Anda di halaman 1dari 1

Dalam cerpen Langkah-Langkah Tua Tazkiyyatul Muthmainnah

menceritakan tentang konflik batin yang dialami oleh Vina seorang wanita karier
yang hidup di sebuah kampung bersama orang pensiunan dan pengangguran.
Setiap pagi dengan langkah lambat dan lelah Pak Romli yang merupakan
pensiunan tentara melewati depan rumah Vina untuk pergi ke warung Bang
Mamat untuk berkumpul bersama kelompok sesama pengangguran yaitu, Kelik,
Jono, dan Salam. Melihat kebiasaan mereka yang selalu pergi ke warung Bang
Mamat tanpa tujuan dan obrolan yang tidak bermutu, Vina tidak senang dan
menganggap bahwa mereka tak lebih dari sekedar kumpulan orang-orang malas.
Termasuk Pak Romli yang seharusnya bisa berbuat lebih baik, bukan hanya
sekedar ketua dalam kelompok tersebut. Sebenarnya Vina merasa kasihan
karena ketidaktahuan mereka memaknai hidup membuat diri mereka seakan
tidak berguna.
Suatu hari, Vina mendengar kabar bahwa Pak Romli sedang sakit dan
dirawat di rumah sakit. Sebagai tetangga yang baik Vina segera menjenguk Pak
Romli. Dalam keadaan sakit parah ternyata Pak Romli masih memikirkan ketiga
kawannya yang pengangguran karena tak bisa menemaninya. Pak Ramli berkata
bahwa sebenarnya mereka anak yang baik dan masih mempunyai keinginan dan
pengharapan untuk bekerja, namun karena tidak memiliki ijazah, mereka tidak
bisa bekerja. Sebenarnya banyak hal yang dapat mereka lakukan. Kebiasaan
yang bukan didapat dari kursus atau sekolah, tapi kebiasaan yang timbul akibat
dari kenyataan yang membuat mereka harus mampu mempertahankan hidup.
Termasuk juga potensi berbuat kriminal, tetapi mereka tidak ingin melakukan itu,
mereka memilih menanti panggilan seseorang yang membutuhkan tenaganya
sebagai kuli.
Dari perkataan Pak Romli tersebut , Vina merasa bersalah karena dia telah
menilai Pak Romli dan kawan-kawannya hanya dalam satu sisi saja dan itupun
tidak semua benar. Ternyata persahabatan Pak Romli selama ini menjadi spirit
bagi kawannya. Selalu tabah menjalani hidup dan tidak melakukan hal-hal
kriminal yang melanggar hukum. Vina merasa bahwa selama ini dirinyalah yang
tidak bisa menerjemahkan arti hidup, hidup kering tanpa persahabatan dan kasih
sayang sesama. Pak Romli yang dulu dia anggap seorang pesiunan dengan
langkah tua, ternyata masih bisa bermanfat bagi sebagian orang.
Tazkiyyatul Muthmainnah dalam cerpen ini, memberikan selipan nilai
moral yang harus kita tanamkan dalam menjalani hidup bermasyarakat selalu
memberikan kasih sayang terhadap sesama dan tidak menilai seseorang dari
satu sisi saja.

Anda mungkin juga menyukai