Anda di halaman 1dari 42

TUGAS MAKALAH

BIOKIMIA
METABOLISME AIR

Disusun Oleh :
Veronika Rengganis Cita Rini
2013340013

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS SAHID JAKARTA
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas matakuliah Biokimia dengan judul
Metabolisme Air. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada Ibu Prof.
Dr. Ir. Hj. Giyatmi M.Si. yang telah memberikan penjelasan mengenai materi
dalam tugas ini.
Harapan saya semoga tugas ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca, dan saya dapat memperbaiki tugas ini sehingga
kedepannya akan menjadi lebih baik.
Tugas ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki masih sangat kurang. Oleh karena itu, saya harapkan kepada pembaca
untuk memberikan masukan - masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan tugas ini.

Jakarta, 29 Desember 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1

Latar Belakang..........................................................................................1

1.2

Tujuan........................................................................................................2

1.3

Manfaat......................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................3
2.1

Cairan Tubuh.............................................................................................3
2.1.1 Air......................................................................................... 3
2.1.2 Elektrolit................................................................................ 7

2.2

Fisiologi Keseimbangan Air dan Elektrolit.............................................10

2.3

Distribusi Cairan Tubuh..........................................................................13

2.4

Perubahan Cairan Tubuh.........................................................................17

2.5

Sifat Kimia dan Fisik...............................................................................24

2.6

Ikatan yang Terdapat Pada Molekul Air..................................................26

2.7

Elektrolisis Air.........................................................................................27

BAB III..................................................................................................................28
PENUTUP..............................................................................................................28
3.1

Kesimpulan..............................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................29

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Semua

makhluk

hidup

membutuhkan

air

bagi

aktivitas

metabolisme mereka. Air mencakup 70% dari bobot hampir semua bentuk
kehidupan. 2/3 berat tubuh manusia mengandung air. Bahkan di setiap
organ tubuh manusia mengandung air, seperti darah yang mengandung
83% air, otot yang mengandung 75% air, dan otak yang mengandung 22%
air.

Air merupakan media semua reaksi kimia biomolekul organic dan


anorganik polar dalam sel hidup. Air melarutkan dan mengubah struktur
biomolekul (asam nukleat, protein, dan karbohidrat) yang membentuk
ikatan hydrogen dengan gugus fungsional polarnya.

Air berfungsi sebagai mekanisme homeostatis yaitu sifat yang


dapat mempertahankan lingkungan intrasel tetap konstan (pH, volume
cairan, dan elektrolit/ mineral).
Cairan tubuh adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk
multiselular seperti manusia atau hewan yang memiliki fungsi fisiologis
tertentu. Cairan tubuh merupakan komponen penting bagi fluida
ekstraselular, termasuk plasma darah dan fluida transelular. Cairan tubuh
dapat ditemukan pada spasi jaringan (bahasa Inggris: tissue space,
interstitial space). Rata-rata seseorang memerlukan sekitar 11 liter cairan
tubuh untuk nutrisi sel dan pembuangan residu jaringan tubuh. Kelebihan

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

cairan tubuh dikeluarkan melalui air seni. Kekurangan cairan tubuh


menyebabkan seseorang kehausan dan akhirnya dehidrasi.
Konsumsi cairan yang ideal untuk memenuhi kebutuhan harian
bagi tubuh manusia adalah 1 ml air untuk setiap 1 kkal konsumsi energi
tubuh atau dapat juga diketahui berdasarkan estimasi total jumlah air yang
keluar dari dalam tubuh. Secara rata-rata tubuh orang dewasa akan
kehilangan 2.5 L cairan per harinya. Sekitar 1.5 L cairan tubuh keluar
melalui urin, 500 ml melalui keluarnya keringat, 400 ml keluar dalam
bentuk uap air melalui proses respirasi (pernafasan) dan 100 ml keluar
bersama dengan feces (tinja). Sehingga berdasarkan estimasi ini, konsumsi
antara 8-10 gelas (1 gelas = 240 ml) biasanya dijadikan sebagai pedoman
dalam pemenuhan kebutuhan cairan 1 gelas per harinya.
1.2

Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :

1.3

1.

Dapat mengetahui peran cairan yang ada di dalam tubuh.

2.

Dapat mengetahui fisiologi keseimbangan air dengan elektrolit.

3.

Dapat mengetahui Distribusi Cairan di Tubuh.

Manfaat
Memberikan informasi kepada pembaca tentang :
1. Peran cairan yang ada di dalam tubuh.

2. Fisiologi keseimbangan air dengan elektrolit.


3. Distribusi cairan di tubuh.

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Cairan Tubuh

Dalam proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh, air


mempunyai 2 fungsi utama yaitu sebagai pembawa zat-zat nutrisi seperti
karbohidrat, vitamin dan mineral serta juga akan berfungsi sebagai
pembawa oksigen (O2) ke dalam sel-sel tubuh. Selain itu, air di dalam
tubuh juga akan berfungsi untuk mengeluarkan produk samping hasil
metabolisme seperti karbon dioksida (CO2) dan juga senyawa nitrat. Selain
berperan dalam proses metabolisme, air yang terdapat di dalam tubuh juga
akan memiliki berbagai fungsi penting antara lain sebagai pelembab
jaringan-jaringan tubuh seperti mata, mulut, dan hidung, pelumas dalam
cairan sendi tubuh, katalisator reaksi biologik sel, pelindung organ dan
jaringan tubuh serta juga akan membantu dalam menjaga tekanan darah
dan konsentrasi zat terlarut. Selain itu agar fungsi-fungsi tubuh dapat
berjalan dengan normal, air di dalam tubuh juga akan berfungsi sebagai
pengatur panas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap berada pada kondisi
ideal yaitu 37C (Irawan, 2007). Semua cairan tubuh adalah air (larutan
pelarut), substansi terlarut (zat terlarut).

2.1.1

Air
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk
kehidupan yang ada di Bumi. Air dalam obyek-obyek tersebut
bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan,
hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata
air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

manusia. Air merupakan medium tempat berlangsungnya transport


nutrient, reaksi enzimatis metabolisme, sel dan transfer energi
kimia.

Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap
air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di
permukaan Bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Pengelolaan
sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan
air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik.
Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber
daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun
2004 tentang Sumber Daya Air.
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu
molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara
kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan
100 kPa (1 bar) and temperatur 273.15 K (0C). Zat kimia ini
merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan
untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam,
gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik
(Anonim, 2010). Air (H20) merupakan komponen utama yang
paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia. Sekitar 60% dari
total berat badan orang dewasa terdiri dari air.

Air merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia,


persentasenya dapat berubah tergantung pada umur, jenis kelamin
dan derajat obesitas seseorang. Pada bayi usia < 1 tahun cairan
tubuh adalah sekitar 80-85% berat badan dan pada bayi usia > 1
tahun mengandung air sebanyak 70-75 %. Seiring dengan
pertumbuhan seseorang persentase jumlah cairan terhadap berat
badan berangsur-angsur turun yaitu pada laki-laki dewasa 50-60%
berat badasedangkan pada wanita dewasa 50% berat badan.

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

Namun bergantung kepada kandungan lemak dan otot yang


terdapat di dalam tubuh, nilai persentase ini dapat bervariasi antara
50-70% dari total berat badan orang dewasa. Oleh karena itu maka
tubuh yang terlatih dan terbiasa berolahraga seperti tubuh seorang
atlet biasanya akan mengandung lebih banyak air jika dibandingkan
tubuh non atlet. 1

Faktor-faktor yang mempengaruhi air dalam tubuh :

a. Sel-sel lemak: Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh


menurun dengan peningkatan lemak tubuh.

b. Usia: Sesuai aturan, cairan tubuh menurun dengan peningkatan


usia.

c. Jenis kelamin: Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara


proposional, karena lebih banyak mengandung lemak tubuh.

Usia
Bayi premature
3 bulan
6 bulan
1 2 tahun
11 16 tahun
Dewasa
Dewasa gemuk
Dewasa kurus

Kilogram Berat Badan (%)


80
70
60
59
58
58 60
40 50
70 75

Tabel 2.1.1 Perubahan pada air dalam tubuh sesuai usia

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

Untuk mempertahankan status hidrasi, setiap orang dalam


sehari rata-rata memerlukan 2.5 L air. Jumlah tersebut setara
dengan cairan yang dikeluarkan tubuh baik berupa keringat, uap
air, maupun cairan yang keluar bersama tinja (Irianto, 2007).
Pemasukan air dalam tubuh terdiri dari air minum dan air yang
terkandung dalam makanan.

Air metabolisme diproduksi oleh

proses oksidasi dari karbohidrat, protein, dan lemak. (Eastwood,


2003 ; Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan FKUI, 2007). Menurut Eastwood (2003) 1 gram
karbohidrat, protein, dan lemak masing-masing memproduksi 0.60
gram, 0.41 gram, dan 1.07 gram air. Air yang diminum atau air
dalam makanan diserap di usus, masuk ke pembuluh darah, beredar
ke seluruh tubuh. Di kapiler air difiltrasi ke ruang interstisium,
selanjutnya masuk ke dalam sel secara difusi, dan sebaliknya, dari
dalam sel keluar kembali. Dari darah difiltrasi di ginjal dan
sebagian kecil dibuang sebagai urin, ke saluran cerna dikeluarkan
sebagai liur pencernaan (umumnya diserap kembali), ke kulit dan
saluran nafas keluar sebagai keringat dan uap air (Unit Pendidikan
Kedokteran-Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

FKUI,

2007). Keringat dihasilkan kelenjar keringat yang tersebar di


sebagian besar kulit. Bila suhu tubuh meningkat, secara refleks
terjadi sekresi keringat.

Komposisi air keringat mirip dengan

cairan ekstraseluler tetapi kadar garamnya lebih rendah (hipotonis).


Keringat lebih berperan sebagai pengatur suhu tubuh, bukan
sebagai pengatur cairan tubuh.

Kehilangan cairan
tubuh melalui :
Insensibel kulit
Saluran napas
Urin
Keringat
Feses

Jumlah Pengeluaran Cairan Tubuh (ml)


Suhu normal
Suhu panas
Saat bekerja berat
350
350
1400
100
100

350
250
1200
1400
100

350
650
500
5000
100

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

Total

2300

3300

6600

(Sumber: Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan FKUI, 2007)
Tabel 2.1.1 Jumlah pengeluaran cairan tubuh (ml)

2.1.2

Elektrolit
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi
terlarut (zat terlarut) yaitu elekt rolit dan non elektrolit. Elektrolit
adalah substansi yang menghantarkan arus listrik. Elektrolit
berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif dan diukur dengan
kapasitasannya untuk saling berikatan satu sama lain. Elektrolit
terdiri dari kation dan anion (Horne, 2001).

Elektrolit adalah molekul anorganik terlarut yang berperan


sebagai ion dalam konduksi aliran listrik. Merupakan zat yang
terdisosiasi dalam cairan dan menghantarkan arus listrik. Elektrolit
dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion).
Jumlah kation dan anion dalam larutan adalah selalu sama (diukur
dalam miliekuivalen).

1. Kation

Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium


(Na)+, sedangkan kation utama dalam cairan intraselular adalah
potassium (K)+. Suatu system pompa terdapat di dinding sel tubuh
yang memompa keluar sodium dan potassium ini.

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

2. Anion

Anion utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl) dan bikarbonat (HCO3)-, sedangkan anion utama dalam cairan
intraselular adalah ion fosfat (PO 4)3-. Karena kandungan
elektrolit dalam plasma dan cairan interstitial pada intinya sama
maka nilai elektrolit plasma mencerminkan komposisi dari
cairan ekstraseluler tetapi tidak mencerminkan komposisi
cairan intraseluler.
a. Natrium
Natrium

sebagai

kation

utama

ekstraseluler dan paling berperan di


keseimbangan

cairan.

Kadar

natrium

didalam

cairan

dalam mengatur
plasma:

135-

145mEq/liter. Kadar natrium dalam plasma diatur lewat


beberapa mekanisme:

- Left atrial stretch reseptor

- Central baroreseptor

- Renal afferent baroreseptor

- Aldosterone (reabsorpsi di ginjal)

- Atrial natriuretic factor

- Sistem renin angiotensin

- Sekresi ADH

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

10

- Perubahan yang terjadi pada air tubuh total (TBW=Total


Body Water)

Kadar natrium dalam tubuh 58,5mEq/kgBB dimana +


70% atau 40,5mEq/kgBB dapat berubah-ubah. Ekresi natrium
dalam urine 100-180mEq/liter, faeces 35mEq/liter dan keringat
58mEq/liter. Kebutuhan setiap hari = 100mEq (6-15 gram
NaCl).3

Natrium dapat bergerak cepat antara ruang intravaskuler


dan interstitial maupun ke dalam dan keluar sel. Apabila tubuh
banyak mengeluarkan natrium (muntah,diare) sedangkan
pemasukkan terbatas maka akan terjadi keadaan dehidrasi
disertai kekurangan natrium. Kekurangan air dan natrium
dalam plasma akan diganti dengan air dan natrium dari cairan
interstitial. Apabila kehilangan cairan terus berlangsung, air
akan ditarik dari dalam sel dan apabila volume plasma tetap
tidak dapat dipertahankan terjadilah kegagalan sirkulasi.

b. Kalium

Kalium merupakan kation utama (99%) di dalam cairan


ekstraseluler berperan penting di dalam terapi gangguan
keseimbangan air dan elektrolit. Jumlah kalium dalam tubuh
sekitar 53 mEq/kgBB dimana 99% dapat berubah-ubah
sedangkan yang tidak dapat berpindah adalah kalium yang
terikat dengan protein didalam sel.5

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

11

Kadar kalium plasma 3,5-5,0 mEq/liter, kebutuhan


setiap hari 1-3 mEq/kgBB. Keseimbangan kalium sangat
berhubungan dengan konsentrasi H+ ekstraseluler. Ekskresi
kalium lewat urine 60-90 mEq/liter, faeces 72 mEq/liter dan
keringat 10 mEq/liter.
c. Kalsium

Kalsium dapat dalam makanan dan minuman, terutama


susu, 80-90% dikeluarkan lewat faeces dan sekitar 20% lewat
urine. Jumlah pengeluaran ini tergantung pada intake, besarnya
tulang, keadaan endokrin. Metabolisme kalsium sangat
dipengaruhi oleh kelenjar-kelenjar paratiroid, tiroid, testis,
ovarium, da hipofisis. Sebagian besar (99%) ditemukan
didalam gigi dan + 1% dalam cairan ekstraseluler dan tidak
terdapat dalam sel.
d. Magnesium
Magnesium ditemukan di semua jenis makanan.
Kebutuhan untuk pertumbuhan +10 mg/hari. Dikeluarkan lewat
urine dan faeces.
e. Karbonat

Asam karbonat dan karbohidrat terdapat dalam tubuh


sebagai salah satu hasil akhir daripada metabolisme. Kadar
bikarbonat dikontrol oleh ginjal. Sedikit sekali bikarbonat yang
akan dikeluarkan urine. Asam bikarbonat dikontrol oleh paruparu dan sangat penting peranannya dalam keseimbangan asam
basa.

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

12

Non elektrolit merupakan zat seperti glukosa dan urea


yang tidak terdisosiasi dalam cairan. Zat lainya termasuk
penting adalah kreatinin dan bilirubin.
2.2

Fisiologi Keseimbangan Air dan Elektrolit


Air adalah senyawa esensial untuk semua makhluk hidup dan
mempunyai beberapa karakteristik fisiologik:

Media utama pada reaksi intrasel

Diperlukan oleh sel untuk mempertahankan kehidupan. Hampir semua


reaksi

biokimia tubuh terjadi dalam media air, sehingga dapat

dikatakan bahwa air merupakan pelarut untuk kehidupan.

Pelarut terbaik untuk solut polar dan ionik.

Media transpor pada sistem sirkulasi, ruang di sekitar sel (ruang


intravaskuler, interstisium), dan intra sel.

Mempunyai panas jenis, panas penguapan, dan daya hantar panas yang
tinggi sehingga berperan penting dalam pengaturan suhu tubuh.

Total body water (air tubuh total) dapat ditentukan melalui


beberapa

perhitungan

yang

menerapkan

teknik

dilusi

dengan

menggunakan berbagai zat seperti duterium, tritium, dan antipirin.


Penentuan jumlah cairan ekstrasel biasanya diukur secara langsung akan
tetapi lebih sulit dibandingkan pengukuran air tubuh total. Hal ini
disebabkan bahan yang digunakan dalam proses dilusi harus hanya
terdapat pada cairan ekstrasel dan tersebar pada seluruh kompartemen
ekstrasel.Beberapa cara mengukur kompatemen cairan tubuh, yaitu:

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

13

a. Pengukuran cairan kompartemen tubuh berdasarkan konsentrasi suatu


zat di dalam kompartemen:

b. Dalam melakukan pengukuran jumlah air di kompartemen, perlu


dilakukan perhitungan (koreksi) zat-zat yang dieskresikan dalam kurun
waktu yang dibutuhkan oleh zat tersebut sejak disuntikkan dan
terdistribusi ke dalam kompatemen.

c. Untuk mengukur volume cairan kompartemen, diperhitungkan zat


tertentu yang terdistribusi dengan sendirinya di dalam kompartemen.
Sementara pengukuran volume kompartemen yang tidak mengandung
zat tertentu, dilakukan dengan melakukan pengurangan.

d.

Untuk mengukur jumlah total air tubuh (total body water, TBW)
dibubuhkan zat deuterium atau disebut deuterated water (D2O), tritium
atau disebut tritiated water (THO), dan antipirin.

e. Volume ekstraseluler (extracellular fluid volume, ECFV) diukur


dengan melakukan pemberian label dengan inulin, sukrosa, mannitol
dan sulfat.

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

14

f. Volume plasma (plasma volume, PV) diukur dengan melakukan


pemberian label

g. radioaktif, yaitu radiolabeled albumin atau zat warna biru Evans


(Evans blue dye yang berikatan dengan albumin).

h. Volume intraselular (intracellular fluid volume, ICFV) diukur dengan


melakukan substraksi :

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

15

i. Volume cairan interstisium (interstitial fluid volume, ISFV) diukur


dengan melakukan substraksi :

Jumlah cairan tubuh total kurang lebih 55-60% dari berat badan
dan persentase ini berhubungan dengan jumlah lemak dalam tubuh, jenis
kelamin dan umur. Pengaruh terbesar berhubungan dengan jumlah lemak
tubuh. Kandiungna air di dalam sel lemak lebih rendah dibandingkan
kandungan air dalam sel otot, sehingga cairan tubuh total pada orang yang
gemuk lebih rendah dari mereka yang tidak gemuk. Pada bayi dan anak,
persentase cairan tubuh total lbih besar dibanding dengan orang dewasa
dan akan menurun sesuai dengan pertambahan usia. Pada bayi prematur
jumlah cairan tubuh total sebesar 70-75% dari berat badan, sedangkan
pada bayi normal dan pada orang dewasa sebesar 55-60% dari berat badan.
Kadar lemak pada wanita umumnyalebih bayak dibadning dengan pria,
sedangkan kadar air pada pria lebih besar dari pada wanita. Makin tua
seseorang, biasanya jumlah lemaknya meningkat sedngkan jumlah airnya
makin berkurang.

Bila diperkirakan sekitar 55% berat tubuh merupakan air, maka


perhitungan cairan tubuh total menggunakan rumus :

Perhitungan ini hanya berlaku untuk individu dalam keadaan


keseimbagnan air tubuh normal. Untuk orang dewasa obesitas hasil
penghitungan rumus ini dikurangi 10%, sedangkan untuk orang kurus
ditambahkan 10%. Pada keadan dehidrasi berat, air tubuh total berkurang
sekitar 10% maka pada keadaan dehidrasi berat air tubuh total dihitung
dengan menggunakan rumus:

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

16

Perhitungan di atas tidak dapat digunakan pada keadaan edema


karena kemungkinan kesalahan sangat besar.

2.3

Distribusi Cairan Tubuh

Seluruh cairan tubuh didistribusikan ke dalam kompartemen


intraselular dan kompartemen ekstraselular. Lebih jauh kompartemen
ekstraselular dibagi menjadi cairan intravaskular dan intersisial.

a.

Cairan intraselular

Cairan yang terkandung di antara sel disebut cairan intraselular.


Pada orang dewasa, sekitar duapertiga dari cairan dalam tubuhnya terdapat
di intraselular (sekitar 27 liter rata-rata untuk dewasa laki-laki dengan
berat badan sekitar 70 kilogram), sebaliknya pada bayi hanya setengah dari
berat badannya merupakan cairan intraselular.

Cairan intraseluler dipisahkan dari cairan ekstraseluler melalui


membran sel. Air, elektrolit, komponen nutrisi dan produk sisa harus
melewati membran untuk mempertahankan fungsi sel.

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

17

Tiap kompartemen mempunyai elektrolit utama yaitu kation


natrium dan anion klorida dan bikarbonat pada cairan ekstraseluler
sedangkan pada cairan intraseluler terdiri dari kation utama kalium dan
anion fosfat.

b.

Cairan ekstraselular

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

18

Gambar 2.3 Distribusi Cairan Ekstraseluler

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

19

Cairan yang berada di luar sel disebut cairan ekstraselular. Jumlah


relatif cairan ekstraselular berkurang seiring dengan usia. Pada bayi baru
lahir, sekitar setengah dari cairan tubuh terdapat di cairan ekstraselular.
Setelah usia 1 tahun, jumlah cairan ekstraselular menurun sampai sekitar
sepertiga dari volume total. Ini sebanding dengan sekitar 15 liter pada
dewasa muda dengan berat rata-rata 70 kg. Cairan ekstraselular dibagi
menjadi 3 :

Cairan Interstitial

Cairan yang mengelilingi sel termasuk dalam cairan interstitial,


sekitar 11- 12 liter pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk
dalam volume interstitial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume
ISF adalah sekitar 2 kali lipat pada bayi baru lahir dibandingkan
orang dewasa.

Cairan Intravaskular

Merupakan cairan yang terkandung dalam pembuluh darah


(contohnya volume plasma). Rata-rata volume darah orang dewasa
sekitar 5-6L dimana 3 liternya merupakan plasma, sisanya terdiri
dari sel darah merah, sel darah putih dan platelet.

Cairan Transeluler

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

20

Merupakan cairan yang terkandung diantara rongga tubuh tertentu


seperti serebrospinal, perikardial, pleura, sendi sinovial, intraokular
dan sekresi saluran pencernaan. Pada keadaan sewaktu, volume
cairan transeluler adalah sekitar 1 liter, tetapi cairan dalam jumlah
banyak dapat masuk dan keluar dari ruang transeluler.

Perubahan jumlah dan komposisi cairan tubuh, yang dapat terjadi


pada perdarahan, luka bakar, dehidrasi, muntah, diare, dan puasa
preoperatif maupun perioperatif, dapat menyebabkan gangguan fisiologis
yang berat. Jika gangguan tersebut tidak dikoreksi secara adekuat sebelum
tindakan anestesi dan bedah, maka resiko penderita menjadi lebih besar.

Cairan ekstrasel berperan sebagai :

Pengantar semua keperluan sel (nutrien, oksigen, berbagai ion,


trace mierals, dan regulator hormon/molekul).

Pengangkut CO2 sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang


telah mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.

Pergerakan cairan tubuh (hidrodinamik) mencakup penyerapan air


di usus, masuk ke pembuluh darah dan beredar ke seluruh tubuh. Pada
pembuluh kapiler, air mengalami filtrasi ke ruang interstisium dan
selanjutnya masuk ke dalam sel melalui proses difusi, sebaliknya air dari
dalam sel keluar kembali ke ruang interstisium dan masuk ke pembuluh
darah.Pergerakan air juga meliputi filtrasi air di ginjal (sebagian kecil
dibuang sebagai urin), ekskresi air ke saluran cerna sebagai liur
pencernaan (umumnya diserap kembali) serta pergerakan air ke kulit dan

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

21

saluran nafas yang keluar sebagai kerinat dan uap air. Pergerakan cairan
tersebut bergantung kepada tekanan hidorostatik dan osmotik.

Diagram 2.3 Distribusi Cairan dalam Tubuh

Pergerakan cairan tubuh (hidrodinamik) mencakup penyerapan air


di usus, masuk ke pembuluh darah dan beredar ke seluruh tubuh. Pada
pembuluh kapiler, air mengalami filtrasi ke ruang interstisium dan
selanjutnya masuk ke dalam sel melalui proses difusi, sebaliknya air dari
dalam sel keluar kembali ke ruang interstisium dan masuk ke pembuluh
darah.Pergerakan air juga meliputi filtrasi air di ginjal (sebagian kecil
dibuang sebagai urin), ekskresi air ke saluran cerna sebagai liur
pencernaan (umumnya diserap kembali) serta pergerakan air ke kulit dan
saluran nafas yang keluar sebagai kerinat dan uap air. Pergerakan cairan
tersebut bergantung kepada tekanan hidorostatik dan osmotik.

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

22

2.4

Perubahan Cairan Tubuh


Perubahan cairan tubuh dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu :

1. Perubahan volume

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

23

Gambar 2.4 Perubahan Volume

a. Defisit volume

Defisit volume cairan ekstraselular merupakan perubahan


cairan tubuh yang paling umum terjadi pada pasien bedah.
Penyebab paling umum adalah kehilangan cairan di gastrointestinal
akibat muntah, penyedot nasogastrik, diare dan drainase fistula.
Penyebab lainnya dapat berupa kehilangan cairan pada cedera
jaringan lunak, infeksi, inflamasi jaringan, peritonitis, obstruksi
usus, dan luka bakar. Keadaan akut, kehilangan cairan yang cepat
akan menimbulkan tanda gangguan pada susunan saraf pusat dan
jantung. Pada kehilangan cairan yang lambat lebih dapat
ditoleransi sampai defisi volume cairan ekstraselular yang berat
terjadi.
Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

24

Dehidrasi

sering

dikategorikan

sesuai

dengan

kadar

konsentrasi serum dari natrium menjadi isonatremik (130-150


mEq/L), hiponatremik (<139 mEq/L) atau hipernatremik (>150
mEq/L). Dehidrasi isonatremik merupakan yang paling siring
terjadi

(80%),

sedangkan

dehidrasi

hipernatremik

atau

hiponatremik sekitar 5-10% dari kasus.

Dehidrasi Isotonis (isonatremik) terjadi ketika kehilangan


cairan hampir sama dengan konsentrasi natrium terhadap darah.
Kehilangan cairan dan natrium besarnya relatif sama dalam
kompartemen intravaskular maupun kompartemen ekstravaskular.
Dehidrasi hipotonis (hiponatremik) terjadi ketika kehilangan cairan
dengan kandungan natrium lebih banyak dari darah (kehilangan
cairan hipertonis). Secara garis besar terjadi kehilangan natrium
yang lebih banyak dibandingkan air yang hilang. Karena kadar
natrium serum rendah, air di kompartemen intravaskular berpindah
ke kompartemen ekstravaskular, sehingga menyebabkan penurunan
volume intravascular.

Dehidrasi hipertonis (hipernatremik) terjadi ketika kehilangan


cairan dengan kandungan natrium lebih sedikit dari darah
(kehilangan cairan hipotonis). Secara garis besar terjadi kehilangan
air yang lebih banyak dibandingkan natrium yang hilang. Karena
kadar natrium tinggi, air di kompartemen ekstraskular berpindah ke
kompartemen intravaskular, sehingga meminimalkan penurunan
volume intravaskular.

Tabel 2.4 Tanda-tanda Klinis Dehidrasi

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

25

Dehidrasi
Ringan
Sedang
Berat
Shock

Dewasa
4%
6%
8%
15 20 %

Anak
45%
5 10 %
10 15 %
15 20 %

Tabel 2.4 Derajat Dehidrasi

Terapi untuk dehidrasi (rehidrasi) dilakukan dengan


mempertimbangkan kebutuhan cairan untuk rumatan, defisit cairan
dan kehilangan cairan yang sedang berlangsung.

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

26

Tabel 2.4 Pendekatan pada masalah cairan dan elektrolit

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

27

Tabel 2.4 Rumatan cairan menurut rumus Holliday-Segar

Strategi untuk rehidrasi adalah dengan memperhitungkan


defisit cairan, cairan rumatan

yang diperlukan dan kehilangan

cairan yang sedang berlangsung disesuaikan. Cara rehidrasi :

1. Nilai status rehidrasi (sesuai tabel 4 di atas), banyak cairan


yang diberikan (D) = derajat dehidrasi (%) x BB x 1000 cc

2. Hitung cairan rumatan (M) yang diperlukan (untuk dewasa


40 cc/kgBB/24 jam atau rumus holliday-segar seperti untuk
anak-anak).

3. Pemberian cairan :

c. 6 jam I = D + M atau 8 jam I = D + M


(menurut Guillot)

d. 18 jam II = D + M atau 16 jam II = D + M


(menurut Guillot)

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

28

b. Kelebihan volume

Kelebihan volume cairan ekstraselular merupakan suatu kondisi


akibat iatrogenic (pemberian cairan intravena seperti NaCl yang
menyebabkan kelebihan air dan NaCl ataupun pemberian cairan
intravena glukosayang menyebabkan kelebihan air) ataupun dapat
sekunder akibat insufisiensi renal (gangguan pada GFR), sirosis,
ataupun gagal jantung kongestif. Kelebihan cairan intaseluler dapat
terjadi jika terjadi kelebihan cairan tetapi jumlah NaCl tetap atau
berkurang.

2. Perubahan konsentrasi

c. Hipotermia

Jika < 120 mg/L maka akan timbul gejala disorientasi,


gangguan mental, letargi, iritabilitas, lemah dan henti pernafasan,
sedangkan jika kadar < 110 mg/L maka akan timbul gejala kejang,
koma. Hiponatremia ini dapat disebabkan oleh euvolemia (SIADH,
polidipsi psikogenik), hipovolemia (disfungsi tubuli ginjal, diare,
muntah, third space losses, diuretika), hipervolemia (sirosis,
nefrosis). Keadaan ini dapat diterapi dengan restriksi cairan (Na+ =
125 mg/L) atau NaCl 3% sebanyak (140-X)xBBx0,6 mg dan untuk
pediatrik 1,5-2,5 mg/kg.12 Koreksi hiponatremia yang sudah
berlangsung lama dilakukan scara perlahanlahan, sedangkan untuk
hiponatremia akut lebih agresif.

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

29

Untuk menghitung Na serum yang dibutuhkan dapat


menggunakan rumus:

Na = Jumlah Na yang diperlukan untuk koreksi (mEq)

Na1 = 125 mEq/L atau Na serum yang diinginkan

Na0 = Na serum yang aktual

TBW = total body water = 0,6 x BB (kg)

d. Hipokalemia

Jika kadar kalium < 3 mEq/L. Dapat terjadi akibat dari


redistribusi akut kalium dari cairan ekstraselular ke intraselular atau
dari pengurangan kronis kadar total kalium tubuh. Tanda dan gejala
hipokalemia dapat berupa disritmik jantung, perubahan EKG (QRS
segmen melebar, ST segmen depresi, hipotensi postural, kelemahan
otot skeletal, poliuria, intoleransi glukosa. Terapi hipokalemia
dapat berupa koreksi faktor presipitasi (alkalosis, hipomagnesemia,
obat-obatan), infus potasium klorida sampai 10 mEq/jam (untuk
Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

30

mild hipokalemia ;>2 mEq/L) atau infus potasium klorida sampai


40 mEq/jam dengan monitoring oleh EKG (untuk hipokalemia
berat;<2mEq/L disertai perubahan EKG, kelemahan otot yang
hebat).

Rumus untuk menghitung defisit kalium :

c.

K = kalium yang dibutuhkan

K1 = serum kalium yang diinginkan

K0 = serum kalium yang terukur

BB = berat badan (kg)

c. Hiperkalemia

Terjadi jika kadar kalium > 5 mEq/L, sering terjadi karena


insufisiensi renal atau obat yang membatasi ekskresi kalium
(NSAIDs, ACE-inhibitor, siklosporin, diuretik). Tanda dan
gejalanya terutama melibatkan susunan saraf pusat (parestesia,
kelemahan otot) dan system kardiovaskular (disritmik, perubahan
EKG). Terapi untuk hiperkalemia dapat berupa intravena kalsium
Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

31

klorida 10% dalam 10 menit, sodium bikarbonat 50-100 mEq


dalam 5-10 menit, atau diuretik, hemodialisis.

3. Perubahan komposisi

Asidosis respiratorik (pH< 3,75 dan PaCO2> 45 mmHg).


Kondisi ini berhubungan dengan retensi CO2 secara sekunder untuk
menurunkan ventilasi alveolar pada pasien bedah. Kejadian akut
merupakan akibat dari ventilasi yang tidak adekuat termasuk obstruksi
jalan nafas, atelektasis, pneumonia, efusi pleura, nyeri dari insisi
abdomen atas, distensi abdomen dan penggunaan narkose yang
berlebihan. Manajemennya melibatkan koreksi yang adekuat dari
defek pulmonal, intubasi endotrakeal, dan ventilasi mekanis bila perlu.
Perhatian yang ketat terhadap higiene trakeobronkial saat post operatif
adalah sangat penting.

Alkalosis respiratorik (pH> 7,45 dan PaCO2 < 35 mmHg)


Kondisi ini disebabkan ketakutan, nyeri, hipoksia, cedera SSP, dan
ventilasi yang dibantu. Pada fase akut, konsentrasi bikarbonat serum
normal, dan alkalosis terjadi sebagai hasil dari penurunan PaCO2 yang
cepat. Terapi ditujukan untuk mengkoreksi masalah yang mendasari
termasuk sedasi yang sesuai, analgesia, penggunaan yang tepat dari
ventilator mekanik, dan koreksi defisit potasium yang terjadi.

Asidosis metabolik (pH<7,35 dan bikarbonat <21 mEq/L).


Kondisi ini disebabkan oleh retensi atau penambahan asam atau
kehilangan bikarbonat. Penyebab yang paling umum termasuk gagal
ginjal, diare, fistula usus kecil, diabetik ketoasidosis, dan asidosis
laktat. Kompensasi awal yang terjadi adalah peningkatan ventilasi dan

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

32

depresi PaCO2. Penyebab paling umum adalah syok, diabetik


ketoasidosis, kelaparan, aspirin yang berlebihan dan keracunan
metanol. Terapi sebaiknya ditujukan terhadap koreksi kelainan yang
mendasari. Terapi bikarbonat hanya diperuntukkan bagi penanganan
asidosis berat dan hanya setelah kompensasi alkalosis respirasi
digunakan.

Alkalosis metabolik (pH>7,45 dan bikarbonat >27 mEq/L).


Kelainan

ini merupakan akibat dari kehilangan asam atau

penambahan bikarbonat dan diperburuk oleh hipokalemia. Masalah


yang umum terjadi pada pasien bedah adalah hipokloremik,
hipokalemik akibat defisit volume ekstraselular. Terapi yang
digunakan

adalah

sodium

klorida

isotonik

dan

penggantian

kekurangan potasium. Koreksi alkalosis harus gradual selama perode


24 jam dengan pengukuran pH, PaCO2 dan serum elektrolit yang
sering.

2.5

Sifat Kimia dan Fisik

1. Sifat fisik air

Air dalam bentuk cair adalah tidak bewarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa dan merupakan senyawa yang sukar dimampatkan
yang memiliki beberapa sifat yang khas. Salah satu sifatnya yang khas
tersebut yaitu dalam mengalami pendinginan/ pembekuan. Berlainan
dengan sifat sebagian besar senyawa yang akan mengkerut bila
mengalami pendinginan/ pembekuan, volume air akan mengembang
bila membeku.

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

33

Sifat khas lainnya dari air ialah mempunyai titik didih dan panas
penguapan yang tinggi dibandingkan dengan hidrila yang mempunyai
berat molekul yang hampir sama. Titik didih dan panas penguapan
yang tinggi disebabkan oleh adanya tarikan/ ikatan yang kuat antara
molekul air. Untuk melepaskan sebuah molekul air dalam fase cair ke
fase uap selain diperlukan energi kinetik yang cukup besar juga
diperlukan sejumlah energi panas untuk melemahkan ikatan antar
molekul air. Dengan mempunyai titik didih dan panas penguapan yang
tinggi, penguapan air akan menimbulkan pengaruh pendinginan.
Energi panas yang diperlukan bagi transpirasi yang diambil dari daun.
Air mempunyai kemampuan yang tingi untuk menghisap panas
dengan kenaikan suhu yang rendah.

Table sifat fisik air :


Nama sistematis
Nama alternatif

Air
dihidrogen

aqua,

Rumus molekul
Massa molar
Densitas dan fase

Hidrogen hidroksida
H2O
18.0153 g/mol
0.998 g/cm (cariran pada 20 C)

Titik lebur
Titik didih
Kalor jenis

0.92 g/cm (padatan)


0 C (273.15 K) (32 F)
100 C (373.15 K) (212 F)
kgK) (cairan pada 20 C)

monoksida,

2. Sifat kimia air

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

34

Di samping sifat-sifat fisiknya, sifat-sifat kimia air juga sangat


sesuai untuk kehidupan. Di antara sifat-sifat kimia air, yang terutama
adalah bahwa air merupakan pelarut yang baik: Hampir semua zat
kimia bisa dilarutkan dalam air.

Konsekuensi yang sangat penting dari sifat kimia ini adalah


mineral-mineral dan zat-zat yang berguna yang terkandung tanah
terlarut dalam air dan dibawa ke laut oleh sungai. Diperkirakan lima
milyar ton zat dibawa ke sungai setiap tahun. Zat-zat tersebut penting
bagi kehidupan laut.

Air juga mempercepat (mengkatalisis) hampir semua reaksi kimia


yang diketahui. Sifat kimia air yang penting lainnya adalah reaktivitas
kimianya ada pada tingkat yang ideal. Air tidak terlalu reaktif yang
membuatnya berpotensi merusak (seperti asam sulfat) dan tidak juga
terlalu lamban (seperti argon yang tidak bereaksi kimia). Mengutip
Michael Denton: Tampaknya, seperti semua sifatnya yang lain,
reaktivitas air ideal baik bagi peran biologis maupun geologisnya.

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu


molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara
kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100
kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 C). Zat kimia ini merupakan
suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk
melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula,
asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.

Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan


banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara
fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

35

bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+)
yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-).

2.6

Ikatan yang terdapat pada molekul air

a. Ikatan Kovalen

Ikatan kovalen merupakan ikatan yang terjadi antara atom H dan


atom O. Kecenderungan yang kuat untuk menarik electron pada
molekul oksigen memberikan kedua inti hydrogen muatan positif
sebagian. Muatan sebagian positif dan sebagian negative terpisah
(dipole elektrik).

b. Ikatan Non Kovalen (Ikatan Hidrogen)

Ikatan yang terbentuk karena pemisahan muatan positif dan


negatif dan ikatan antar molekul air yang berdekatan. Ikatan ini tidak
tahan lama dan menyebabkan terjadinya kohesi internal pada
molekul air.

2.7

Elektrolisis Air

Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan


mengalirinya arus listrik. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katode,
dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua elektron, tereduksi

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

36

menjadi gas H2 dan ion hidroksida (OH-). Sementara itu pada anode, dua
molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+
serta mengalirkan elektron ke katode. Ion H+ dan OH- mengalami
netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi
keseluruhan yang setara dari elektrolisis air dapat dituliskan sebagai
berikut.

Gas hidrogen dan oksigen yang dihasilkan dari reaksi ini membentuk
gelembung pada elektrode dan dapat dikumpulkan. Prinsip ini kemudian
dimanfaatkan untuk menghasilkan hidrogen dan hidrogen peroksida
(H2O2) yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan hidrogen.

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

37

BAB III
PENUTUP

3.1

Kesimpulan

Konsumsi cairan yang ideal untuk memenuhi kebutuhan harian


bagi tubuh manusia adalah 1 ml air untuk setiap 1 kkal konsumsi energi
tubuh atau dapat juga diketahui berdasarkan estimasi total jumlah air yang
keluar dari dalam tubuh. Secara rata-rata tubuh orang dewasa akan
kehilangan 2.5 L cairan per harinya. Sekitar 1.5 L cairan tubuh keluar
melalui urin, 500 ml melalui keluarnya keringat, 400 ml keluar dalam
bentuk uap air melalui proses respirasi (pernafasan) dan 100 ml keluar
bersama dengan feces (tinja). Sehingga berdasarkan estimasi ini, konsumsi
antara 8-10 gelas (1 gelas = 240 ml) biasanya dijadikan sebagai pedoman
dalam pemenuhan kebutuhan cairan 1 gelas per harinya.

Selain berperan dalam proses metabolisme, air yang terdapat di


dalam tubuh juga akan memiliki berbagai fungsi penting antara lain
sebagai pelembab jaringan-jaringan tubuh seperti mata, mulut, dan hidung,
pelumas dalam cairan sendi tubuh, katalisator reaksi biologik sel,
pelindung organ dan jaringan tubuh serta juga akan membantu dalam
menjaga tekanan darah dan konsentrasi zat terlarut. Selain itu agar fungsifungsi tubuh dapat berjalan dengan normal, air di dalam tubuh juga akan
berfungsi sebagai pengatur panas untuk menjaga agar suhu tubuh tetap
berada pada kondisi ideal yaitu 37

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan


yang ada di bumi. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas
(uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di
permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut. Air merupakan medium

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

38

tempat berlangsungnya transport nutrient, reaksi enzimatis metabolisme,


sel dan transfer energi kimia.

DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Kedokteran Unpad. Protokol Tindakan Bedah. Bandung. 2003

Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam Basa, Fisiologi,


Patofisiologi, Diagnosis, dan Tatalaksana. Unit Pendidikan KedokteranPengembangan Keprofesioan Berkelanjutan. FKUI. 2007

Graber MA. Terapi cairan, elektrolit dan metabolik. 2nd edition. Farmedia;
2003. Co.p 17-40.

Heitz U, Horne MM. Fluid, electrolyte and acid base balance. 5th edition.
Missouri: Elsevier-mosby; 2005.p3-227

Holte K, Kehlet H. Compensatory fluid administration for preoperative


dehydrationdoes it improve outcome? Acta Anaesthesiol Scand. 2002;
46:1089-93

Mayer H, Follin SA. Fluid and electrolyte made incredibly easy. 2nd
edition. Pennsylvania: Springhouse; 2002:3-189.

Ngili, Y. 2010. Biokimia Dasar. Penerbit Rekayasa, Bandung.

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

39

Pandey CK, Singh RB. Fluid and electrolyte disorders. Indian


J.Anaesh.2003;47(5):380-387.

Schwartz SI, ed. Principles of surgery companion handbook. 7th edition.


New york: McGraw-Hill; 1999:53-70.

Sediaotama, Achmad Djaeni. 2000. ILMU GIZI. Penerbit PT DIAN


RAKYAT.Jakarta
Stipanuk, Martha H. 2000. Biochemical and Physiological Aspects of
Human Nutrition. 9th ed. Philadelphia: W.B Saunders Company

Universitas Sahid Jakarta | Teknologi Pangan

Anda mungkin juga menyukai