Anda di halaman 1dari 10

1

LAPORAN PENDAHULUAN
PERSONAL HYGIENE
A. DEFINISI
Hygiene personal berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Hygiene personal atau kebersihan diri adalah
upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk
memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis.
Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk
mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Alimul, 2006).
Personal hygiene adalah perawatan diri di mana individu mempertahankan
kesehatannya dan dipengaruhi oleh nilai serta keterampilan (Mosby, 1994 dalam
Pratiwi, 2008). Menurut Mubarak (2008) personal hygiene adalah upaya seseorang
dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan
fisik dan psikologis.
Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan,
dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene diperlukan baik pada orang sehat
maupun pada orang sakit. Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan
kesehatan di mana kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan
infeksi. Dengan implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota
keluarga untuk melakukan tindakan itu maka akan menambah tingkat kesembuhan
pasien (Potter & Perry, 2005).
B. TUJUAN PERSONAL HYGIENE
1. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. Memelihara kebersihan diri seseorang
3. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
4. Pencegahan penyakit
5. Meningkatkan rasa percaya diri seseorang
6. Menciptakan keindahan.
C. ETIOLOGI
Menurut Potter dan Perry (2005), sikap seseorang melakukan personal hygiene
dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain:

1. Citra tubuh (Body Image), penampilan umum pasien dapat menggambarkan


pentingnya personal hygiene pada dirinya. Personal hygiene yang baik akan
mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu (Stuart & Sudeen,
1999 dalam Setiadi, 2005). Citra tubuh dapat berubah, karena operasi,
pembedahan atau penyakit fisik, maka perawat harus membuat suatu usaha
ekstra untuk meningkatkan hygiene di mana citra tubuh mempengaruhi cara

mempertahankan hygiene. Body image seseorang berpengaruh dalam


pemenuhan personal hygiene karena adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
2. Praktik sosial, di mana kelompok-kelompok sosial sebagai wadah seorang
pasien

berhubungan

dapat

mempengaruhi

bagaimana

pasien

dalam

pelaksanaan praktik personal hygiene. Perawat harus menentukan apakah


pasien dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant,
sampo, pasta gigi, dan kosmetik. Perawat juga harus menentukan jika
penggunaan dari produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan sosial
yang dipraktekkan oleh kelompok sosial pasien.
3. Status sosial ekonomi, sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis
dan tingkatan praktik personal hygiene. Untuk melakukan personal hygiene
yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti kamar
mandi, peralatan mandi, serta perlengkapan mandi yang cukup (misal sabun,
sikat gigi, sampo, dll).
4. Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik hygiene. Pengetahuan tidaklah cukup, pasien juga
harus termotivasi untuk memelihara personal hygiene. Individu dengan
pengetahuan tentang pentingnya personal hygiene akan selalu menjaga
kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi atau keadaan sakit
(Notoatmodjo, 1998 dalam Pratiwi, 2008).
5. Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan personal
hygiene. Keyakinan yang didasari kultur sering menentukan definisi tentang
kesehatan dan perawatan diri. Dalam merawat pasien dengan praktik hygiene
yang berbeda, perawat menghindari menjadi pembuat keputusan atau
mencoba untuk menentukan standar kebersihannya (Potter & Perry, 2005).

6. Kebiasaan dan kondisi fisik setiap pasien memiliki keinginan dan pilihan
tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut.
Orang yang menderita penyakit tertentu atau yang menjalani operasi
seringkali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan
personal hygiene.
Dampak yang muncul pada masalah personal hygiene
1.

Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak


terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang
sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa
2.

mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
Dampak psikologis
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga
diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.

D. MACAM-MACAM PERSONAL HYGIENE


Menurut Potter dan Perry (2005) macam-macam personal hygiene dan tujuannya
adalah sebagai berikut.
1. Perawatan kulit
Tujuan perawatan kulit adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh, bebas
bau badan, pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan
sejahtera, serta dapat berpartisipasi dan memahami metode perawatan kulit.
2. Mandi
Tujuan memandikan pasien di tempat tidur adalah untuk menjaga kebersihan
tubuh, mengurangi infeksi akibat kulit kotor, memperlancar sistem peredaran
darah, dan menambah kenyamanan pasien. Mandi dapat menghilangkan
mikroorganisme dari kulit serta sekresi tubuh, menghilangkan bau tidak enak,
memperbaiki sirkulasi darah ke kulit, dan membuat pasien merasa lebih rileks
dan segar.

3. Hygiene mulut
Tujuan perawatan hygiene mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa
mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit
yang ditularkan melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit
mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman,
memahami praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan
hygiene mulut dengan benar.
4. Perawatan mata, hidung, dan telinga
Tujuan perawatan mata, hidung, dan telinga adalah pasien akan memiliki
organ sensorik yang berfungsi normal, mata, hidung, dan telinga pasien akan
bebas dari infeksi, dan pasien akan mampu melakukan perawatan mata,
hidung, dan telinga sehari hari.
5. Perawatan rambut
Tujuan perawatan rambut adalah pasien akan memiliki rambut dan kulit
kepala yang bersih dan sehat, tercapai rasa nyaman dan harga diri, dan pasien
dapat berpartisipasi dalam melakukan praktik perawatan rambut.

6. Perawatan kaki dan kuku kaki


Tujuan perawatan kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan
permukaan kulit yang lembut, pasien merasa nyaman dan bersih, pasien akan
memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan benar.
7. Perawatan genitalia
Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi,
mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan serta
mempertahankan personal hygiene.
E. MANIFESTASI KLINIS/TANDA DAN GEJALA
Adapun gejala klinis dari personal hygiene adalah sebagai berikut :
1. Fisik
a.
b.
c.
d.
e.

Badan bau, pakaian kotor


Rambut dan kulit kotor
Kuku panjang dan kotor
Gigi kotor, mulut bau
Penampilan tidak rapi

2. Psikologis

Malas, tidak ada inisiatif

Menarik diri, isolasi

Merasa tidak berdaya, rendah diri dan hina

Sosial
a

Interaksi kurang

Kegiatan kurang

Tidak mampu berperilaku sesuai norma, misalnya cara makan berantakan,


buang air besar/kecil sembarangan, tidak dapat mandi/sikat gigi dan tidak
dapat berpakaian sendiri.

F. PENYEBAB TIDAK TERLAKSANANYA PERSONAL HYGIENE


1. Karena sakit, sehingga tidak mampu melakukan sendiri
2. Kurangnya pengetahuan dan informasi
3. Keterbatasan biaya
4. Lingkungan yang tidak mendukung
5. Tidak adanya fasilitas yang memadai

PATHWAY

SP- aeM r s e o- m n ua ld a h k a n p e r k e m b a n g b i a k k a n
kh F iy a g sii el in t ea s
m k i uk rr ao no gr g a n i s m e se h i n g g a d a p a t
tk u r a n g
m e n y e b a b k a n i n f e k si

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan, untuk
itu diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang masalah-masalah klien sehingga
dapat memberikan arah terhadap tindakan keperawatan. Keberhasilan proses
keperawatan sangat bergantung pada tahap ini. Tahap ini terbagi atas:
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan kegiatan dalam menghimpun informasi (datadata) dari klien.
a. Anamnesa

1) Identitas klien
Meliputi nama klien, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, umur,
alamat, agama, bahasa yang digunakan sehari-hari, status perkawinan,
2)
3)
4)
5)

6)
7)

pendidikan, pekerjaan, golongan darah, no. register.


Keluhan utama
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit dahulu
Penyakit apa yang pernah diderita.
Riwayat penyakit keluarga
Meliputi penyakit turun-temurun yang mungkin diwariskan.
Riwayat kesehatan lingkungan
Kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual
a) Pola respirasi
Pola nafas, adanya keluhan saat bernapas seperti sesak
b) Pola nutrisi
Apakah nafsu makan meningkat atau sebaliknya menurun akibat
sering mual dan muntah, intake dan output cairan, asupan nutrisi,
kecukupan gizi
c) Pola eliminasi
Meliputi BAB dan BAK, konsistensi dan warna feses, warna urine,
bau urine, konstipasi, diuresis
d) Pola istirahat/tidur
Meliputi waktu tidur, aktivitas sebelum tidur
e) Pola aktivitas/latihan
Meliputi mobilitas/pergerakan pasien

f) Personal hygiene
Meliputi kebersihan diri, mulai dari mandi, kebersihan mulut dan
gigi, rambut, genetalia, mata, hidung, telinga
g) Pola kognitif/persepsi
h) Pola konsep diri
Penilaian citra tubuh terganggu akibat perubahan pada dirinya
i) Pola nilai kepercayaan
b. Pemeriksaan fisik
Dibagi menjadi 2 yakni pemeriksaan status generalis dan head to toes.
1) Pemeriksaan status generalis yang meliputi
a) Kesadaran umum
b) Kesadaran
c) BB
d) GCS
2) Pemeriksaan head to toes
a) Kepala dan wajah
(1) Kepala
Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala seperti
botak/alopesia, adanya ketombe, berkutu, eritema, serta
kebersihannya, rambut kusam, kusut, berantakan
(2) Wajah
Memeriksa apakah konjungtiva pucat, apakah skelera ikterus
b) Leher

Adanya kotoran pada bagian leher, memeriksa dan meraba leher


untuk mengetahui apakah kelenjar tiroid membesar, pembuluh
limfe, pelebaran vena jugularis.
c) Dada
Memeriksa apakah ada gangguan, gerakan dada simetris.
d) Abdomen
Adanya bekas jahitan, bising usus.
e) Ekstremitas
Memeriksa apakah tangan dan kaki edema, pucat pada kuku jari,
hangat, adanya nyeri dan kemerahan.

f) Genetalia
Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perinium.
Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki
perhatikan kondisi skrotum dan testisnya.
g) Tubuh secara umum
Amati kondisi dan kebersihan tubuh secara umum. Perhatikan
adanya kelainan pada kulit atau bentuk tubuh.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit perawatan diri (berhias) b/d perubahan tingkat kesadaran, imobilisasi
fisik atau kelemahan.
2. Gangguan citra diri b/d perubahan penampilan fisik/rambut yang tidak disisir.
C. INTERVENSI/RENCANA KEPERAWATAN
1. Defisit perawatan diri (berhias) b/d perubahan tingkat kesadaran, imobilisasi
fisik atau kelemahan.
Tujuan : Personal hygiene (berhias) dapat terpenuhi
Kriteria :
Pasien mampu melakukan kembali kebiasaan personal hygiene (berhias)
seperti biasanya dengan ketidaknyamanan minimal.
Intervensi :
a. Kaji kemampuan klien melakukan tindakan personal hygiene secara
mandiri.
Rasional: Klien mampu melakukan secara mandiri.
b. Beri penjelasan kepada klien mengenai pentingnya menjaga kebersihan
dan perawatan rambut dan kulit kepala.
Rasional: Meningkatkan kesadaran diri klien tentang pentingnya menjaga
kebersihan dan perawatan rambut dan kulit kepala.
c. Kaji adanya lesi, rawat lesi yang ada sehingga klien tidak mengeluh
kesakitan saat dilakukan perawatan rambut.
Rasional: Lesi dapat terobati sehingga klien tidak merasa sakit saat
dilakukan perawatan rambut.
d. Evaluasi terhadap perawatan lesi/luka.

Rasional: Penilaian kembali terhadap perawatan lesi/luka seiring dengan


berkurangnya lesi.

2. Gangguan citra diri b/d perubahan penampilan fisik/rambut yang tidak disisir.
a. Instrusikan/bantu klien merawat rambut.
Rasional: Mengembalikan kepercayaan diri klien terhadap penampilannya.
b. Ajarkan dan demonstrasikan cara merawat rambut kepada klien/keluarga.
Rasional: Klien dapat melakukannya secara mandiri atau dengan bantuan
keluarga.
c. Pantau saat klien melakukan perawatan rambut secara mandiri.
Rasional: Mengevaluasi setelah klien melakukan perawatan secara
mandiri.
D. EVALUASI
Evaluasi secara umum dinilai dari adanya kemampuan untuk melakukan
perawatan rambut dan kulit kepala, ditandai dengan rambut tampak rapi, bersih,
wangi, kulit kepala bersih dan sehat, tidak ada ketombe, kutu, tidak ada lesi, dan
klien bisa mencapai rasa nyaman.

10

DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziz Alimul, 2004, Kebutuhan Dasar Manusia-Buku Saku, Jakarta:
EGC.
Perry & Potter, 2005, Fundamental of Nursing: Concepts, Process, and
Practice, Ed. 4, Jakarta: EGC.
Aby, 2012, Asekep Gangguan Personal Hygiene, Tersedia Dalam:
http://abybactery.blogspot.com/2012/06/askep-gangguan-personalhygiene.html
Diakses pada tanggal 26 Juni 2013
Akhlinurse, 2012, Laporan Pendahuluan Personal Hygiene, Tersedia Dalam:
http://akhlisnurse.blogspot.com/2012/01/laporan-pendahuluanpersonal-hygiene.html
Diakses pada tanggal 26 Juni 2013
Anonym,
2011,
Defisit
Perawatan

Diri,

Tersedia

Dalam:

http://patofisiologipenatalaksanaan.blogspot.com/2011/10/defisitperawatan-diri.html
Diakses pada tanggal 26 Juni 2013
Permita, Yuli, 2012, Laporan Pendahuluan Personal Hygiene, Tersedia Dalam:
http://yuli-permita.blogspot.com/2012/01/laporan-pendahuluanpersonal-hygiene.html
Diakses pada tanggal 26 Juni 2013

Anda mungkin juga menyukai