 kali pertahun masih dianggap rawan. Sedangkan bila frekuensi
penimbangan sudah 8 kali atau lebih dalam kurun waktu satu tahun dianggap
sudah cukup baik, tetapi frekuensi penimbangan tergantung dari jenis
posyandunya (Dinkes Prov. Jabar 2007,dalam Nurul 2011).
Daftar yang didapatkan dari kuesioner terdapat sebanyak 14 bayi dan
27 balita, sebanyak 2 ibu yang memiliki bayi dan balita (14%) mengatakan

manfaat posyandu adalah sebagai tempat penyuluhan kesehatan, sebanyak 3


orang ibu yang memiliki bayi dan balita (22%) mengatakan manfaat posyandu
adalah sebagai tempat imunisasi, sebanyak 2 orang ibu yang memiliki bayi
(14%)

mengatakan posyandu sebagai tempat penimbangan berat badan,

sebanyak 6 bayi (43%) ibu tidak membawa bayinya keposyandu, sebanyak 2


orang (34%) alasan ibu tidak membawa bayinya keposyandu karena sibuk,
sebanyak 2 orang (33%) tidak membawa bayinya ke posyandu karena malas,
sebanyak 2 orang (33%) mengatakan tidak membawa ke posyandu karena
langsung di bawa ke dokter, sebanyak 2 orang (14%) mengatakan imunisasi
untuk menghindari penyakit, dan sebanyak 3 balita (11%) tidak mendapatkan
imunisasi lengkap.
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah didapatkan, maka kelompok
tertarik untuk memberikan penyuluhan tentang Manfaat Posyandu dan
Imunisasi pada Bayi dan Balita di RW 01 Kelurahan Gurun Laweh
Kecamatan Nanggalo Padang.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan ibu yang memiliki bayi dan
balita mengerti tentang pentingnya posyandu dan imunisasi balita.
2. Tujuan Khusus

a. Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan ibu yang mempunyai bayi


dan balita mengerti dan memahami tentang:
1) Pengertian posyandu
2) Tujuan posyandu
3) Sasaran posyandu bayi dan balita
4) Pelaksanaan kegiatan posyandu bayi dan balita
5) Manfaat KMS
6) Akibat jika tidak ke posyandu
b. Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan ibu yang mempunyai bayi
dan balita mengerti dan memahami tentang:
1) Pengertian imunisasi
2) Tujuan imunisasi
3) Jenis-jenis imunisasi
4) Penyakit-penyakit yang timbul jika tidak di imunisasi

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik kegiatan
: Manfaat Posyandu dan imunisasi
2. Sasaran
: Semua ibu yang memiliki bayi dan balita di RW 01
Kelurahan Gurun Laweh Kecamatan Nanggalo
Padang 2015
3. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab
4. Media dan alat
a. Leaflet
b. LCD
c. Laptop
5. Tempat dan waktu
Tempat
:
Hari/Tanggal
:
Jam
:
6. Pengorganisasian
a. Penanggung jawab : Wildatul Husna, S.Kep

b.
c.
d.
e.

Moderator
Presenter
Observer
Fasilitator

f. Seksi Humas
g. Seksi Dokumentasi
h. Seksi Konsumsi
7. Setting Tempat

: Putri Handayani, S.Kep


: Nia Aprianti, S.Kep
: Nova Linda, S.Kep
: Mira Mariana, S.Kep
Dian Febri Pani, S.Kep
Silvia Nissadi, S.Kep
Ramadani Usman, S.Kep
Desi Novita Herni, S.Kep
Diro Zozeka, S.Kep
Vandra Bedri Yendra, S.Kep
Filta Erwindo, S.Kep
Fadillatul Pajri, S.Kep
Halia Darmayanti, S.Kep
Janila Usmelya, S.Kep
Beni Saputra. S.Kep
Rima Oktia Barli, S.Kep
Gusvia Monalista, S.Kep
Famel Firmaliza, S.Kep
: Amdani Bashir, S.Kep
Elgi Fajri Amarta, S.Kep
Roni Andrian, S.Kep
: Seger Pranata, S.Kep
Intan Yuni Azti, S.Kep
: Suci Rahayu, S.Kep
Manda Sari, S.Kep
Ririn Annisi Oktavini, S.Kep

Keterangan:
: Moderator

: Presenter

: Peserta

: Pembimbing

: Observer

: Layar

: Fasilitator

D. Uraian tugas
1. Penanggung Jawab
Mengkoordinasi persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
2. Moderator
a. Pada pembukaan penyuluhan
1) Membuka acara penyuluhan
2) Memperkenalkan anggota dan dosen pembimbing klinik dan
akademik
3) Menjelaskan tujuan dan topic
4) Menjelaskan tata tertib dalam penyuluhan
5) Menjelaskan kontrak waktu (.)
b. Kegiatan inti
1) Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang
tidak dipahami
2) Memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk
menjawab atas pertanyaan yang diajukan oleh peserta
c. Kegiatan penutupan
1) Menyimpulkan dan melakukan evaluasi penyuluhan
2) Mengucapkan salam
3. Presenter
Menyampaikan materi penyuluhan yang telah disiapkan
4. Fasilitator
a. Memotivasi peserta agar berperan aktif
b. Membuat absensi penyuluhan
c. Membagikan leaflet pada setiap peserta

d. Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan


5. Observer
a. Mengawasi proses palaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b. Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan

E. Kegiatan Penyuluhan
No
1.

Tahap
Kegiatan
Pembukaan

Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan pasien dan


keluarga
- Menjawab salam

Moderator

mengucapkan salam
Moderator

Waktu
5
menit

- Mendengarkan

memperkenalkan
anggota kelompok serta
dosen pembimbing
-

akademik dan klinik


Moderator menjelaskan

tujuan penyuluhan
Moderator
membuat
kontrak

waktu

dan

- Mendengarkan

dan

memperhatikan
- Menyetujui

kontrak

bahasa dan tata tertib


2.

Pelaksanaan -

waktu dan bahasa


penyuluhan
Menggali pengetahuan - Peserta

50

peserta

menit

pengertian

tentang
posyandu

balita
Memberikan

reinforcement positif
Menjelaskan
pengertian

mengemukakan
pendapat
- Mendengarkan

posyandu

- Mendengarkan
memperhatikan

balita
- Peserta
Menggali pengetahuan
mengemukakan
peserta tentang tujuan
pendapat
posyandu balita
- Mendengarkan
Memberikan
reinforcement positif
- Mendengarkan dan
Menjelaskan
kepada
memperhatikan
peserta tentang tujuan
posyandu balita
- Peserta
Menggali pengetahuan
mengemukakan
peserta tentang sasaran
pendapat
posyandu
- Mendengarkan
Memberikan
reinforcement positif
- Mendengarkan dan
Menjelaskan
tentang
memperhatikan
sasaran posyandu
- Peserta
Menggali pengetahuan
mengemukakan
peserta
tentang
pendapat
pelaksanaan kegiatan di

posyandu
Memberikan

reinforcement positif
Menjelaskan
tentang
pelaksanaan

- Mendengarkan

kegiatan

posyandu
Menggali pengetahuan
peserta tentang manfaat

- Mendengarkan

dan

memperhatikan
- Peserta
mengemukakan

KMS
Memberikan

reinforcement positif
Menjelaskan
tentang

- Mendengarkan dan
manfaat KMS
Menggali pengetahuan
memperhatikan

pendapat
- Mendengarkan

peserta tentang akibat - Peserta


-

tidak keposyandu
Memberikan

reinforcement positif
Menjelaskan
tentang
akibat

tidak

keposyandu
Menggali pengetahuan
peserta

mengemukakan
pendapat
- Mendengarkan
- Mendengarkan

dan

memperhatikan

tentang - Peserta

pengertian imunisasi
Memberikan

mengemukakan

pendapat
reinforcement positif - Mendengarkan
Menjelaskan
tentang

pengertian imunisasi
- Mendengarkan dan
Menggali pengetahuan
memperhatikan
peserta tentang tujuan
- Peserta
imunisasi
mengemukakan
Memberikan
pendapat
reinforcement positif
- Mendengarkan
Menjelaskan
tentang

tujuan imunisasi
Menggali pengetahuan - Mendengarkan

peserta tentang jenis-

memperhatikan
- Peserta

jenis imunisasi
Memberikan

reinforcement positif
pendapat
Menjelaskan
tentang - Mendengarkan

jenis-jenis imunisasi
Menggali pengetahuan
peserta tentang jadwal

pemberian imunisasi
Memberikan
reinforcement positif

dan

mengemukakan

- Mendengarkan
memperhatikan
- Peserta
mengemukakan

dan

Menjelaskan
jadwal

tentang
pemberian

pendapat
- Mendengarkan

imunisasi
Menggali pengetahuan - Mendengarkan
peserta tentang akibat

tidak diimunisasi
Memberikan

reinforcement positif
Menjelaskan
tentang
akibat

dan

memperhatikan
- Peserta

tidak

mengemukakan
pendapat
- Mendengarkan

diimunisasi.
Memberi kesempatan - Mendengarkan

untuk bertanya
Menjawab pertanyaan

dan

memperhatikan
- Peserta bertanya
- Mendengarkan

3.

Penutup

memperhatikan
- Peserta menjawab

Moderator
mengevaluasi

- Bersama

penyuluhan
Moderator
penyuluhan
Mengucapkan
atas

yang

diberikan

penutup.

F. Evaluasi

terima

kasih

memberi

moderator

menyimpulkan
hasil

perhatian
dan
salam

5
menit

materi

menyimpulkan
-

dan

materi.
- Peserta
salam.

membalas

1.

Struktural
a) Persiapan media yang akan digunakan (LCD, leaflet)
b) Persiapan tempat yang akan digunakan
c) Kontrak waktu
d) Persiapan SAP
2. Proses
a) Selama penyuluhan peserta memperhatikan penjelasan yang
disampaikan
b) Selama penyuluhan peserta aktif bertanya tentang penjelasan yang
disampaikan
c) Selama penyuluhan peserta aktif menjawab pertanyaan yang
diajukan
3. Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan ibu yang mempunyai bayi
dan balita mengerti dan memahami tentang:
a. 70% peserta penyuluhan mampu memahami pengertian posyandu
b. 70% peserta penyuluhan mampu memahami tujuan posyandu
c. 70% peserta penyuluhan mampu memahami sasaran posyandu
bayi dan balita
d. 70% peserta penyuluhan mampu memahami pelaksanaan kegiatan
posyandu bayi dan balita
e. 70% peserta penyuluhan mampu memahami Manfaat KMS
f. 70% peserta penyuluhan mampu memahami akibat jika tidak ke
g.
h.
i.
j.

posyandu
70% peserta penyuluhan mampu memahami pengertian imunisasi
70% peserta penyuluhan mampu memahami tujuan imunisasi
70% peserta penyuluhan mampu memahami jenis-jenis imunisasi
70% peserta penyuluhan mampu memahami penyakit-penyakit
yang timbul jika tidak di imunisasi

LAMPIRAN MATERI
POSYANDU DAN IMUNISASI
A. Posyandu
1. Pengertian
Posyandu adalah suatu wadah pelayanan kesehatan masyarakat
dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan dukungan
pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan keluarga
bencana.
2. Tugas posyandu

a. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Bayi


Ibu (Ibu hamil, Melahirkan dan Nifas).
b. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan untuk tercapainya masyarakat
sehat sejahtera.
c. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga Bencana,
Gerakan Keluarga Dan Gerakan Ekonomi Keluarga Sejahtera.
3. Sasaran posyandu
a. Bayi balita
b. Ibu hamil/ ibu menyusui
c. Wanita Usia Subur Dan Pasangan Usia Subur
4. Pelaksanaan kegiatan di posyandu
a. Pendaftaran
Layanan pendaftaran yang dilakukan oleh kader pada ibu dan
balita yang datang ke posyandu.
b. Penimbangann dan penguikuran TB
Penimbangan dan pengukuran TB ini berguna untuk mengetahui
status gizi balita.
c. Pengisian KMS
Kader melakukan pencatatan pada buku KMS ( mengisi berat
badan balita kedalam skala yang disesuaikan dengan umur balita)
setelah ibu dan balita mendaftar dan ditimbang
5. Manfaat buku KMS
Pertumbuhan dan perkembangan, gizi buruk dapat dipantau.
Pengetahuan orang tua tentang cara merawat bayidan balita juga dapat
diperoleh dengan membaca di buku KMS.
Petugas puskesmas dan kader diminta secara rutin memberi
informasi lisan isi buku KMS kepada orang tua.
a. Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS

Memberikan

layannan

penyuluhan

bagi

bayi

dan

balita.

Penyuluhan pemberian ASI ekslusif, kebiasan hidup bersih, makanan


bergizi dan masalah kesehatan umum yang di alami bayi maupun
balita saat itu. Penyuluhan diberikan pada semua ibu dan balita yang
datang keposyandu.
b. Pelayanan dan Kesehatan yang dilakukan tim medis
Imunisasi
Pemberian vitamin A
Pemeriksaan ibu hamil

6. Akibat tidak ke posyasndu


a. Pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi tidak terpantau,
sehingga

dapat

mengakibatkan

balita

mengalami

gangguan

pertumbuhan dan perkembangan.


b. Bayi tidak mendapat imunisasi yang lengkap sehingga untuk terserang
penyakit.
c. Balita kurang bersosialisasi dengan balita lainnya dan orang tua.
B. IMUNISASI
1. Pengertian
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan tubuh pada bayi dan
anak terhadap penyakit tertentu. Vaksin adalah kuman/racun yang
dimasukkan kedalam tubuh bayi/anak yang disebut antigen. Dalam tubuh
antigen akan bereaksi dengan antibodi kekebalan (Depkes RI, 2012).
2. Tujuan Pemberian Imunisasi
a. Mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu (TBC, Difteri, Pertusis,
Tetanus, Polio, Campak, Hepatitis)
b. Apabila terjadi penyakit terjadi penyakit maka, tidak terlalu parah dan
dapat mencegah gejala yang dapat menimbulkan cacat/kematian
3. Macam-macam Imunisasi

a. Vaksi BCG
Vaksin BCG adalah vaksin yang mengandung kuman hidup dan
biakan basilus call mette dan Guerin (Depkes, 2012)
Gunanya untuk imunisasi aktif terhadap penyakit tuberkulosisi
Sasaran pada bayi diberikan sedini mungkin, vaksinasi ulangnya pada
umur 5-7 tahun dan 12-13 tahun. Seseorang yang sudah tuberkulosa
(+) ada bahayanya jika divaksinasi.
Reaksi
Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti
demam reaksi yang dapat terjadi adalah :
1) Local
1-2 minggu kemudian timbul indurasi dan aritma di tempat
suntikan berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi ulkus
dan akhirnya sembuh spontan dalam waktu 8-12 minggu dengan
meninggalkan tanda parut. Lika itu tidak perlu pengobatan.
2) Regional
Kadang-kadang terdapat pembesaran kelenjar ketiak atau leher
terasa padat, tidak sakit dan tidak menimbulkan demam, reaksi ini
akan hilang dalam waktu 3-6 bulan.
Kontra Indikasi
Penyakit akut dengan panas tinggi dan penyakit kulit berat
b. Vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)
Gunanya : untuk imunisasi aktif secara simultan terhadap DPT (batuk
rejan)
Usia dan jumlah pemberian
Sebanyak lima kali : tiga kali di usia bayi (2, 4, 6 bulan), satu kali di
usia 18 bulan dan satu kali di usia lima tahun. Selanjutnya di usia 12
tahun, diberikan imunisasi TT.
Reaksi:

Biasanya

hanya

gejala-gejala

ringan

seperti

demam,

kemerahan/pembengkakan yang agak nyeri pada tempat suntikan yang


akan hilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari. Apabila
sesudah pemberian DPT 1 terjadi reaksi yang berlebihan, suntikan
imunisasi dilanjutkan dengan DT.
Kontra Indikasi
- Anak sedang demam
- Mempunyai penyakit kelainan syaraf baik keturunan atau didapat
- Mudah mendapat kejang
- Mempunyai sifat alergi seperti : asthma
c. Vaksin Polio
Gunanya
: untuk imunisasi aktif terhadap polio
Usia Pemberian:
Saat lahir (0 bulan), dan berikutnya di usia 2,4,6 bulan. Dilanjutkan
pada usia 18 bulan dan 5 tahun. Kecuali saat lahir, pemberian vaksin
polio selalu di barengi dengan vaksin DPT
Reaksi : vaksin polio oral adalah vaksin yang paling aman
Kontra indikasi: leukemia, disgamma globulinemia
d. Vaksin Campak
Kegunaan: untuk imunisasi terhadap penyakit campak
Usia & Jumlah Pemberian:
Sebanyak 2 kali; 1 kali di usia 9 bulan, 1 kali di usia 6 tahun. Di
anjurkan, pemberian campak ke-1 sesuai jadwal. Selain karena
antibodi dari ibu sudah menurun di usia 9 bulan, penyakit campak
umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai 12 bulan belum
mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan harus

diimunisasi MMR (Measless Mump Rubella)


Kontra indikasi:
Anak dengan infeksi akut disertai demam
Anak dengan defisiensi imunologi
Wanita hamil

Anak dengan pengobatan intensif yang bersifat immunosupresif


Hal-hal yang harus diperhatikan:

Vaksin disuntikkan secara SC


Vaksin dilarutkan dengan pelarut khusus sebanyak 5 ml, pada seriap

botol 10 dosis
Bila sudah dilarutkan vaksin harus berlindung dari sinar matahari,

hanya tahan 8 jam pada suhu 20C 80C


Setelah bayi atau anak diberikan imunolobin atau transfusi darah maka

imunisasi ditangguhkan sampai 3 bulan


Setelah imunisasi tes tuberkulin ditangguhkan 2 bulan karena akan

terjadi reaksi negatif palsu


e. Vaksin Hepatitis B
Defenisi:
Vaksin yang berasal dari antigen permukaan hepatitis B (HbSAg)
dibuat secara eksklusif dari plasma pengidap HbSAg melalui laju
tahap pemurnian atau in aktivasi.
Vaksin hepatitis B adalah suspensi yang disuntikkan secara IM
Jumlah Pemberian:
Sebanyak 3 kali, dengan interval 1 bulan antara suntikan
pertama dan kedua, kemudian 5 bulan antara suntikan kedua dan
ketiga.
Usia pemberian:
Sekurang-kurangnya 12 jam setelah lahir. Dengan syarat,
kondisi bayi stabil, tak ada gangguan pada paru-paru dan jantung.
Dilanjutkan pada usia 1 bulan, dan usia antara 3-6 bulan. Khusus

bayi yang baru lahir dari ibu pengidap VHB, selain imunisasi yang
dilakukan kurang dari 12 jam setelah lahir, juga diberikan
imunisasi tambahan dengan imunoglobulin antihepatitis B dalam
waktu sebelum berusia 24 jam.
Peringatan dan Perhatian:
o Hati-hati bila diberikan pada orang dengan cor pulmonal berat
atau pada orang yang resti terjadi reaksi sistemik
o Karena masa inkubasi hepatitis B tidak mungkin mengenali
infeksi saat diberi
o Agar disediakan

epinefrin

untuk

menanggulangi

syok

anafilatik
Efek Samping:
Dapat terjadi reaksi lokal seperti eritema, bengkok, panas, atau keluhan
sistemik seperti demam, letih, sakit kepala, pusing, nyeri otot, mual tetapi
akan hilang setelah beberapa hari.
Kontra indikasi:
Tidak diberikan pada hipersensitif terhadap salah satu komponen vaksin.
D. JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI

E. AKIBAT TIDAK DI IMUNISASI


Secara garis besar, ada 2 kemungkinan:
Pertama, jika anak tidak pernah terpapar dengan mikroorganisme
penyebab infeksi, maka tidak akan terjadi apa-apa, anak akan tumbuh sehat.
Kedua, jika anak terpapar dengan mikroorganisme penyebab infeksi,
kemungkinan anak akan menderita penyakit atau tidak, tergantung bagaimana
kekebalan tubuhnya apakah dapat melawan mikroorganisme tersebut atau
tidak.
Anak dapat sakit ringan saja dan hanya perlu istirahat di rumah, atau
pun gejalanya cukup berat hingga harus dirawat di rumah sakit, ataupun dapat
berakibat fatak hingga menyebabkan kematian.
Selain itu, dengan membawa mikroorganisme dalam tubuhnya, ia
dapat menularkan penyakit ke orang lain disekitarnya yang juga tidak
memiliki perlindungan terhadap mikroorganisme tersebut dan pada akhirnya
dapat menimbulkan epidemi dengan begitu bsnysk penderita yang sakit
hingga meninggal.

DAFTAR PUSTAKA
Ngastiah, 2004. Perawatan Anak Sakit. EGC. Jakarta
A.H. Marhum. 2005. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta

FKUI, 2002. Buku Ajar Ilmu kesehatan Anak Jilid 1,2,3. Jakarta
Depkes RI, 2012. Askep Anak Dalam Konteks Keluarga. Jakarta
Sudrajat, 2000. Imunisasi. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai