Anda di halaman 1dari 3

g.3. Apa artinya faktor kompresibilitas (z) dan pada kondisi apa harganya sama dengan 1?

Petunjuk: Tinjaulah secara utuh dengan menggunakan kurva faktor kompresibilitas dan atau
kurva ln (Pr) vs Tr.
Jelaskan pula mengapa suatu senyawa dapat mengikuti prinsip keadaan bersamaan 2
parameter dan prinsip keadaan 3 parameter.
Faktor kompresibilitas (Z) adalah rasio molar volume gas terhadap volume gas ideal pada tekanan
dan temperatur sama. Faktor kompresibilitas merupakan salah satu properti termodinamika yang
berguna untuk memodifikasi gukum gas ideal untuk melihat perilaku gas nyata.Secara umum,
penyimpangan dari keadaann ideal menjadi semakin besar ketika gas semakin mendekati perubahan
fasa, suhu yang semakin rendah atau tekanan makin tinggi. Faktor kompresibilitas biasanya
didapatkan dari perhitungan persamaan keadaan (EOS), seperti persamaan virial yang
membutuhkan konstanta empiris spesifik senyawa untuk menghitungnya. Untuk gas yang
merupakan campuran 2 gas murni atau lebih, komposisi gas harus diketahui sebelum
kompresibilitasnya dapat dihitung.
Faktor kompresibilitas didefinisikan sebagai

dengan
adalah volume molar,
adalah tekanan, adalah temperatur, dan
dituliskan sebagai

adalah volume molar gas ideal,


adalah konstanta gas. Untuk aplikasi teknik, biasanya

dengan adalah densitas gas dan


adalah massa molar.
Untuk gas ideal, faktor kompresibilitas adalah

adalah konstanta gas spesifik,


.

Pada dasarnya prinsip keadaan 2 parameter merupakan suatu persamaan yang diperkenalkan oleh
J.D van der Waals pada tahun 1873 untuk memodifikasi persamaan gas ideal yang notabenenya
merupakan suatu idealisasi dari keadaan yang sebenarnya. Persamaan ini memuat dua parameter
yaitu a dan b seperti pada persamaan dibawah :

Konstanta a dan b nilainya positif, saat nilai-nilai konstanta ini sama dengan nol, maka persamaan
akan kembali berubah menjadi persamaan gas ideal. Konstanta a dan b nilainya berbeda untuk
masing-masing fluida, persamaan ini dapat digunakan untuk mengkalkulsasi nilai P sebagai fungsi
dari V untuk berbagai nilai T.
Basis untuk teorema prinsip keadaan 2 parameter berbunyi :
Seluruh fluida, apabila dibandingkan pada temperatur tereduksi (Tr) dan tekanan
tereduksi (Pr) yang sama, kira-kira akan memiliki faktor kompresibilitas yang

nilainya sama dan semuanya akan berdeviasi terhadap sifat gas ideal dengan
derajat yang hampir sama.
Semua fluida jika diperbandingkan pada Tr dan Pr yang sama akan memiliki factor
kompresibilitas yang hampir sama, dan semua penyimpangan dari perilaku gas ideal juga
hampir sama.

Walaupun teori ini berlaku hampir pasti untuk fluida sederhana (argon, kripton, dan xenon), nilai
deviasi yang tetap dapat diobservasi apabila teori ini diberlakukan pada fluida yang lebih kompleks.
Hal inilah yang mendasari diusulkannya suatu parameter ketiga oleh K. S. Pitzer dan kawan-kawan,
yaitu parameter berupa faktor asentrik

Faktor asentrik untuk spesi kimia murni didefinisikan dengan mereferensikan tekanan uapnya
karena logaritma dari tekanan uap dari spesi fluida murni tersebut kira-kira linear dengan
1/temperatur absolut.

Apabila teorema dua parameter berlaku, maka slope S nilainya akan sama untuk semua fluida
murni. Pada kenyataannya, setelah diobservasi, hal tersebut tidak benar karena setiap fluida
memiliki karakteristik tersendiri terkait nilai S-nya yang pada dasarnya menjadi prinsip mengapa
diusulkan adanya parameter ketiga.

Nilai dapat ditentukan untuk jenis fluida apapun melalui {Tr,Pr}, pengukuran untuk uap melalui Tr =
0,7, dan untuk fase cair ditabulasikan ke tabel-tabel termodinamika yang bersangkutan.

Daftar Pustaka:
Smith, J.M., et al. Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics. Singapore: McGraw Hill
Companies Inc. 1996.
Smith, J.M., Van Ness, H.C., and Abbott, M.M. 1996. Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics. Singapore: McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai