Anda di halaman 1dari 15

KOMPRESOR SENTRIFUGAL

Pengertian Kompresor sentrifugal


Kompresor adalah peralatan mekanik yang digunakan untuk memberikan
energi kepada fluida gas/udara, sehingga gas/udara dapat mengalir dari
suatu tempat ke tempat lain secara kontinyu.
Penambahan energi ini bisa terjadi karena adanya gerakan mekanik, dengan
kata lain fungsi kompresor adalah mengubah energi mekanik (kerja) ke
dalam energi tekanan (potensial) dan energi panas yang tidak berguna.
Sedangkan kompresor sentrifugal, termasuk dalam kelompok kompresor
dinamik adalah kompresor dengan prinsip kerja mengkonversikan energi
kecepatan gas/udara yang dibangkitkan oleh aksi/gerakan impeller yang
berputar dari energi mekanik unit penggerak menjadi energi potensial
(tekanan) di dalam diffuser.
Karakteristik
Karakteristik kompresor sentrifugal secara umum sebagai berikut :
-

Aliran discharge uniform.


Kapasitas tersedia dari kecil sampai besar.
Tekanan discharge dipengaruhi oleh density gas/udara.
Mampu memberikan unjuk kerja pada efisiensi yang tinggi dengan
beroperasi pada range tekanan dan kapasitas yang besar.

A. Bagian Utama Dan Fungsinya

Kompresor terdiri dari beberapa bagian yang fungsinya satu dengan yang
lain saling berhubungan, diantaranya adalah :

B. Bagian Statis
1. Casing
Casing merupakan bagian paling luar kompresor yang berfungsi :
- Sebagai pelindung terhadap pengaruh mekanik dari luar.
- Sebagai pelindung dan penumpu/pendukung dari bagian-bagian yang
-

bergerak.
Sebagai tempat kedudukan nozel suction dan discharge serta bagian
diam lainnya.
Berikut contoh gambar dari tipe radial split barrel dengan bentuk
selongsong dan ditutup bagian depan-belakang (rear-front cover).

2. Inlet Wall
Inlet wall adalah diafram (dinding penyekat) yang dipasang pada sisi
suction sebagai inlet channel dan berhubungan dengan inlet nozle.
Karena berfungsi sebagai saluran gas masuk pada stage pertama, maka
meterialnya harus tahan terhadap abrasive dan erosi.

3. Guide Vane
Guide vane di tempatkan pada bagian depan eye impeller pertama pada
bagian suction (inlet channel). Fungsi utama guide vane adalah
mengarahkan aliran agar gas dapat masuk impeller dengan distribusi
yang merata.
Konstruksi vane ada yang fixed dan ada yang dapat di atur (movable) posisi
sudutnya dengan tujuan agar operasi kompresor dapat bervariasi dan
dicapai effisiensi dan stabilitas yang tinggi.

4. Eye Seal
Eye seal ditempatkan di sekeliling bagian luar eye impeller dan di tumpu
oleh inlet wall. Eye seal selalu berbentuk satu set ring logam yang
mengelilingi wearing ring impeller (lihat gambar 4).
Berfungsi untuk mencegah aliran balik dari gas yang keluar dari discharge
impeller (tekanan tinggi) kembali masuk ke sisi suction (tekanan rendah).

5. Diffuser
Diffuser berfungsi untuk merubah energi kecepatan yang keluar dari
discharge impeller menjadi energi potensial (dinamis). Untuk multi stage
dipasang diantara inter stage impeller.

6. Labirinth Seal
Labirinth seal digunakan untuk menyekat pada daerah :
-

Shaft dan diafragma sebagai shaft seal.

Casing dan shaft sebagai casing seal.

7. Return Bend
Return bend sering juga disebut crossover yang berfungsi membelokan
arah aliran gas dari diffuser ke return channel untuk masuk pada
stage/impeller berikutnya. Return bend di bentuk oleh susunan diafragma
yang dipasang dalam casing. Bentuk dan posisi dari return bend
ditunjukan pada gambar 7.

8. Return Channel
Return channel adalah saluran yang berfungsi memberi arah aliran gas
dari return bend masuk ke dalam impeller berikutnya. Return channel ada
yang dilengkapi dengan fixed vane dengan tujuan memperkecil swirl
(olakan aliran gas) pada saat masuk stage berikutnya sehingga dapat
memperkecil vibrasi, lihat gambar 8.

9. Diafragma
Diafram adalah komponen bagian dalam kompresor yang berfungsi
sebagai penyekat antar stage dan tempat kedudukan eye seal maupun
inter stage seal.
Dengan pemasangan diafragma secara seri, akan terbentuk tiga bagian
penting, yaitu diffuser, return bend, dan return channel. Diafragma
ditempatkan didalam casing dengan hubungan tongue-groove sehingga
mudah dibongkar pasang.

C. Bagian Dinamis
1. Shaft and Shaft Sleeve
Shaft atau poros transmisi digunakan untuk mendukung impeller dan
meneruskan daya dari pengerak ke impeller. Untuk penempatan impeller
pada shaft di gunakan pasak (key) dan pada multi stage, posisi pasak di buat
selang-seling agar seimbang.
Sedangkan jarak antar stage dari impeller di gunakan shaft sleeve, yang
berfungsi sebagai pelindung shaft terhadap pengaruh korosi, erosi dan abrasi
dari aliran dan sifat gas dan untuk penempatan shaft seal diantara stage
impeller.

2. Impeller
Impeller berfungsi untuk menaikan kecepatan gas dengan cara berputar,
sehingga menimbulkan gaya. Hal ini menyebabkan gas masuk/mengalir
dari inlet tip (eye impeller) ke discharge tip. Karena adanya perubahan
jari-jari dari sumbu putar antara tip sudu masuk dengan tip sudu keluar
maka terjadi kenaikan energi kecepatan.

3. Bantalan (Bearing)
Bearing adalah bagian internal kompresor yang berfungsi untuk
mendukung beban radial dan aksial yang berputar dengan tujuan
memperkecil gesekan dan mencegah kerusakan pada komponen lainnya.
Pada kompresor sentrifugal terdapat dua jenis bearing, yaitu :
1. Journal bearing
Digunakan untuk mendukung beban dengan arah radial (tegak lurus
poros).
2. Thrust bearing
Digunakan untuk mendukung beban kearah aksial (sejajar poros).
4. Oil Film Seal
Oil film seal merupakan salah satu jenis seal yang digunakan dalam
kompresor. Oil film seal terdiri dari satu atau dua seal ring.
Pada seal jenis ini diinjeksikan minyak (oil) sebagai penyekat/perapat
(seal oil) antara kedua seal ring yang memiliki clearence sangat kecil
terhadap shaft. Tekanan masuk seal oil dikontrol secara proporsional
berdasarkan perbedaan tekanan sekitar 5 psi diatas tekanan internal gas
dan perbedaan tekanan oil-gas selalu dipertahankan.
Sehubungan dengan kondisi operasi tidak selalu konstan, maka untuk
mempertahankan perbedaan tekanan antar seal oil dan gas dapat sesuai
dengan kondisi operasi, digunakan overhead tank.

Sistim overhead tank adalah memasang tanki penampung seal oil


dengan ketinggian tertentu diatas kompresor dan level seal oil dalam tanki
dikontrol melalui level control operated valve, kemudian tekanan gas stream
dimasukan kedalam tanki melalui bagian atas (top) sehingga memberikan
tekanan pada permukaan seal oil.
Dengan sistem overhead tank, maka head static seal oil secara
otomatis dapat menyesuaikan dengan kondisi operasi kompresor, sehingga
perbedaan tekanan oil-gas proses dapat dipertahankan konstan.

D. Teori Dasar Perhitungan Unjuk Kerja Kompresor Sentrifugal

Unjuk kerja kompresor sentrifugal berkaitan dengan beberapa parameter


utama, yaitu :

Head
Efisiensi
Kapasitas
Daya
Untuk dapat mengetahui harga masing-masing parameter berdasarkan
kondisi operasi, maka digunakan berbagai rumus perhitungan dan proses
pendekatan. Kompresor sentrifugal didalam proses kerjanya dapat ditinjau
dengan menggunakan dua pendekatan :
1. Proses adiabatic (isentropic), yaitu proses dengan menggunakan
asumsi ideal, dimana proses berlangsung pada entropi konstan (tidak
ada panas yang masuk dan keluar) meskipun pada kenyataannya
energi panas tidak bisa dirubah secara keseluruhan menjadi kerja,
karena ada kerugian.
2. Proses Politropik adalah proses kerja aktual yang dihasilkan oleh
kompresor itu sendiri.
1. Head

1.1 Head isentropik


Head isentropik adalah kerja per satuan massa yang diperlukan oleh
kompresor pada proses isentropic.
Yang ditujukan dalam rumus :

1.2. Head Politropik


Head politropik adalah kerja per satuan massa yang diperlukan oleh
kompresor pada proses polytropik reversible dengan kondisi gas masuk dan
keluar kompresor yang sama.
Yang di tujukan dalam rumus :

Perbedaan head isentropik dan head aktual, ditunjukan pada gambar


Isentropic Versus Actual Compression Proses.

Untuk mencari harga eksponen politropik (n) digunakan persamaan :

Dimana :
T1 = Temperatur pada sisi suction.
T2 = Temperatur pada sisi discharge.
P1 = Tekanan pada sisi suction.
P2 = Tekanan pada sisi discharge.
Proses kompresi dalam kompresor dapat diasumsikan berlangsung secara
isentropic, dimana gas masuk pada suhu dan tekanan tertentu (P1 dan T1),
sehingga diperoleh harga entropi masuk (S1).
Pada proses isentropic dimana S1 = S21, dapat ditentukan suhu gas keluar
kompresor yaitu T21 sedangkan pada proses aktual gas keluar kompresor
pada suhu T2.

2. Efisiensi
2.1. Efisiensi isentropik
Effisiensi isentropic adalah perbandingan antara head isentropic dengan
head aktual.
Effisiensi isentropic dapat dihitung dengan persamaan :

2.2. Effisiensi Politropik

Efisiensi politropik dari sebuah kompresor merupakan perbandingan antara


head politropik dengan head isentropik.
Rumus efisiensi politropik adalah :

3. Kapasitas
Kapasitas kompresor sentrifugal dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk
seperti :
1. Inlet volume flow (ICFM) atau actual inlet volume flow (ACFM).
2. Standard inlet volume flow (SCFM) pada kondisi standard yaitu pada
tekanan 14,7 psia dan suhu 60oF = 520o R.
3. Mass flow rate : kapasitas yang dihitung dalam laju aliran massa
dengan satuan lbm/minute.
Hubungan antara kondisi standard dengan kondisi inlet (actual), dapat
digunakan persamaan gas ideal :

Dimana :
Ps = Tekanan standard = 14,7 psia
Ts = Temperatur standard = 60o F = 520o R
maka didapat :

Bila kapasitas dihitung dalam laju aliran massa, maka harus dilihat hubungan
kapasitas dan laju aliran massa.

Catatan : Angka 144 merupakan faktor konversi dari psia ke lb/ft2 . Karena 1
foot-pound = 12 inch-pound, maka 1 lb/ft2 = 144 psi.
Bila dikoreksi terhadap faktor kompresibilitas, maka :

4. Daya
Ada beberapa daya yang berhubungan dengan gas :

4.1 Daya gas


Daya yang di terima oleh gas di namakan gas power atau aerodinamic power
yang dapat dihitung dengan persamaan :

4.2. Daya kompresor


Daya dihitung dengan persamaan :
4.3. Daya penggerak
Dihitung dengan persamaan :

E. PARAMETER YANG MEMPENGARUHI UNJUK KERJA


Unjuk kerja kompresor centrifugal dipengaruhi oleh beberapa parameter,
antara lain sebagai berikut :

1. Pengaruh Suhu Gas Masuk (T1)


Bila suhu gas masuk naik menyebabkan :

Kerapatan massa gas menurun pada kapasitas yang sama.

Laju aliran massa yang dihasilkan menurun.

Daya yang dibutuhkan oleh kompresor naik.

Pressure ratio menurun.

Begitu pula sebaliknya.

2. Pengaruh Tekanan Gas Masuk (P1)


Pada kompresor yang beroperasi pada putaran konstan dan laju aliran
volume yang sama, maka penurunan tekanan gas masuk menyebabkan :

Laju aliran gas keluar kompresor turun.

Tekanan gas keluar kompresor turun.

Kebutuhan daya kompresor turun.

Untuk menjaga tekanan gas keluar kompresor yang konstan, maka


kompresor diharuskan beroperasi dengan putaran tinggi, akibatnya
daya yang dibutuhkan oleh kompresor bertambah.

3. Pengaruh Jenis Gas (S.G)


Bila jenis gas berubah komposisinya dan spesific gravity (S.G) gas turun
menyebabkan :

Laju aliran massa menurun.

Daya yang dibutuhkan kompresor menurun.

4. Pengaruh Faktor Kompresibelitas (Z)


Faktor kompresibelitas gas sangat dipengaruhi oleh jenis/komposisi gas dan
tekanan dan temperatur.
Bila Z naik dan kapasitas konstan menyebabkan :

Daya yang diperlukan kompresor naik.

Pressure ratio menurun.

Dan begitu pula sebaliknya.

5. Pengaruh Putaran Kompresor (n)


Perubahan putaran kompresor akan berpengaruh banyak terhadap
karakteristik kompresor.
Dengan kenaikan putaran kompresor mengakibatkan :

Naiknya kapasitas/laju aliran massa sebanding dengan kenaikan


putarannya.

Naiknya head yang sesuai dengan perbandingan putaran pangkat 2.

Naiknya kebutuhan daya yang diperlukan sesuai dengan perbandingan


putaran pangkat 3.

Dan begitu pula sebaliknya.

Hal tersebut diatas dapat dilihat dari teori kesamaan sebagai berikut :

6. Pengaruh Perubahan Diameter Luar Impeler (D2)


Perubahan ukuran diameter luar impeler mempunyai pengaruh yang sama
dengan perubahan putaran.
Bila ukuran diameter luar impeler diperbesar dimana kompresor beroperasi
pada putaran tetap, maka menyebabkan :

Kenaikan kapasitas sebanding dengan perbandingan kenaikan


diameter.

Kenaikan head sebanding dengan perbandingan kenaikan diameter


impeler pangkat 2.

Kenaikan daya yang diperlukan kompresor sesuai dengan


perbandingan kenaikan diameter impeller pangkat 3.

Dan begitu pula sebaliknya.

Hal tesebut diatas dapat dilihat dari teori kesamaan sebagai berikut :
7. Pengaruh Laju Aliran Massa (m)
Pada kondisi awal yang sama, maka kenaikan laju aliran massa
mengakibatkan :

Kenaikan tenaga yang diperlukan kompresor. Dan begitu pula


sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai