Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Data Teknis Fondasi Tower Support Pipa Fine Coal
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan departemen
rancang bangun PT. Semen Tonasa, maka diperoleh data data yang
dibutuhkan dalam analisis perencanaan seperti berarti isi tanah (t) = 1750
kg/m3, mutu baja fy = 390 MPa, mutu beton K-225, Berat isi beton (b) =
2400 kg/m3. Berdasarkan desain tower didalam program, diperoleh nilai
reaksi beban mati sebesar 1380 kg/kolom dan beban hidup sebesar 207,07
kg/kolom.
Untuk berat isi beton (b) tercantum didalam SK-SNI. Selain itu,
untuk merubah nilai K ke fc dapat diliat dalam PBI 1971 SK-SNI, mutu
beton K-225 dikonfersi ke silinder = 225 kg/cm 2 x 0,83 = 186,75 kg/cm2

kemudian dikonfersi kesatuan MPa (N/mm ) = 186,75 x

9,81
100

= 18,320

N/mm2.

30

Gambar 4.1. Dimensi Pondasi


Penyelesaian :
Di dalam penyelesaian suatu perencanaan fondasi, ada beberapa
langkah yang harus dilakukan yaitu:
1. Menghitung Daya Dukung Tanah
Daya dukung tanah dihitung berdasarkan data pada kedalaman 2,0
meter dari permukaan tanah dengan nilai qp = 9,0 ton/m
a. Diperoleh nilai, qp
= 0,9 kg/cm
Pb
= 0,9 x (150x350) = 47250 kg
47250
=
= 18900 kg
2,5
b. Menghitung nilai q all =

18900
(150 x 350)

= 0,360 kg/cm

2. Beban beban yang bekerja pada bagian sub struktur yang ditinjau
yaitu fondasi telapak.
Tebal plat fondasi, diambil = 20 cm
- Berat fondasi / m1 (Wfondasi)

= tebal fondasi x berat isi beton


= 0,2 m x 2400 kg/m3
= 480 kg/m2
31

- Berat tanah diatas fondasi (Wtanah) = (Tinggi fondasi tebal fondasi)


x Berat isi tanah
= (1,4 m 0,2 m) x 1750 kg/m3
= 1,2 m x 1750 kg/m3
= 2100 kg/m2
qa net
= q all Wfondasi - Wtanah
= 0,360 kg/cm 0,048 kg/cm2 0,210 kg/cm2
= 0,102 kg/cm2
= 1020 kg/m2
2 ( PD+ PL) +2(B x L x H x b )
Luas fondasi =
qanet
=

2 ( 1380 kg+207,07 kg ) +2(0,4 m x 0,4 m x 1,4 m x 2400 kg/m3)


1020 kg /m2
=

4 249,34 kg
1020 kg /m

= 4,166 m2
Dimana, L = Panjang kolom fondasi
B = Lebar kolom fondasi
H = Tinggi kolom fondasi
- Ukuran fondasi eksisting = Lebar plat fondasi x Panjang plat fondasi
A = 1,5 m x 3,5 m
= 5,25 m2
5,25 m2 > 4,166 m2 .....Ok (Penampang aman terhadap beban
-

yang bekerja).
Beban terfaktor, Pu = 1,2 x 2 ( PD + L x B x H x b ) + 1,6 (PL)
= 1,2 x 2 (1380 kg + 0,4 m x 0,4 m x 1,4 m x
2400kg/m3) + 1,6 (207,07 kg)
= 4933,522 kg

Menghitung beban ultimate (qu)


Pu
qu =
A
=

4933,522 kg
1,5 x 3,5 m

= 939 kg/m2
3. Kontrol Tegangan Geser

32

Menghitung tegangan geser diperlukan untuk mengontol apakah


pemanpang yang digunakan aman terhadap geser akibat beban beban
yang bekerja.

Dipakai tulangan : 16
Tinggi efektif, d

= Tebal fondasi selimut beton diameter


tulangan
= 20 cm 7 cm 0,8 cm
= 122 cm
Meninjau luas bidang geser dengan potongan kritis satu arah
a. Arah pendek :

Gambar 4.2. Potongan kritis satu arah


(arah pendek)
Vu = qu x luas beban geser
= 1045,05 kg/m2 x 1,5 m (0,75 m 0,2 m 0,122 m)
= 43,8921 kg.
b. Arah panjang :

33

Gambar 4.3. Potongan kritis satu arah (arah


memanjang)
Vu

Vc

= qu x luas beban geser


= 1045,05 kg/m2 x 1,75 m (0,75m 0,2m 0,522 m)
= 57,20745 kg.
1
f 'c x b x d
= 6
w
=

1
18,320 x 1750 mm x 522 mm
6

= 651658,457 N
= 65165,84 kg

Vc

= 0,6 x Vc
= 0,6 x 65165,84 kg
= 39099,504 kg

Vu < Vc
57,20745 kg < 39099,504 kg ....(Ok)
(Fondasi aman terhadap beban geser).
4. Momen lentur
Dalam perhitungan momen lentur dengan metode cross, dapat
dilakukan dengan beberapa langkah yaitu :

34

Gambar 4.4. Gambar


a. Momen primer
Perletakan
Rumus rumus momen primer
dapat dilihat di buku teknik sipil
halaman 63 (Ir. V. Sunggono kh.1995)
M012
= -M021
1
= - 12 x qu x L2
1
12

=M01A

x 1045,05 x 2,00

= - 348,35 kg m
= - M02B
1
= - 2 x qu x L2
=-

1
2

x 1045,05 x 0,752

= - 293,920 kg m
b. Faktor kekakuan ( k )
K1A = 0
4 EI 12
K12, K21 =
=
L

4
2,00

= 2,00

K2B = 0

c. Koefisien distribusi ( )
1A = 0
12 =

K 12
k 1 A+ K 12

2,00
0+2,00

=1

21 =

K 21
K 21+ K 2 B

2,00
2,00+0

=1

2B = 0

35

Dari hasil perhitungan di atas kemudian di rangkum


kedalam tabel distribusi momen sehingga di peroleh momen akhir.
Tabel 4.1 Distribusi Momen

Titik Kumpul

Batang
Koef. Distribusi
Mo
Balance
C Over
Balance

1A
+293,920
0
0
0

12
1
- 348,35
+54,43
0
0

21
1
+348,35
-54,43
0
0

2B
-293,920
0
0
0

293,920

-293,92

293,92

-293,920

5. Free body
Perhitungan momen dengan metode free body di gunakan untuk
menghitung momen maksimum yang terjadi pada daerah lapangan
suatu struktur lentur.
a. Momen maksimum bentang 1 2

M2 = 0
Gambar 4.5. Bentang 1-2 reaksi
perletakan
36

R12 . L q . L .

1
2

- M12 + M21 = 0

R12 . 2,00 ( 1045,05 . 2,00.

1
2

) -293,92 + 293,92 = 0

R12 . 2,00 = 2090,1


2090,1
R12 =
= 1045,05 kg
2,00
M2 = 0
-R21 . L + q . L .

1
2

+ M12 M21 = 0

37

-R2 . 2,00 + ( 1045,05 . 2,00.

1
2

) +293,92 - 293,92 = 0

-R2 . 2,00 = -2090,1


2090,1
-R2 =
2,64
R21 = 1045,05

M1 = 0

Gambar 4.6. Bentang 1-2 (Momen


Max)

Mmax

d Mx
dx

Mx = R12 x q . x
X=
=
M1

=0
x
2

- M12

R 12
q
1045,05
1045,05

=1

= R12 . 1 q . 1 .

1
2

M12

= 1045,05 . 1 1045,05 . 1 .

1
2

293,92

=228,605 kg/m

38

Gambar 4.7. Gaya dalam yang bekerja


(Momen)
6. Perhitungan tulangan :
Dalam perencanaan penulangan suatu struktur lentur, yang harus di
perhatikan adalah menentukan nilai As yang memenuhi syarat untuk
Mn = Mu / dan rasio tulang ( ) yang tidak boleh kurang dari

min

atau melebihi max.


Langkah- langkah perhitungan tulangan fondasi yaitu :
a. Penulangan plat fondasi
Diambil momen lentur maksimal
= 348,35 kg m
= 3,4835 kN m
- Menghitung rasio tulangan minimum (min)
Rasio tulangan minimum dihitung dengan persamaaan (2.12)
1,4
min = fy
=
-

=0,0036
Menghitung rasio tulang berumbang (b )
Rasio tulang berimbang dapat dihitung dengan persamaaan (2.10)
1.0,85 . fc
600
b
=
. 600+ fy
fy
=

1,4
390

0,85.0,85 .18,675
390

= 0,020907
Menghitung rasio

tulangan

600
600+ 390
maksimum

di

hitung

dengan

persamaaan (2.11)
max
= 0,75 x b
39

max
-

= 0,75 x 0,020907
= 0,0157
Menghitung momen nominal (Mn)
Momen nominal di hitung dengan persamaan (2.17)
Mu
Mn
=

3,4835 KN m
0,8

= 4,3543 KN m
Mn = T x z
T = As x fy
Mn = As x fy x z
z di ambil sebesar 0,85 0,9d
4,3543 x 106 = As x 390 x 444 mm2
z = 0,85 x d
As = 25,146 mm2
= 0,85 x 0,522 m
As = x b xd
= 0,444 m
= 444 mm
-

Menghitung rasio tulangan ( )


Rasio tulangan maksimum dapat dihitung dengan persamaan (2.7)
As
= bx d
=

25,146
1000 x 522

= 0,0000481 < 0,0036


di gunakan min
Menghitung luas tulangan yang di butuhkan (As)
Luas tulangan yang dibutuhkan dihitung dengan persamaan (2.7)
Di pakai As = min x b x d
= 0,0036 x 1000 mm x 522 mm
= 1879,2 mm2
Digunakan tulangan : D19 150 mm = 1890 mm2 ( tulangan
rangkap )
Menghitung tulangan susut :
Untuk fy = 400 Mpa, rasio tulangan susut ( ) = 0,0018
Dipakai As = x b x d
= 0,0018 x 1000 mm x 522 mm
= 939,6 mm2
Digunakan tulangan : D 14 150 mm (1026 mm2)

b. Penulangan pedestal ( kolom )

40

Ukuran pedestal : b = 40 cm
h = 250 cm
cek rasio ukuran pedestal :
h
250
=
b
40 = 6,25
Digunakan As min = 0,01 x 400 mm x 400 mm
= 1600 mm2
Dipakai tulangan :
Tulang sengkang :
b xy
As = 3 fy
=

400 x 1000
3 x 390

= 341,880 mm2
Dipakai tulangan =

41

Anda mungkin juga menyukai