Anda di halaman 1dari 10

Sumber Protein Potensial Untuk Mendukung Asupan Gizi Ibu Hamil dan

Menyusui
Potential Source of Protein Intake to Support Maternal Nutrition and
Breastfeeding
Eka Haris Prastiwi (141), Nuril Faizah (142), Radita Miftachul Ullum (171)
Program Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
Jl. Tlogomas 246 Malang Telp 464318

Abstract
Nutrition and pregnant and lactating women is an important thing that must be
met during the pregnancy progresses. The risk of fetal well being conceived and
expectant mothers will be reduced if pregnant women get nutrition and balanced
nutrition. Therefore, pregnant women and lactating families must pay attention to
the nutritional regulation regarding a healthy diet. While protein intake should also
be considered, the protein is composed of amino acids which can be obtained
from animals and plants. Breastfeeding mothers consume proteins from these
two sources, to obtain a complete intake and intact. Ideally comparison of
vegetable and animal protein consumption should be balanced.
Key words : Nutrition, nutrsi, protein intake, pregnancy, pregnant women and
lactating

Abstrak
Gizi dan Nutrisi ibu hamil dan menyusui merupakan hal penting yang harus
dipenuhi selama kehamilan berlangsung. Resiko akan kesehatan janin yang
sedang dikandung dan ibu yang mengandung akan berkurang jika ibu hamil
mendapatkan gizi dan nutrisi yang seimbang. Oleh karena itu, keluarga ibu hamil
dan menyusui haruslah memperhatikan pengaturan gizi mengenai pola makan
yang sehat. Sedangkan asupan protein juga harus diperhatikan, protein tersusun
atas berbagai asam amino yang dapat diperoleh dari hewan dan tumbuhan. Ibu
menyusui mengonsumsi protein dari kedua sumber tersebut, untuk memperoleh
asupan yang lengkap dan utuh. Idealnya perbandingan konsumsi protein nabati
dan hewani harus seimbang.
Kata-kata kunci: Gizi, nutrisi, asupan protein, kehamilan, ibu hamil dan
menyusui.

Dasar-dasar Ilmu Gizi | Universitas Muhammadiyah Malang

Pendahuluan
Makanan merupakan salah
satu kebutuhan pokok bagi manusia.
Makanan mempunyai fungsi untuk
memelihara tubuh dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan,
mengganti sel-sel dan jaringan tubuh
yang rusak, memperoleh asupan
energi untuk melakukan aktivitas
rutin, mengatur proses metabolisme
dan berbagai keseimbangan air,
mineral, dan cairan tubuh lainnya.
Selain itu, makanan juga berperan
dalam mekanisme pertahanan tubuh
terhadap serangan berbagai macam
penyakit (Notoatmodjo, 2003).
Kualitas
makanan
yang
dikonsumsi oleh ibu hamil maupun
ibu menyusui harus mengandung
gizi yang seimbang agar tidak
mengganggu perkembangan bayi
baik ketika dalam masa kandungan
maupun setelah dilahirkan. Jika ibu
hamil mengkonsumsi makanan yang
rendah baik jumlah maupun mutu
gizinya, akan dapat menyebabkan
penurunan kesehatan pada janin.
Dalam kondisi seperti ini, mula-mula
janin yang ada dalam kandungan
akan mengambil cadangan zat - zat
gizi yang ada dalam tubuh ibunya,
hal tersebut dikhawatirkan dapat
mengganggu kesiapan ibu sewaktu
melahirkan. Selain itu, dikatakan
oleh Hananto, W. (2002), jika ibu
tidak mendapat gizi yang cukup
selama kehamilan, maka bayi yang
dikandungnya kemungkinan akan
menderita kurang gizi sehingga
meskipun sudah cukup bulan, bayi
tersebut akan lahir dengan berat
badan dibawah 2500 gram atau
berat bayi lahir rendah (BBLR).
Kekurangan gizi dan protein
yang diderita oleh seorang ibu hamil
juga dapat menyebabkan produksi
ASI menurun pada saat menyusui.
Hal ini karena pada masa menyusui
kebutuhan zat gizi akan mengalami
peningkatan. Apabila makanan yang

dikonsumsi setiap hari kurang


beraneka ragam maka akan timbul
ketidakseimbangan antara input dan
output zat gizi yang diperlukan untuk
produksi ASI pada masa menyusui.
Dengan mengkonsumsi makanan
sehari-hari yang beraneka ragam
kekurangan zat gizi pada jenis
makanan yang satu akan dilengkapi
oleh keunggulan susunan zat gizi
pada jenis makanan lain, sehingga
diperoleh masukan zat gizi yang
seimbang.
Protein merupakan salah
satu unsur gizi makronutrien yang
penting bagi tubuh, terutama bagi
ibu hamil dan menyusui. Karena
protein berfungsi untuk pertumbuhan
dan perkembangan janin, plasenta
uterus, payudara, serta peningkatan
volume darah ibu. Pada ibu hamil
dianjurkan mengkonsumsi protein
sekitar 2 2,5 gram/kg berat badan.
Sedangkan pada ibu menyusui,
dibutuhkan tambahan protein di atas
normal sebesar 15 - 20 gram/hari.
Oleh karena itu, ibu hamil dan
menyusui sangat dianjurkan untuk
mengkonsumsi
makanan
yang
mengandung zat gizi tinggi, terutama
makanan yang mengandung banyak
protein. Makanan tersebut sangat
berguna untuk memulihkan kondisi
fisik setelah melahirkan serta untuk
meningkatkan produksi ASI yang
cukup dan sehat untuk bayi (Inayati,
2006).
Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
Seorang wanita dewasa yang
tidak hamil, keperluan gizinya hanya
digunakan untuk aktivitas sehari-hari
dalam proses metabolisme tubuh,
aktivitas fisik maupun non fisik, serta
menjaga keseimbangan air, mineral
didalam tubuh. Sedangkan pada
wanita dewasa yang sedang hamil
keperluan gizinya disamping untuk
aktivitas sehari-hari juga diperlukan
energi dan gizi tambahan untuk

Dasar-dasar Ilmu Gizi | Universitas Muhammadiyah Malang

pembentukan jaringan baru, yaitu


janin, plasenta, uterus serta kelenjar
mamae. Kebutuhan yang meningkat
ini untuk mendukung asupan gizi
guna persiapan kelahiran bayi kelak.
Cara makan yang berlebihan harus
dihindari, karena dapat merugikan
calon bayi maupun sang ibu.
Penambahan jumlah zat gizi harus
disesuaikan dengan keperluannya,
kebutuhan lemak pada ibu hamil
tidak perlu dikurangi, apalagi sayursayuran serta buah segar. Sebagai
pedoman dalam pengawasan akan
kecukupan gizi ibu hamil adalah
bagaimana kenaikan pertambahan
berat badan si ibu. Sebagai standard
kebiasaan kenaikan berat badan
pada ibu hamil menurut Committee
on Nutritional (1990) adalah sekitar 7
kg sampai 18 kg. Untuk ibu gemuk
(BMI > 26-29) pertambahan berat
badan sekitar 7kg -11,5 kg. Untuk
ibu normal (BMI 19,8-26) maka
pertambahan 11,5 kg 16 kg. Untuk
ibu kurus (BMI < 19,8) pertambahan
berkisar 12,5 kg 18 kg. Dengan
berpegangan pada nilai ini maka jika
terjadi kelebihan berat badan
dianjurkan untuk segera mengurangi
konsumsi karbohidrat serta makanan
yang banyak mengandung gula.
Pada ibu hamil yang kekurangan gizi
perlu pemberian kalori tambahan
supaya tubuh dapat kembali dalam
keadaan seimbang, meskipun ada
berbagai
literatur
menyebutkan
bahwa ibu hamil kurang gizi, bisa
melahirkan anak tanpa ada kelainan
apapun. Akan tetapi resiko yang
didapat ibu hamil yang kekurangan
gizi akan lebih tinggi saat melahirkan
disbanding ibu hamil dengan kondisi
gizi yang sempurna. Pada ibu hamil
terutama pada pertengahan usia
kandungannya, sering mengalami
pembengkakan pada kakinya. Hal ini
bisa diatasi dengan mengurangi
konsumsi makanan yang banyak
mengandung ion Na dan Cl (Garrow

and James, 1993). Kebutuhan


tambahan gizi pada ibu hamil harus
diperhitungkan,
sehingga
tidak
terjadi kelebihan gizi yang bisa
merugikan untuk calon bayi dan ibu.
Adapun makanan yang sangat
dianjurkan pada masa kehamilan
adalah susu, telur, sayur, buah,
mentega, margarin, serta vitamin,
utamanya vitamin A, D dan C.
Jaminan terbaik dari konsumsi kalori
yang cukup selama kehamilan
adalah peningkatan berat badan
sesuai dengan pertambahan usia
kehamilan, peningkatan berat badan
optimal tergantung pada tinggi
badan si ibu hamil, struktur tulang
dan status gizi sebelum hamil. Pola
peningkatan berat badan juga
penting, pola ideal dari peningkatan
berat badan selama hamil adalah
adanya peningkatan 1 2 kg selama
trimester pertama, diikuti dengan
peningkatan rata-rata 0,4 kg per
minggu selama akhir dua trimester.
Selama trimester kedua pada
umumnya peningkatan berat badan
menandakan adanya peningkatan
volume pada darah, pembesaran
payudara, pembesaran pada uterus
(rahim) serta berhubungan dengan
jaringan dan cairan juga simpanan
lemak ibu hamil (Committee on
Nutritional, 1990). Peningkatan berat
badan yang tidak sesuai (< 1 kg per
bulan) selama trimester dua dan tiga
atau peningkatan berat badan yang
berlebihan (> 3 kg per bulan) harus
dievaluasi dan perlu mendapatkan
konseling nutrisi. Kekurangan atau
kelebihan gizi dan nutrisi dapat
menyebabkan kelainan yang tidak
diinginkan. Kekurangan makanan
bergizi dapat berakibat fatal seperti
menyebabkan anemia, abortus,
partus prematour, insersia uteri,
hemorgia postpartum, puerperalis,
dan sebagainya. Sedangkan makan
secara berlebihan karena ibu hamil
sering salah mengerti dengan arti

Dasar-dasar Ilmu Gizi | Universitas Muhammadiyah Malang

makan untuk dua orang dapat


menyebabkan bayi terlalu besar.
Sebaiknya ibu hamil mengkonsumsi
makanan sesuai dengan kebutuhan
selama kehamilannya. Makanan
tidak perlu yang mahal akan tetapi
mengandung protein baik hewani
maupun nabati. Seperti diketahui
kebutuhan nutrisi selama kehamilan
meningkat. Kita tahu jika kebutuhan
nutrisi tersebut dipergunakan untuk
pertumbuhan janin dan plasenta (ariari), pertambahan volume darah,
pertumbuhan kelenjar susu sebagai
persiapan bagi ibu untuk menyusui
dan metabolisme tubuh yang terus
meningkat.(Committee on Nutrition,
1995; Soetjiningsih, 1995). Makanan
yang diperlukan untuk pertumbuhan
adalah makanan yang mengandung
zat pertumbuhan atau pembangun
yaitu protein, selama itu juga perlu
tambahan vitamin dan mineral untuk
membantu proses pertumbuhan itu.
Sesuai dengan usia pertumbuhan
kehamilan mulai dari trimester
pertama hingga trimester ketiga
banyak keluhan ibu hamil yang
mempengaruhi
keinginan
untuk
makan. Pada kehamilan trimester
pertama umur kehamilan 0-3 bulan
umumnya timbul keluhan-keluhan
seperti rasa mual, ingin muntah,
pusing, selera makan berkurang
sehingga timbul kelemahan dan
malas beraktivitas. Pada saat ini
belum diperlukan tambahan kalori,
protein, mineral serta vitamin yang
berarti karena janin belum tumbuh
dengan pesat dan kebutuhan gizi
dapat disamakan dengan keadaan
sebelum hamil, tetapi yang perlu
diperhatikan adalah bahwa ibu hamil
harus tetap makan agar tidak terjadi
gangguan pada saluran pencernaan,
dan untuk menghindari rasa mual
dan muntah porsi makanan kecil
akan tetapi frekuensi makan sering.
Energi serta gizi pada saat seperti ini
hanya diperlukan untuk memelihara

kesehatan dan mensuplai kebutuhan


gizi janin yang sedang dalam proses
pertumbuhan. Agar kecukupan zatzat gizi terpenuhi dapat diperhatikan
hal - hal seperti berikut:
Makanan hendaknya dipilih yang
mudah dicerna. Buah-buahan
segar dan sayuran hijau biasanya
dapat mengurangi rasa mual.
Porsi makanan sedikit, tetapi
dengan frekuensi sering. Bila
kurang selera makan nasi, dapat
diganti dengan mengkonsumsi
kentang, macaroni, atau jajanan
lain yang bergizi.
Pada kehamilan trimester kedua
mulai dibutuhkan tambahan kalori
untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan janin serta untuk
mempertahankan kesehatan si ibu.
Pada saat ini rasa ingin muntah
sudah berkurang atau tidak ada,
nafsu makan semakin bertambah,
perkembangan janin sangat pesat
bukan saja tubuhnya tetapi juga
susunan saraf otak (kurang lebih
90%). Oleh karena pertumbuhan
janin yang pesat dimana jaringan
otak menjadi perhatian utama maka
ibu hamil memerlukan protein dan
zat gizi lain seperti galaktosa yang
ada pada susu sehingga dianjurkan
untuk minum susu 850 cc per hari.
Yang perlu diperhatikan pada
trimester kedua ini adalah:
Lebih banyak mengkonsumsi
makanan sumber protein (zat
pembangun), agar calon bayi
mengalami pertumbuhan yang
baik. Bahan makanan sumber
protein adalah ikan, daging, telur,
kacang-kacangan
dan
hasil
olahannya seperti tempe, tahu,
dan lain-lain.
Selain zat pembangun, zat-zat
pengatur juga diperlukan. Vitamin
dan mineral merupakan zat
pengatur yang banyak terdapat
pada buah dan sayuran.

Dasar-dasar Ilmu Gizi | Universitas Muhammadiyah Malang

Perlu diperhatikan pula jika ibu


mengalami pembengkakan pada
kaki, dianjurkan untuk konsumsi
makanan yang
mengandung
garam seperti Instansi Noodle,
Margarine, mentega, kecap, dan
lain-lain hendaknya dikurangi.
Trimester ketiga, pada saat ini nafsu
makan sudah baik sekali cenderung
untuk merasa lapar terus menerus
sehingga perlu diperhatikan agar
tidak terjadi kegemukan. Pada masa
ini diperlukan makanan dengan nilai
biologis yang tinggi serta memadai
untuk mencukupi segala nutrisi yang
dibutuhkan. Secara garis besar
makanan pada trimester ketiga
sama dengan makanan pada
trimester kedua, tetapi hendaknya
jangan terlalu banyak, agar ibu
terhindar dari kelebihan berat badan.
Keperluan zat gizi tambahan yang
diperlukan pada kehamilan menurut
risalah Widya Karya Pangan dan
Gizi VI (1998) adalah:
Kalori 2200 + 285 kal
Protein 48 + 12 gr
Ca 500 + 400 mg
Fe 26 + 20 mg
Vit A 500 + 200 RE
Thiamin 1 + 0,2 mg
Riboflavin 1,2 + 0,2 mg
Niacin 9 + 1 mg
Vit C 60 + 10 mgr
Vit D - 5 + 10 g
Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui
Kuantitas makanan untuk ibu
yang sedang menyusui lebih besar
dibanding dengan ibu hamil, akan
tetapi kualitasnya tetap sama. Pada
ibu menyusui dianjurkan agar
mengkonsumsi
makanan
yang
bergizi dan berenergi tinggi, seperti
diisarankan untuk minum susu sapi,
yang bermanfaat untuk mencegah
kerusakan gigi serta tulang. Susu
untuk memenuhi kebutuhan kalsium
dan flour dalam ASI (Air Susu Ibu).
Jika kekurangan unsur ini maka

terjadi pembongkaran dari jaringan


(deposit) dalam tubuh tadi, akibatnya
ibu akan mengalami kerusakan gigi.
Kadar air dalam ASI sekitr 88 gr %.
Maka ibu yang sedang menyusui
dianjurkan untuk minum sebanyak
22,5 liter air sehari, di samping bisa
juga ditambah dengan minum air
buah. Karena dengan minum air
buah/sari buah ini setidaknya
kebutuhan akan air dan vitamin bisa
terpenuhi (Committee on Nutritional,
1990). Ibu yang sedang menyusui
dianjurkan untuk tidak minum
minuman keras, apalagi alkohol.
Demikian pula terhadap obat-obatan
berikut, diuretik (mengurangi cairan
tubuh dan memperkecil produksi ASI
secara tidak langsung), pil anti hamil
(mensupresi produksi ASI) dan lainlain. Kebutuhan gizi tambahan pada
ibu hamil dan menyusui menurut
hasil Widyakarya Nasional Pangan
dan Gizi tahun 1998 adalah:
Menyusui: 0-6 bulan 7-12 bulan
Kalori + 700 kal + 500 kal
Protein + 16 gr + 12 gr
Ca + 400 mg + 400 mg
Fe + 2 mg + 2 mg
Vit A + 350 RE + 300 RE
Thiamin + 0,3 mg + 0,3 mg
Riboflavin + 0,4 mg + 0,3 mg
Niacin + 3 mg + 3 mg
Vit C + 25 mg + 10 mg
Vit D - + 10 g + 10 g
Air Susu Ibu (ASI) dibutuhkan dalam
proses tumbuh kembang bayi.
Kebutuhannya harus tetap terpenuhi
sehingga proses perkembangan bayi
yang sedang berlangsung itu tidak
mengalami hambatan yang berarti.
Dengan makin lengkapnya fasilitas
dengan segala faktor pendukungnya
terutama dalam perawatan postnatal
dan laktasi ini diharapkan bayi yang
sedang tumbuh dan beradaptasi ini
dapat berkembang sesuai dengan
kebutuhannya. Beberapa kelebihan
dan keunggulan ASI (Air Susu Ibu)
adalah:

Dasar-dasar Ilmu Gizi | Universitas Muhammadiyah Malang

ASI bersih
Mengandung immunoglobulin (Ig)
terutama IgA
Mengandung laktoferrin, suatu
ikatan protein dengan zat besi.
Dengan adanya ikatan tersebut
maka bakteri berbahaya dalam
usus tidak dapat berkembang.
Lysosim, suatu enzim dengan
konsentrasi beberapa ribu kali
lebih tinggi dibanding dengan
yang ada pada susu sapi. Enzym
ini akan merusak bakteri yang
berbahaya dan juga berguna
untuk melindungi bayi terhadap
berbagai jenis virus.
Bifidus faktor: suatu nitrogen
Containing Carbohydrat yang
diperlukan oleh suatu bakeri yang
disebut
Lactobacillus
bifidus
untuk pertumbuhannya. Bakteri
ini dominan terhadap bakteri flora
usus dan dapat memproduksi
asam laktat dari Laktose yang
terdapat pada ASI. Asam laktak
ini nantinya akan menghalangi
pertumbuhan bakteri dan parasit,
dan dapat menyebabkan kotoran
(feces) bayi menjadi asam.
Gizi Ibu Hamil dan Menyusui serta
Hubungannya dengan Produksi
ASI
Selama kehamilan ibu hamil
harus mendapat makanan tambahan
setiap harinya, karena akan sangat
besar peranannya dalam mencegah
malnutrisi pada jabang bayi yang
dikandungnya, serta menghindarkan
si bayi dengan berat badan lahir
rendah. Wanita dewasa yang normal
mendapat kenaikan berat badannya
sebesar 10 sampai 12 kg selama
kehamilannya. Setengah dari angka
itu digunakan untuk pertumbuhan
jabang bayi dan plasenta sementara
sebagian lagi untuk mempersiapkan
tubuh sang ibu sehingga mampu
memberikan air susu dengan lancar
dan memuaskan. Demikian juga

selama periode menyusui ibu harus


mendapatkan makanan tambahan
karena selama 6 bulan pertama
sesudah kelahiran, di mana air susu
ibu merupakan sumber makanan
tunggal pertama bagi bayi, jumlah
dan kualitasnya yang dihasilkan
harus tetap cukup sesuai dengan
kebutuhan bayi. Menurut penelitian
WHO mengenai nutrisi selama
kehamilan dan menyusui produksi
ASI yang cukup adalah 850 cc per
hari (Ebrahim, 1978). Berhasil
tidaknya pemberian ASI ini dapat
dinilai dengan mengamati tumbuh
kembang bayi. Pertumbuhan dapat
diamati melalui penimbangan bayi
yang teratur, yang hasilnya dicatat
melalui KMS (Kartu Menuju Sehat).
Kenaikan berat badan sebanyak 800
gr per bulan selama 6 bulan pertama
atau kenaikan berat badan menjadi
2 kali lipat pada akhir bulan kelima,
merupakan tanda pertumbuhan yang
memuaskan. Untuk itu para ibu yang
sedang menyusui bayinya supaya
produksi ASI (Air Susu Ibu) tetap
dapat dipertahankan, maka harus
makan lebih banyak dari biasanya.
Selain energi, maka tambahan
protein dan kalsium dibutuhkan oleh
ibu untuk menambah produksi ASI.
Minum susu 1 gelas atau 2 gelas
sehari sangat dianjurkan.

Protein
Istilah protein berasal dari
kata Yunani proteos, yang berarti
utama atau yang didahulukan.
Kata ini diperkenalkan oleh
seorang ahli kimia Belanda,
Gerardus Mulder (1802-1880),
karena ia berpendapat bahwa
protein adalah zat yang paling
penting dalam setiap organisme
(Almatsier,
2009).
Protein
merupakan komponen penting
atau komponen utama sel hewan
dan manusia. Oleh karena sel itu

Dasar-dasar Ilmu Gizi | Universitas Muhammadiyah Malang

merupakan pembentukan tubuh


kita, maka protein yang terdapat
dalam makanan kita berfungsi
sebagai zat paling utama dalam
pembentukan dan pertumbuhan
tubuh (Poedjiadi, 2009). Protein
adalah komponen dasar dan
utama makanan yang diperlukan
oleh semua makhluk sebagai
bagian dari daging, jaringan kulit,
otot, otak, sel, darah merah,
rambut, dan organ tubuh lainnya
yang dibangun dari protein.
Protein juga mempunyai fungsi
penting yaitu untuk pertumbuhan,
memperbaiki sel tubuh yang
rusak, bahan pembentuk plasma
kelenjar, hormon dan enzim,
cadangan energi, dan menjaga
keseimbangan asam-basa darah
(Sandjaja, dkk, 2009). Bahan
makanan hewani merupakan
sumber protein yang baik, dalam
jumlah maupun mutu, seperti
telur, susu, daging, unggas, ikan,
dan kerang. Sumber protein
nabati adalah kacang kedelai dan
hasilnya, seperti tempe dan tahu,
serta 13 kacang-kacangan lain
(Almatsier, 2009). Kebutuhan
protein umumnya adalah 10-20%
dari energi total (Almatsier, 2011).
Asupan Protein Ibu Hamil
Protein adalah bagian
dari semua sel hidup dan
merupakan bagian terbesar di
tubuh setelah air. Beberapa
enzim,
hormon,
pengangkut
zat-zat gizi dan darah, matriks
intraseluler yaitu protein. Protein
mempunyai fungsi khas yang tidak
dapat digantikan oleh zat lain
yaitu
membangun
serta
memelihara sel-sel dan jaringan

tubuh. Protein juga mempunyai


fungsi sebagai fondasi sel pada
manusia. Protein merupakan zat
pembangun jaringan,membentuk
stuktur
tubuh,
pertumbuhan,
transportasi oksigen, membentuk
sistem kekebalan tubuh. sumber
protein yang baik yaitu berasal
dari protein hewani dan nabati
(Almatsier,
2003). Pada
ibu
hamil
protein berfungsi untuk
pertumbuhan dan perkembangan
janin, plasenta uterus, payudara,
serta peningkatan volume darah
ibu (Cunningham, 2005).
Protein sangat dibutuhkan
pada masa kehamilan untuk
menutupi perkiraan 925 gr protein
yang dideposit dalam janin,
plasenta dan jaringan maternal.
Penambahan protein tiap hari
pada
trimester
berturut-turut
diperkirakan Trimester I 0,6gr,
Trimester II 1,8gr dan Trimester
III
6gr. Penggunaan
protein
adalah = 67-70%, rata-rata
wanita hamil akan membutuhkan
pertambahan 8,5 gr protein/hari
(Pramitha, 2009).
Sebagian besar protein
dianjurkan berasal dari sumber
hewani, misalnya daging susu,
telur, keju, produk ayam dan ikan,
karena makanan-makanan ini
mengandung kombinasi
asam
amino yang optimal. Susu telah
lama dianggap sebagai sumber
nutrisi, terutama protein dan
kalsium yang ideal bagi wanita
hamil (Cunningham, 2005).

Sumber Protein Potensial

Dasar-dasar Ilmu Gizi | Universitas Muhammadiyah Malang

Makanan yang sempurna


mencakup komposisi zat gizi yang
seimbang antaranya karbohidrat
sebagai sumber energi, dan protein
sebagai zat sumber pertumbuhan
badan. Kebutuhan protein nabati
dapat kita peroleh atau dipenuhi
dengan mengonsumsi makanan dari
tumbuh-tumbuhan sedang konsumsi
protein hewani diperoleh dari hewan
ternak yang dipelihara dengan
sehat.
Zat protein yang dibutuhkan
ibu menyusui bisa diperoleh dari
makanan yang banyak mengandung
protein, baik hewani, seperti daging,
sapi, ayam, ikan, seafood, telur, atau
susu dan juga nabati, seperti tahu,
tempe, dan kacang - kacangan. Saat
menyusui, ibu harus mengkonsumsi
protein dua kali dari porsi biasanya.
Misalnya, apabila pada biasanya ibu
mengkonsumsi satu potong lauk
maka saat menyusui ibu harus
mengkonsumsi dua potong lauk.
Susu merupakan sumber
protein dengan mutu yang sangat
tinggi, dengan kadar protein dalam
susu segar 3.5 %, dan mengandung
lemak yang takarannya kira-kira
sama banyaknya dengan protein.
Karena itu, kadar lemak sering
dijadikan sebagai tolok ukur mutu
susu, karena secara tidak langsung
pasti menggambarkan juga kadar
proteinnya. Beberapa jenis sapi
perah, khususnya dari Bos Taurus
misalnya Jersey dan Guernsey
mampu memproduksi susu dengan
kadar lemak mendekati 5 %. Gula
dalam susu disebut laktosa atau
gula susu, kadarnya sekitar 5 - 8 %.
Laktosa memiliki daya kemanisan
sangat rendah, yaitu hanya 16 %
daya kemanisan sukrosa. Laktosa
merupakan senyawa yang banyak
digunakan dalam pembentukan sel
otak, khusunya bagi anak-anak usia
di bawah 7 tahun, agar jumlah

maupun perkembangan sel otaknya


berlangsung dengan normal dan
lancar.
Penutup
Kehamilan adalah suatu
kejadian
yang
hampir
selalu
ditunggu-tunggu. Saat ini pun ibu
pada umumnya sudah mengerti
bagaimana seharusnya ia lebih
menjaga kondisi tubuhnya demi
untuk kelancaran kehamilannya dan
perkembangan jabang bayi dalam
kandungan. Jika sebelumnya ia
makan hanya untuk dirinya sendiri,
kini ia harus mencukupi kebutuhan
gizi untuk janinnya pula. Normalnya,
sang ibu mengalami peningkatan
berat badan selama kehamilan
berlangsung. Kenaikan berat badan
yang optimal akan berdampak baik
pada kehamilan maupun output
persalinannya kelak.
Makanan dengan kandungan
gizi seimbang dapat diperoleh dari
karbohidrat dan lemak sebagai
sumber zat tenaga, protein sebagai
sumber zat pembangun, serta
vitamin dan mineral sebagai zat
pengatur. Sebagai sumber tenaga
yang dapat menghasilkan kalori,
karbohidrat dapat diperoleh dari
serealia, umbi-umbian. Sementara
protein
sebagai
sumber
zat
pembangun dapat diperoleh dari
daging,
ikan,
telur,
kacangkacangan, dan sebagai sumber zat
pengatur, vitamin dan mineral dapat
diperoleh dari buah-buahan dan
sayur-sayuran.
Kajian Islami
Allah memerintahkan kita untuk
memakan makanan yang bukan
cuma halal, tapi juga baik (Halalan
Thoyyiban) supaya tidak dapat
membahayakan tubuh kita. Bahkan
perintah ini disejajarkan dengan
bertaqwa kepada Allah, sebagai

Dasar-dasar Ilmu Gizi | Universitas Muhammadiyah Malang

sebuah perintah yang sangat tegas


dan jelas. Perintah ini ditegaskan
dalam Al Quran, Surat Al-Baqarah :
168

Hai sekalian manusia, makanlah


yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi,dan janganlah
kamu mengikuti langkah-langkah
setan, karena sesungguhnya setan
itu adalah musuh yang nyata
bagimu. (QS. Al-Baqarah: 168)
Halal yang dimaksud halal itu
bukan sekedar halal makanannya,
tetapi juga kepada dari cara dia
mendapatkannya pun juga harus
halal. Jika sumbernya haram seperti
korupsi,
mencuri,
merampok,
menggusur tanah rakyat dengan
harga yang rendah, maka makanan
tersebut yang awalnya halal akan
menjadi haram hukumnya.
Selain halal, makanan juga harus
baik. Meskipun halal namun tidak
baik, hendaknya tidak kita makan. Di
antara kriteria makanan yang baik
adalah :
1.

Bergizi tinggi

2.

Makanan
seimbang

lengkap

dan

3.

Tidak mengandung zat-zat


yang
membahayakan
bagi
kesehatan
kita,
misalnya
kolesterol tinggi atau bisa
memicu asam urat kita.

4.

Alami, didalam makanannya


tidak mengandung berbagai zat
kimia seperti pupuk kimia,
pestisida kimia, pengawet kimia
(misalnya formalin), pewarna
kimia, perasa kimia (misalnya
biang gula/aspartame, MSG,
dsb)

5.

Masih
segar,
tidak
membusuk atau basi sehingga
warna, bau, dan rasanya
berubah

6.

Tidak berlebihan, makanan


sebaik apa pun jika berlebihan,
tidak baik.

Dari situ kita berusaha mendapat


sumber karbohidrat seperti beras
yang sealami mungkin seperti beras
organik yang bebas dari pupuk
kimia,
pestisida
kimia,
dan
sebagainya. Lebih baik lagi jika
bibitnya pun didapat secara alami.
Bukan varian baru yang diberi
radiasi agar jadi bibit unggul yang
bisa panen lebih dari dua kali dalam
setahun.
Lauk pun sebaiknya yang alami.
Bukan ayam atau sapi yang disuntik
hormon agar cepat besar. Karena ini
bisa mengganggu pertumbuhan
anak kita dan tidak sehat bagi tubuh
kita.
Susu sebetulnya yang paling
baik adalah susu unta dan susu
kambing. Ada pun susu sapi, selain
lebih sulit dicerna untuk sebagian
orang bisa menimbulkan alergi
bahkan colic bagi bayi. Susu adalah
makanan yang terbaik. Untuk bayi
hingga usia 2 tahun, namun ASI (Air
Susu Ibu) tetap menjadi asupan

Dasar-dasar Ilmu Gizi | Universitas Muhammadiyah Malang

protein yang terbaik. Seperti yang


dijelaskan dalam Al-Quran, Surat AlMuminun: 21

Notoatmodjo, 2003. Meningkatkan


Kualitas
Pangan.
Jakarta: Media Pustaka.

Poedjiadi, A. 2009. Dasar-dasar


Biokimia. Jakarta: UI-Press.
Dan sesungguhnya pada binatangbinatang ternak, benar terdapat
pelajaran yang penting bagi kamu,
Kami memberi minum kamu dari air
susu yang ada dalam perutnya, dan
(juga) pada binatang-binatang ternak
itu terdapat faedah yang banyak
untuk kamu, dan sebagian dari
padanya kamu makan. (QS. AlMuminun: 21)
Daftar Pustaka
Almatsier S. 2004. Prinsip Dasar
Ilmu
Gizi.
Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar


Ilmu
Gizi.
Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Anonim. 2012. Makanan yang Halal
dan
Baik
(Halalan
Thoyyiban).
http://syiarislam.wordpress.
(diakses pada tanggal 12-03
2014).
Inayati, DA. 2006. Seputar status
gizi ibu menyusui dan
pemberian ASI (Air Susu
Ibu).
www.wrmIndonesia.org
(diakses
pada tanggal
10-03-2014).

Rachmawati, D. T. 2013. Gizi Dan


Nutrisi Pada Ibu Hamil.
http://desytiarachmawati.blog
spot.com/2013/04/makalah
gizi-dan-nutrisi-pada-ibu
hamil.html (diakses pada
tanggal 12-03-2014).
Sandjaja, dkk, 2009. Kamus Gizi
Pelengkap
Kesehatan
Keluarga. Jakarta: Kompas
Penerbit Buku.
Wardana, A. S. 2012. Teknologi
Pengolahan
Susu.
Surakarta:
Universitas
Slamet Riyadi.
WidIyani, R. 2014. Pentingnya
Protein bagi Ibu Menyusui.
http://health.kompas.com/re
ad/2014/01/22/2120454/Penti
ngnya.Protein.Bagi.Ibu.Men
usui. (diakses pada tanggal
12-03-2014).
Wiryo, H. 2002. Peningkatan gizi
bayi, anak, ibu hamil dan
menyusui dengan bahan
makanan lokal. Jakarta :
Sagung Seto.

Dasar-dasar Ilmu Gizi | Universitas Muhammadiyah Malang

10

Anda mungkin juga menyukai