: Separator 3-Phase
2. Kapasitas Produksi
: 2000 bbl
3. Diameter
Di
: 4600 mm
4. Panjang (T/T)
: 14000 mm
5. Tekanan Perencanaan
Pd
6. Tekanan Operasi
Po
Pi
8. Temperatur Perencanaan
: 1850F (850 C)
9. Temperatur Operasi
ti
: 1560F (690 C)
: 6 mm
4.2.1
- Man Hole
: ASTM A105
- Nozzles (Flanges)
: ASTM A105
- Pipes
Kapasitas Bejana
Kapasitas atau volume produksi yang didapat ditampung secara terus menerus oleh
bejana dengan di asumsikan terlebih dahulu diameter dan panjang bejana dengan
rumus sbb:
= 250 M3
~ 1575 bbl
Dimana :
V
4.2.2
= Kapasitas
(M3)
Panjang Bejana
Panjang bejana tekan dapat dihitung berdasarkan asumsi atau perkiraan waktu
aliran gas yang masuk sampai gas keluar, dengan waktu yang sama untuk besarnya
butiran cairan dengan ukuran diameter (Dp), jatuh dari atas bejana tekan ke
permukaan cairan, sehingga untuk panjang separator bisa dicari dan diameter ini
berfungsi untuk mengurangi kecepatan.
Dimana :
L
Qa
Vt
= Terminal Velocity
Dv
Aliran Gas
(m/det)
( mm)
( mm )
(7
(7
66 mm
t + C.A.
66 + 6 = 72 mm
Dimana :
P
( MPa )
= Joint effisiency
= Inside radius
(mm)
(mm)
C. A
= Corrosion allowance
( kg/mm2 )
Wall thickness
(mm )
t
4.2.4
(8
The American of Mechanical Engineers, ASME Sections VIII Devisi 1, 1989 Hal. 19
34 mm
t + C.A.
34 + 6 = 40 mm
(9
The American of Mechanical Engineers, ASME Sections VIII Devisi 1, 1989 Hal. 19
4.2.6
Ketebalan manhole
Ketebalan dinding manhole yang diinginkan dapat diketahui dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
x Rn + C , (mm) .....................................................(9)
- D = Diameter luar manhole = 600 mm
- Diameter dalam manhole
= 590 mm,
Rn = 295 mm
- C = Korosi yang diizinkan = 3 mm
- Trn = Ketebalan dinding Manhole
Minimum ketebalan yang dihitung adalah:
= 16 mm
(10
The Amirican of Mechanical Engineers, ASME Sections VIII Devisi 1, 1989 Hal. 79
Jadi standard flanges & pipa yang ada dipasaran, yang akan digunakan adalah 24
Schedule 40 (ketebalan dinding pipa adalah 17,5 mm). Maka berdasarkan perhitungan
diatas untuk ketebalan dinding manhole yang digunakan 24 Schedule 40 cukup aman
untuk digunakan.
Tegangan =
........................................................(10)
=
L2 = x D1
Dimana :
(11
= Beban (Kg)
Ao
l2
L2
D1
= Diameter vesel ( cm )
The Amirican of Mechanical Engineers, ASME Sections VIII Devisi 1, 1989 Hal. 89
Untuk mengetahui kekuatan las pada dinding bejana tekan tersebut maka hasil
dari perhitungan L2
th
= 490 kg/mm2
Faktor keamanan
V =
Jadi:
Tegangan tarik ijin adalah :
t =
............................................................(11)
=
=
245 kg/mm2
THICK. MIN.
NOZZLE 20
NOZZLE 24
THICKNESS
PIPE NOZZLE
t3
1170
1400
1370
1650
1170
1400
1370
1650
1170
1400
1370
1650
PAD
(12
The Amirican of Mechanical Engineers, ASME Sections VIII Devisi 1, 1989 Hal. 129
1160
1390
1365
1640
10
1155
1380
1360
1625
12
1150
1370
1355
1615
15
1145
1360
1350
1600
EYE
DAVIT
20
145
530
310
332
620
24
196
581
361
380
671
DIA. Of
N
THICKNES
FLANGE
JOINT
OUTSIDE
FACE
DRILLING
DIAMETER
t1
t2
20
24
18
27
572
632
539
24
28
20
28
672
732
641
(13
Di
= 4600 mm
Panjang ( T/T )
Li
= 14000 mm
Ketebalan Plat
tp
= 72 mm
Tekanan Perencanaan
Pd
Tekanan kerja
Po
Pi
Suhu Perencanaan
= 1850 F (850 C)
Suhu kerja
ti
= 1560 F (690 C)
th
= 40 mm
Corrasion Allowance
= 6 mm
Material Specification
Faktor keamanan
2.3.1
=2
Menganalisa perhitungan kekutan dinding bejana tekan akibat gaya-gaya yang bekerja pada
dinding bejana tekan perlu dianalisa kasus-kasus yang terjadi seperti :
-
2.3.2
DINDING VESSEL
t
DINDING VESSEL
P
Gambar 4.1 Gaya yang membelah dinding bejana tekan (14
-
Li x Di x Pi ............................................................(12)
430.859.000 N
Gaya sebesar (P) ditahan oleh dinding bejana tekan, luas irisan (A1) adalah: (15
A1
= 2 x Li x t + 2 x tp ( Di + 2 tp ) ..............................(13)
= 2 x 14.000 mm x 72 mm + 2 x 72 (4.600 mm + 2 x 72 mm)
=
2.742.336 mm2
Li x Di x Pi ..............................................................(14)
430.859.000 N
=
2.742.336 mm2
157.12 N / mm2
Berdasarkan analisa dengan data yang ada pada vesel tersebut diatas maka hasil yang
diperoleh :
t t karena tegangan yang terjadi di dalam vesel tersebut lebih kecil di bandingkan
dengan tegangan ijin maka bejana tekan dinyatakan aman.
(14
The Amirican of Mechanical Engineers, ASME Sections VIII Devisi 1, 1989 Hal. 192
(15
Analysis & Design of Process Equipment, Barbeton, Ohio, September 1983, Hal 174~176
2.3.3
tb
Di
tb
tb =
=
=
0,0465 m
46.4 mm
Berdasarkan analisa yang ada pada bejana tekan dari data tersebut di atas maka hasil
yang diperoleh :
tb tp karena dari hasil analisa yang didapat bahwa ketebalan dinding yang telah
disediakan (tp) lebih tebal dibandingkan dengan ketebalan plat kemungkinan belah
(tb), maka dinding tersebut mampu menahan tekanan yang ada pada bejana tekan
tersebut dan di nyatakan aman.
2.3.4
maka perlu adanya analisa yang sangat teliti guna untuk menghindari putusnya bejana
tekan tersebut.
Dalam kasus yang mengakibatkan putusnya plat dapat kita cari dengan rumus seperti
dibawah ini :
P
...........................................................(16)
=
=
=
65.5 x
108.854.614,7 N
...........................................(17)
=
=
=
A2
-
(16
583.079,6 mm2
Dengan terjadinya tegangan di dalam dinding kepala bejana tekan sebesar t maka :
A2 x t
...................................................(18)
................................................(19)
The Amirican of Mechanical Engineers, ASME Sections VIII Devisi 1, 1989 Hal. 195
=
=
186.7 N / mm2
Berdasarkan analisa dengan data yang ada pada bejana tekan tersebut diatas maka
hasil yang diperoleh :
t t karena tegangan yang terjadi di dalam bejana tekan tersebut lebih kecil di
bandingkan dengan tegangan ijin maka bejana tekan dinyatakan aman.
2.3.5
D
Gambar 4.4 Ketebalan plat kemunginan putus
th
.......................................................(20)
=
=
th
0.030745 m
th
30.745 mm
Berdasarkan analisa yang ada pada bejana tekan dari data tersebut di atas
maka hasil yang diperoleh :
th
tp dari hasil analisa yang didapat bahwa ketebalan dinding yang telah
disediakan (tp) lebih tebal dibandingkan dengan ketebalan plat kemungkinan putus
(th), maka dinding tersebut mampu menahan tekanan yang ada pada bejana tekan
tersebut dan di nyatakan aman.
2.3.6
S1
Gambar 4.5 Tegangan S1 (longitudinal) yang terjadi pada dinding bejana tekan (17
Dalam kasus yang mengakibatkan putusnya plat dapat kita cari dengan rumus seperti
dibawah ini :
S1
.............................................................(21)
=
S1
(17
104.618.055,6 N / m2
The Amirican of Mechanical Engineers, ASME Sections VIII Devisi 1, 1989 Hal. 15
t S1t dari hasil analisa yang didapat bahwa tegangan longitudinal (S1), yang
terjadi pada dinding lebih kecil dibanding dengan tegangan ijin maka dinding tersebut
mampu menahan tegangan yang ada pada bejana tekan tersebut dan di nyatakan
aman.
2.3.7
diameter bejana tekan (circumferential), maka akan menimbulkan suatu tegangan. Untuk
menghindari dalam kasus ini maka perlu adanya analisa yang sangat teliti guna untuk
mengetahui tegangan di dalam bejana tekan tersebut.
S2
Gambar 4.6 Tegangan S2 (Circumferential) yang terjadi pada dinding bejana tekan (18
-
Dalam kasus yang mengakibatkan putusnya plat dapat kita cari dengan rumus seperti
dibawah ini :
S2
..........................................................(22)
(18
S2
S2
209.236.111,2 N / m2
The Amirican of Mechanical Engineers, ASME Sections VIII Devisi 1, 1989 Hal. 15
t S2t dari hasil analisa yang didapat bahwa tegangan circumferential (S2), yang
terjadi pada dinding lebih kecil dibanding dengan tegangan ijin maka dinding tersebut
mampu menahan tegangan yang ada pada bejana tekan tersebut dan di nyatakan
aman.
2.3.8
Gambar 4.7 Pertambahan panjang (Expansion) yang terjadi pada bejana tekan (19
Dimana sebelum kita mencari pertambahan panjang ini kita harus terlebih
dahulu mengetahui beberapa angka atau konstanta yang diperlukan yaitu :
Konstanta ( K ), Stell, mild
= 32 0 C
Temperature t1
-
= 0.00117
....................................................................(23)
(19
0,00285246 m
2,85246 mm
American Institute of Steel Constr.I East Wacker Drive Cicago Hal. 6-6
Karena adanya temperature didalam bejana tekan ini maka akan menimbulkan
pemuaian pada bejana tekan, sehingga bejana tekan akan mengalami pertambahan
panjang, dan tujuan dari analisa kasus ini adalah guna untuk mengatisipasi akan
terjadinya tengangan didalam bejana tekan itu sendiri. Untuk menghindari terjadinya
tegangan ini maka didalam menentukan tipe atau bentuk dari penyangga bejana tekan
(saddle) sangat penting dan harus mutlak ditentukan, yaitu fix dan sliding.
2.4 Hasil analisa kekuatan Dinding Bejana bertekan :
Diambil dari perhitungan pada bab pembahasan, dengan data yang digunakan adalah
tekanan pengujian maksimal, maka dapat dianalisa perhitungan tersebut sebagai berikut:
1. Berdasarkan analaisa pada point 4.3.2 dengan data-data yang ada pada bejana
tekan diatas maka hasil yang diperoleh :
Gaya yang membelah dinding bejana tekan (P), dengan terjadinya
tegangan tarik (t) didalam bejana tekan maka t t, maka bejana
tekan dinyatakan aman dari kemungkinan belah.
2. Berdasarkan analisa ketebalan keakutan plat kemungkinan belah pada point 4.3.3
hasil analisa diperoleh :
Ketebalan dinding yang tersedia (tp) lebih tebal dibandingkan dengan
ketebalan plat kemungkinan belah (tb), tp tb maka ketebalan dinding
bejana tekan mampu menahan tekanan, ketebalan plat yang disediakan
bejana tekan dinyatakan aman.
3. Berdasarkan analisa gaya yang ditahan terhadap kepala bejana tekan yang
mengakibatkan kemungkinan plat putus pada point 4.3.4 hasil analisa diperoleh :
4. Berdasarkan analisa kekuatan plat kemungkinan putus (th) pada point 4.3.5 hasil
analisa diperoleh :
Ketebalan dinding bejana tekan yang tersedia (tp) lebih tebal dibandingkan
dengan ketebalan plat pada saat kemungkinan putus (th), th tp maka
dinding bejana tekan dinyatakan aman.
5. Berdasarkan analisa tegangan melingkar (S2) atau tegangan keliling yang terjadi
didalam bejana tekan (circumferential) yang terjadi pada point 4.4 hasil analisa
diperoleh :
Tegangan melingkar (S2) atau tegangan circumferential didalam bejana
tekan lebih kecil dari tegangan izin, t