BIOKIMIA
METABOLISME AIR
Disusun Oleh :
Veronika Rengganis Cita Rini
2013340013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas matakuliah Biokimia dengan judul
Metabolisme Air. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Prof.
Dr. Ir. Hj. Giyatmi M.Si. yang telah memberikan penjelasan mengenai materi
dalam tugas ini.
Harapan saya semoga tugas ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca, dan saya dapat memperbaiki tugas ini sehingga
kedepannya akan menjadi lebih baik.
Tugas ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu, saya harapkan kepada pembaca
untuk memberikan masukan - masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan tugas ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1
Latar Belakang..........................................................................................1
1.2
Tujuan........................................................................................................2
1.3
Manfaat......................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................3
2.1
Cairan Tubuh.............................................................................................3
2.1.1 Air......................................................................................... 3
2.1.2 Elektrolit................................................................................ 7
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
Elektrolisis Air.........................................................................................27
BAB III..................................................................................................................28
PENUTUP..............................................................................................................28
3.1
Kesimpulan..............................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Semua
makhluk
hidup
membutuhkan
air
bagi
aktivitas
metabolisme mereka. Air mencakup 70% dari bobot hampir semua bentuk
kehidupan. 2/3 berat tubuh manusia mengandung air. Bahkan di setiap
organ tubuh manusia mengandung air, seperti darah yang mengandung
83% air, otot yang mengandung 75% air, dan otak yang mengandung 22%
air.
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.3
1.
2.
3.
Manfaat
Memberikan informasi kepada pembaca tentang :
1. Peran cairan yang ada di dalam tubuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Cairan Tubuh
2.1.1
Air
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang ada di Bumi. Air dalam obyek-obyek tersebut
bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan,
hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata
air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan
Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap
air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di
permukaan Bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan
sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan
air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik.
Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber
daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun
2004 tentang Sumber Daya Air.
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu
molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara
kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan
100 kPa (1 bar) and temperatur 273.15 K (0C). Zat kimia ini
merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan
untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam,
gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik
(Anonim, 2010). Air (H20) merupakan komponen utama yang
paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia. Sekitar 60% dari
total berat badan orang dewasa terdiri dari air.
Usia
Bayi premature
3 bulan
6 bulan
1 2 tahun
11 16 tahun
Dewasa
Dewasa gemuk
Dewasa kurus
FKUI,
Kehilangan cairan
tubuh melalui :
Insensibel kulit
Saluran napas
Urin
Keringat
Feses
350
250
1200
1400
100
350
650
500
5000
100
Total
2300
3300
6600
2.1.2
Elektrolit
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi
terlarut (zat terlarut) yaitu elekt rolit dan non elektrolit. Elektrolit
adalah substansi yang menghantarkan arus listrik. Elektrolit
berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif dan diukur dengan
kapasitasannya untuk saling berikatan satu sama lain. Elektrolit
terdiri dari kation dan anion (Horne, 2001).
1. Kation
2. Anion
Anion utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl) dan bikarbonat (HCO3)-, sedangkan anion utama dalam cairan
intraselular adalah ion fosfat (PO 4)3-. Karena kandungan
elektrolit dalam plasma dan cairan interstitial pada intinya sama
maka nilai elektrolit plasma mencerminkan komposisi dari
cairan ekstraseluler tetapi tidak mencerminkan komposisi
cairan intraseluler.
a. Natrium
Natrium
sebagai
kation
utama
cairan.
Kadar
natrium
didalam
cairan
dalam mengatur
plasma:
135-
- Central baroreseptor
- Sekresi ADH
10
b. Kalium
11
12
Mempunyai panas jenis, panas penguapan, dan daya hantar panas yang
tinggi sehingga berperan penting dalam pengaturan suhu tubuh.
perhitungan
yang
menerapkan
teknik
dilusi
dengan
13
d.
Untuk mengukur jumlah total air tubuh (total body water, TBW)
dibubuhkan zat deuterium atau disebut deuterated water (D2O), tritium
atau disebut tritiated water (THO), dan antipirin.
14
15
Jumlah cairan tubuh total kurang lebih 55-60% dari berat badan
dan persentase ini berhubungan dengan jumlah lemak dalam tubuh, jenis
kelamin dan umur. Pengaruh terbesar berhubungan dengan jumlah lemak
tubuh. Kandiungna air di dalam sel lemak lebih rendah dibandingkan
kandungan air dalam sel otot, sehingga cairan tubuh total pada orang yang
gemuk lebih rendah dari mereka yang tidak gemuk. Pada bayi dan anak,
persentase cairan tubuh total lbih besar dibanding dengan orang dewasa
dan akan menurun sesuai dengan pertambahan usia. Pada bayi prematur
jumlah cairan tubuh total sebesar 70-75% dari berat badan, sedangkan
pada bayi normal dan pada orang dewasa sebesar 55-60% dari berat badan.
Kadar lemak pada wanita umumnyalebih bayak dibadning dengan pria,
sedangkan kadar air pada pria lebih besar dari pada wanita. Makin tua
seseorang, biasanya jumlah lemaknya meningkat sedngkan jumlah airnya
makin berkurang.
16
2.3
a.
Cairan intraselular
17
b.
Cairan ekstraselular
18
19
Cairan Interstitial
Cairan Intravaskular
Cairan Transeluler
20
21
saluran nafas yang keluar sebagai kerinat dan uap air. Pergerakan cairan
tersebut bergantung kepada tekanan hidorostatik dan osmotik.
22
2.4
1. Perubahan volume
23
a. Defisit volume
24
Dehidrasi
sering
dikategorikan
sesuai
dengan
kadar
(80%),
sedangkan
dehidrasi
hipernatremik
atau
25
Dehidrasi
Ringan
Sedang
Berat
Shock
Dewasa
4%
6%
8%
15 20 %
Anak
45%
5 10 %
10 15 %
15 20 %
26
27
3. Pemberian cairan :
28
b. Kelebihan volume
2. Perubahan konsentrasi
c. Hipotermia
29
d. Hipokalemia
30
c.
c. Hiperkalemia
31
3. Perubahan komposisi
32
adalah
sodium
klorida
isotonik
dan
penggantian
2.5
Air dalam bentuk cair adalah tidak bewarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa dan merupakan senyawa yang sukar dimampatkan
yang memiliki beberapa sifat yang khas. Salah satu sifatnya yang khas
tersebut yaitu dalam mengalami pendinginan/ pembekuan. Berlainan
dengan sifat sebagian besar senyawa yang akan mengkerut bila
mengalami pendinginan/ pembekuan, volume air akan mengembang
bila membeku.
33
Sifat khas lainnya dari air ialah mempunyai titik didih dan panas
penguapan yang tinggi dibandingkan dengan hidrila yang mempunyai
berat molekul yang hampir sama. Titik didih dan panas penguapan
yang tinggi disebabkan oleh adanya tarikan/ ikatan yang kuat antara
molekul air. Untuk melepaskan sebuah molekul air dalam fase cair ke
fase uap selain diperlukan energi kinetik yang cukup besar juga
diperlukan sejumlah energi panas untuk melemahkan ikatan antar
molekul air. Dengan mempunyai titik didih dan panas penguapan yang
tinggi, penguapan air akan menimbulkan pengaruh pendinginan.
Energi panas yang diperlukan bagi transpirasi yang diambil dari daun.
Air mempunyai kemampuan yang tingi untuk menghisap panas
dengan kenaikan suhu yang rendah.
Air
dihidrogen
aqua,
Rumus molekul
Massa molar
Densitas dan fase
Hidrogen hidroksida
H2O
18.0153 g/mol
0.998 g/cm (cariran pada 20 C)
Titik lebur
Titik didih
Kalor jenis
monoksida,
34
35
bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+)
yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-).
2.6
a. Ikatan Kovalen
2.7
Elektrolisis Air
36
menjadi gas H2 dan ion hidroksida (OH-). Sementara itu pada anode, dua
molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+
serta mengalirkan elektron ke katode. Ion H+ dan OH- mengalami
netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi
keseluruhan yang setara dari elektrolisis air dapat dituliskan sebagai
berikut.
Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk
gelembung pada elektrode dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian
dimanfaatkan untuk menghasilkan hidrogen dan hidrogen peroksida
(H2O2) yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan hidrogen.
37
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
38
DAFTAR PUSTAKA
Graber MA. Terapi cairan, elektrolit dan metabolik. 2nd edition. Farmedia;
2003. Co.p 17-40.
Heitz U, Horne MM. Fluid, electrolyte and acid base balance. 5th edition.
Missouri: Elsevier-mosby; 2005.p3-227
Mayer H, Follin SA. Fluid and electrolyte made incredibly easy. 2nd
edition. Pennsylvania: Springhouse; 2002:3-189.
39