Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan dari
berakhirnya suatu proses. Sampah dapat membawa dampak
buruk bagi kesehatan, sampah yang berserakan akan didatangi
oleh serangga-serangga (vektor) dan akan menimbulkan bibit
penyakit. Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola
konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan
jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik
sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai
jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha
atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah
juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan
kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya volume timbulan
sampah memerlukan pengelolaan.
Padahal adanya pembuangan sampah d sembarang tempat
dapat menimbulkan berbagai dampak contohnya bau yang tidak
sedap, di hinggapi lalat kemudian mendatangkan wabah
penyakit. Kenyataan nya sampah memang merugikan namun jika
ada pengolahan secara baik dan benar sampah bisa
mendatangkan manfaat. Selain itu juga dapat dijadikan berbagai
macam barang kerajinan. Serta pengelolaan sampah yang baik
dapat menjadikan lingkungan yang bersih dan tampak sehat.
Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan bila tidak
dikelola dengan baik, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena
selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah
juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat.
Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya dan juga
kesadaran dari masyarakat untuk mengelolanya.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dari kunjungan kami ke tempat home
industry CV Rosa Perdana di Sekeloa ini yaitu untuk memenuhi
tugas Rekayasa Lingkungan mengenai Pengolahan Sampah
Organik dan Anorganik, dan bertujuan untuk mengetahui proses
pengolahan sampah organik dan
anorganik yang menjadi
masalah masyarakat sekarang.
1

1.3 Lokasi dan Waktu Kunjungan


Hari/Tanggal : Selasa, 3 Juni 2014
Waktu

: Pk. 11.00 13.00 WIB

Tempat

: Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik


CV Rosa Perdana
Jl. Sekeloa No. 124/152C, Dipati Ukur Bandung
(022) 2508671

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian sampah organik dan anorganik

PENGOLAHAN SAMPAH

SAMPAH
ORGANIK

C PENGOMPOSAN

SAMPAH
ANORGANIK

SAMPAH DAUR ULANG

INCENERATOR

PEMULUNG

BIOGAS

VERMI
COMPOSTING

PUPUK PADAT

BIOMAS CACING

PUPUK PADAT

FARMASI
KOSMETIK
PAKAN TERNAK

A . Pengertian Sampah
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau
tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam
pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam
pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak
atau buangan.

Gambar 2.1 Sampah


B. Pengertian sampah organik
Sampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap
sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/ pemakai
sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan
prosedur yang benar. Organik adalah proses yang kokoh dan
relatif cepat, maka tanda apa yang kita punya untuk menyatakan
bahwa bahan-bahan pokok kehidupan. Sampah Organik terdiri
dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil
dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau
yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses
alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan
organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit
buah, dan daun.
Sampah organik basah. Yang dimaksud dengan sampah
organik basah yaitu sampah yang mempunyai kadar kandungan
air didalamnya. Contohnya seperti buah dan sayuran.
Sampah organik kering. Yaitu sampah yang tidak
mempunyai kandungan air yang besar. Contohnya adalah
sampah yang berasal dari dedaunan kering dan lain sebagainya

Gambar 2.2 Sampah Organik


C. Pengertian sampah anorganik
Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari
bahan-bahan non-hayati, baik berupa produk sinterik maupun
hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah
anorganik ialah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non
hayati baik berupa produk sinterik maupun hasil prosses
teknology pengelolahan bahan tambang atau sumber daya alam
dan tidak dapat diuraikan oleh alam. Contohnya: botol plastik,
tas plastik, kaleng.

Gambar 2.3 Sampah Anorganik

2.2 Dampak positif dan negative dari sampah


A. Dampak Positif
Dampak positif dari sampah organik adalah sebagai berikut
:
Sebagai pupuk organik untuk tanaman. Limbah dari
sampah organik dapat dijadikan sebagai pupuk penyubur
tanaman dengan menyulap sampah menjadi kompos. Kompos
dapat memperbaiki struktur tanah, dengan meningkatkan

kandungan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan


tanah untuk mempertahankan kandungan air dalam tanah.
Sumber humus. Sampah orgnaik yang tenah membusuk
seperti dapat menjadi humus yang dibutuhkan untuk tanah
untuk menjaga kesuburan tanah. serta menjadi sumber makanan
yang baik bagi tumbuh-tumbuhan, meningkatkan kapasitas
kandungan air tanah, mencegah pengerukan tanah, menaikkan
aerasi tanah, menaikkan foto kimia dekomposisi pestisida atau
senyawa-senyawa organik racun.
Sampah dapat didaur ulang. Limbah sampah dari plastik
dan kertas dapat didaur ulang menjadi berbagai barang yang
bermanfaat seperti menjadi produk furnitur yang cantik. atau
didaur ulang kembali menjadi bahan baku pembuatan produk
plastik atau kertas.
Dijadikan bahan bakar alternatif. Pembusukan sampah
dapat menghasilkan gas yang bernama gas metana yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk kebutuhan
rumah tangga atau industri kecil.
Menjadi sumber listrik. Secara tidak langsung sampah
dapat dijadikan sumber listrik alternatif dengan cara merubah
sampah agar menghasilkan gas metana, dimana gas ini dapat
dijadikan bahan bakar untuk menjalankan pembangkit listrik.
Dampak positif dari sampah anorganik adalah sebagai
berikut :
1. Dapat dimenjadi barang kerajinan tangan.
2. Dapat dimanfaatkan kembali.

B. Dampak Negative
Damapak negative dari samapah organic sebagai berikut:
1.

2.

Sampah memang menjadi salah satu penyumbang gas


rumah kaca. Maka dari itu, pembuangan sampah di
tempat pembuangan akhir (TPA) harus diperhatikan.
Sampah organik yang tertimbun mengalami dekomposisi
secara anaerobic. Proses itu menghasilkan gas CH4.
Sampah yang dibakar juga akan menghasilkan gas CO2.
Gas CH4 mempunyai kekuatan merusak 20 kali lipat dari
gas CO2.
Pembakaran sampah secara sembarangan akan berakibat
buruk untuk lingkungan dan kesehatan. Pembakaran yang
bersih hanya bisa dilakukan dalam api panas dan suplai
6

3.

oksigen yang cukup. Padahal, pada pembakaran sampah


yang umum dilakukan, hanya tumpukan sampah bagian
atas yang mendapat cukup oksigen untuk menghasilkan
CO2. Sementara bagian dalam, karena kekurangan suplai
O2 akan menghasilkan karbonmonoksida (CO). Satu ton
sampah akan menghasilkan sekitar 30 kg CO. CO adalah
gas yang mampu membunuh orang secara massal.
Selain itu pembakaran sampah juga menimbulkan polusi
udara.

Dampak negative dari sampah anorganik adalah sebagai


berikut :
1.

2.

3.

4.

2.3

Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk


lingkungan
yang
kurang
menyenangkan
bagi
masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan
yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.
Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan
rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di
sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung
(untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara
tidak
langsung
(tidak
masuk
kerja,
rendahnya
produktivitas).
Pembuangan sampah padat ke badan air dapat
menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi
fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan,
drainase, dan lain-lain.
Infrastruktur
lain
dapat
juga
dipengaruhi
oleh
pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti
tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air.
Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak
efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di
jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering
dibersihkan dan diperbaiki.

Pengolahan Sampah

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan , pengangkutan


, pemrosesan , pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material
sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg
dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk
mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau
keindahan.
Pengelolaan
sampah
juga
dilakukan
untuk
memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa

melibatkan zat padat, cair, gas atau radioaktif dengan metoda


dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
a. DAUR ULANG
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari
sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.
Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil
bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari
bahan yang bisa dibakar utnuk membangkitkan listik.
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang,
yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang
dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali
untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari
sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/
kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah
tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum
aluminum, kaleng baja makanan/ minuman, Botol HDPE dan PET,
botol kaca, kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis
plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur
ulang. Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer
atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus
diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya.
b. Pengolahan biologis
- Pengkomposan.
Material sampah (organik), seperti zat tanaman, sisa
makanan atau kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses
biologis
untuk
kompos,
atau
dikenal
dengan
istilah
pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan
sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk
membangkitkan listrik. Contoh dari pengelolaan sampah
menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program
(program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik
rumah tangga, seperti sampah dapur dan potongan tanaman
dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan.
-

Pemulihan energi

Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa


diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau
secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menajdi bahan
bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas"
bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan bakar
memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk
8

memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari


turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk
perlakukan panas yang berhubungan, dimana sampah
dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen.
Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan
tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi
produk berzat padat, gas dan cair. Produk cair dan gas bisa
dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi
produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi
produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur
plasma yang canggih digunakan untuk mengkonversi material
organik langsung menjadi Gas sintetis (campuran antara karbon
monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk
menghasilkan listrik dan uap.
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah
adalah pencegahan zat sampah terbentuk, atau dikenal juga
dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk
penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang
yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa
digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas
plastik), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan
barang sekali pakai (contohnya kertas tissue) ,dan mendesain
produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi
yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).
Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah
yang berbeda dalam penggunaannya, antara negara-negara atau
daerah. Beberapa yang paling umum, banyak-konsep yang
digunakan adalah:
a) Diagram dari hirarki limbah.
Hirarki Sampah-hirarki limbah merujuk kepada "3M"
mengurangi sampah, menggunakan kembali sampah dan daur
ulang, yang mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah
sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah. Hirarki
limbah yang tetap menjadi dasar dari sebagian besar strategi
minimalisasi sampah. Tujuan limbah hirarki adalah untuk
mengambil keuntungan maksimum dari produk-produk praktis
dan untuk menghasilkan jumlah minimum limbah.
Perpanjangan tanggungjawab penghasil sampah/ Extended
Producer Responsibility (EPR). EPR adalah suatu strategi yang
dirancang untuk mempromosikan integrasi semua biaya yang
berkaitan dengan produk-produk mereka di seluruh siklus hidup
(termasuk akhir pembuangan biaya hidup) ke dalam pasar harga
produk. Tanggung jawab produser diperpanjang dimaksudkan
9

untuk menentukan akuntabilitas atas seluruh Lifecycle produk


dan kemasan diperkenalkan ke pasar. Ini berarti perusahaan
yang manufaktur, impor dan atau menjual produk diminta untuk
bertanggung jawab atas produk mereka berguna setelah
kehidupan serta selama manufaktur.
Prinsip pengotor membayar adalah prinsip di mana pihak
pencemar membayar dampak akibatnya ke lingkungan.
Sehubungan dengan pengelolaan limbah, ini umumnya merujuk
kepada penghasil sampah untuk membayar sesuai dari
pembuangan. Proses pengambilan barang yang masih memiliki
nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur
ulang. Ada beberapa cara daur ulang, pertama adalah
mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau
mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk
membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur ulang terus
ditemukan dan akan dijelaskan dibawah.
b) Pengolahan kembali secara fisik
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang,
yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang
dibuang, contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali
untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari
sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/
kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah
tercampur.
Upaya penanganan diharapkan dapat mengurangi jumlah
sampah secara signifikan mulai dari sumbernya sampai sampai
ke tempat pembuangan akhir. Ada beberapa cara menangani
pengurangan sampah yang lebih dikenal dengan prinsip 3R
meliputi kegiatan:
1)

Reduce (Mengurangi)

Kegiatan mengurangi sampah, tidak akan mungkin


menghilangkan sampah secara keseluruhan tetapi secara teoritis
aktivitas ini akan mengurangi sampah dalam jumlah yang nyata.
Oleh karena itu kita harus mengurangi pengunaan bahan atau
barang yang kita gunakan dalam aktivitas kita sehari-hari,
karena semakin banyak kita menggunakan bahan atau barang,
maka akan semakin banyak sampah yang dihasilkan. Mengurangi
produksi sampah dapat dilakukan dengan cara :
a. Menggunakan bahan atau barang yang awet.
b. Mengurangi penggunaan barang sekali pakai.
c. Mengurangi belanja barang yang tidak terlalu dibutukan.

10

d. Merawat dan memperbaiki pakaian, mainan, perkakas dan


peralatan rumah tangga daripada menggantinya dengan
yang baru.
e. Menggunakan kantong plastik (kresek)3 sampai 5 kali
untuk berbelanja.
f. Menggunakan keranjang atau kantong yang dapat
digunakan berulang ulang.
2)

Reuse (Memakai kembali)

Sebisa mungkin pilihlah barang barang yang bisa dipakai


kembali, hindari pemakaian barang yang sekali pakai, hal ini
dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum
menjadi sampah. Pemakaian kembali barang bekas tanpa harus
memprosesnya dulu :
o Menggunakan kembali kemasan untuk fungsi yang sama
atau fungsi lainya.
o Memanfaatkan
barang
kemasan
menjadi
tempat
penyimpanan sesuatu.Seperti kertas bekas, botol plastik,
botol kaca masih dapat dipergunakan kembali untuk
keperluan lainnya. Contohnya kertas, koran bekas dapat
digunakan kembali sebagai pembungkus barang-barang,
botol plastik digunakan sebagai tempat bibit tanaman.
o Menggunakan bahan yang bisa dipakai ulang daripada
yang sekali buang, sebagai misalnya : membeli batere
yang dapat diisi ulang daripada batere sekali buang.
3)

Recycle (Mendaur ulang)

Sebisa mungkin barang - barang yang sudah tidak berguna


lagi, bisa didaur ulang, tidak semua barang bisa didaur ulang
namun saat ini sudah banyak industri formal yang
memanfaatkan sampah menjadi barang lain. Sampah anorganik
yang masih memiliki nilai ekonomis yang dapat didaur ulang
(misalnya : kertas, plastik, gelas, kaleng, botol, sisa kain),
dilakukan pengepakan kemudian dijual kepada pengepul sampah
sedangkan sampah anorganik yang tidak dapat dimanfaatkan
lagi dibuang ke TPA.

11

Gambar 2.4 Pengolahan Sampah Menjadi Kerajinan Tangan

2.4 Profil Narasumber

Insprirator dan Pembina EBO


Bambang CACING Sudiarto
(mbah Cacing)
A. Sejarah Budidaya Cacing Tanah di Indonesia
Awal penelitian dilakukan pada tahun 1981 di PPSDAL
UNPAD. Pada tahun 1983 ditemukan jenis cacing tanah
Lumbricus rubellus di Jayagiri Lembang, Kabupaten Bandung
sebanyak 7 ekor dan 5 kokon. Dari jumlah tersebut berhasil
dibudidaya secara laboratoris dan ber-kembang menjadi kurang
lebih 5 kg pada tahun 1985/1986. Pada tahun 1986 diteliti secara
aplikatif di lapangan melalui proyek kerjasama antara PPSDAL
UNPAD dengan PLTA Saguling dan Cirata dengan maksud untuk
pengadaan bahan baku sumber protein pakan ternak dan ikan.
Secara praktis dapat dibudidaya dan dikembangkan oleh
masyarakat di pedesaan.
Pada tahun 1988 diteliti potensinya untuk mengolah limbah
peternakan, melalui wadah Unit Studi Profesi di Fakultas
Peternakan USPEP. Bersamaan dengan itu juga dilakukan
penelitian-penelitian mengenai manfaatnya. Sekarang, budidaya
cacing tanah mulai diminati oleh praktisi-praktisi bisnis dengan
berbagai tujuan, misal sebagai pengolah limbah, bahan baku
sumber protein hewani pakan ternak dan ikan, bahan baku
pembuatan obat tradisional, bahan baku pembuatan kosmetik
dan sebagai pakan hewan kesayangan.

12

B. Potensi Cacing Tanah


a. Sebagai pengurai bahan organik dalam pengelolaan limbah
p
b. Sebagai penghasil pupuk organik
c. Sebagai bahan baku sumber protein hewani (64 72 %)
dan asam amino esensial untuk berbagai peruntukan,
antara lain:
d. Bahan baku pembuatan pakan ternak, ikan dan udang
e. Bahan baku pembuatan pangan
f. Bahan baku pembuatan obat-obatan
g. Bahan baku pembuatan kosmetik
h. Sebagai sarana rekreasi :
- Mengail ikan
- Pakan hewan kesayangan (burung, ikan, dsb.)
- Memperindah taman-taman wisata, karena potensinya
sebagai penghasil pupuk organik untuk tanaman dan
bahan baku pakan hewan kesayangan.
C. Biologi Cacing Tanah
Sistem reproduksinya hermaprodit melalui perkawinan
antarindividu.
Pada
kondisi
pemeliharaan
yang
ideal
menghasilkan kokon (selubung telur) setiap 4 7 hari. Telur
menetas selama 2 3 minggu. Jumlah juvenil 2 20 ekor/kokon,
atau rata-rata 7 ekor. Mencapai dewasa dan dapat menghasilkan
kokon pada umur 2,5 3 bulan.

2.5 Pengolahan Sampah Organik oleh Cacing


Ternak cacing Lumbricus Rubellus, ternak cacing tanah,
pakan ikan, pakan sidat, pakan belut.
Proses pembersihan cacing dari media ternak
Cacing tanah pada umunya memakan bahan-bahan ornaik,
naun demikian tetap saja ada beberapa hal yang menjadi syarat
utama bahan organik tersebut bisa dimakan cacing,
diantaranya :
a. Bahan organik tersebut sudah mengalami pembusukan
sekitar 60%, atau dengan kata lain, bahan tersebut sudah
busuk alias tidak segar lagi. Itulah sebabnya cacing tidak
menggangu akar tanaman, meskin dia ada di sekitar akar
tanaman, hal ini karena akar tanaman dalam keadaan

13

segar, bahkan hidup, sedangkan cacing hanya memakan


yang sudah busuk.

b. Bahan organik tersebut tidak mengandung kapur, garam


dengan dosis yang tinggi, bahan pembasmi kuman, dan
obat cacing. Baglog bekas budidaya jamur tidak dapat
langsung digunakan untuk budidaya cacing karena, dia
mengandung kapur.

c. Bahan organik tersebut tidak mengandung gas metan,


yaitu gas yang terjadi atau ada pada saat bahan organik
mengalami pembususkan, maka dari itu, kooran sapi yang
baru, tidak dapat digunakan sebagai media cacing karena
dia mengandung gas metan dan suhunya panas / tinggi.

d. Bahan organik tersebut tidak mengandung bahan kimia


cair yang berbahaya. oleh karenanya pemgolahan limbah
pasar atau lingkungan harus disortir dan difermentasi
hadulu, agar racun yang ada didalamnya sudah
ternetralisir.
Pengolahan limbah organik seperti sampah pasar, sampah
dapur dan limbah rumah tangga bisa dikomposkan oleh cacing,
dengan beberapa tahapan yang sederhana, yaitu :
1)
2)
3)
4)

Sampah / limbah ditampung disatu tempat,


Sortir atau pisahkan limbah yang bukan organik,
Cacah limbah menggunakan mesin mencacah kompos,
Tampung hasil cacahan limbah dalam satu wadah atau
tempat,
5) Masukan aktivator, agar terjadi pemsusukan dengan
cepat dan serempak,
6) Setelah proses pembusukan selesai, masukan cacing.
7) Panen atau pindahkan cacing dari tumpukan sampai
tersebut setelah kascing/ vermicompost matang.
Ciri-ciri vermicompost yang sudah matang :
-

Tidak bermau sampah lagi,


Baunya seperti tanah,
Bentuk fisiknya seperti tanah,
Warnanya hitam seperti tanah,
Bentuk fisiknya renggang-renggang/ remah/ gembur,
Jika dipegang terasa dingin,

14

Mengandung bahan organik untuk menyuburkan tanah,


dan menyehatkan tanah/ lahan kritis.

Gambar 2.5 Biomas Cacing

BAB III
PENUTUP

15

3.1 Kesimpulan
Sampah adalah barang sisa dari berakhirnya suatu
proses.sampah di bagi jadi 2 yaitu sampah organik dan sampah
non-organik, sampah organik yaitu sampah yang mudah hancur
contoh daun, jerami, dan lain-lain; sedangkan sampah anorganik
yaitu sampah yang sulit dihancurkan contoh kaleng,plastic dan
lain-lain. Kedua jenis sampah ini gmempunyai dampak positif dan
negative sendiri-sendiri. Sampah yang dibuang bias juga
dimanfaatkan dengan mengolah sampah dengan berbagai cara
agat lebih bermanfaat.

3.2 Saran
Dari pembahasan diatas penulis menyarankan bagi
pembaca agar lebih menjaga lingkungan, dengan mengetahui
dampak positif dan negative dan cara pengolahannya kita bisa
memperkecil dampak negatifnya dengan mengolah sampah agar
dapat dimanfaatkan, agar tidak hanya menjadi bibit penyakit
namun lebih bermanfaat.
Adapun saran yang berkaitan dengan kegiatan kunjungan
lapangan di atas yaitu:
o Masyarakat dihimbau untuk sadar akan pentingnya
kebersihan lingkungan, karena lingkungan menjadi
tempat hidup bagi masyarakat.
o Tidak membuang sampah rumah tangga sembarangan.
o Memilihara kelestarian alam yang Tuhan berikan untuk
hidup kita sekarang dan kelak untuk generasi penerus
kita.

16

Anda mungkin juga menyukai