Anda di halaman 1dari 4

Anemia

Anemia adalah gangguan proses dimana laju produksi sel darah merah tidak sepadan dengan laju
destruksi sel darah merah yang mengakibatkan reduksi konsentrasi haemoglobin (Greenberg,
2008). Anemia merupakan suatu keadaan dimana seseorang memiliki kadar hemoglobin (Hb)
dalam darah lebih rendah dari keadaan normal, berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin dan
kehamilan. WHO telah menetapkan kadar normal hemoglobin sebagai berikut: (Masrizal, 2007)
Kelompok

Umur

Hemoglobin

Anak-Anak

6 59 bulan

11,0

5 11 tahun

11,5

12 14 tahun

12,0

Wanita > 15 tahun

12,0

Wanita hamil

11,0

Laki-laki > 15 tahun

13,0

Dewasa

Anemia dapat mengakibatkan menurunnya kemampuan darah dalam mengangkut oksigen.


(Brashers, 2008) Umumnya anemia dibagi menjadi dua bentuk berdasarkan penyebabnya yaitu
kerusakan pembentukan sel darah merah dan kehilangan atau kerusakan sel darah merah
berlebih. (Tambayong, 2000).

Anemia Defisiensi Besi


Defisiensi besi didefinisikan sebagai reduksi dari total besi (Fe) dan habisnya besi yang
tersimpan. Gejala klinis yang paling penting adalah kelelahan yang terus menerus atau
kronis. Gejala ini dapat diikuti dengan klinis tertentu seperti kepucatan konjunctiva, bibir,
dan mukosa oral; kuku yang rapuh dan berbentuk seperti sendok/ spooning, retak dan pecah.
Sedangkan manifestasi oral yang dapat dikenali yaitu glossitis dan stomatitis. Manifestasi
oral pada anemia defisiensi besi pada penelitian terhadap 12 pasien terdiri dari angular
cheilitis (58%), glossitis dengan derajat yang berbeda dari atropi papilla fungiformis dan
filiformis (42%), mukosa oral yang pucat (33%), kandidiasis oral (25%), SAR (8%),
erythematous mucositis (8%), dan burning mouth (8%) selama beberapa bulan (Greenberg,
2008).

Anemia karena Hemolisis


Rentang hidup sel darah merah normal adalah 90 sampai 120 hari. Penyakit hemolitik
menyebabkan anemia jika sumsum tulang tidak mampu mengisi sel darah merah sebelum
waktunya hancur. Anemia hemolitik dapat diwariskan atau diperoleh. Hancurnya sel darah
merah dengan cepat dapat disebabkan oleh salah satu dari tiga mekanisme dasar ini: (1)
defek molekul (hemoglobinopati atau enzymopathy) di dalam sel darah merah, (2) sebuah
kelainan pada struktur membran dan fungsi, atau (3) faktor lingkungan, seperti trauma
1

mekanik atau autoantibodi (Greenberg, 2008).


Gejala Klinis
Dengan penyakit hemolitik akut, tanda-tanda dan gejala tergantung pada mekanisme
hancurnya sel darah merah. Pelepasan hemoglobin menyebabkan terjadi hemolisis
intravaskular yang dapat menyebabkan nyeri punggung akut, terdapatnya hemoglobin di
plasma dan urin, dan gagal ginjal. Pada pasien dengan kronis atau anemia progresif, gejala
tergantung pada usia pasien dan suplai darah ke organ penting. Anemia yang sedang, gejala
dapat berupa kelelahan, kehilangan stamina, sesak napas, takikardia, jaundice, dan
hemoglobinuria. Temuan fisik termasuk penyakit kuning pada kulit dan mukosa,
splenomegali, dan temuan lainnya terkait dengan anemia hemolitik tertentu (Greenberg,
2008).
Manifestasi oral
Tanda-tanda oral menunjukkan anemia hemolitik seperti pucat atau kuning pada mukosa
mulut, parestesia mukosa, dan, bagi mereka dengan kondisi kronis, hiperplastik sumsum
pada mandibula, maksila, dan tulang wajah (Greenberg, 2008).

Anemia berdasarkan perbedaan ukuran sel darah merah (Oehadian,2012) :


a.

Anemia Makrositik
Ukuran sel darah merah bertambah besar yang disebabkan karena
kekurangan vitamin B12, asam folat, gangguan sintesis DNA, dan peningkatan luas
permukaan membran (Masrizal,2007).

b.

Anemia Mikrositik
Ukuran sel darah merah mengecil yang disebabkan karena defisiensi besi, gangguan
sintesis globin dan sintesis heme (Masrizal, 2007).

c.

Anemia Normositik
Ukuran sel darah merah tidak berubah, pada anemia ini disebabkan oleh anemia pada
penyakit ginjal kronik, meningkatnya volume plasma secara berlebihan, kelainan sumsum
tulang, dan rendahnya hormon tropik. (Masrizal, 2007).
Hemoglobinopatis
Hemoglobin dibentuk oleh heme (bagian yang mengandung besi (Fe) dan globin (rantai
asam amino yang membentuk protein)). Hemoglobin normal pada orang dewa HbA (9598%) mengandung 2 rantai alpha dan 2 rantai beta; HbA 2 (2-3%) mengandung 2 rantai
alpha dan 2 rantai delta, dan hemoglobin fetal HbF (hingga 2%) memiliki 2 rantai alpha
dan 2 rantai gamma (Greenberg, 2008).
Hemoglobinopatis terjadi ketika terjadinya mutasi atau delesi pada gen globin yang
mengakibatkan perubahan asam amino yang membuat protein globin, sehingga
menyebabkan bentuk yang abnormal dari hemoglobin (Greenberg, 2008).
2

Sickle Cell Disease/ Sickle Cell Anemia


SCA ditandai dengan adanya mutasi gen hemoglobin, sehingga terjadi penggantian asam
amino sehingga valin yang dikodekan bukan di posisi keenam pada rantai hemoglobin.
Akibatnya, eritrosit yang normalnya berbentuk bikonkaf menjadi berubah secara umum
seperti bentuk bulan sabit, yang mana akan mengurangi plastisitas dan waktu hidup sel
darah merah yang seharusnya norma 120 hari menjadi 14 hari (Greenberg, 2008).
Manifestasi Oral
Pada penelitian kasus terkontrol, orofacial and dental pain tanpa sebab yang jelas
terdeteksi pada 83% pasien SCA, 67% pasien memiliki jaringan tulang yang memburuk,
22% penipisan korteks dan iregular pada mandibular, dan 6 % gigi tanpa riwayat pernah
direstorasi atau trauma menjadi nonvital. Temuan radiografi pada pasien dengan SCA
mencakup pola trabekula (70 %), enamel hypomineralization (24 % ), kalsifikasi kanal (5
%), peningkatan overbite (30-80 %), dan peningkatan overjet (56 %). Pasien mungkin
juga memiliki warna pucat pada mukosa mulut dan erupsi gigi yang tertunda. Lesi
tersebut dikombinasikan dengan nyeri wajah atau perubahan sensorik (Greenberg, 2008).

Gambar 3. Gnathopathy pada seorang dengan sickle cell anemia (Greenberg, 2008).

Thalasemia
Thalasemia merupakan kelompok dari penyakit genetik pada sintesis hemoglobin yang
ditandai dengan kegagalan produksi rantai hemoglobin alpha atau beta (Greenberg,
2008).
Manifestasi Klinis
Pada beberapa jenis thalassemia, seperti Cooleys anemia, tanda dari keparahan anemia
terlihat pada anak usia dini dan dapat berupa kelelahan dan kelemahan, kulit yang pucat
atau kuning/ jaundice, abdomen yang menimbul dengan pembesaran ginjal dan hati, urin
3

berwarna gelap, tulang fasial yang abnormal, dan pertumbuhan yang buruk (Greenberg,
2008).
Manifestasi Oral
Bentuk akar yang runcing dan pendek, taurodonsia, menipisnya lamina dura,
membesarnya ruang sumsum tulang, sempitnya sinus maxillaris, tidak adanya kanal
alveolaris inferior, dan menipisnya korteks mandibular (Greenberg, 2008).

Anemia Karena Menurunnya Produksi Sel Darah Merah


Anemia megaloblastik/ perniosiosa dan defisiensi vitamin B12 (kobalamin)
Anemia megaloblastik atau perniosiosa merupak penyakit autoimun akibat dari
autoantibody yang diatur terhadap faktor intrinsic (zat yang dibutuhkan untuk menyerap
vitamin B12 dari gastrointestinal tract) dan sel sel parietal lambung. Vitamin B 12
penting untuk pembentukan sel darah merah (Greenberg, 2008).
Manifestasi Oral
Burning sensation pada lidah, bibir mukosa bukal, dan mukosa lainnya. Pada lidah dan
mukosa dapat eritema. Juga dysphagia dan gangguan pengecapan (Greenberg, 2008).

Gambar 4. Manifestasi klinis dari defisiensi vit. B12 (Greenberg, 2008).

Greenberg, et all. 2008. Burkets Oral Medicine, 11th ed. India, BC Decker Inc
Masrizal. 2007. Anemia Defisiensi Besi. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 140-145.
Tambayong, J. 2000. Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta, EGC

Anda mungkin juga menyukai