PENDAHULUAN
1.2.4.
perencanaan?
1.2.5.
Bagaimana konsep-konsep keperilakuan yang relevan dalam proses
penyusunan anggaran?
1.2.6.
Bagaimana faktor-faktor keperilakuan pada penganggaran modal?
1.3. TUJUAN
1.3.1.
Mengetahui berbagai fungsi dari perencanaan laba dan anggaran.
1.3.2.
Mengetahui pandangan perilaku terhadap proses penyusunan
anggaran.
1.3.3.
Mengetahui konsekuensi disfungsional dari proses penyusunan
anggara.
1.3.4.
Mengetahui relevsnsi konsep, ilmu keperilakuan dalam lingkungan
perencanaan.
1.3.5.
Mengetahui konsep-konsep keperilakuan yang relevan dalam
proses penyusunan anggaran.
1.3.6.
Mengetahui faktor-faktor keperilakuan pada penganggaran modal.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN ANGGARAN
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara
kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan lain yang
mencakup jangka waktu satu tahun (Mulyadi, 1993). Unsur-unsur utama dalam
anggaran:
1) Keseluruhan Rencana, merupakan penentuan kegiatan yang dilakukan
pada waktu yang akan datang.
2) Kegiatan Perusahaan, meliputi seluruh kegiatan yang akan dilakukan oleh
semua bagian-bagian dalam perusahaan.
3) Dinyatakan dalam angka, adalah unit yang dapat digunakan pada semua
kegiatan perusahaan yang bermacam-macam.
4) Periode tertentu, adalah keseluruhan mengenai apa-apa saja yang akan
terjadi pada masa yang akan datang.
2.3 BERBAGAI
FUNGSI
DARI
PERENCANAAN
LABA
DAN
ANGGARAN
Anggaran merupakan perencanaan manajerial untuk tindakan yang
dinyatakan dalam istilah-istilah keuangan. Anggaran merupakan rencana laba
jangka pendek yang komprehensif, yang membuat tujuan dan target manajemen
dilaksanakan. Anggaran adalah alat manajerial yang memastikan pencapaian
target organisasional dan memberikan pedoman yang rinci untuk oprasi harian.
Jika suatu perusahaan menetapkan tujuan utuk memperoleh pangsa pasar
yang lebih besar, meningkatkan laba,dan memperbaiki citra perusahaan diantara
pelanggan,maka anggaran perusahaan tersebuat membuat komitmen atas sumber
daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan ini. Angaaran sebaiknya
mencerminkan tambahan iklan dan biaya promosi yang diperlukan untuk
meningkatkan penjualan dan memperbaiki citra perusahaan. Anggaran sebaiknya
memasukan beban gaji yang diperlukan untuk mempertahankan enaga penjualan
yang lebih banyak dan struktur komisi yang lebh besar yang dimaksudkan untuk
memotivasi usaha yang lebih besar. Anggaran seharusnya memasukan estimasi
arus kas yang juga mempertimbangkan waktu penagihan kas dari pelanggan,
pembayran kas kepada pemasok, dan peningkatan yang diantisipasi berbagai
yang
Tahap Implementasi
mekanisme
evaluasi
kinerja
dapat
memicu
berbagai
konsekuensi
disfungsional, seperti rasa tidak percaya, resistensi, konflik internal, dan efek
samping lainnya yang tidak diinginkan.
2.5.1.
2.5.2.
Resistensi
Salah satu alas an utama untuk hal itu adalah bahwa anggaran menandai dan
membawa perubahan, sehingga merupakan suatu ancaman terhadap status quo.
Literature dalam bidang ilmu social, manajemen, dan perilaku organisasi telah
menggambarkan fenomena dari resistensi karyawan untuk berubah. Banyak orang
menjadi terbiasa dengan cara-cara tertentu untuk melakukan segala sesuatu dan
dengan cara-cara tertentu untuk memangdang kejadian, serta tidak tertarikuntuk
berubah. Adalah suatu tantangan bagi manajemen untuk mengatasi resistensi
untuk berubah ini dan untuk berhasil memperkenalkan inovasi yang
meningkatkan kinerja organisasi.
Alasan lain dari resistensi anggaran adalah bahwa proses anggaran
memerlukan waktu dan perhatian yang besar. Manajer atau penyelia mungkin
merasa terlalu terbebani dengan adanya permintaan yang ekstensif atas waktu
mereka dan tanggung jawab rutin mereka. Oleh karena itu, mereka tidak ingin
untuk terlibat dalam proses penyusunan anggaran.
Akhirnya, banyak manajer dan penyelia kurang memahami seluk-beluk
dari penyusunan anggaran. Mereka sering kali takut untuk mengakuinya atau
tidak mau cukup mempelajari mengenai proses perencanaan dan penyusunan
anggaran guna memberikan kontribusi yang berarti.
2.5.3.
Konflik Internal
10
11
KONSEP
ILMU
KEPERILAKUAN
DALAM
LINGKUNGAN PERENCANAAN
2.6.1.
Dampak dari Lingkungan Perencanaan
Sebelum konsep ilmu keperilakuan yang memengaruhi proses perencanaan
atau penyusunan anggaran dapat dibahas dengan berarti, adalah perlu untuk
memperkenalkan faktor-faktor yang menimbulkan variasi dalam lingkungan
perencanaan. Lingkungan perencanaan mengacu pada struktur, proses, dan polapola interaksi dalam penetapan kerja. Hal tersebut kadang kala disebut dengan
budaya penerimaan manajemen puncak terhadap ide-ide baru, prosedur dan
perangkat untuk membuat agar pekerjaan dilakukan, perasaan identifikasi dengan
organisasi, tingkat kohesi dari tenaga kerja, dan seterusnya.
Ukuran dan struktur, gaya kepemimpinan, jenis system pengendalian, dan
stabilitas lingkungan dari suatu organisasi merupakan beberapa faktor yang
memengaruhi lingkungan kerja dimana perencanaan terjadi. Lingkungan kerja
atau budaya organisasi memengaruhi perilaku dan oleh karena itu juga
memengaruhi proses perencanaan. Perilaku manusia bersifat adaptif dan berbeda
dari satu tindakan tertentu oleh manajemen puncak dapat mendorong perilaku dan
hasil anggaran yang menguntungkan, sementara tindakan yang sama di lingkungan
yang berbeda dapat mendorong perilaku yang tidak diinginkan dan hasil anggaran
yang disfungsional.
12
2.6.2.
13
Gaya Kepemimpinan
kepemimpinan
juga
memengaruhi
lingkungan
perencanaan
mereka
tentang
bagaimana
perusahaan
sebaiknya
beroperasi,
dan
14
teori ekonomi untuk memaksimalkan laba atau tujuan pribadi dari pendiri atau
pebisnis dari manajemen klasik, tujuan dianggap sebagai fakta yang sudah ada
dengan mana organisasi harus berurusan. Pertanyaan mengenai bagaimana tujuan
ditetapkan dianggap tidak relevan dan tidak menjadi perhatian dari para teoritikus
awal ini.
Adalah penting untuk diingat bahwa orang-orang didalam organisasi
bertanggung jawab untuk menentukan sasaran dan menetapkan tujuan. Orangorang dalam organisasi juga bertanggung jawab atas pencapaian sasaran dan tujuan
tersebut.
Tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh tujuan dari anggota organisasi
yang dominan, yang secara kolektif mempunyai kendali yang mencukupi atas
sumber daya organisasi untuk membuat komitmen atasnya ke arah tertentu atau
untuk menahannya dari yang lain. Tujuan dipandang sebagai suatu kesepakatan
yang kompleks, yang kadang kala mencerminkan kebutuhan individual dan tujuan
pribadi yang saling bertentangan dari anggota organisasi yang dominan. Tujuan
organisasi ditentukan melalui negosiasi. Tawar-menawar pada perdagangan
pengaruh adalah hambatan yang dikenakan oleh berbagai partisipan dan oleh
lingkungan oksternal maupun internal.
Berikut ini akan dijelaskan beberapa konsep perilaku utama yang
mempengaruhi tahap penetapan tujuan:
1. Keselarasan Tujuan
Masalah utama yang dijumpai dalam tahap penetapan tujuan adalah
mencapai suatu tingkat keselarasan tujuan atau kompatibilitas yang
mungkin di antara tujuan-tujuan organisasi, subunit-subunitnya (divisi atau
departemen), dan anggota-anggotanya yang berpartisipasi. Keselarasan
tujuan atau kompatibilitas akan terjadi ketika individu memandang bahwa
kebutuhan pribadinya dapat dipenuhi dengan mencapai tujuan organisasi.
Jika tujuan organisasi dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan
pribadi atau untuk memenuhi kebutuhan pribadi, maka tujuan organisasi
akan
memotivasi
karyawan
untuk
menyelesaikan
tindakan
yang
diinginkan.
16
tujuan
yang
saling
bersaing,
semangat
persaingan
dapat
menggantikan semangat unutk bekerja sama, atau perasaan putus ada dapat
menyerap ke dalam tingkatan manajerial. Identifikasi orang terhadap
organisasi dapat menjadi lemah. Kondisi ini dicerminkan dalam kualitas
pelayanan yang diberikan kepada pelanggan atau dalam kualitas barangbarang dagangan yang dihasilkan.
2. Partisipasi
Partisipasi dalam proses penyusunan anggaran diklaim oleh sebagian
besar orang sebagai obat mujarab untuk memenuhi kebutuhan akan harga
diri dan aktualisasi diri dari para anggota organisasi. Partisipasi adalah
suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua bagian atau lebih
pihak di mana keputusan tersebut akan memilik dampak masa depan
terhadap mereka yang membuatnya. Dengan kata lain, pekerja dan
manajer tingkat bawah memiliki suara dalam proses manajemen. Ketika
diterapkan kepada perencanaan,partisipasi mengacu pada keterlibatan
manajer tingkat menengah dan bawah dalam pengambilan keputusan yang
mengarah pada penentuan tujuan operasional dan penetapan sasaran
kinerja. Keterlibatan tersebut dapat bervariasi dari hanya sekedar hadir
pada pertemuan-pertemuan anggaran sampai pada partisipasi dalam diskusi
yang berkaitan dengan kewajaran dari kuota penjualan dan target produksi
dan pada hak untuk melakukan negosiasi dalam menetapkan sasaran dari
orang itu sendiri.
Hampir semua studi mengenai partisipasi dalam proses manajemen
menyimpulkan bahwa partisipasi menguntungkan organisasi. Partisipasi
telah menunjukkan dampak positif terhadap sikap karyawan, meningkatkan
kuantitas dan kualitas produksi, dan meningkatkan kerja sama diantara
manajer. Namun, Becker dan Green menemukan bahwa ketika hal tersebut
diterapkan dalam situasi yang salah, partisipasi dapat menurunkan motivasi
dan usaha karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.
17
18
Manfaat Partisipasi
Manfaat dari partisipasi yang berhasil yaitu partisipan menjadi
terlibat secara emosi bukan hanya secara tugas dalam pekerjaan mereka.
Partisipasi dapat meningkatkan moral dan mendorong inisiatif yang lebih
besar pada semua tingkatan manajemen, meningkatkan rasa kesatuan
kelompok, meningkatkan kerjasama antar anggota kelompok dalam
penetapan tujuan (internalisasi tujuan), penurunan tekanan dan kegelisahan
yang berkaitan dengan anggaran. Partisipasi juga dapat menurunkan
ketidakadilan yang dianggap ada dalam alokasi sumber daya organisasi
diantara subunit organisasi dan menghindari permasalahan potensial yang
berkaitan
dengan
anggaran
karena
masing-masing
mengetahui
anggaran.
Manajer
menciptakan
slack
dengan
19
tanggapan
keperilakuan
yang
berlawanan
dengan
Tahap Implementasi
atau
direktur
perencanaan
bertanggung
jawab
20
ini,
pelaksana
harus
berhasil
mengkomunikasikan
21
2.7.3.
22
terlihat menguntungkan dalam suatu laporan kinerja jika input berkualitas buruk
digantikan dengan input berkualitas baik. Hal tersebut menunjukkan bagaimana
modifikasi dalam suatu sistem akuntansi melalui penyesuaian anggaran dan
informasi yang dihasilkan oleh sistem tersebut dalam bentuk laporan kinerja dapat
mengubah perilaku manusia.
2.8 FAKTOR-FAKTOR KEPERILAKUAN
Manajer keuangan dan akuntan manajemen juga terlibat dalam proses
penyusunan jenis lain dari anggaran, yaitu anggaran modal (capital budgeting).
Karena keterlibatan ini, maka penting bagi mereka untuk menyadari berbagai
faktor, khususnya faktor-faktor keprilakuan, yang sangat mempengaruhi proses
penganggaran modal dan pengambilan keputusan.
2.8.1.
Penyusunan
anggaran
modal
dapat
didefinisikan
sebagai
proses
23
Adalah penting untuk diperhatikan bahwa selalu terdapat minat yang besar
dalam mengevaluasi keberhasilan dari proyek yang dipilih. Akan tetapi, proyek
yang dikorbankan, baik karena tidak adanya identifikasi maupun seleksi, hamper
tidak pernah dipertimbangkan sesudahnya. Hal itu mungkin disebabkan karena
biaya kesempatan dari proyek tersebut lebih besar dibandingkan dengan manfaat
dari proyek yang dipilih dan diterapkan.
2.8.4.
Karena jarang terdapat hubungan satu banding satu antara manajer dan
proyek, maka manajer individual akan mengambil alih proyek-proyek dari
pendahuluan mereka dan memulai beberapa proyek mereka sendiri. Sedikit sekali
proyek yang akan dimulai dan diselesaikan oleh manajer yang sama karena
tingkat perputaran yang cukup cepat (misalnya promosi, transfer, dan seterusnya)
yang terjadi di kebanyakan organisasi.
2.8.6.
dengan Proyek
Manajemen puncak sebaiknya menyadari bahwa proses mencoba untuk
membuat proyek yang buruk terlihat bagus dapat menyiksa bahkan manajer yang
terbaik sekali pun. Sebaiknya terdapat mekanisme yang elegan untuk
menyelamatkan proyek sebelum manajer yang sebenarnya sangat bagus
meninggalkan perusahaan atau bertindak secara disfungsional untuk menghindari
keharusan untuk mengakui bahwa suatu proyek yang mereka usulkan tidak
berhasil.
2.8.7.
24
Dalam
proses
mempertimbangkan
seleksi
apakah
proyek
proyek,
yang
manajemen
diusulkan
puncak
adalah
baik
harus
untuk
pengembangan dari si pengusul proyek tersebut pada saat ini. Proyek tersebut
mungkin saja terlalu besar bagi orang atau divisi tersebut untuk diserap tanpa
membuat mereka manjadi putus asa.
Dengan demikian, suatu perusahaan dapat melaksanakan suatu proyek
yang melibatkan sedikit laba atau bahkan tidak sama sekali hanya untuk manfaat
pelatihan karyawan.
2.8.8.
Membagi Kemiskinan
25
SARAN-SARAN PERBAIKAN
26
2.11
KASUS
Faktor-faktor Keperilakuan pada Penganggaran Modal
oleh
Donald K. Clancy
Associate Professor of Accounting Texas Tech University
Frank Collins
Professor University of Miami
And Robert Chatfield
Associate Professor of Finance Texas Tech University
Permasalahan
Dewan direksi The Xin, Inc dalam pertemuan kuartal, mereka
mempertimbangkan serangkaian proposal proyek. Perusahaan ini memiliki
beberapa anak perusahaan yang beroperasi di seluruh dunia dan merupakan salah
satu perusahaan indsutri Fortune 500. Terdapat empat proposal bernilai mulai dari
$ 2.000.000 sampai $ 10.800.000 dengan total investasi diproyeksikan senilai $
21.000.000. Perjanjian yang terdapat dalam proposal dimana tarif setelah pajak
dikembalikan ke negara sebesar 26% - 48%. Dimana, proyek di bawah $
2.000.000 disetujui oleh ketua dewan serta anggota senilai $ 100.000 dan
disepakati oleh manajer divisi. Dewan ini terdiri dari ketua, kepala keuangan, dan
lima direksi dari luar perusahaan. Gaji ketua dibayar senilai $ 220.000 per tahun
ditambah substansial bonus (sampai dengan $ 300.000 tergantung laba bersih pada
tahun berjalan). Pembayaran biaya untuk direksi sebesar $ 40.000 per tahun untuk
jasa yang mereka berikan.
Faktor Masalah A
Faktor pertama menyangkut reaksi pasif dewan untuk kesempatan yang
hilang. Jika Ketua Chelsey hanya membawa proyek dengan tingkat pengembalian
tinggi (25 persen atau lebih tinggi) ke papan, peluang yang menjanjikan hanya
kembali 22 persen tidak dianggap. Proyek-proyek ini tidak dibawa ke papan dan
27
bahkan tidak diusulkan untuk ketua oleh divisi. Ketua harus memiliki sejarah
tidak mendukung proyek-proyek kecuali mereka memiliki tingkat yang dijanjikan
sangat tinggi pengembalian. Namun, proyek dengan lebih rendah dari 25 persen
laba berpotensi meningkatkan profitabilitas keseluruhan XIN karena tingkat
dicapai saat pengembalian rendah. Perusahaan ini tidak mencapai pertumbuhan
dan peningkatan profitabilitas karena masalah ini.
Rekomendasi A
Dewan harus mengambil peran yang lebih aktif dalam mempertanyakan
ketua pada proyek-proyek dihindari karena mereka jatuh di bawah 25 persen laba
yang diperlukan jelas ketua. Jika pertumbuhan dan profitabilitas yang penting
bagi dewan, maka mereka harus membujuk ketua untuk mencari lebih banyak
kesempatan.
Faktor Masalah B
XIN, Inc memiliki omset personil yang umum bagi sebagian besar
organisasi. Namun, perusahaan tidak muncul untuk menghubungkan hubungan
antara turnover dan keberhasilan proyek. Hal ini ditunjukkan dalam kesepakatan
Jacobsen disebut oleh Direktur John Searight dan respon dari ketua. Proyek ini
diduga berhasil karena pesaing mempekerjakan setengah dari staf teknik.
Selanjutnya, beberapa orang baik yang hilang berusaha untuk membuat pekerjaan
proyek.
Rekomendasi B
Bagian dari proses pertimbangan proyek oleh dewan harus secara eksplisit
menyangkut korespondensi antara manusia dan keberhasilan proyek. Mereka
harus meminta analisis sensitivitas kembali diproyeksikan untuk berbagai
skenario omset personil.
Faktor Masalah C
Ada inkonsistensi antara cara bahwa proyek-proyek yang dipilih (kembali
diproyeksikan
untuk
dia
proyek)
dan
cara
manajer
divisi
dievaluasi
28
Rekomendasi C
Dewan harus bersikeras pada program pasca ulasan implementasi. Ini
adalah perangkat yang sangat berguna untuk menghubungkan janji-janji oleh
pengusul dengan kinerja aktual mereka pada proyek-proyek.
Faktor Masalah D
Persetujuan proyek oleh dewan tampaknya ritual. Dewan memberkati atau
"stempel karet" proposal dengan menerima laporan dari ketua. Hanya direktur
Lischwitz dan Searight tampaknya memiliki setiap pemesanan serius tentang
proses; Lischwitz mempertanyakan tingkat pengembalian keseluruhan dan
Searight mengekspresikan kekhawatiran tentang sifat tanpa risiko nyata dari
proposal dan kenyataan bahwa proyek menghilang ke divisi dan terlupakan. Ketua
secara pribadi mengasosiasikan dirinya dengan proyek-proyek dengan pernyataan
bahwa ".... saya hanya membawa proposal terbaik mutlak untuk Anda untuk
dipertimbangkan."
Setelah pernyataan seperti itu, dewan akan ragu untuk bersikap kritis
terhadap proyek karena takut bersikap kritis penghakiman ketua. Serius menekuni
ihwal proyek, apalagi suara negatif di atasnya, akan mirip dengan mengatakan
kepada chelsey: "penilaian Anda tentang apa yang terbaik bagi perusahaan adalah
tidak cukup baik." Hal ini juga mungkin tampak tidak loyal kepada perusahaan.
Akhirnya, dewan saat ini sedang mempertimbangkan usulan terutama atas dasar
tarif mereka pengembalian tanpa lebih dalam.
Rekomendasi D
Dewan harus lebih agresif dalam mempertanyakan usulan sementara pada
saat yang sama membiarkan ketua tahu bahwa dia baik-baik saja. Dewan
tampaknya sangat pasif, kecuali untuk Searight, dan bisa menggunakan beberapa
kepribadian lebih ditentukan. Dengan demikian, beberapa penambahan dewan
akan sesuai.
Faktor Masalah E
29
30
BAB V
KESIMPULAN
5.1. KESIMPULAN
Penyusunan anggaran dilakukan oleh manusia dan diperuntukkan bagi
manusia. Jadi tidak mengherankan jika manusia mampu mempengaruhi
penganggaran dan disebaliknya. Penganggaran berakibat pada terbatasnya ruang
gerak pengguna anggaran sebab didalamnya terdapat apa yang diinginkan dan
kapan harus diwujudkan hasil anggaran tersebut. Dan sebagian besar orang
menganggapnya sebagai tekanan. Muncul pertanyaan, tekanan mengurangi minat
dan semangat kerja, mengapa anggaran masih dipakai? Jika penganggaran
merupakan sarana perolehan pangsa pasar, laba yang besar, dan perbaikan citra
perusahaan, ada baiknya dalam anggaran tercermin tambahan biaya iklan dan
promosi untuk peningkatan jumlah penjualan, memasukkan estimasi gaji
penjualan dan estimasi arus kas terhadap waktu tagihan atas penjualan,
pembayaran pada pemasok, antisipasi beban.
Adapun beberapa fungsi anggaran yaitu (1) Hasil akhir proses perencanaan
perusahaan (2) Cetak biru perusahaan untuk bertindak, sebagai cerminan prioritas
manajemen dalam alokasi sumber daya (3) Alat komunikasi internal yang
menghubungkan
departemen
dalam
perusahaan
(4)
Standar
terhadap
31
Internal,
mempertanggungjawabkan
karena
mengharuskan
departemennya
untuk
masing-masing,
mampu
muncul
32
33
DAFTAR PUSTAKA
Ikhan, Arfan. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba Empat.
34