yang luas ditimur Pulau Halmahera. Sepanjang pesisir utara dan selatan
dataran ini terbentuk dari pesisir pengangkatan. Sedangkan bagian tengah
merupakan pesisir pengenggelaman yang dipengaruhi oleh aktivitas marin
dari Teluk Buli. Pada bagian ini dataran aluval tidak ditemukan, tetapi
memasuki daerah Kao, ditemukan dataran aluvial yang luas pada daerah
pedalaman, juga dataran vulkanik yang berombak dan dataran aluvial
berawa secara lokal. Pada kedua semenanjung (baik utara maupun timur
laut) daerah pegunungan itu masih dikelilingi oleh kawasan pegunungan
dan perbukitan yang berkembang dari bahan yang sama. Pulau Morotai
banyak memiliki kesamaan dengan Pulau Halmahera bagian utara, yang
dicirikan oleh gunung-gunung yang berkembang dari batuan sediment dan
batuan beku basa. Pada semenanjung bagian selatan Halmahera lebih di
dominasi oleh daerah gunung yang terutama berkembang dari bahanbahan sedimentasi batu napal dan batu gamping (marl dan limestone).
Pegunungan yang mendominasi bagian utara dan timur laut Semenanjung
Halmahera juga berbeda secara geologis. Semenanjung utara disusun oleh
formasi gunung api (andesit dan batuan beku basaltic). (Syahya Sudarya;
2007)
2. Maluku Selatan
Maluku Selatan secara geomorlogi merupakan Busur Banda, yaitu sistem
kepulauan yang membentuk busur mengelilingi tapalkuda basin Laut
Banda yang membuka ke arah barat. Sistem Kepulauan Maluku Selatan
dibedakan menjadi busur dalam yang vulkanis dan busur luar yang non
vulkanis. Busur dalam terdiri dari pulau-pulau kecil (kemungkinan puncak
gunungapi bawah laut/seamount) seperti Pulau Damar, Pulau Teun, Pulau
Nila, Pulau Serua, Pulau Manuk dan Kepulauan Banda. Sedangkan busur
luar terdiri dari beberapa pulau yang agak luas dan membentuk komplekskompleks kepulauan antara lain Kepulauan Leti, Kepulauan Babar,
Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Aru, Kepulauan Kai, Kepulauan Watu
Bela, Pulau Seram, dan Pulau Buru. (Sumardi, dkk. 2011)
B. GEOLOGI STRUKTUR
Karakteristik geologi Provinsi Maluku adalah terdiri dari batuan sedimen,
batuan metamorfik dan batuan beku dengan penyebaran yang hampir merata di
setiap gugus pulau. Hal ini dipengaruhi oleh klasifikasi umur pulau/kepulauan
yang terbentuk pada 50-70 juta tahun yang lalu, pada periode Neogeon sampai
Paleoceen.Karakteristik tersebut juga dipengaruhi oleh letak Maluku diantara
lempeng bumi Indo-Australia, Pasifik, Laut Filipina dan Laut Banda, sehingga
memberikan sebaran beberapa gunung api baik yang masih maupun sudah tidak
aktif lagi. (Amarullah dan Tobing ; 2005)
fosil menunjukkan napal berumur Miosen Bawah sampai Miosen Tengah. (Kadar,
1976, komunikasi tertulis dalam jurnal Syahya Sudarya; proceeding pemaparan
hasil kegiatan lapangan dan non lapangan tahun 2007 Pusat sumber daya geologi).
Formasi Woi, Berupa batupasir, konglomerat dan napal. Batupasir, kelabu,
terpilah sedang, tufaan. Konglomerat, kelabu, kerakal andesit, basal dan
batugamping. Napal; kelabu, foraminifora dan moluska, setempat lignitan. Fosil
foraminifora menunjukkan umur Miosen Atas sampai Pliosen berlingkungan
sublitoralbatial. Tebalnya antara 500 600m. (Kadar, 1976, komunikasi tertulis
dalam jurnal Syahya Sudarya; proceeding pemaparan hasil kegiatan lapangan dan
non lapangan tahun 2007 Pusat sumber daya geologi).
Formasi Anggai, Berupa batugamping dan batugamping pasiran, pejal. Fosil
foraminifora menunjukkan umur Miosen Atas sampai Pliosen. Sebarannya di
timur P.Obi. Ketebalannya kurang lebih 500 m. Formasi Anggai menjemari
dengan Formasi Woi. (Kadar, 1976, komunikasi tertulis dalam jurnal Syahya
Sudarya; proceeding pemaparan hasil kegiatan lapangan dan non lapangan tahun
2007 Pusat sumber daya geologi).
REFERENSI
Amarullah, Deddy dan Robert L. Tobing. 2005. Inventarisasi batubara marginal
Daerah obi utara kabupaten halmahera selatan Provinsi maluku utara.
Pemaparan hasil kegiatan lapangan subdit batubara : Obi Andayany, Helda. 2012.
Penerapan Persamaan Geotermometer (SiO2)P Di Lapangan Panas Bumi Suli,
Ambon.
Dalam Jurnal Barekang Vol. 6 No. 2 Hal. (33 36)Karyanto, Wahyudi, Ari
Setiawan, dan Sismanto. 2011. Identifikasi zona konduktif di daerah prospek
panasbumi larike Ambon maluku.
Jurnal Sains MIPA, Vol. 17, No. 2, Hal.: (67 74)Kusnama. 2008. Fasies Dan
Lingkungan Pengendapan Formasi Bobong Berumur Jura Sebagai Pembawa
Lapisan Batubara Di Taliabu, Kepulauan Sanana-Sula, Maluku Utara.
Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 3 No. 3 Hal 161-173: BandungMarasabessy, M.
Djen, Edward dan Febriana Lisa Valentin. 2010. Pemantauan Kadar Logam Berat
Dalam Air Laut Dan Sedimen Di Perairan Pulau Bacan, Maluku Utara.
Dalam makara, sains, vol. 14, no. 1 Hal : 32-38 : BandungRobertus S.L.S, Herry
S, dan Andri Eko A. W. 2011. Survei Pendahuluan Panas Bumi Geologi Dan
Geokimia Pulau Wetar, Provinsi Maluku.
Roswita, Lantu, dan Syamsuddin. 2006. Survei geolistrik metode resistivitas
untuk Interpretasi kedalaman lapisan bedrock di pulau Pakal, halmahera timur.
Program Studi Geofisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam , Universitas Hasanuddin : Makassar
Sudarya, Syahya. 2007. Inventarisasi mineral logam di kabupaten halmahera
selatan dan kota tidore maluku utara.
Pusat sumber daya geologi: BandungSumardi, Eddy, Bakrun, Syuhada, dan Liliek
Rihardiana. 2011. Survei geofisika terpadu banda baru, maluku tengah, provinsi
Maluku.
Pusat Sumber Daya Geologi : BandungTriono, Untung dan Mulyana. 2011.
Penyelidikan Batu Bara Di Daerah Mangole Dan Sekitarnya Kabupaten
Kepulauan Sula,Maluku Utara.
Filename:
Directory:
Template:
tugas ku men
C:\Users\User\Documents
C:\Users\User\AppData\Roaming\Microsoft\Templates\Normal.dot
m
Title:
Subject:
Author:
User
Keywords:
Comments:
Creation Date:
31-12-2014 0:03:00
Change Number:
2
Last Saved On:
31-12-2014 0:03:00
Last Saved By:
User
Total Editing Time:
2 Minutes
Last Printed On:
03-03-2015 22:24:00
As of Last Complete Printing
Number of Pages: 7
Number of Words: 2.146
Number of Characters:
13.610