Anda di halaman 1dari 4

Petambak Kepiting Soka

Kekurangan Bibit
TARAKAN,KOMPAS-Petambak budidaya
kepiting soka di Kota Tarakan,Kalimantan
Utara,tak dapat berproduksi maksimal garagara kesulitan memperoleh bibit dengan
jumlah memadai.Tingginya minat petambak
membududaya kan kepiting bercangkang
lunak di kota itu tak bisa diimbangi dengan
pasokan bibit yang masih terb atas.
Syafrudin (30),salah seorang petambak
kepiting soka di Kelurahan
Pamusian,Kecamatan Tarakan Tengah,Jumat
(12\12),mengatakan,kapasitas tambaknya
paling tidak membutuhkan 1 ton bibit kepiting
bakau perbulan.Kepiting bakau itu kemudian
dibudidayakan di tambak selama 15 hari
untuk kepiting soka.
Namun,sekarang bibit yang bisa di peroleh
dari pengambau (nelayan pencari kapiting

bakau) hanya berkisar 600-700 kilo gram


kata Syafrudin saat di temui di tambaknya.
Kondisi itu membuat produksinya saat ini
menurun dari tahun lalu,yang mencapai 300
kilo gram per bulan menjadi 200-250 kilo
gram per bulan.Dari jumlah bibit yang
dibudidayakan,tingkat keberhasilan menjadi
kepiting soka yang dapat di panen hanya
berkisar 30 persen,petambak kepiting soka
lainnya di Kelurahan Pamusian.Dalam sebulan
ia membutuhkan 1,2 ton bibit,tetapi yang bisa
terpenuhi hanya 1 ton.
Kesulitan mendapatkan bibit sudah
berlangsung sekitar setahun ini, kata Agus.
Syafrudin mengemukakan,permintaan bibit
kepiting di Tarakan tinggi,mengikuti jumlah
petambak yang terus bertambah.Harga jual
kepiting soka di tingkat petani mencapai Rp
70.000 per kilogram.
Namun pasokan bibit para pengambau tak
ikut bertambah sehingga menyebabkan
kebutuhan petani tak bisa di penuhi

semuanya.Kondisi tersebut,menurut
Syafrudin,membuat harga bibit melonjak.
Tahun lalu harganya masih Rp 14.000-Rp
16.000 per kilo gram.Harga terus naik secara
bertahap dan sekarang mencapai Rp 23.000Rp 24.000 per kilo gram,kata Syafruddin.
Selain jumlah ketersediaan yang tidak
mampu mengimbangi permintaan,Syafrudin
mengatakan,pasokan bibit juga rentan
terhenti.Pada tahun 2012 dia pernah tidak
mendapatkanbibit sama sekali sehingga
membuat usahanya brhenti selama lima
bulan.Saat itu banyak pengambau beralih ke
rmput laut,katanya.

Dari alam
Secara terpisah,Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan Kalimantan Utara Amir Bakri
mengakui kesulitan bibit yang di alami petani
kepiting soka di daerahnya.Hal tersebut di
sebabkan bibit yang di peroleh petani masih
sepenuhnya mengandalkan kepiting bakau

yang bisa di jadikan sumber pemasok besar


bibit bagi para petani. Kami akan
memprogramkan pendirian pusat pembenihan
itu,kata Amir

Anda mungkin juga menyukai