Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sejarah
Ekstrusi
Teknologi ekstrusi merupakan teknologi yang cukup tua. Pada tahun 1797
di
Inggris,
Joseph
sambungan
yang
kemudian
diproses
menggiling
ekstruder
menciptakan
diperkirakan
sebagai
produk-produk
bangunan
tangan.
Bramah
lain
mesin
mesin
seperti
menggunakan
untuk
ekstrusi
sabun,
mesin
membuat
pertama.
macaroni,
dan
pipa
tanpa
Tidak
lama
bahan-bahan
yang
sama.
Pada
mesin
piston
yang
dioperasikan
oleh
dilakukan
ekstruder
terdahulu
maka
diciptakan
untuk
dan
mencampur
bahan
digunakan
Karena
keterbatasan
proses
yang
yang
menggunakan
ulir
(screw)
ini
kebutuhan
untuk
industri
kabel. Konsep awal yang diketahui mengenai ekstruder ulir tunggal ditemukan di
tahun
1873
pada
suatu
gambar
rancangan
milik
Phoenix
Gummiwerke
A.G.
Sementara ekstruder ulir ganda yang pertama dikembangkan pada tahun 1869
oleh Follows dan Bates di Inggris untuk keperluan industri sosis. Sejak saat itu
penggunaan
ekstruder
bagi
pengolahan
semakin
meningkat
(Janssen,
1978).
Ekstruder memiliki banyak jenis ukuran,bentuk dan metode pengoperasian. Ada ekstruder
yang dioperasikan secara hidraulik dimana pada ekstruder ini piston berperan untuk
mendorong adonan melalui lubang pencetak(die) yang terletak pada ujung ekstruder. Terdapat
pula ekstruder tipe roda,dimana bahan didorong keluar atas hasil kerja dua roda yang saling
berputar. Kemudian yang telah banyak dikenal saat ini ialah ekstruder tipe ulir (screw)dimana
putaran ulir akan memompa bahan keluar melalui die. Ekstruder digunakan pada pengolahan
bahan makanan karena ekstruder mampu menghasilkan energi mekanis yang digunakan untuk
proses pemasakan bahan. Ekstruder mendorong bahan/adonan dengan cara memompanya
melalui sebuah lubang dengan bentuk tertentu. Ekstruder mampu melakukan proses
pencampuran dengan baik yang bertujuan agar bahan homogen dan terdispersi dengan
baik(Frame,
1994).
Mesin ekstrusi atau biasa disebut ekstruder merupakan alat yang cukup
sederhana namun memiliki keunikan tersendiri. Prinsip dasar kerja alat ini ialah
memasukkan
melalui
bahan-bahan
suatu
lubang
mentah
cetakan
1.2
yang
akan
(die)
diolah
dalam
kemudian
bentuk
didorong
yang
diinginkan.
Prinsip
Prinsip
pendorongan
ekstrusi
bahan,
Prinsip
ekstrusi
untuk
pembuatan
telah
dalam
diterapkan
pasta.
Pada
Ekstrusi
pengolahan
pencampuran
dan
dalam
keluar
makanan
yang
pembentukan
industri
tahun-tahun
bukanlah
makanan
berikutnya
menggabungkan
hal
yang
proses
baru.
sejak
tahun
1930an
diterapkan
pada
industri
kembang gula, industri roti dan kue, terutama pada proses frosting kue. Pada
tahun 1950, kemudian digunakan juga untuk produksi sereal, campuran minyak
biji-bijian
untuk
industri
pakan.
teknologi
ekstrusi
pada
generasi
digunakan
untuk
mengubah
Proses-proses
pertama.
ikatan
pengolahan
Pada
silang
tahun
dan
tersebut
1960an
mengikat
merupakan
teknologi
biopolimer
ini
untuk
bagi
ini
ekstrusi
HTST
menyediakan
(High
Temperature
pengetahuan
Short
Time)
modern
yang
kompleks
reaksi
lemak-pati,
kimia
dan
denaturasi
biokimia,
dan
pengaruh
teksturisasi
protein,
tekanan/penggilingan
dan
2007).
bahan,
ekstrusi
memiliki
maka
lahirlah
generasi
kemampuan
untuk
produk
kedua
mengembang
dengan
yang
beragam
bentuk.
Produk
generasi ketiga dari proses ekstrusi dihasilkan dari campuran berbagai macam
formulasi bahan, yang pada umumnya berbahan dasar pati. Untuk mendapatkan
kandungan
air
yang
dikehendaki,
maka
produk
dilewatkan
pada
suatu
alat
pengering. Setelah itu tersedia teknologi untuk melakukan proses ko-ekstrusi (coextrusion).
Proses
ini
memungkinkan
pembentukan
produk
yang
memiliki
selubung luar dari suatu bahan dan mengisinya dengan bahan lain yang dilakukan
hanya dalam satu proses saja. Sebagai hasilnya dapat diperoleh makanan ringan
dengan
lapisan
luar
yang
renyah
dan
lapisan
dalam
yang
lembut.
Teknik
ekstrusi
paling
sering
dengan
digunakan
menggunakan
secara
luas.
seperti
pencampuran,
ulir
(screw)
Tujuannya
atau
penggilingan,
merupakan
ialah
pelet
untuk
melalui
pembentukan
teknik
merubah
serangkaian
dan
yang
polimer
kombinasi
proses
pencetakan
menjadi bahan jadi atau bahan setengah jadi. Bentuk dan tekstur produk yang
dihasilkan hanya dapat diperoleh melalui proses ekstrusi. Bentuk, ukuran, jenis
dan jumlah bahan mentah yang ditambahkan ke dalam ekstruder tergantung dari spesifikasi
mesin
ekstruder
tersedia
banyak
bentuk
yang
yang
jenis
digunakan
ekstruder
masih
kasar,
yang
berukuran
(Nowjee,2004).
mampu
Dewasa
mengolah
cukup
besar
bahan
(flake,
ini
telah
mentah
dengan
irisan,
potongan,
cincangan, dll.)dan mengandung kadar air yang tinggi dalam jumlah yang besar.
1.3
Unsur-unsur
Pengawasan
Pengolahan
yang
baik
terhadap
Makanan
kualitas
dan
dengan
spesifikasi
Ekstrusi
bahan
mentah
sesuai standar tertentu, merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Hal
ini
bertujuan
Suatu
untuk
sistem
menjamin
pengawasan
kualitas
yang
tepat
produk
perlu
yang
dihasilkan
dilaksanakan
tetap
untuk
seragam.
menghasilkan
kontrol kualitas produk yang sesuai dengan harapan (Schaaf Technologie GmbH,
2007).
Ekstrusi dapat digunakan untuk proses pemasakan tepung mentah menjadi
tepung masak ataupun produk setengah jadi yang siap menjadi bahan dasar untuk
industri
pengolahan
selanjutnya.
Ekstruder
yang
telah
lama
dikenal
untuk
melakukan proses ini ialah ekstruder tipe Brady Cooker. Bahan yang digunakan
pada alat ekstrusi ini biasanya memiliki kandungan air yang rendah dan produk
akhir yang dihasilkan dengan alat ini tidak selalu matang sempurna dan seringkali
harus
digiling
diinginkan.
banyak
lebih
lanjut
Ekstruder
ini
untuk
banyak
membantu
mencapai
keseragaman
digunakan
program
untuk
ukuran
pembuatan
perbaikan
partikel
yang
konsentrat
dan
gizi
masyarakat.
ekstrusi
gelembung
gas
menjadi
di
renyah
dalamya
karena
sehingga
terbentuknya
menghasilkan
rongga-rongga
dinding-dinding
berupa
gelembung
yang tipis dan rapuh. Kerenyahan akan hilang jika produk menyerap air dan
tekstur melembek. Dengan menyerap air maka dinding gelembung tidak lagi kaku
tetapi
lentur
Bahan-bahan
dan
yang
lembek
serta
mudah
digunakan
pada
proses
hancur
(Hudaya,
ekstrusi
untuk
1999).
pengolahan
makanan pada umumnya sama saja dengan bahan-bahan yang digunakan pada
1.4
Bahan
Makanan
Yang
Akan
Diolah
kemurnian
jenis
memiliki
yang
bahan
dibutuhkan.
yang
kecenderungan
akan
untuk
produk
Tetapi
perlu
ditambahkan
dalam
ikut
diperhatikan
memodifikasi
akhir
proses
proses
juga,
bahwa
pengolahan
dan
akan
mempengaruhi
yang
diolah.
Proses ekstrusi menggunakan energi mekanis dan energi panas yang besar
dengan
tekanan
berbentuk
yang
bubuk,
tinggi,
butir
karakteristik-karakteristik
partikel
hal
ini
akan
mengakibatkan
dll.,
berubah
menjadi
bahan
seperti
friksi
menjadi
lebih
cair.
permukaan,
penting
bahan-bahan
Oleh
yang
karena
kekerasan,
untuk
itu
kepadatan
diperhatikan.
dari
dalam
jenis
tertentu.
pembentukan
Biopolimer
struktur
produk.
alami
Pada
memainkan
umumnya
peran
yang
penting
ini
berubah
biopolimer
menjadi polimer-polimer yang meleleh pada temperatur yang tinggi. Lelehan ini
membentuk fase kontinyu yang akan mengikat semua partikel-partikel bahan lain
yang
terdapat
dalam
fase
terdispersi
dan
membantu
dalam menahan proses pelepasan gas ketika tahap pengembangan terjadi, oleh karena itu
struktur
gelembung
Kunci
mengetahui
dari
yang
mengembang
keberhasilan
dapat
pemilihan
bahan
terbentuk
untuk
bereaksi
(Frame,
ekstrusi
ialah
1994).
dengan
di bawah parameter-
parameter pengolahan yang terjadi dalam proses ekstrusi. Salah satu faktor yang
menentukan
amilosa
maka
dari
akan
pada
produk
bahan
ekstrusi
dasar
menghasilkan
yang
yang
mengembang
digunakan,
proses
semakin
pengembangan
(puffed)
tinggi
produk
ialah
kandungan
kandungan
yang
lebih
amilosa
buruk.
dan
mouthfeel
dari
produk
akhir
yang
dihasilkan.
Agar
pati
dapat
tergelatinisasi dengan baik maka ada baiknya sebelum bahan diekstrusi dilakukan
perlakuan pendahuluan dulu pada pati yang akan digunakan. Pemberian air dan
pra kondisi merupakan dua metode yang akan membuat pati menyerap air yang
dibutuhkan
seperti
untuk
melakukan
agar-agar
dan
Perkembangan
gelatinisasi
garam
terkini
di
yang
dapat
bidang
baik.
Berbagai
mempengaruhi
pra
gelatinisasi
macam
proses
ini
bahan
gelatinisasi.
ialah
dengan
cara
memancarkan sinar infra merah pada tepung sebelum dilakukan ekstrusi. Proses
ini akan memulai proses gelatinisasi dari bagian tengah bahan, hal ini akan
mempersingkat
proses
waktu
ekstrusi
yang
dibutuhkan
untuk
berlangsung.
Keuntungan
dengan
semakin
kuatnya
Faktor
ekstrusi
terjadinya
lain
ialah
yang
flavor
dan
gelatinisasi
melakukan
proses
ini
flavor
berpengaruh
bahan
dalam
aditif
ialah
produk.
penentuan
yang
selama
dapat
formulasi
membantu
produk
memodifikasi
formula. Para pengusaha saat ini telah mengembangkan flavor baru yang tahan
panas sehingga dapat ditambahkan pada bahan-bahan yang akan diekstrusi. Tanpa
takut
akan
berkurang
intensitasnya.
Sementara
itu
untuk
menghasilkan
produk
ekstrusi yang baik dapat pula ditambahkan pati yang telah dimodifikasi yang
berfungsi
untuk
membantu
proses
pengembangan
produk
pada
produk
ekstrusi
Emulsifier
akan
berikatan
dengan
molekul
pati
dan
mempengaruhi
gelatinisasi, mengurangi viskositas dari adonan. Selain itu, beberapa jenis enzim
juga dapat digunakan pada saat pra kondisi pati untuk memperbaiki flavor dan
warna
dari
1.5
produk
(Prepared
Mesin
Foods,
Ekstrusi
1993).
(Ekstruder)
yang
dapat
digunakan
secara
luas
pada
produksi
bahan-bahan
makanan komersial. Model twin screw extruder (TSE) lebih sering dipilih oleh
perusahaan-perusahaan pengolah makanan. Model ini merupakan pilihan yang tepat
untuk melakukan diversifikasi jenis-jenis makanan, dikarenakan kemampuannya yang baik
dalam mengatur daya tekan mekanis dan daya giling efektif pada adonan di dalam selubung
mesin ekstruder (barrel) (Baianu, 1992).
Ekstruder tipe ulir biasanya dikelompokkan berdasarkan seberapa banyak energi
mekanis yang dapat dihasilkan. Sebagai contoh, ekstruder dengan energi mekanis yang rendah
dirancang
untuk
mencegah
proses
pemasakan
pada
adonan
bahan.
Ekstruder
tipe
beberapa
jenis
ini
biasanya
makanan
digunakan
ringan
dan
pada
sereal.
pembuatan
Ekstruder
pretzel,
dengan
pasta
energi
dan
mekanis
tinggir dirancang untuk memberikan energi yang besar agar dapat diubah menjadi
panas untuk mematangkan adonan bahan dan biasa digunakan dalam produksi
makanan hewan, makanan ringan dengan bentuk mengembang dan sereal (Frame,
1994).
Dalam
hal
mekanisme
penggerakkan
bahan
dalam
ekstruder,
terdapat
perbedaan yang nyata antara ekstruder ulir tunggal dan ganda. Pada ekstruder ulir
tunggal daya untuk menggerakkan bahan berasal dari pengaruh dua gesekan, yang
pertama adalah gesekan yang diperoleh dari ulir dan bahan sedangkan yang kedua
adalah gesekan antara dinding barrel ekstruder dan bahan. Ekstruder ulir tunggal
membutuhkan
dinding
menggerakkan
yang
ekstruder
tunggal
ulir
barrel
baik,
maka
memainkan
ekstruder
dari
untuk
itulah
peran
menghasilkan
dinding
penting
selubung
dalam
kemampuan
ekstruder
menentukan
pada
rancangan
yang dipanaskan.
Pada Pump zone dimana saluran ulir dipenuhi oleh adonan bahan terdapat
tiga jenis aliran yang dapat dibedakan :
Drag flow disebabkan oleh pengaruh bersinggungannya bahan dengan
barrel dan permukaan ulir.
Pressure flow yang disebabkan oleh tekanan yang meningkat pada ujung
ekstruder (die). Arah dari aliran ini berlawanan dengan arah drag flow.
Leakage flow. Aliran melalui celah antara barrel dan gerigi ulir. (Janssen,
1978)
SSE mengandalkan pada drag flow untuk menggerakkan bahan dalam
barrel dan menghasilkan tekanan pada die. Agar bahan terdorong maju maka
bahan tidak boleh ikut berputar dengan ulir. Sama saja seperti cara kerja sebuah
sekrup dan mur, agar sekrup bergerak maju maka mur harus dalam keadaan diam
bukannya ikut bergerak dengan sekrup (Levine dan Miller dalam Heldman dan
Lund, 2007).
Hingga saat ini ekstruder ulir tunggal masih digunakan secara luas pada
banyak jenis produksi pangan dan pakan. Alasan kenapa hingga sekarang orangorang masih menggunakan ekstruder ulir tunggal ialah karena pada kala itu alat
ini merupakan satu-satunya alternatif untuk menggantikan metode pengolahan
konvensional. Secara keseluruhan memang proses ekstruder tipe ini jauh lebih
unggul dibanding metode pengolahan konvensional tetapi sekarang TSE yang
jauh lebih maju dari segi teknologi mampu menawarkan banyak keuntungan bagi
para pengolah. Bersamaan dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan
yang menyadari keuntungan-keuntungan yang ditawarkan maka mereka akan
lebih cenderung untuk menggunakan TSE (Clextral, 2007).
Pada ekstruder ulir ganda, dua ulir yang paralel ditempatkan dalam barrel
berbentuk angka 8. Jarak ulir yang diatur dengan rapat akan mengakibatkan bahan
bergerak di antara ulir dan barrel dalam sebuah ruang yang berbentuk C.
Tujuannya ialah untuk mengatasi keterbatasan pada hasil kerja SSE seperti
tergelincirnya bahan dari dinding barrel. Sebagai hasilnya bahan akan terhindar
dari aliran balik (negarif) ke arah bahan masuk tetapi digerakkan pada arah positif
yaitu menuju die tempat bahan keluar. Pada ekstruder tipe ini gesekan pada
dinding barrel tidak terlalu penting untuk diperhatikan walaupun sebenarnya hal
ini tergantung dari proses pengolahan apa yang dilakukan. Tetapi bentuk
geometris ulir sangatlah penting untuk diperhatikan karena bentuk ulir ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan pada ruang ekstruder yang akan menyebabkan
aliran bahan dari satu ruang ke ruang yang lain baik ke arah negatif maupun
positif (Linko, et. al. dalam Jowitt, 1982).
Secara umum, ulir pada ekstruder ulir ganda dapat dibagi menjadi dua
kategori utama yaitu ulir intermeshing dan non-intermeshing. Pada ulir ekstruder
tipe non-intermeshing, jarak antara poros ulir setidaknya sama dengan diameter
luar ulir. Sedangkan pada ulir tipe intermeshing, jarak antar poros ulir lebih kecil
daripada diameter luar ulir, atau permukaan ulir dimungkinkan dalam keadaan
saling bersentuhan. Pada ulir tipe ini bahan yang tergelincir dari dinding barrel
menjadi tidak mungkin karena ulir intermeshing yang satu akan mencegah bahan
pada ulir lain untuk berputar dengan bebas (Linko, et. al. dalam Jowitt, 1982).
Selain dua kategori utama tersebut, terdapat juga beberapa jenis
konfigurasi ulir pada ekstruder ulir ganda berdasarkan arah putarannya. Yang
pertama ialah intermeshing/non-intermeshing counter rotating, dimana pada tipe
ini arah putaran ulir saling berlawanan. Kedua ialah tipe intermeshing/nonintermeshing co-rotating, dimana arah putaran ulir sama. Selain itu ada juga
konfigurasi ulir self wiping dimana bentuk kedua ulirnya berbeda dengan ulir tipe
intermeshing. Semua perbedaan jenis ulir dan arah putarannya tersebut akan
menghasilkan karakteristik aliran, mekanisme gerak bahan dan pencampuran
dengan pengaruh yang berbeda-beda pada bahan karena tipe-tipe ulir tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Gambar 2.5 Tipe-tipe Ulir
a. counter rotating, intermeshing
b. co-rotating, intermeshing
c. counter rotating, non-intermeshing
d. co-rotating, non-intermeshing
Sumber : Janssen, 1978
produk tidak sempurna. Surging terjadi ketika produk tertahan dari aliran
bahan yang seharusnya terus bergerak ke arah ujung ekstruder (die). Bila
proses produksi terus berjalan maka tekanan akan meningkat dan akhirnya
produk pecah tidak beraturan ketika melalui die. Hal ini akan
mengakibatkan produk yang masih belum matang dan bentuk yang
dihasilkan tidak sesuai dengan keinginan.
Semua faktor yang berpengaruh pada pengolahan dengan proses ekstrusi
dapat diatur lebih baik dengan menggunakan ekstruder ulir ganda. Semua
parameter pengolahan seperti suhu, tekanan, kecepatan ulir, kandungan air
dan kecepatan aliran bahan dapat diubah dengan leluasa. Hal ini akan
memberikan pengendalian yang maksimal pada proses ekstrusi. Pada
ekstruder ulir tunggal faktor-faktor pengolahan seperti di atas dapat
disesuaikan juga, tetapi pada tingkat yang jauh lebih rendah.
Proses pencampuran pada TSE menyebabkan tahap pencampuran bahan
yang lebih baik dibandingkan dengan proses pencampuran yang dihasilkan
oleh ekstruder ulir tunggal. Di samping itu, TSE mampu melakukan tahaptahap pencampuran yang lebih beragam sebagai hasil kerja dari
komponen-komponen seperti cakram pencampur yang rumit bentuknya,
ulir-ulir dengan arah putaran yang dapat diatur, kepadatan gerigi, daya
giling dan jarak antar ulir yang dapat diatur. Kesemuanya itu akan
menghasilkan proses pencampuran bahan yang dilaksanakan dengan
sangat baik. TSE dapat mengolah partikel dengan beragam ukuran dan
dalam waktu yang sama menjamin tahap pencampuran bahan dan
keseluruhan pengolahan berjalan dengan baik.
Bagian dalam TSE dapat dibersihkan secara otomatis (pada ulir tipe self
whiping), karena dua ulir yang terdapat dalam barrel TSE dapat saling
membersihkan. Hal ini disebabkan karena putaran yang dihasilkan salah
satu ulir dapat membersihkan ulir yang lain dari sisa-sisa bahan. Ekstruder
dengan ulir tunggal tidak memiliki kemampuan ini dan sangat rentan
terhadap titik mati yang sukar dibersihkan. Pada titik ini produk sisa
yang tidak terbawa aliran bahan akan melekat pada ulir. Produk sisa ini
akan terbakar lalu lepas dan menyumbat die, hal ini akan mengakibatkan
barrel menjadi rusak.
TSE memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
ekstruder ulir tunggal. Sebagian besar produk olahan bahan makanan yang
dapat dihasilkan oleh ekstruder ulir tunggal dapat pula dihasilkan oleh
TSE, tetapi tidak sebaliknya. TSE dapat mengolah produk pada
kelembaban yang lebih tinggi, mengolah bahan kering pada berbagai
macam ukuran partikel. Sementara pada ekstruder ulir tunggal agar
pengolahan berjalan optimal maka bahan-bahan yang dibutuhkan harus
memiliki ukuran partikel yang seragam. TSE juga dapat mengolah bahanbahan dengan kandungan lemak dan gula yang lebih tinggi dari bahanbahan yang dapat diolah dengan menggunakan ekstruder ulir tunggal.
Tahap scale-up dengan TSE dapat lebih diprediksi. Proses peralihan dari
pengembangan laboratorium ke produksi secara menyeluruh merupakan
masalah utama dari ekstruder ulit tunggal. Sementara pada TSE bukan
merupakan masalah selama data yang diperoleh itu benar dan terus
direkam selama riset dan pengembangan produk baru. TSE memberikan
pengendalian yang sangat akurat atas parameter produksi, yang mana hal
ini sangat penting dalam tahap scale-up.
Beberapa ekstruder yang telah tersedia saat ini sudah bisa menghasilkan
lebih dari 16 ton produk jadi per jamnya.
TSE menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Kemampuan kerja
ekstruder memberikan kendali yang hampir tak terbatas terhadap prosesproses pengolahan yang dialami bahan dan perubahan-perubahan yang
dikehendaki pada produk dapat dilakukan dengan mudah selama proses
pemasakan berlangsung. Hal ini memberikan kontrol yang penuh terhadap
proses pemasakan dan pengolahan produk. Di samping itu metode
pemasakan HTST dalam TSE mampu menghasilkan produk yang
berkualitas.
Temperatur tinggi
yang digunakan akan membunuh
mikroorganisme berbahaya, di saat yang bersamaan dapat meminimalisasi
hilangnya zat gizi dan flavor pada makanan yang sedang diolah.
satu TSE akan lebih rendah daripada kita membeli peralatan memasak
tradisional seperti mixer, oven, pengering dan aksesoris pelengkap lainnya
untuk meghasilkan produk yang sama. Selain itu, TSE efektif dalam biaya
pengoperasian karena mampu melaksanakan fungsi-fungsi pengolahan
seperti pencampuran, pengadonan, pemasakan dan pencetakan dalam satu
proses pengolahan saja.
TSE sangat efisien pada penggunaan energi. Pada beberapa proses, TSE
dapat mengurangi kebutuhan energi yang digunakan untuk pengolahan.
Dengan TSE produk dapat dimasak lebih cepat dan efisien. Hal ini
disebabkan oleh proses pengaturan temperatur dan kelembaban yang
dilakukan secara tepat dan juga membutuhkan waktu reaksi yang lebih
singkat (Clextral, 2007).
Untuk melakukan proses pemasakan produk makanan, ekstruder ulir ganda
(Twin Screw Ekstruder) merupakan alat pengolahan yang semakin umum
19
digunakan di industri pengolahan pangan. Alat ini merupakan suatu reaktor
biologis yang berkecepatan tinggi dengan melakukan serangkaian proses
pemanasan, pendinginan, pengadonan, pencampuran, penguapan, pemotongan
dan penurunan suhu menggunakan udara (aerating). Ekstruder jenis ini sekarang
semakin banyak digunakan karena mudah sekali bagi kita untuk mengatur
serangkaian parameter-parameter tahap pengolahan ekstrusi (Schlosburg, 2005).
2.2.3
Tahap-Tahap dalam Proses Ekstrusi
Pembagian tahap-tahap pengolahan ekstrusi dapat dilihat dari berbagai
segi. Ada yang menggolongkannya berdasarkan pada kebutuhan pengolah,
spesifikasi mesin, jenis proses yang terjadi, dll. Disini akan dijelaskan beberapa
tahap dengan berbagai dasar yang digunakan. Beberapa pengolah membagi proses
pengolahan ekstrusi menjadi tiga tahap yaitu pra ekstrusi, ekstrusi dan tahap
setelah ekstrusi (post-extrusion), tetapi hal ini sangat bergantung pada kebutuhan
pengolah, jenis produk yang akan dihasilkan dan proses pengolahan apa saja yang
akan dilakukan.1
Tahap pra ekstrusi biasanya melibatkan dua langkah utama yaitu :
Pencampuran (Blending)
Pencampuran dari berbagai komponen bahan yang akan diekstrusi sesuai
dengan formulasi yang telah ditentukan merupakan salah satu syarat penting
dakam proses ekstrusi. Selain harus memperhatikan ukuran bahan yang akan
dicampur, cara mencampur komponen yang benar juga penting untuk diketahui.
Penambahan air (Moisturizing)
Jumlah penambahan kandungan air pada tahap pencampuran bahan
ekstrusi ini biasanya berkisar diantara 4% hingga 8%. Hal ini tentu saja
bergantung pada banyak faktor, seperti tingkat kelembaban bahan saat
pencampuran awal, tekstur produk akhir yang diinginkan, dsb. Cara penambahan
kandungan air ini harus dapat menjamin penyebaran kelembaban yang merata
pada campuran adonan bahan mentah. Ketidakseragaman penyebaran air pada
1
Untuk ketiga tahap ini dipergunakan mesin yang berbeda jenis tergantung dari spesifikasi dan
kecanggihan
ekstruder yang digunakan. Artinya, ketiga tahap proses ekstrusi di atas dapat dilakukan oleh
hanya satu mesin
saja yang terbagi ke dalam beberapa zona proses pengolahan dan mesin-mesin atau aksesorisaksesoris
tambahan yang dapat dipasang untuk melakukan tahap-tahap pengolahan setelah ekstrusi.
20
bahan akan mengakibatkan kondisi ekstrusi yang sukar diprediksi, akibatnya
produk ekstrusi yang dihasilkan juga menjadi tidak konsisten. Mesin yang umum
digunakan pada tahap pra ekstrusi terdiri dari mixer dan moisturiser. Mixer disini
berfungsi untuk proses pencampuran bahan awal sebelum dimasukkan ke
ekstruder. Pada umumnya ekstruder yang diproduksi sekarang, terutama ekstruder
ulir ganda, telah dapat melakukan pengaturan proses pencampuran dan
penambahan kadar air ini di dalam alat itu sendiri. Bahan mentah hanya tinggal
dimasukkan kedalam feeder (tempat bahan masuk yang terletak pada bagian atas
ekstruder), lalu kandungan air dapat ditambahkan melalui suatu lubang inject pada
ekstruder sesuai dengan kebutuhan kelembaban produk akhir yang dihasilkan
(Schaaf Technologie GmbH, 2007).
Tahap kedua yaitu proses ekstrusi, mesin yang digunakan ialah berbagai
jenis ekstruder dan beragam aksesorisnya sesuai kebutuhan pengolah. Produk
yang keluar dari tahap ini disebut ekstrudat dan tergantung dari kebutuhan kita
atau jenis ekstruder yang digunakan, ekstrudat ini dapat merupakan produk akhir
ekstrusi ataupun juga produk yang harus diolah lagi lebih lanjut.
Tahap terakhir adalah proses setelah sektrusi (post extrusion). Mesin yang
tersedia untuk proses ini ialah mesin pengering, flavouring, pemanggang, pelapis
dan pendingin yang semuanya disesuaikan dengan kebutuhan pengolah. Sebagai
akibat dari perkembangan teknologi di bidang ekstrusi yang pesat akhir-akhir ini,
maka selain dapat berfungsi sendiri terpisah dari ekstruder, mesin-mesin tersebut
juga dapat dipasangkan pada ekstruder.2
Rancangan dari peralatan yang digunakan selama pengolahan setelah
ekstrusi (post-extrusion) tergantung pada banyak faktor. Salah satu faktor yang
utama ialah karakteristik fisik dari produk dasar (ukuran dan bentuk) dan
22
Jika ditinjau dari mesin ekstrudernya maka, terdapat tahapan proses yang
terjadi pada bagian-bagian tertentu pada mesin tersebut. Pertama, feed section,
suatu bagian dimana bahan-bahan yang akan diekstrusi dimasukkan ke dalam
ekstruder melalui suatu lubang masukan (inlet). Kedua, bagian compression
section atau transition section, dimana terdapat ulir (screw) terletak dalam dinding
selubung (barrel) mesin ekstruder dan pada umumnya memiliki ukuran yang
semakin mengecil ke arah bahan keluar (tergantung spesifikasi ekstruder). Ulir
akan berputar menggerakkan adonan makanan yang masih mengandung air dan
menggilingnya, dalam waktu yang sama gerakan tersebut akan menyebabkan
bahan adonan menjadi panas. Pada bagian ini tekanan dihasilkan dari menurunnya
luas ukuran jalur selubung ekstruder yang dilalui bahan adonan tersebut. Biasanya
panjang bagian ini menempati sekitar setengah dari panjang keseluruhan
ekstruder.
Bagian ketiga ialah metering section yang merupakan bagian yang paling
dekat dengan lubang tempat bahan keluar (die) dari ekstruder. Seringkali bagian
ini memiliki luas jalur yang sempit/kecil yang akan menyebabkan daya tekan
mekanis pada bahan berlangsung efektif dan meningkat kemampuannya hingga
batas tertentu sesuai dengan tingkat kecepatan putaran dari ulir ekstruder tersebut.
Dikarenakan kemampuan penggilingan yang meningkat pada bagian ini, maka
pencampuran bahan adonan akan berlangsung dengan baik, selain itu terjadi pula
peningkatan suhu yang tajam pada suhu adonan. Hal ini diakibatkan oleh
perubahan energi mekanik menjadi energi panas. Suhu menunjukkan peningkatan
yang hampir linier dibandingkan dengan tahap pencampuran adonan. Peningkatan
suhu yang tajam sesaat sebelum bahan keluar dari bagian die yang diikuti oleh
penurunan suhu yang cepat setelah bahan keluar dari die akan menyebabkan
terjadinya pengembangan adonan makanan yang diekstrusi (Baianu, 1992).
Ekstruder yang modern, terutama ektruder ulir ganda memiliki
kemampuan yang sangat baik dalam pengaturan proses pengolahannya sehingga
batasan karakteristik produk yang dihasilkan hanya bisa ditentukan oleh
kreativitas dari ilmuwan-ilmuwan dan ahli-ahli teknis yang membuat produk
tersebut. Ekstruder memiliki fleksibilitas yang tinggi sebagai alat pengolah bahan
makanan dan ketersediaan bahan mentah yang potensial untuk dimanfaatkan
23
sangat banyak (books). Pada prinsip kerja twin screw extruder juga terdapat tiga
zona pengolahan.
Pertama, zona pemasukan bahan (Feed Zone), dimulai dengan memasukan
bahan mentah ke dalam ekstruder secara terus menerus. Ketika ulir mulai
berputar, ekstruder akan menggiling bahan dan mencampur bahan secara
menyeluruh. Bahan cair, biasanya lemak/minyak, air atau bahan lainnya,
ditambahkan melalui sebuah lubang masukan pada barrel untuk menambah
kelembaban atau membasahi partikel-partikel granula sebelum dimasak (bila
diperlukan). Pada zona ini bahan-bahan dibentuk menjadi suatu adonan yang
merata oleh proses penggilingan ulir ganda (twin screw).
Kedua, zona pemasakan (Cooking Zone), pada tahap ini adonan diberi
perlakuan panas yang diperoleh dari berbagai sumber, tergantung dari hasil
produk yang diinginkan dan spesifikasi mesin. Panas mekanis dalam barrel
dihasilkan dengan cara mengatur konfigurasi ulir. Kepadatan gerigi-gerigi dan
jarak ulir, pengaturan arah putaran dan tekanan dapat menghasilkan panas
mekanis. Panas konveksi dihantarkan langsung dari dinding barrel pada adonan.
Penghantaran panas secara konveksi merupakan metode penghantaran panas yang
sangat efektif. Panas uap, bila dibutuhkan dapat diberikan pada adonan melalui
suatu lubang masukan pada barrel.
Ketiga, zona pembentukan (Forming Zone), dimana produk akan dibentuk
sesuai dengan keinginan pengolah. Kita dapat memperoleh produk yang
bentuknya mengembang atau padat tergantung pada tingkat kelembaban, suhu,
tekanan dan bentuk geometris dari die (piringan pencetak bahan). Untuk membuat
produk yang mengembang (expanded product), suhu dan tekanan ditingkatkan
sementara tingkat kelembaban harus dikendalikan dengan akurat. Ketika produk
keluar dari ekstruder melalui die, perubahan dari tekanan atmosfir akan
menyebabkan kelembaban di dalam bahan berubah menjadi uap. Hal ini
mengakibatkan mengembangnya adonan yang dimasak menjadi produk yang
teksturnya berongga. Untuk membuat produk yang padat, digunakan adonan
dengan kelembaban tinggi dan diolah pada suhu yang rendah. Ketika ekstrudat
didorong keluar melalui die, produk tidak akan mengembang tetapi akan
24
memperoleh bentuk sesuai bentuk die. Hasilnya berupa pellet padat dengan
bentuk yang beragam3 (Clextral, 2007).
.
Gambar 2.7 Bagian-bagian Proses Pengolahan pada Ekstruder Secara
Umum
Sumber : Schlosburg, 2005.
Untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan makanan yang mudah
dikonsumsi kapanpun, bergizi dan menjankau selera semua usia, para pengolah
menjelajahi teknologi ekstrusi yang semakin canggih, salah satunya dengan
dikembangkan juga proses ekstrusi hibrid yang disebut supercritical fluid
extrusion (SCFX). Bila pada proses ekstrusi biasa digunakan uap air dari bahan
sebagai pembentuk kantung udara yang membuat produk mengembang, pada
proses SCFX ini digunakan gas karbondioksida pada tekanan tinggi untuk
mengembangkan produk akhir. Kemampuan lain dari ekstrusi ini ialah suhunya
yang rendah dan tekanan mekanisnya yang juga rendah sehingga memungkinkan
untuk mengolah bahan-bahan yang tidak tahan terhadap panas seperti protein
susu,
vitamin, flavor, dsb.
memungkinkan
Penggunaan
terjadinya
karbondioksida
pengembangan
sebagai bahan
yang
serempak,
pengembang
3
Pelet memiliki dua arti, dalam dunia makanan, pelet diartikan sebagai produk yang memiliki
kelembaban
yang tinggi, sangat padat, seringkali bentuknya sangat beragam. Dikenal juga sebagai produk
setengah jadi
yang dapat diolah lebih lanjut, baik itu dengan cara pengeringan, penggorengan,
pengembangan oleh udara,
pemanggangan ataupun dimasak dengan microwave. Pada industri pakan, makanan untuk
hewan ternak dan
ikan yang diolah melalui proses ekstrusi disebut dengan pelet. Pelet-pelet ini diproduksi
secara tradisional
oleh mesin penggiling pelet.
25
mempertahankan flavor dan pembentukan produk pada lubang keluar ekstruder
(die).
Proses pada suhu yang lebih rendah memberikan pengendalian yang lebih
baik terhadap ukuran pori bahan, densitas dan tekstur permukaan. Dengan
mengatur parameter pengolahan seperti tekanan dan tingkat penambahan
karbondioksida akan menghasilkan busa padat dengan sifat-sifat tekstur yang
berbeda. Proses ini menghasilkan produk dengan permukaan luar yang lembut dan
pori-pori bahan yang seragam sesuai dengan karakteristik yang diinginkan. Proses
SCFX akan membuka kemungkinan baru pada terciptanya generasi baru dari
makanan ringan dan breakfast cereal (Berry, 2000).
Selain proses ekstrusi yang umumnya dilakukan pada tingkat kelembaban
yang rendah hingga sedang, untuk mengolah produk-produk ekstrusi terdapat pula
satu jenis pengolahan ekstrusi yang dilakukan pada kelembaban yang tinggi yang
dikenal dengan ekstrusi basah atau wet extrusion. Ekstrusi ini dilakukan pada
kelembaban yang tinggi atau dan masih sangat minim diteliti dibandingkan
dengan ekstrusi dengan kelembaban rendah hingga sedang.
Ekstrusi basah sebaiknya menggunakan ekstruder ulir ganda karena
kemampuannya untuk menggerakkan bahan cukup efisien. Ekstruder dapat
digunakan sebagai bioreaktor untuk hidrolisis pati dan panas yang dihasilkan oleh
pengolahan pada ekstruder dapat menstabilkan enzim-enzim yang merugikan
proses pengolahan bahan pangan. Ekstrusi dengan kadar air tinggi membutuhkan
torsi mesin dan energi yang berbeda dengan ekstrusi biasa dan menghasilkan sifat-
sifat reologis produk akhir yang berbeda pula. Ekstrusi basah ini digunakan pada
pengolahan protein nabati dan hewani berbiaya rendah dengan tujuan untuk
menghasilkan produk makanan bergizi dengan rasa, flavor dan tekstur yang
menyerupai daging (Hulya, 1999). Proses pengolahan dengan ekstrusi basah telah
menghasilkan dua produk yang sangat inovatif dan bermanfaat bagi dunia
pengolahan bahan pangan yaitu Texturized Vegetable Protein (TVP) dan
Texturized Whey Protein (TWP).
TVP merupakan ekstrusi pada kelembaban yang tinggi dapat mengubah
protein nabati dan hewani menjadi makanan dengan serat yang mirip dengan
daging. Proses ekstrusi ini berlangsung pada tingkat kelembaban 70 80% dan
26
memanfaatkan energi panas lebih banyak dari energi mekanis untuk mengubah
protein menjadi berbentuk serat. Para penghasil produk makanan dapat
menggunakan ekstrusi basah ini untuk membuat produk yang mirip dengan
daging dalam pembuatan sandwich, cordon bleu, nuget ayam, topping pizza, deli
salad dan cemilan daging dengan bentuk panjang (jerkies). Di Eropa, pengolah
makanan memanfaatkan ekstrusi basah untuk menghasilkan daging burger bagi
para vegetarian dengan jumlah produksi 455 kg daging per jam nya.
Proses ekstrusi basah memungkinkan untuk menggabungkan protein
nabati dan hewani untuk menciptakan produk yang serupa dengan daging dengan
kandungan lemak yang lebih rendah dan kandungan protein yang lebih tinggi dari
daging biasa. Disini konsumen memperoleh keuntungan dari produk yang
memiliki kandungan gizi serupa komoditi nabati dengan karakteristik sensoris
yang serupa dengan komoditi hewani.
Tahap pembentukan tekstur berserat pada produk ini terjadi pada die.
Proses pembentukan tekstur didorong oleh pertukaran panas antara die dan produk
tersebut. Tekstur dan serat yang dihasilkan merupakan akibat dari meningkatnya
suhu bahan dan suhu dari die, oleh karena itu pengaturan proses pendinginan
sangat penting untuk dilakukan.
Meskipun dengan produk TVP mutu gizi protein nabati dapat ditingkatkan
namun sifat fungsional, cita rasa dan selera konsumen serta daya tarik bagi
industri masih jauh di bawah bahan pangan protein hewani. Proses teksturisasi
protein bertujuan mengubah protein nabati sehingga memiliki sifat-sifat
menyerupai produk daging baik dalam nilai gizi, rupa, rasa, warna dan teksturnya.
Pada dasarnya prinsip teksturisasi protein mencakup proses mengubah protein
nabati yang berbentuk globuler (amorph) menjadi masa plastis yang dapat
mengalir dan dapat dibentuk. Caranya yaitu dengan melewatkan masa plastis
tersebut pada lubang-lubang kecil sehingga mengalami reorientasi dan kemudian
mengeras karena koagulasi sehingga terbentuk serabut dengan tekstur, keempukan
dan kekenyalan meyerupai daging sapi. Teksturisasi protein terjadi dengan
pembentukan reaksi ikatan silang yang saling mengikat antar rantai-rantai protein
selama proses ekstrusi dilakukan pada suhu dan tekanan tinggi. TVP telah berhasil
27
mensubtitusi daging dalam pembuatan sosis, daging giling, hamburger, daging
ayam cincang, daging iris, dll. (Hudaya, 1999).
Pada awalnya protein yang berasal dari susu tidak dapat diolah
menggunakan proses ekstrusi karena protein tersebut tidak tahan pada suhu dan
tekanan yang tinggi. Saat ini telah dikembangkan proses ekstrusi yang
dimodifikasi sehingga memungkinkan untuk memanfaatkan protein whey pada
produk daging yang diekstrusi dan makanan ringan. Dengan menggunakan proses
ekstrusi yang dimodifikasi beberapa peneliti di Amerika menciptakan protein
whey susu yang mengalami proses teksturisasi atau TWP. TWP merupakan bahan
yang dapat mengubah daging yang kandungan lemaknya tinggi menjadi daging
yang rendah dan kaya akan protein. Dengan diciptakannya TWP maka tersedia
pilihan alternatif bagi sebagian konsumen dan para pengolah yang kurang
menyukai produk TVP
Untuk membuat TWP, para peneliti mengurangi suhu pemasakan pada
ekstruder dan memodifikasi konfigurasi ulir dan daya putarnya, juga memasang
die pendingin khusus untuk membatasi proses pengembangan dari bahan setelah
bahan tersebut keluar dari ekstruder. Ekstrusi campuran yang terdiri 80%
konsentrat protein whey dan 20% pati jagung yang dilanjutkan dengan proses
pengeringan mampu mengubah protein whey menjadi partikel-partikel yang
menyerupai sebongkah kecil daging. Biasanya pada pabrik pengolahan bongkahan
ini direhidrasi dan dicampur ke dalam daging.
Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan TWP sebagai campuran
daging diantaranya ialah dapat mempertahankan tekstur, tidak mengandung lemak
dan meminimalkan terjadinya cooking loss (berkurangnya komponen atau zat-zat
gizi selama pemasakan). TWP dapat juga digunakan secara tunggal untuk
membuat produk-produk tanpa daging (Berry, 2000).
2.2.4
Produk hasil Ekstrusi
Menurut Badan Standardisasi Nasional (2000) yang dimaksud dengan
makanan ringan ekstrudat ialah makanan ringan yang dibuat melalui proses
ekstrusi dari bahan baku tepung dan atau pati untuk pangan dengan penambahan
bahan makanan lain serta bahan tambahan makanan lain yang diizinkan dengan
28
atau tanpa melalui proses penggorengan. Untuk menghasilkan produk ini dan
memasarkannya secara luas, maka terdapat beberapa syarat mutu yang harus
sesuai dengan SNI 01-2886-2000. Tetapi perlu diperhatikan bahwa definisi
menurut Badan Standardisasi Nasional ini hanya mencakup hasil ekstrusi untuk
makanan ringan saja, sedangkan masih banyak sekali produk olahan makanan lain
yang dihasilkan oleh teknologi ekstrusi dan memiliki standar industri masingmasing.
Produk-produk yang dihasilkan oleh teknologi ekstrusi, termasuk serbuk
minuman, biskuit, kraker, produk crispy serupa roti, breadcrumb, crouton, bahan
makanan kaya serat dan untuk keperluan diet, pasta siap saji, sup yang
dikeringkan dan produk siap saji lainnya, produk-produk makanan dengan
kandungan air sedang, liquorice dan produk kembang gula lainnya, makanan
hewan, snack, TVP, makanan bayi dan berbagai produk lainnya (Linko et. al.,
1982).
Pada dasarnya proses ekstrusi terdiri dari pendorongan formula melalui
ulir ekstruder dan keluar melalui lubang pencetak dengan berbagai ukuran.
(extrusionoregon)Teknologi ulir ganda (twin screw) pada ekstruder merupakan
teknologi yang relatif baru bila dibandingkan dengan metode pemasakan dan
pencampuran konvensional. Banyak produk-produk baru yang dihasilkan oleh
ekstruder ulir ganda, tetapi kebanyakan para penggunanya enggan untuk
mengungkapkan formulasi dan metode pemasakan yang mereka gunakan. Kita
mungkin akan terkejut dengan banyaknya jenis produk yang dihasilkan dengan
ekstruder ulir ganda.
Contoh produk-produk yang dihasilkan oleh ekstruder ulir ganda
diantaranya ialah pasta almond, makanan bayi (makanan-makanan yang berbahan
dasar beras, gandum, dan oat), produk kembang gula (licorice, permen karet,
permen batangan, permen soft centers dan coklat), kaseinat, sereal (flake jagung,
bran, gandum, rice crispy, oat, produk sereal yang mengembang dan kaya akan
serat, siap untuk dimakan), kue-kue (produk ko-ekstrusi dengan berbagai macam
filling), pakan ikan (pakan untuk ikan di akuarium dan pakan komersial untuk
salmon, trout dan catfish) roti flatbread dalam berbagai macam rasa (isi buahbuahan, kaya serat dan whole wheat), berbagai macam flavor, makanan kaya serat,
29
makanan siap saji dancampuran minuman siap saji, pati yang dimodifikasi sebagai
bahan fungsional, makanan hewan peliharaan, snack untuk hewan peliharaan, keju
olahan, produk-produk snack (snack yang jenisnya mengembang dengan berbagai
macam bentuk seperti keriting, bola, snack ko-ekstrusi dan pelet), pakan udang
dan TVP (Texturized Vegetable Protein). Teknologi ekstrusi ulir ganda
sebenarnya telah digunakan selama bertahun-tahun untuk pengolahan komponen
plastik dan baru-baru ini untuk kosmetik (Clextral, 2007).
Untuk menghasilkan produk akhir yang berbeda jenisnya diperlukan tipe
mesin ekstrusi yang berbeda pula. Tentu saja hal ini tergantung dari kapabilitas
mesin yang dihasilkan perusahaan pembuat ekstruder. Misalnya, ekstruder untuk
menghasilkan produk akhir makanan yang dapat mengembang berbeda jenisnya
dengan ekstruder yang dapat menghasilkan produk pasta. Sebagai contoh,
Coperion merupakan salah satu perusahaan terkemuka di bidang produksi
ekstruder dan perusahaan ini menggolongkan ekstrudernya berdasarkan jenis
produk akhir yang dihasilkan ke dalam tiga kategori, yaitu :
Pertama, ekstruder mampu mengolah bahan mentah tertentu menjadi
tepung dan pati yang dimodifikasi. Bahan mentah yang dapat diolah dalam mesin
ini diantaranya tepung terigu, pati gandum, tepung jagung, pati jagung, tepung
beras, pati beras, tepung rye, pati kentang, tapioka, dll. Bahan mentah dapat
dimodifikasi secara fisik maupun kimia di dalam ekstruder. Perubahan fisik yang
dapat dilakukan untuk menghasilkan produk tertentu yang kita inginkan salah
satunya ialah dengan cara mengatur dan mengendalikan sifat-sifat produk
tersebut (viskositas, daya larut dll.). Proses-proses ekstrusi dan seluruh parameterparameter yang berpengaruh dalam pengolahan, seperti kandungan air, intensitas
tekanan penggilingan, konfigurasi ulir, kecepatan putaran ulir dan tekanan yang
dialami produk perlu diperhatikan dengan cermat.
Perubahan kimia dapat dilakukan dengan melakukan proses-proses seperti
hidrolisis asam atau basa, reaksi katalisis menjadi karboksimetil atau pati yang
bersifat kation. Untuk perubahan kimia ini Proses ekstrusi disesuaikan sedemikian
rupa sehingga kondisi reaksi yang optimal dapat tercapai dan dapat menghasilkan
produk sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Pada umumnya, produk antara
yang dihasilkan harus melalui pengeringan lebih lanjut. Hal ini dapat dilakukan
30
dengan menggunakan pengering khusus. Contoh produk akhir yang dihasilkan
diantaranya ialah pengembang roti, thickening agent, makanan bayi, minuman
cepat saji dan pati fungsional (Coperion, 2007)
Kedua, ekstruder yang mampu menghasilkan produk akhir berupa
breakfast cereal dan makanan ringan (snack). Contoh bahan baku mentah yang
dapat digunakan ialah gandum, rye, barley, oat, jagung, beras serta bahan
tambahan seperti pati, garam, gula, susu bubuk, bubuk coklat, protein
nabati/hewani, flavor tambahan, vitamin, lemak/minyak, emulsifier dan bumbubumbu lainnya. Bahan-bahan cereal/snacks dimasak dalam ekstruder dengan
proses HTST. Air ditambahkan seminimal mungkin, lalu dicetak melalui lubang
keluaran (die) kemudian dipotong. Bahan mentah yang digunakan dapat berupa
tepung halus maupun bubuk yang ukurannya lebih besar. Untuk memperkuat rasa
dan memperpanjang umur simpan sereal dan snack, produk yang telah
mengembang lalu dikeringkan. Kemudian bila diperlukan produk akhir dapat
diberi perasa tambahan, difortifikasi dengan vitamin, diberi bubuk-bubuk bumbu
atau dilapisi dengan minyak, coklat dan gula. Selain itu jika alat untuk proses koekstrusi tersedia, dapat pula dihasilkan sereal ko-ekstrusi dengan berbagai jenis
teknik pengisian. Produk akhir dari ekstruder ini diantaranya ialah sereal, crispies,
flatbread, flake, beraneka ragam snack berbentuk bola, cincin, roda, serpihan,
keriting, pelet dan produk-produk ko-ekstrusi.
Ketiga, ekstruder yang mampu menghasilkan produk-produk khusus
seperti kembang gula, bubuk coklat, permen karet, protein bertekstur, bumbu
nabati, flavor Maillard (panggang, bakar dan karamel), keju olahan, dsb. Prosesproses yang terlibat selama ekstrusi produk-produk khusus ini ialah reaksi-reaksi
yang melibatkan panas, reaksi-reaksi kimia, homogenisasi, pengadonan,
pengeluaran gas, pencampuran, gelatinisasi, pengikatan, pengkristalan, pelelehan,
mengurangi kontaminasi mikroorganisme, teksturisasi, pelapisan, pencetakan, dan
pengembangan. (Coperion, 2007).
2.3
parameter-parameter proses
pengolahan ekstrusi (Sing, et. al., 2007).
Keuntungan yang diperoleh dari mengolah makanan dengan menggunakan
ekstruder diantaranya ialah : Serbaguna (mampu melakukan berbagai macam
proses pengolahan dalam satu alat saja dan mampu menghasilkan jenis produk
yang sangat beragam); Produktivitas produk yang dihasilkan tinggi (mampu
melakukan pengolahan berkesinambungan); Biaya operasional relatif murah;
Proses pengolahan dalam ekstruder memungkinkan resiko mesin untuk overheat
rendah; Kualitas produk makanan yang dihasilkan tinggi (proses pengolahan
HTST menyebabkan terjadinya degradasi yang minimal pada kebanyakan bahan
makanan); Efisien dalam penggunaan energi; Tidak menghasilkan limbah atau
polutan (Baianu, 1992).
35
Smith (1974) dalam Ang et. al.,(1984) menyatakan bahwa ekstrusi adalah
proses yang memiliki potensi yang besar dalam memproduksi makanan suplemen
yang cocok dalam program-program untuk memperkaya gizi melalui produk
makanan. Keuntungan menggunakan proses ini diantaranya ialah :
akhir. Kesemuanya itu akan mempengaruhi kadar protein, daya serap minyak dan
daya serap air produk. Hasil analisis asam amino diketahui bahwa tepung ikan
hasil pemasakan ekstrusi rata-rata kekurangan asam amino metionin, leusin,
37
fenilalanin dan tirosin tetapi mengandung glutamat dan lisin dalam jumlah yang
cukup tinggi. Menurut hasil perhitungan statistik, jenis ikan berpengaruh nyata
terhadap kandungan protein, kekerasan produk burger yang dicobakan. Sedangkan
jenis bahan campuran berpengaruh terhadap kadar protein tepung hasil ekstrusi,
daya serap air, aktivitas emulsi, indeks dispersibilitas, daya cerna protein, rasa
produk dan kandungan protein produk (Muchtadi, dkk., 1993)
Selain penelitian mengenai hal tersebut di atas, terdapat beberapa
penelitian yang menginformasikan tentang sejumlah proses inaktifasi enzim alfa
amilase, lipase, lipoksidase, peroksidase dan urease selama pemasakan ekstrusi
dalam kondisi proses tertentu. Oleh karena itu ekstrusi yang dikendalikan dengan
baik harus dilakukan agar inaktifasi enzim yang terkandung dalam berbagai
macam bahan makanan berlangsung dengan efektif. Hal ini akan sangat
berpengaruh dalam memperpanjang umur simpan bahan dan menghambat
terjadinya flavor yang menyimpang (Linko et. al., 1982). Proses ekstrusi pada
hasil perikanan juga dapat digunakan untuk menginaktifkan enzim-enzim yang
merugikan dalam pengolahan produk hasil perikanan.
Enzim hanya aktif di sekitar suhu kamar yaitu antara 10o 40oC dan
kehadirannya dalam bahan pangan seringkali tidak diinginkan karena dapat
merusak bahan pangan tersebut. Inaktifasi enzim dapat dilakukan dengan proses
ekstrusi karena proses ini mampu menghasilkan suhu tinggi dan bebas dari
oksidasi akibat bahan yang terkena udara bebas.
Menurut Choudhury (1996), terdapat beberapa jenis ikan di Amerika Utara
yang tidak bisa dipasarkan disebabkan tingginya kandungan enzim protease yang
akan mendegradasi miosin pada daging. Penguraian enzimatik pada miosin pada
proses pemasakan akan mengarah pada pelunakan otot ikan yang berlebihan. Hal
ini akan mengakibatkan tekstur lunak pada produk akhir dan akhirnya tidak dapat
diterima konsumen. Kurangnya pengetahuan tentang teknologi yang cocok untuk
menghambat atau menghilangkan enzim protease pada daging ikan akan
menyebabkan ikan tersebut tidak dapat dimanfaatkan lebih jauh.
Salah satu cara yang digunakan untuk menghambat kerja enzim protease
diantaranya ialah dengan mengolah ikan menjadi surimi atau filet terlebih dahulu.
Beberapa cara telah diusahakan untuk menghasilkan surimi atau filet yang telah
38
disuntik oleh bahan tambahan yang berfungsi menghambat kerja enzim tetapi
muncul masalah dalam penyebaran dan kemampuan difusi bahan tambahan
tersebut pada tempat-tempat tertentu yang mengandung enzim protease pada
surimi. Teknologi ini jika dilakukan hanya dapat memanfaatkan ikan-ikan yang
ditangkap sebanyak 20% sisanya sebanyak 80% akan dibuang sebagai limbah.
Saat ini telah terdapat suatu metode yang efektif untuk menghilangkan kandungan
enzim protease tinggi pada jenis-jenis ikan tertentu yaitu dengan menggunakan
proses ekstrusi.
Prosedur pelaksanaan metode ini sebenarnya sangat sederhana karena
memanfaatkan prinsip-prinsip dasar proses ekstrusi pada bahan pangan yang telah
dikenal luas. Ikan yang telah berbentuk adonan bersama dengan campuran lainnya
dimasukkan ke dalam ekstruder. Ekstruder yang digunakan sekurang-kurangnya
harus memiliki dua bagian. Bagian yang pertama suhunya dijaga agar tetap di
bawah suhu aktifasi enzim lalu bagian berikutnya suhu dijaga agar cukup untuk
menginaktifkan enzim dalam campuran adonan tersebut. Ekstruder yang
digunakan sebaiknya ialah tipe twin screw, suhu yang digunakan pada bagian
inaktifasi enzim berkisar antara 100o -1100 C tergantung pada jenis ikan dan jenis
produk akhir yang dihasilkan. Secara singkat keterangan mengenai prosedur
pelaksanaan inaktivasi enzim protease dengan menggunakan ekstruder ialah
sebagai berikut :
Ikan disiangi, dipisahkan kepala, jeroan dan tulang nya atau dapat juga
difilet
Ikan dipotong, dicincang atau digiling tergantung pada kebutuhan
pengolah lalu dicampur dengan bahan yang mengandung pati atau protein
pada suhu yang dingin 4o -10o C. Bahan-bahan yang berpati atau protein
tersebut akan menyerap kelembaban dari daging ikan. Mereka berperan
sebagai pengikat adonan, meningkatkan viskositas yang akan membentuk
adonan pasta yang kental (tergantung dari jenis bahan-bahan yang
digunakan). Pengurangan kandungan air pada adonan dapat dilakukan
sebelum proses ekstrusi, selama ekstrusi dan setelah ekstrusi dengan alat
pengering (tergantung jenis ekstruder)
39
Adonan yang terdiri dari ikan dan bahan yang mengandung pati atau
protein dapat dipanaskan dalam ekstruder hingga mencapai suhu barrel
yang sangat tinggi (200o -300oC) pada waktu yang sangat singkat (1
hingga sekitar 2 menit).
Ekstruder yang digunakan boleh terdiri dari beberapa bagian proses
tapi minimal salah satu dari bagian itu ialah zona reaksi utama dimana
proses HTST berlangsung. Sebenarnya zona-zona reaksi ini pada
prinsipnya sama dengan zona-zona yang telah dibahas pada sub-bab
terdahulu, tetapi untuk lebih jelasnya maka akan diuraikan secara singkat
saja.
Suhu adonan daging ikan pada bagian sebelum zona reaksi utama
diatur agar kenaikannya terjadi secara bertahap, dijaga agar jangan
terlebih dahulu mencapai suhu optimum untuk aktivasi enzim protease
(pada ikan arrowtooth flounder sekitar 40o -55oC). Aktifnya enzim
protease pada adonan sebelum memasuki zona reaksi utama akan
Setelah produk keluar dari die sesuai dengan bentuk yang diinginkan, lalu
berpengaruh
pada
tingkat
pengembangan. Peningkatan padatan ikan dalam bahan akan menurunkan tingkat
pengembangan, daya larut dalam air tetapi meningkatkan kepadatan bahan
(Gautam, et. al., 1997).
III
KESIMPULAN
Berkembangnya teknologi ekstrusi pada industri pengolahan bahan pangan
merupakan suatu hal yang tidak bisa dielakkan lagi. Hal ini disebabkan
meningkatnya
tuntutan
dari
masyarakat
luas
sebagai
konsumen
yang
membutuhkan produk-produk makanan yang mudah disajikan, sehat, menarik dan
harganya terjangkau. Produk makanan yang sehat dapat diperoleh dari bahan baku
makanan yang memenuhi kriteria sebagai bahan pangan yang edible atau layak
untuk dimakan, serta tidak kalah pentingnya bahwa bahan makanan itu hendaknya
mengandung kuantitas dan kualitas gizi yang baik.
Komoditi-komoditi hasil perikanan merupakan bahan baku yang potensial
untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pada pengolahan dengan ekstrusi ini,
baik dilihat dari segi gizi maupun ketersediaan bahan bakunya. Tetapi sayangnya,
sebagai produk olahan makanan, komoditi h
l
perikanan
masih
minimal
sekali
pemanfaatannya. Ikan lebih disukai dikonsumsi dalam bentuk utuh atau diolah
secara tradisonal, diproduksi dalam skala rumah tangga dan dipasarkan secara
lokal
saja.
ekstrusi,
Dengan
maka
segala
komoditi
keuntungan
perikanan
yang
dapat
sebenarnya
diperoleh
memiliki
dengan
teknologi
kesempatan
untuk
dimanfaatkan lebih jauh lagi dalam industri pengolahan makanan, salah satunya
dalam
bentuk
Ekstrusi
menjadi
diversifikasi
dengan
suatu
menjadi
menggunakan
proses
keuntungan-keuntungan
yang
yang
berbagai
ekstruder
sangat
dapat
produk
tipe
olahan
ulir
makanan
(screw)
menarik
dalam
industri
diperoleh
seperti
serba
telah
makanan,
guna,
ekstrusi.
terbukti
dengan
produktivitas
yang dihasilkan tinggi, berbiaya rendah, efisien dalam penggunaan energi, dan
tidak
ada
limbah
yang
menyebabkan
pencemaran
lingkungan.
Prinsip
ekstrusi
dalam
pengolahan
pencampuran
Proses
makanan
dan
ekstrusi
menggabungkan
pembentukan
bahan
makanan
proses
pendorongan
bahan,
produk
akhir.
reaksi-reaksi
fisika
menjadi
tidak
bisa
lepas
dari
dan kimia, karena proses ekstrusi menggunakan energi mekanis dan panas dalam
mengolah bahan mentah menjadi produk akhir yang dikehendaki. Terdapat tiga
langkah
umum
menghasilkan
pengolahan
produk
yang
akhir, yaitu
biasa
tahap
dilakukan
pengolahan
para
pra
pengolah
ekstrusi,
untuk
ekstrusi
dan
44
45
setelah ekstrusi. Untuk melakukan proses ekstrusi diperlukan suatu mesin yang
disebut ekstruder. Dalam mengolah bahan, ekstruder dapat dibagi ke dalam zonazona
reaksi
dimana
bahan
mengalami
perlakuan-perlakuan
dan
perubahan-
para
dengan
ekstruder
pengolah
menggunakan
ini
hadir
untuk
menghasilkan
ekstruder
untuk
tipe
mengatasi
ulir
produk
ganda
ekstrusi
saat
screw).
Teknologi
(twin
kekurangan-kekurangan
yang
dimiliki
ini
oleh
ini
akan
memberikan
Bahan-bahan
dasar
yang
saja
bahan
yang
dengan
pengaruh-pengaruh
yang
diberikan
bahan
pula
ekstrusi
produk
akhir
ditambahkan
yang
cukup
yang
sebagai
dikenal
dihasilkan.
bahan
antara
proses
pada
lain,
kualitas
Produk-produk
ekstrusi
pada
pengolahan
proses
dapat
untuk
maksimal
pada
ialah
perikanan
digunakan
yang
digunakan
diperhatikan
dan
pengendalian
umumnya
tetapi
lain
breakfast
perlu
terhadap
komoditi
produk-produk
ialah
sama
yang
tersebut
Berbagai
baku
ekstrusi.
hasil
ekstrusi.
cereal,
beberapa produk kembang gula, makanan hewan, beragam jenis snack, Texturized
Vegetable
Protein,
olahan lainnya.
makanan
bayi,
makanan
kaya
serat
dan
berbagai
produk