Anda di halaman 1dari 40

UJI KOEFISIEN

FENOL

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktifitas kehidupan suatu jasad atau mikroba memerlukan
keadaaan sekitar yang sesuai dan jika tidak sesuai maka akan
mempengaruhi sifat-sifat morfologinya dan fisiologi dari jasad
tersebut

karena

aktifitas

suatu

jasad

renik

yang

dapat

mempengaruhi kehidupan manusia sebagai penyebab terjadinya


infeksi dan menimbulkan berbagai masalah penyakit maka
penting artinya untuk melihat keefektifan dari suatu desinfektan
yang beredar di masyarakat.
Pada saat telah banyak beredar dan ditawarkan berbagai
macam desinfektansia kepada konsumen. Desinfektansia adalah
bahan atau zat yang digunakan untuk menghilangkan atau
menghancurkan bakteri baik bakteri patogen atau non patogen.
Pada

penandaannya,

yang

memenuhi

persyaratan

telah

dicantumkan cara penggunaan produk yang sesuai sebagai


bahan untuk desinfeksi. Namun demikian banyak pula produk
desinfektansia yang memuat cara-cara penggunaannya dan
komposisinya.
Obat-obat

yang

digunakan

untuk

membasmi

mikroorganisme (mikroba) yang menyebabkan infeksi pada


SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

manusia, hewan ataupun tumbuhan harus bersifat sangat toksis


terhadap mikroorganisme atau mikroba penyebab penyakit,
tetapi relatif tidak toksis terhadap jasad inang atau hospes.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dilakukannya percobaan ini adalah:
1. Berapa

nilai

konsentrasi

hambat

minimal

(MIC)

dari

desinfektan Nuvo yang diujikan?


2. Berapa nilai koefisien fenol dari antiseptic?
C. Maksud Praktikum
Maksud dilakukannya percobaan ini adalah :
1. Mengetahui dan memahami cara-cara penentuan nilai Minimal
Inhibitory Concentration (MIC) dari suatu antiseptik.
2. Mengetahui dan memahami cara-cara penentuan koefisien
fenol dari suatu desinfektan dan antiseptik.
D. Tujuan Praktikum
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah :
1. Untuk menentukan nilai Minimal Inhibitory Concentration
(MIC) dari desinfektan dan antiseptic yaitu Nuvo.
2. Untuk menentukan nilai koefisien fenol dari hasil pengenceran
sampel antiseptik dengan daya mematikan dari larutan baku
fenol dengan menggunakan bakteri uji Salmonella thyposa.
E. Manfaat Praktikum

SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

Manfaat
mengetahui

dilakukannya
mutu

suatu

percobaan

antiseptik

ini

adalah

dengan

untuk

menggunakan

metode MIC dan koefisien fenol sebagai sumber informasi kepada


masyarakat (konsumen).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Bakterisida bersifat membunuh mikroorganisme ( bakteri ).
Dalam hal ini jumlah mikroorganisme akan berkurang atau
bahkan

habis,

tidak

dapat lagi

melakukan duplikasi

atau

multiplikasi ( berkembang biak ) ( Djide,2003 ).


Bakteriostatik adalah menghambat atau menghentikan
pertumbuhan mikrooorganisme ( bakteri ), fungiostatik yaitu
menghentikan pertumbuhan fungi, sitostatika terhadap kanker.
Dalam keadaan seperti ini jumlah mikroorganisme menjadi
stasioner,

tidak

dapat

lagi

mengadakan

multiplikasi

dan

berkemban biak ( Djide,2003 ).


Kadar minimum yanhg digunakan untuk menghambat
pertumbuhan suatu mikroorganisme disebut Kadar Hambatan
Minimum ( KHM atau MIC ). Anti mikroba dapat meningktkan
aktivitasnya dari bakteriostatik menjadi bakteriosid, apabila

SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

kadar anti mikrobanya ditingkatkan lebih besar dari MIC tersebut


( Djide,2003 ).
Suatu anti mikroba menunjukkan toksisitas yang selektif,
dimana obatnya lebih toksis terhadap mikroorganisme atau
karena obat pada reaksi reaksi biokimia penting dalam sel
parasit lebih unggul daripada pengruhnya terhadap sel hospes.
Disamping itu ada juga struktur sel mikrorganisme berbeda
dengan strukur sel manusia atau hospe, inang ( Djide,2003 ).
Antiseptika adalah zat-zat yang dapat mematikan atau
menghentikan pertumbuhan kuman-kuman setempat di jaringanjaringan hidup, khususnya di atas kulit dan selaput lendir (mulut,
tenggorokan, dan sebagainya). Zat-zat yang terutama digunakan
pada benda-benda tak hidup disebut desinfektansia, yakni obat
yang dapat mencegah infeksi dengan jalan memusnahkan hamahama patogen misalnya alat-alat injeksi dan operasi, lantai, dan
air minum atau kolam renang (klor, karbon, lisol, formalin, dan
sebagainya) (Rahardja, 1978).
Larutan fenol 2 4 % berguna sebagai desinfektansia.
Karbol adalah nama lain dari fenol. Fenol secara umum
merupakan

racun

protoplasma,

pada

kadar

tinggi

akan

mengendapkan protein, sedangkan kadar rendah mendenaturasi


protein-protein tanpa koagulasi (Dwijdosoeputra, 1992).

SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

Zat

pengoksidasi

yang

bernilai

sebagai

antiseptik

tergantung pada pembebasan oksigen. Aktivitas anti bakteri


ditentukan oleh spectrum kerja, cara kerja dan ditentukan pula
oleh konsentrasi minimum untuk inhibisi (MIC) serta potensial
pada MIC. Suatu bakteri terjadi pada kadar rendah tetapi
mempunyai

daya

bunuh

atau

daya

hambat

yang

besar

( wattimena, 1982).
Banyak zat kimia dapat menghambat atau mematikan
mikroorganisme berkisar dari unsur logam berat, seperti perak
dan tembaga sampai kepada molekul organik yang kompleks
seperti persenyawaan ammonium kuartener. Berbagai substansi
tersebut menunjukkan efek antimikrobialnya dalam berbagai
cara dan terhadap berbagai macam mikroorganisme. Efeknya
terhadap permukaan benda atau bahan juga berbeda-beda : ada
yang serasi dan ada yang bersifat merusak. Karena ini dan juga
karena variabel-variabel lain, maka perlu sekali diketahui terlebih
dahulu perilaku suatu bahan kimia setelah digunakan untuk
penerapan praktis-praktis tertentu (Michael, 1986).
B. Uraian Bakteri Uji
1. Staphylococcus aureus (Garrity, 2004)
A. Klasifikasi
Kingdom

: Bacteria

Phylum

: Firmicutes

SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

Class

: Bacili

Ordo

: Bacillales

Family

: Staphylococeaceae

Genus

: Staphylococcus

Spesies

: Staphylococcus aureus

B. Sifat dan Morfologi (wiki_pedia.bacteri.com)


Sel-sel berbentuk bola, berdiameter 0,5 sampai 1,5
mm, terdapat tunggal dan berpasangan, dan secara khas
membelah diri pada lebih dari satu bidang, sehingga
membentuk gerombol yang tak teratur, nonmotil. Tidak
diketahui adanya stadium istirahat. Gram positif.

C. Uraian Bahan
a. Fenol (FI III 1979 : 484)
Nama resmi

: Phenolum

Nama lain

: Fenol

RM/BM

: C6H5OH / 94,11

Rumus Bangun :

SUMARTO
NO

OH

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

Pemerian

: Hablur
hablur;

berbentuk
tidak

jarum

berwarna

atau

massa

atau

merah

jambu, bau khas, kaustik.


Kelarutan

: Larut dalam 12 bagian air ; mudah larut


dalam etanol (95 %) P, dalam kloroform
P, dalam eter P, dalam gliserol P dan
dalam minyak lemak.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat terlindung


dari cahaya, di tempat sejuk.

Khasiat

: Antiseptikum ekstern

Kegunaan

: Sebagai desinfektan

b. Alkohol (Dirjen POM, 65)


Nama resmi

: Aethanolum.

Nama lain

: Etanol/Alkohol.

RM/BM

: C2H5OH/46,07

Pemerian

: Cairan

tak

menguap
khas;

berwarna,

dan

rasa

mudah

panas.

jernih,

mudah

bergerak;

Mudah

bau

terbakar

dengan memberikan nyala biru yang


tidak berasap.
Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat, terlindung


dari cahaya; di tempat sejuk, jauh dari
nyala api.

SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

Kegunaan

: Sebagai antiseptik.

c. Air Suling (Dirjen POM, 96)


Nama resmi

: Aqua destillata

Nama lain

: Aquades, air suling

RM/BM

: H2O/18,02

Pemerian

: Cairan jernih, tidak berbau, tidak berasa


dan tidak mengandung bahan kimia yang
dapat membahayakan tubuh

Kegunaan

: Sebagai pelarut

C. Uraian Sampel
1. Pepsoden Mouth Wash
Komposisi sampel

: Fresh mint 0,2%, zinc sulfat 0,05%,


sodium florida, sorbitol, etanol, amino
acetic

acid,

sodium

lauryl

sackarin Cl 42090, flavor, water.


SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

sulfat,

UJI KOEFISIEN
FENOL

Produksi

: PT Unilever Indonesia

TBK Surabaya
POM CP 130 2500 418
Netto 300 ml
2.NuvoR Hand Sanitizer (Antibacterial Gel)
Komposisi

Triclosan

No. Reg

PD 050120065

No. Batch

0308251

Diproduksi oleh

PT. Lionn Dojaya

Untuk PT. Sayap Mas Utama


Jakarta Indonesia
3.clean
komposisi: surfaktan dan IPA
diproduksi : PT wins surya Surabaya.depkes ri PKD 20302600194

E. Prosedur Praktikum
1. Uji Koefisien Fenol (Menurut Bibiana, 1994 hal. 68-69)
a. Untuk desinfektan
Ambil 2 tabung agar yang telah dicairkan.
Inokulasi masing-masing tabung dengan biakan yang
disediakan.
SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

Tulis nama desinfektan dan nama bakteri pada cawan


petri.
Kocoklah tabung diantara dua telapak tangan, kemudian
tuang kecawan petri. Biarkan agar membeku (10-15
menit).
Ambil cakram kertas dengan pitset, kemudian celupkan
dalam larutan desinfektan yang disediakan. Letakkan
cakram

kertas

pada

permukaan

lempeng

agar.

Perhatikan bahwa jarak antara cakram kertas harus


cukup jauh.
Eramkan dalam lemari pengeram (370C) selama 48 jam.
Bandingkan daya kerja berbagai desinfektan terhadap
kedua bakteri.
b. Untuk Koefisien fenol
hari pertama, encerkan fenol dalam aquadestillata steril
sehingga diperoleh pengenceran 1 : 80, 1 : 90, 1 : 100
dan 1 : 110. masukkan 5 ml dari setiap pengenceran ini
dalam tabung. Beri tanda pengenceran pada setiap
tabung. Inokulasi setiap pengenceran dengan 0,5 ml
kaldu biakan (24 jam) organisme penguji yaitu S.
Aureus.
Encerkan bahan antimikrobial (desinfektan lisol) dengan
aquadestillata steril sehingga diperoleh pengenceran 1 :
SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

100, 1 : 150, 1 : 200, 1 : 250, 1 : 300, 1 : 350, 1 : 400,


1 : 450, 1 : 500. Masukkan 5 ml dari setiap pengenceran
kedalam tabung. Beri tanda pengenceran pada tabung.
Inokulasi setiap tabung pengenceran dengan 0,5 ml
kaldu biakan S. aureus berumur 24 jam. Inkubasikan
pada suhu 200C.
Dalam rentang waktu 5, 10, dan 15 menit pindahkan
satu mata ose dari tabung pengecer ini ke kaldu TSB
yang steril. Kocok baik-baik tabung yang berisi biakan
ini. Inkubasikan kaldu selama 24-48 jam pada suhu
350C. Pemindahan satu mata ose berlaku lagi tabung
pengenceran yang berisi fenol maupun desinfektan.
Hari kedua dan hari ketiga, kocok tabung baik-baik.
Tentukan

tabung

pengenceran

yang

menunjukkan

pertumbuhan (+) dan tabung pengenceran yang tidak


menunjukkan pertumbuhan (-). Hasil disajikan dalam
bentuk tabel.
Tentukan nilai koefisien fenol.
2. Uji MIC (Menurut Bibiana, 1994 hal. 125)
1. Pipet 10 ml sampel air dalam 5 tabung lauryl tryptose broth
kosentrasi 2x.
2. inokulasi LTB dengan biakan E.coli. biakan ini merupakan
kontrol positif.
SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

3. inkubasi deretan tabung ini pada suhu 350C selama 48 jam.

BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A.
Alat-alat

yang

Alat yang Dipakai


dipakai

pada

saat

praktikum

adalah:

autoklaf, bunsen, botol steril, erlenmeyer, inkubator, karet


gelang, korek api, ose bulat, oven, rak tabung, spoit 1 ml, spoit 5
ml, stopwatch, dan tabung reaksi.
B.

Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah:


air es / air dingin, air steril, alkohol, biakan Salmonella thyposa,
fenol 5 %, kapas,kling, kertas pembungkus, kertas label, medium
NB (Nutrient Broth), Nuvo, portex,pepsodent mount wash dan
tissue.
C. Cara Kerja
1. Penyiapan Bahan Praktikum
a. Penyiapan bahan praktikum

SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

Disiapkan alat yang digunakan kemudian siapkan


bahan berupa antiseptic yang digunakan. Ditimbang semua
bahan yang akan digunakan pada pembuatan medium.
b. Pembuatan larutan baku fenol 5%
Disiapkan alat dan bahan, ditimbang fenol sebanyak
5 ml, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml,
lalu

ditambahkan air suling steril ke dalam labu hingga

tanda kemudian dihomogenkan


c. Pembuatan larutan uji baku fenol
Disiapkan

Alat

dan

bahan

kemudin

dibuat

pengenceran baku fenol dalam tabung reaksi dengan


perbandingan 1 : 80, 1 : 90, dan 1 : 100.
d. Pembuatan medium NB
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Kemudian masukkan pepton ke dalam Erlenmeyer sambil
dilarutkan dengan beberapa ml aquadest, lalu dimasukkan
ekstrakk beef ke dalamnya dan diaduk hingga merata
seluruhya. Setelah larut keseluruhannya, diaddkan dengan
aquadest sebanyak 250 ml.
e. Pembuatan pengenceran larutan
Disiapkan alat dan bahan.

Kemudian

dibuat

pengenceran Nuvo dengan konsentrasi 1:80, 1:90, 1:100


f. Penyiapan bakteri uji
Peremajaan bakteri uji

SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

Diambil 1 ose stok bakteri Salmonella thyposa


dan diinkubasi dalam medium miring Nutrient Agar

selama 1x24 jam pada suhu

37

C.

Pembuatan suspense bakteri


Diambil 1 ose dari hasil Salmonella thyposa lalu
disuspensi

menggunakan

NaCl

fenol

0,5%

untuk

membuat suspensi bakteri 25%T dengan menggunakan


spektro pada panjang gelombang 580 nm untuk bakteri

setara dengan

108

sel
ml

(standar MC Farland).

2. Pengujian sampel
1. Penentuan nilai MIC (Minimum Inhibitory Concentration)
Alat dan bahan disiapkan. Pengerjaan dilakukan
secara aseptis. Ke dalam 9 tabung reaksi masing masing
diisi dengan medium NB (nutrient Broth) dan dipipet 5 ml
dari pengenceran 1:20, dimasukkan kedalam tabung reaksi
kedua yang telah diisi 5 ml medium NB (Nutrient Broth),
kemudian dipipet 5 ml dari pengenceran 1:40 (tabung
kedua), dimasukkan ke dalam tabung reaksi ketiga yang
telah diisi

5 ml medium NB (Nutrient Broth),dicampur

hingga homogen (pengenceran 1:80). Dilakukan hal yang


sama

SUMARTO
NO

seperti

diatas

hingga

diperoleh

pengenceran

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

1:10240. Dari tabung 1:10240 dipipet 5 ml kemudian


dibuang. Kontrol dibuat dengan cara sampel dimasukkan
ke

dalam

tabung

yang

telah

berisi

ml

medium

NB(Nutrient Broth), lalu dicampur hingga homogeny dan


ditambahkan 0,02 ml suspensi bakteri Staphylococcus
aureus kedalam tiap tiap tabung pengenceran kecual
untuk tabung control, lalu diinkubasi semua tabung pada
suhu 37oC selama 1 x 24 jam dalam incubator. Setelah itu
diamati perubahan pada tiap tabung pengenceran,jika
terdapat kekeruhan dilakukan uji lanjutan pada medium
agar cawan

2. Cara Kerja Uji Koefisien Fenol


Pengerjaan Sampel Uji
Alat dan bahan disiapkan. Dipipet 1 ml sampel
Nuvo kemudian dimasukkan kedalam botol pengencer
yang berisi 9 ml aquades steril. Nilai MIC dari Nuvo
ditentukan yaitu

1:160 , dan dibuat 5 pengenceran

Nuvo dengan perbedaan masing-masing kosentrasi 1:10


dan nilai MIC diletakkan pada pengenceran kedua yaitu
1 : 160. Tabung yang berisi pengenceran Nuvo dan

SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

bakteri direndam dalam air es sekitar suhu 5-10C.


Selang tiap 30 detik dimasukkan 0,2 ml biakan 24 jam
bakteri

uji

ke

dalam

desinfektansia, dimulai

masing-masing

dari pengenceran

tabung
terendah

sampai tinggi.(Penanaman memerlukan waktu 2 menit


dan istirahat 3 menit). Setelah istirahat 3 detik maka
dilanjutkan pada deret kedua, pindahkan 1 ose bulat
dari tabung pengenceran 1 ke tabung 1 pengukuran 5
menit dan 30 detik kemudian dipindahkan 1 ose dari
pengenceran ke dua ke tabung 2 pengukuran 5 menit.
Dilakukan hal yang sama untuk pengenceran 3-5 pada
masing-masing tabung 3-5 pada pengukuran 5 menit.
Istirahat 3 menit. Diulangi perlakuan diatas pada deret
3 dan 4 (untuk kontak 10 dan 15 menit). Diinkubasi
tabung-tabung perlakuan 5,10 dan 15 menit dalam
inkubator selama 1 x 24 jam pada suhu 37C. Dihitung
koefisien fenol desinfektan tersebut.
Pengerjaan fenol
Disiapkan alat dan bahan. Dibuat 3 pengenceran
dari larutan fenol 5 %

yaitu 1:80, 1:90, dan 1:100.

Tabung yang berisi pengenceran fenol direndam dalam


air es 5-10 C. Selang tiap 30 detik dimasukkan 0,2 ml
biakan 24 jam bakteri uji ke dalam masing-masing
SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

tabung

desinfektansia,

dimulai

dari

pengenceran

terendah sampai tinggi.(Penanaman memerlukan waktu


1 menit dan istirahat 4 menit). Setelah istirahat 5 menit
maka dilanjutkan pada deret kedua, pindahkan 1 ose
bulat

dari

pengukuran

tabung
5

pengenceran

menit,

lalu

30

ketabung

detik

kemudian

dipindahkan 1 ose dari pengenceran ke dua ke tabung 2


pengukuran 5 menit. Dilakukan hal yang sama untuk
pengenceran 3 pada tabung 3 pada (penanaman
membutuhkan waktu 1 menit dan istirahat 4 menit).
Diulangi perlakuan diatas pada deret 3 dan 4 (untuk
kontak 10 dan 15 menit). Diinkubasi tabung-tabung
perlakuan 5,10 dan 15 menit dalam inkubator selama 1
x 24 jam

pada suhu 37C. Dihitung koefisien fenol

antiseptik tersebut.

BAB IV
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

A. Hasil praktikum
A.1. Gambar Praktikum
Gambar Uji MIC
LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan :
1. Kapas
2. Tabung Reaksi

3. Medium NB

Medium : NB
Sampel : Bayclen 1:20, 1:40,
1:80, 1:160, dan 1:320

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Keterangan :
1
2

3
SUMARTO
NO
Medium : NB
Sampel : Bayclen 1:640, 1:1280,
1:2560, 1:5120, dan 1:10240

1. Kapas
2. Tabung Reaksi
3. Medium NB
ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

Gambar Koefisien Fenol


Sampel Uji
Keterangan :

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

1. Kapas
2. Tabung Reaksi

3. Aquadest + sampel

+ bakteri
3

Deret I
Sampel : Bayclen konsentrasi
1:150, 1:160, 1:170, 1:180, dan
1:190

Keterangan :

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

1. Kapas
1

2. Tabung Reaksi
3. Medium NB

2
3

SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

Deret II
Sampel : Bayclen konsentrasi
1:150, 1:160, 1:170, 1:180, dan
1:190

UJI KOEFISIEN
FENOL

Keterangan :

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

1. Kapas
2. Tabung Reaksi

3. Medium NB

Deret III
Sampel : Bayclen konsentrasi
1:150, 1:160, 1:170, 1:180, dan
1:190

Keterangan :

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

1. Kapas
2. Tabung Reaksi

3. Medium NB

2
3

SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

Deret IV
Sampel : Bayclen konsentrasi
1:150, 1:160, 1:170, 1:180, dan
1:190

UJI KOEFISIEN
FENOL

Fenol Baku
Keterangan :

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

1. Kapas
2. Tabung Reaksi
2

3. Fenol + bakteri

4. Medium NB

5. Deret I
6. Deret II

Deret I dan Deret II


Fenol Baku konsentrasi 1:80,
1:90, dan 1:100

Keterangan :
1. Kapas

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2. Tabung Reaksi
1

3. Medium NB

4. Deret III

5. Deret IV
SUMARTO
NO

ANDI NURSING
5
S.Farm
Deret III dan deret IV
Fenol Baku konsentrasi 1:80,
1:90, dan 1:100
4

UJI KOEFISIEN
FENOL

1. Tabel Pengamatan
a. Uji MIC
N

Pengence

Kelompo

Kelompo

Kelompo

Kelompo

O
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

ran
1 : 20
1 : 40
1 : 80
1 : 160
1 : 320
1 : 640
1 : 1280
1 : 2560

kI
+
-

k II
+
+
+
+
-

k III
+
+
+
+
+
+
+
-

k IV
+
-

SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

9.
10

1 : 5120
1 : 10240

b. Uji Koefisien Fenol


1. Sampel Uji
Kelompok I (Pepsodent mouthwash)
N

Pengenceran

o
1.
2.
3.
4.
5.

1 : 80
1 : 90
1 : 100
1 : 660
1 : 670

Hasil Pengamatan Lama


Waktu Kontak
5 menit 10 menit 15
+
-

menit
+
+
-

Kelompok II (nuvo)
N

Pengenceran

o
1.
2.
3.
4.
5.
SUMARTO
NO

1 : 60
1 : 160
1 : 260
1 : 360
1 : 460

Hasil Pengamatan Lama


Waktu Kontak
5 menit 10 menit 15
ANDI NURSING
S.Farm

menit
-

UJI KOEFISIEN
FENOL

Kelompok III (portex)


N

Pengenceran

o
1.
2.
3.
4.
5.

1
1
1
1
1

:
:
:
:
:

1080
1280
1480
1680
1880

Hasil Pengamatan Lama


Waktu Kontak
5 menit 10 menit 15
-

menit
+
+
-

Kelompok IV (cling)
N

Pengenceran

o
1.
2.
3.
4.
5.

1 : 10
1 :20
1 : 30
1 : 40
1 : 50

Hasil Pengamatan Lama


Waktu Kontak
5 menit 10 menit 15
+
-

menit
-

2. Fenol Baku
Kelompok I
N

Pengenceran

Hasil Pengamatan Lama

1 : 80

Waktu Kontak
5 menit 10 menit 15 menit
+
+

o
1.
SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

2.
3.

1 : 90
1 : 100

+
-

Kelompok II
N

Pengenceran

o
1.
2.
3.

1 : 80
1 : 90
1 : 100

Hasil Pengamatan Lama


Waktu Kontak
5 menit 10 menit 15
+
+
+
+
-

menit
-

Kelompok III
N

Pengenceran

o
1.
2.
3.

1 : 80
1 : 90
1 : 100

Hasil Pengamatan Lama


Waktu Kontak
5 menit 10 menit 15
+

menit
-

Kelompok IV
N

Pengenceran

o
1.
2.
3.

1 : 80
1 : 90
1 : 100

Hasil Pengamatan Lama


Waktu Kontak
5 menit 10 menit 15
-

Keterangan : (+) = Tidak tumbuh MO (jernih)


(-) = Tumubh MO (keruh)
B. Pembahasan

SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

menit
-

UJI KOEFISIEN
FENOL

Antiseptik

adalah

zat

kimia

yang

digunakan

untuk

mencegah pertumbuhan atau aktivitas mikroba baik dengan cara


menghambat atau membunuh, digunakan pada organisme atau
jaringan hidup. Sedangkan desinfektan hanya digunakan untuk
benda-benda mati.
Mekanisme fenol sebagai desinfektan yaitu senyawa fenol
berinteraksi dengan sel bakteri melalui proses adsorpsi yang
melibatkan ikatan hydrogen. Pada kadar rendah terbentuk
kompleks protein fenol dengan ikatan yang lemah dan segera
mengalami peruraian, diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan
menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein. Pada kadar
tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein sel dan membran
sitoplasma mengalami lisis. Fenol telah lama digunakan untuk
standar pembanding bagi desinfektan lain untuk mengevalasi
aktivitas bakterisidal. Namun sifat mendenaturasi proteinnya
juga berlaku untuk jarinan manusia, fenol jarang digunakan lagi
sebagai antiseptikum kulit. Dalam kadar 0,01 1%, fenol bersifat
bakteriostatik. Larutan 1,3% bersifat fungisid, berguna untuk
sterilisasi alat-alat kedokteran. Konsentrasi yang efektif sebagai
bakterisisd adalah 1 5%, sehingga pada percobaan ini
digunakan larutan baku fenol 5%, karena fenol 5% dianggap
telah mampu membunuh bakteri dengan konsentrasi tersebut
tetapi tidak cukup toksik bagi pemakaianya (manusia) .
SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

Salah satu cara untuk mengevaluasi prosuk antiseptik atau


desinfektan adalah dengan metode koefesien fenol. Metode ini
digunakan untuk membandingkan aktivitas suatu produk dengan
daya bunuh fenol pada kondisi sama.
Koefisien fenol adalah pengenceran tertinggi desinfektan
ataupun antiseptik yang mematikan di mana dapat membunuh
mikroba dalam waktu 10 menit tetapi tidak dalam masa kontak 5
menit

per larutan fenol pada

kondisi yang sama.

Suatu

desinfektansia atau antiseptik yang baik adalah mempunyai daya


mematikan atau merusak mikroba. Dan untuk mengetahui daya
mematikan tersebut biasanya distandarkan dengan larutan baku
fenol. Sebagai suatu desinfektan standar, fenol memiliki aktivitas
antimukroba dengan mekanisme utama mendenaturasi protein
mikroba. Dengan terdenaturasinya protein sel bakteri maka
permeabilitas

dari

membran

sel

bakteri

akan

mengalami

kerusakan sehingga menyebabkan bakteri tersebut mati.


Pada praktikum ini digunakan fenol 5% sebagai standar
pembanding sebab konsentrasi fenol yang efektif sebagai
bakterisid yaitu antara 1-5% dan pada saat itu sifat kaustik fenol
untuk kulit manusia masih bisa dihindari. Selain itu fenol
merupakan desinfektan baku yang paling utama ditemukan.
Bakteri uji yang digunakan adalah Staphylococcus aureus
karena bakteri ini merupakan salah satu flora normal kulit yang
SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

bersifat pathogen jika jumlahnya berlebihan. Selain itu termasuk


dalam jenis bakteri gram positif yang memiliki dinding sel yang
mengandung dua komponen utama: peptidoglikan serta asam
tekoat yang berkaitan dengannya. Kemoorganotrof. Metabolisme
dengan respirasi dan fermentatif. Anaerob fakultatif, tumbuh leih
cepat dan lebih banyak dalam keadaan aerobik. Suhu optimum
35 400o C. Terutama berasosiasi dengan kulit, dan selaput
lendir hewan berdarah panas. Pertumbuhan pada medium agar
abudant, dan koloninya buram tidak tembus cahaya, smooth dan
berkilauan dalam penampakannya.
Secara
memerlukan

umum
lama

suatu

desinfektan

kontak

tertentu

atau

untuk

antiseptik
membunuh

mikroorganisme dimana makin besar lama kontaknya dengan


bakteri maka makin besar kemampuannya untuk membunuh.
Secara teoritik, waktu 10 menit sudah mampu membunuh sel
vegetatif bakteri, tapi spora tidak terbunuh.

Jadi digunakan

waktu 5, 10 dan 15 menit. Waktu 15 menit digunakan untuk


mengantisipasi faktor kesalahan.
Pada

percobaan

ini

digunakan

medium

NB

yang

merupakan medium cair karena sifat pertumbuhan bakteri pada


bagian permukaan, di bawah permukaan dan dasar tabung dapat
terlihat dengan jelas pada media cair. Pada lapisan permukaan
dapat terlihat berbagai macam pertumbuhan. Pada beberapa
SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

mikriba terlihat pembentkan partikel yang tebal pada lapisan


permukaan.

Di

bawah

lapisan

permukaan

dapat

terlihat

pertumbuhan yang keruh, bergranula atau flokulen, sedangkan


pada bagian dasar kadang kala terlihat sediment. Sedimen dapat
berupa granula, kental atau terdiri dari partikel yang besar. Untuk
menentukan sifat pertumbuhan tabung dikocok terlebih dahulu,
makin keruh berarti makin subur pertumbuhannya sedangkan
tabung yang berisi konsentrasi desinfektan yang masih mampu
mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme
patogen terlihat tetap bening.
Pada percobaan ini digunakan bakteri Salmonella thyposa
sebab bakteri ini menurut literature digunakan dalam pengujian
aktivitas suatu d;esinfektan. Sedangkan sampel yang digunakan
merupakan

desinfektan

yaitu

pembasmi

mikroorganisme

terutama pada benda mati.


Dilakukan pengenceran dari 1 : 20 hingga 1 : 10240 pada
desinfektan

yang

diuji

untuk

meminimalkan

jumlah

mikroorganisme dan juga untuk mengetahui sampai mana batas


pengenceran terkecil sampel dapat menghambat sehingga hasil
yang diperoleh maksimal, untuk mendapatkan jumlah mikroba
yang masuk dalam range dan untuk mengatur pH dari medium
agar mikroba yang dapat tumbuh dengan maksimal.

SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

Nilai MIC diletakkan pada tabung ke 2 deret 1 pada


percobaan koefisien fenol, dimaksudkan untik melihat daya
hambat konsentrasi desinfektan diatas nilai MIC sedangkan pada
tabung 1 deret 1 yang berisi sampel dan suspensi biakan
mikroba direndam dalam wadah berisi es, berfungsi untuk
menjaga pertumbuhan mikroba yang dipengaruhi oleh suhu.
Pendinginan denggan mengggunakan es batu pada percobaaan
ini

yaitu

dimaksudkan

mikroorganisme, atau

untuk

menahan

laju

pembiakan

sesuai dengan yang kita inginkan agar

mikroorganisme tersebut pertumbuhannya tetap atau konstan.


Dari hasil pengamatan yang dilakukan, pada uji MIC untuk
sampel Nuvo menunjukkan hasil positif atau tidak menunjukkan
pertumbuhan mikroba pada pengenceran 1:20, 1:40, 1:80, dan
1:160, sedangkan hasil negative ditunjukkan pada pengenceran
1:320, 1:640, 1:1280, 1:2560, 1:5120, dan 1:10240.
Pada pengamatan koefisien fenol digunakan pengenceran
1:160 sebagai pengenceran terkecil, dan untuk sampel uji
menunjukkan

hasil

negative

atau

tidak

terjadi

hambatan

pertumbuhan pada semua tabung di kontak 5, 10, dan 15 menit.


Sedangkan untuk uji fenol baku menunjukkan hasil positif atau
hambatan pertumbuhan hanya terjadi pada menit
pengenceran

1:90,

dan

untuk

yang

lainnya

ke 10 di

tidak

hambatan atau negative.


SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

terjadi

UJI KOEFISIEN
FENOL

Adapun beberapa persyaratan hasil dari uji koefisienfenol


adalah :

Jika diperoleh koefisien fenol lebih kecil dari 0,005 maka


contoh yang diperiksa bukan termasuk antiseptic maupun

desinfektan.
Jika diperoleh koefisien fenol kurang dari 1 berarti bahan
tersebut adalah sama atau kurang efektif daripada fenol. Dan
jika diperoleh koefisien fenol lebih besar daripada 1 berarti
bahan kimia tersebut lebih efektif dari fenol dibawah kondisi

test yang sama.


Jika koefisien fenol yang diperoleh dikalikan dengan factor 20
menghasilkan angka yang lebih kecil dari angka pengenceran
yang tertera pada etiket maka pengenceran antiseptic atau

desinfektan tidak memenuhi syarat.


Jika koefisien fenol yang diperoleh dikalikan dengan factor 20
menghasilkan angka sesuai dengan angka pengenceran yang
tertera pada etiket, maka pengenceran antiseptic atau
desinfektan memenuhi syarat.
Setelah

melakukan

pengujian

inii

maka

kita

dapat

menghitung nilai KF dari sampel desinfektan Bayclen, tetapi hasil


yang di dapat dalam pengujian ini, Bayclen tidak dapat
menumbuhkan bakteri sesuai dengan pengujian yang dilakukan
di laboratorium.

SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil yang


diperoleh

antara

lain

pengerjaan

yang

kurang

aseptis,

ketidaktelitian praktikan dalam pembuatan pengenceran dan


pengamatan hasil percobaan serta faktor-faktor lain yang secara
tidak langsung mempengaruhi hasil percobaan.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan kali ini, saya dapat menyimpulkan
bahwa
1. Nilai MIC (Minimum Inhibitor Concentration) untuk
Nuvo adalah 1:160.
2. Dari hasil pengamatan pada uji koefisien fenol
sampel desinfektan Nuvo nilai KF tidak dihitung
dikarenakan pada pengujian yang diperoleh tidak ada
yang mematikan bakteri pada kontak 10
B. Saran

SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

Sebaiknya kesalahan yang adaa pada saat praktikum di


minimalkan.

DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM., (1979), Materia Medika Indonesia, Jilid I,


Depkes RI, Jakarta

Djidje, M.N., Sartini., (2003), Instrumentasi Mikrobiologi


Farmasi, Laboratorium Mikrobiologi Farmasi, Jurusan
Farmasi, F. MIPA, UNHAs, Makassar

Djiwoseputro, D., (1989), Dasar-Dasar Mikrobiologi, Penerbit


Djambatan, Malang
SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

Hadioetomo, S. R., (1990), Mikrobiologi Dasar dan Praktek,


PT. Gramedia, Jakarta

Pelczar, M.J., Chan, E.C.S., (1988), Dasar-Dasar Mikrobiologi ,


UI-Press, Jakarta

Tjay, T.H., Rahardja, K., (1978), Obat-Obat Penting, Jakarta

Wattimena, J.R., (1982), Farmakodinamik dan Terapi


Antibiotik, Gadjag Mada University Press, Yogyakarta,
48, 62

LAMPIRAN
SKEMA KERJA
MINIMUM INHIBITORY CONCENTRATION ( M I C )
0,02 ml

SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

Biakan
bakteri
0,5 ml
5 ml

Sampel

5 ml

5 ml

5 ml

5 ml

5 ml

5 ml

5 ml

9,5 ml
5 ml 5 ml
5 ml 5 ml
5 ml 5 ml
5 ml
1 : 20 1 : 40 1 : 80 1 : 160 1 : 320 1 : 640 1 : 1280 1 : 2560

Diinkubasikan 1 x 24 jam pada suhu 37 o C

Pengamatan

Skema Kerja Uji Koefisien Fenol

Susp. biakan 0,02 ml

Suhu
dingin
sampel
SUMARTO
NO

5-10C
ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

1:200 5 ml aquadest 5 ml aquades


aquade
1: 150
1:160

Deret 5 menit

30

5 ml NB

30
5 ml NB

5 ml aquades
1: 170

30
5ml NB

5 ml aquadest

1:180

1:190

30
5 ml NB

5 ml

istrahat
3 menit
5 ml NB

1 ose

Deret 10menit

30

5 ml NB

Deret 15 menit
5 ml NB

30
5 ml NB

30

30
5 ml NB

30
5ml NB

30
5ml NB

30
5 ml NB

istrahat
3 menit
5 ml NB

30
5 ml NB

5 ml NB

Baku Fenol

Susp. biakan 0,02 ml

SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

Suhu
dingin
5 ml aquadest
1: 80

Deret 5 menit

5-10C
5 ml aquades

5 ml aquades
1:90

30
5 ml NB

1:100

30
5 ml NB

istirahat
4 menit
5ml NB

1 ose

Deret 10menit

30
5ml NB

Deret 15 menit

30
5 ml NB

30
5ml NB

istrahat
4 menit
5 ml NB

30
5 ml NB

5 ml NB

B. Perhitungan Koefisien Fenol


Rumus Koefisien Fenol :
Pengenceran desinfektan yang dapat mematikan pada 10 dan tidak
mematikan pada 5
Koefisien Fenol =
Pengenceran Fenol yang dapat mematikan pada 10 dan tidak
mematikan pada 5

SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

Diketahui :

Pengenceran desinfektan = 1 : 670


(dapat mematikan pada 10 dan tidak mematikan 5)
Pengenceran Fenol = 1 : 90
(dapat mematikan pada 10 dan tidak mematikan pada 5)

Perhitungan :
Koefisien fenol

1 : 670
1 : 90

= 7,44
Jadi, berdasarkan syarat koefisien fenol yaitu 7,44 > 0,005 memenuhi syarat sebagai
desinfektan.
Sampel Uji Desinfektan
Pengenceran 1 : 150 =

x
5
x
200

1
40

1
= 150

X = 1,33 ml
x
1
Pengenceran 1 : 160 = 5 . 40
x
200

1
160

1
170

1
= 170

X = 1,17 ml
x
1
Pengenceran 1 : 180 = 5 . 40

SUMARTO
NO

1
= 160

X = 1,25 ml
x
1
Pengenceran 1 : 170 = 5 . 40
x
200

1
150

1
180

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

x
200

1
= 180

X = 1,11 ml
x
1
Pengenceran 1 : 190 = 5 . 40
x
200

1
190

1
= 190

X = 1,05 ml
Fenol Baku
Pengenceran 1 : 80 =

x
5

1
20

x
100

1
90

1
80

X = 1,25 ml
x
1
Pengenceran 1 : 90 = 5 . 20
x
100

1
80

1
90

X = 1,11 ml
x
1
Pengenceran 1 : 100 = 5 . 20
x
100

1
100

1
100

X = 1 ml

Komposisi Medium
1. Nutrien Broth (NB)
Pepton

5,0 g

Ekstrak daging sapi

3,0 g

Aquadest

1000 ml

SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

UJI KOEFISIEN
FENOL

SUMARTO
NO

ANDI NURSING
S.Farm

Anda mungkin juga menyukai