Anda di halaman 1dari 28

CHAPTER 7

LINEAR PROGRAMMING
MODELS: GRAPHIC
KELOMPOK 1 :
RIZKY
PUTRI INDRIYANI (201180064)
DAVID WIRIANTAMA (201180003)
OCA JUNIO EDWIPA (201280020)
IMMANUEL CHRISTIAN (201280044)
ANDI PANDAPOTAN (201280053)
ARMANDO CP (201280068)
ADELLIN SONTRINA SINAMBELA (201380001)
VINA RENATA (201380003)
GABRIEL MARGARETA KRISTALIN (201380004)

Prinsip:
Setiap organisasi berusaha mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sesuai
dengan keterbatasan sumber daya.
Linier Programming:
Teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan
yang berhubungan dengan pengalokasian sumber daya
secara optimal

LINIER PROGRAMMING
suatu model umum yang dapat
digunakan dalam pemecahan
masalah pengalokasian sumbersumber yang terbatas secara optimal.
Masalah tersebut timbul apabila
seseorang diharuskan untuk memilih
atau menentukan tingkat setiap
kegiatan yang akan dilakukannya,
dimana masing-masing kegiatan
membutuhkan sumber yang sama
sedangkan jumlahnya terbatas

Model linier Programming:


Pengertian, Contoh masalah dan Perumusan
model
Metode penyelesaian (grafik dan simpleks)
Interpretasi hasil
Analisis sensistivitas
Penyimpangan-penyimpangan dari bentuk
baku
Model Dualitas
Penyelesaian kasus (Aplikasi paket komputer)

Penerapan: Pengalokasian Sumberdaya

Perbankan : portofolio investasi


Periklanan
Industri manufaktur : penggunaan mesin
kapasitas produksi
Pengaturan komposisi bahan makanan
Distribusi dan pengangkutan
Penugasan karyawan

Bentuk Umum Pemrograman Linear

Bentuk Baku Pemrograman Linear


Bentuk baku dari masalah program linear dengan m
kendala dan n peubah, merupakan bentuk umum
program linear. Keutamaan dari bentuk baku ini adalah:
(a) fungsi tujuan berbentuk maksimum atau minimum,
(b) semua kendala utama digambarkan dalam bentuk
persamaan, (c) semua peubah keputusan tidak negative,
dan (d) nilai ruas kanan setiap kendala tidak negative .
dalam bentuk baku maslah program linear dapat
digambarkan bentuk soal sebagai berikut:

mencari xj, j = 1, , n
yang memenuhi = bi I = 1, , m
atau memaksimumkan atau meminimumkan
Z=
Apabila fungsi tujuan diamaksimumkan maka soal disebut
berpola maksimum , dan bila fungsi tujuan diminimumkan
maka soal disebut berpola minimum.

Karakteristik Persoalan LP:


Ada tujuan yang ingin dicapai
Tersedia beberapa alternatif untuk
mencapai tujuan
Sumberdaya dalam keadaan terbatas
Dapat dirumuskan dalam bentuk
matematika
(persamaan/ketidaksamaan)
Contoh pernyataan ketidaksamaan:
Untuk menghasilkan sejumlah meja dan kursi
secara optimal, total biaya yang dikeluarkan
tidak boleh lebih dari dana yang tersedia.

Pernyataan bersifat normatif

Dalam model LP dikenal 2 (dua)


macam fungsi,
1. Fungsi tujuan adalah fungsi yang
menggambarkan tujuan sasaran di dalam
permasalahan LP yang berkaitan dengan
pengaturan secara optimal sumberdayasumberdaya, untuk memperoleh keuntungan
maksimal atau biaya minimal. Pada umumnya
nilai yang akan dioptimalkan dinyatakan sebagai
Z.
2. Fungsi batasan merupakan bentuk penyajian
secara matematis batasan-batasan kapasitas
yang tersedia yang akan dialokasikan secara
optimal ke berbagai kegiatan.

Asumsi-asumsi Dasar
linier Programming
1. Proportionality
naik turunnya nilai Z dan penggunaan sumber atau
fasilitas yang tersedia akan berubah secara
sebanding (proportional) dengan perubahan tingkat
kegiatan

2. Additivity
nilai tujuan tiap kegiatan tidak saling
mempengaruhi, atau dalam LP dianggap bahwa
kenaikan dari nilai tujuan (Z) yang diakibatkan oleh
kenaikan suatu kegiatan dapat ditambahkan tanpa
mempengaruhi bagian nilai Z yang diperoleh dari

Asumsi-asumsi Dasar
linier Programming
3. Divisibility
keluaran (output) yang dihasilkan oleh setiap
kegiatan dapat berupa bilangan pecahan.
Demikian pula dengan nilai Z yang dihasilkan

4. Deterministic (Certainty)
Asumsi ini menyatakan bahwa semua
parameter yang terdapat dalam model LP (aij,
bi Cj) dapat diperkirakan dengan pasti,
meskipun jarang dengan tepat

Langkah-langkah dalam Perumusan Model LP


1. Definisikan Variabel Keputusan (Decision Variable)
Variabel yang nilainya akan dicari
2. Rumuskan Fungsi Tujuan:
Maksimisasi atau Minimisasi
Tentukan koefisien dari variabel keputusan
3. Rumuskan Fungsi Kendala Sumberdaya:
Tentukan kebutuhan sumber daya untuk
masing-masing peubah keputusan.
Tentukan jumlah ketersediaan sumber daya
sebagai pembatas.
4. Tetapkan kendala non-negatif
Setiap keputusan (kuantitatif) yang diambil

tidak boleh mempunyai nilai negatif.

Beberapa konsep penting dalam


penyelesaian persoalan LP
Extreme points:

Titik-titik sudut daerah kelayakan (feasbile region)


Infeasible Solution:

Tidak ada solusi karena tdk semua kendala terpenuhi.


Unbounded Solution:

Solusi yang disbebabkan karena fungsi tujuan dibuat tanpa


batas dan tdk melanggar funggsi kendala.
Redundancy:

Redundancy terjadi karena adanya kendala yang tdk


mempengaruhi daerah kelayakan.
Alternative optima:

Solusi yang tdk memberikan nilai yang unik, terjadi bila garis
fungsi tujuan berimpit dgn garis salah satu kendala.

CONTOH PERSOALAN DAN


PENYELESAIANNYA
Contoh Maksimisasi: (Persoalan 1)
Loris Bakery menghasilkan 2 macam roti, yaitu roti
A dan Roti B. untuk membuat roti A diperlukan
bahan baku 1 sebanyak 4Kg dan bahan baku 2
sebanyak 2 Kg. sedangkan untuk membuat roti B
diperlukan bahan baku 1 sebanyak 4Kg dan bahan
baku 2 sebanyak 2Kg. jumlah bahan baku I dan
bahan baku II yang di miliki Loris bakery sebanyak
60Kg dan 48Kg. Harga jual roti A Rp 6.000 dan roti
B Rp 8.000. berapa hasil maksimal yang akan
didapatkan perusahaan?

Perumusan persoalan dlm bentuk tabel:


BAHAN
BAKU 1

BAHAN
BAKU 2

HARGA JUAL

ROTI A

4 kg

2 kg

Rp. 6000

ROTI B

2 kg

4 kg

Rp. 8000

Jumlah
Bahan Baku

60

48

Perumusan persoalan dlm bentuk matematika:


Harga Jual: Z = 6000X + 8000Y
Dengan kendala:
4X + 2Y 60
2X + 4Y 48
M 0
K 0

Perumusan persoalan dalam model LP.


Definisi variabel keputusan:
X = jumlah bahan baku 1 yang akan digunakan
Y = jumlah bahan baku 2 yang akan digunakan
Perumusan fungsi tujuan:
Harga jual Roti A adalah Rp. 6000 dan Roti B adalah Rp.
8000. Berapa hasil maksimal yang akan di dapatkan oleh
perusahaan
Harga Jual:

Z = 6000X + 8000Y

Perumusan Fungsi Kendala:


Kendala I:
Untuk membuat Roti A diperlukan Bahan Baku 1 sebanyak
3 kg dan Bahan Baku 2 sebanyak 2 kg.
4X + 2Y 60
Kendala II:
Untuk membuat Roti B diperlukan Bahan Baku 1 sebanyak
2 kg dan Bahan Baku 2 sebanyak 5 kg
2X + 4Y 48
Kendala non-negatif:
Meja dan kursi yang dihasilkan tidak memiliki nilai
negatif.
M 0
K 0

Penyelesaian secara grafik:


Laba = 6000X +
8000Y

Pada A: X = 0, Y =
12
Laba = 6000 (12) =
72000

Pada B: X = 12, Y = 6
Laba = 6000(12) + 8000(6)
= 120000

30

4X+ 2Y 60
X=0 Y=30
Y=0 X=15

12

A(0,12)

Pada C: X= 15, Y = 0
Laba = 8000 (15) =
120000

Feasible
Region
B(12,6)

X=0 Y=12
Y=0 X=24

2X + 4Y 48
O

C(15,0)
15

X
24

Keputusan:
X = 12 dan Y = 6
Laba yg diperoleh =
132.000

Contoh Persoalan 2 :
Perusahaan sepatu membuat 2 macam sepatu. Yang pertama merek
BAGUS, dgn sol karet, dan merek TRENDY dgn sol kulit. Diperlukan 3
macam mesin. Mesin 1 membuat sol karet, mesin 2 membuat sol
kulit, dan mesin 3 membuat bagian atas sepatu dan melakukan
assembling bagian atas dengan sol. Setiap lusin sepatu merek
BAGUS mula-mula dikerjakan di mesin 1 selama 2 jam, kemudian
tanpa melalui mesin 2 terus dikerjakan di mesin 3 selama 6 jam.
Sedang untuk sepatu merek TRENDY tidak diproses di mesin 1, tetapi
pertama kali dikerjakan di mesin 2 selama 3 jam kemudian di mesin 3
selama 5 jam. Jam kerja maksimum setiap hari mesin 1 adalah 8 jam,
mesin 2 adalah 15 jam, dan mesin 3 adalah 30 jam. Sumbangan
terhadap laba setiap lusin sepatu merek BAGUS = Rp 30.000,00
sedang merek TRENDY = Rp 50.000,00.
Masalahnya adalah menentukan berapa lusin sebaiknya sepatu merek
BAGUS dan merek TRENDY yang dibuat agar bisa memaksimumkan

Bentuk Tabel
B

1
2
3

2
0
6

0
3
5

Sumbangan
laba

Merek
Mesin

Kapasitas
Maksimum
8
15
30

Perumusan persoalan kedalam model LP


Definisi variabel keputusan:
B = merk sepatu BAGUS
T = merk sepatu TRENDY
Perumusan fungsi tujuan:
Z = 3B + 5T
Perumusan Fungsi Kendala:
Kendala MESIN 1 :
2B 8
Kendala MESIN 2:
3T 15
Kendala MESIN 3 :
6B + 5T 30

Kendala non-negatif:
B 0; T 0.

Fungsi batasan pertama (2B 8)


X2

2B = 8
2B 8 dan
B 0, T 0

X1

Gambar di atas merupakan bagian yang memenuhi batasan-batasan:


B 0, T 0 dan 2B 8

Fungsi batasan (2B 8); 3T 15;


6B + 5T 30; B 0 dan T 0
T

2B = 8

6B + 5T = 30

6
5A

3T = 15

Daerah
feasible

C
4

MENCARI KOMBINASI YANG OPTIMUM


Dengan membandingkan nilai Z pada tiap-tiap alternatif
Z = 3B + 5T

6B + 5T = 30
Titik A:
Pada titik ini nilai
T = 5; B = 0
Nilai Z = 3(0) + 5(5) = 25

2B = 8
Titik B:
T = 5. Substitusikan batasan (3),
maka 6B + 5(5) = 30.
Jadi nilai B = (30 25)/6 = 5/6.
Nilai Z = 3(5/6) + 5(5) = 27,5

B
C
5A

Titik C:

3T = 15

Titik D:

Daerah
feasible

B = 4. Substitusikan batasan
(3), maka 6(4) + 5T = 30.
Jadi nilai T = (30 24)/5 = 6/5.
Nilai Z = 3(4) + 5(6/5) =18

Pada titik ini nilai


B= 4; T= 0
Nilai Z = 3(4) + 0 = 12

C
D

Contoh Minimisasi (Persoalan 3)


Minimisasi dapat berupa meminimumkan biaya produksi. Solusi
optimal tercapai pada saat garis fungsi tujuan menyinggung daerah
fasible yang terdekat dengan titik origin.

ANDIEN FLORIST menyediakan dua jenis yaitu Standard dan


Super. Kedua jenis pupuk tersebut mengandung campuran bahan
Nitrogen dan Fosfat. Jenis Standard paling sedikit di produksi 2
unit dan jenis Super paling sedikit diproduksi 1 unit. Tabel berikut
menunjukkan jumlah Nitrogen dan Fosfat dalam setiap jenis pupuk:
Bahan
Nitrogen/Kg

Fosfat/Kg

Kebutuhan
maksimum

Standard

90

Super

72

Jenis Pupuk

Biaya per Kg
Rp. 200.000
Rp. 80.000
Bagaimana menentukan kombinasi kedua jenis pupuk tersebut agar
meminimumkan biaya produksi ?

Perumusan persoalan kedalam model LP


Definisi variabel keputusan:
N = Bahan Nitrogen
F = Bahan Fosfat
Perumusan fungsi tujuan:
Z = 20N + 8F
Perumusan Fungsi Kendala:
Kendala 1 :
6N + 3F 90
Kendala 2:
3N + 6F 72
Kendala Produksi :
N 2 : Produksi minimum
F 4 : Produksi minimum
Kendala non-negatif:
N 0; F 0.

Penyelesaian secara grafik:

Q
34

P2

3P+6Q=72 dan P =2
3(2)+6Q=72
Q= 11 (2;11)

32
28
24

6P + 3Q 90
P=0 Q=30
Q=0 P=15

20
16
12

Feasible
Region
A

12

Titik B = (2;4)

Titik C ditentukan oleh


perpotongan garis
kendala:

P=0 Q=12
Q=0 P=24

3P + 6Q 72

6P+3Q=90 dan Q=4


6P+2(4)=90
P= 13,7 (13,7;4)

Q4

C
8

P
16

Titik A ditentukan oleh


perpotongan garis
kendala:

20

24

28

32

34

Titik D = (12;6)

Biaya = 20P + 8Q
Pada titik A (2;11) = 20 (2) + 8 (11) = 128
Pada titik B (2;4) = 20 (2) + 8 (4) = 72 MINIMUM
Pada titik C (13,7;4) = 20 (13,7) + 8 (4) = 306
Pada titik D (12;6) = 20 (12) + 8 (6) = 288

Anda mungkin juga menyukai