Anda di halaman 1dari 49

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Di dalam dunia teknik sipil, terdapat berbagai macam konstruksi bangunan

seperti gedung, jembatan, drainase, waduk, perkerasan jalan dan sebagainya. Semua
konstruksi bangunan tersebut akan direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Pada tahap perencanaan dan pelaksanaan diperlukan suatu
disiplin ilmu (teknik sipil) yang mantap supaya menghasilkan suatu konstruksi
bangunan yang aman dan ekonomis. Pada kesempatan ini, saya mencoba untuk
merencanakan dan mendesain suatu konstruksi bangunan gedung dua lantai.
1.2

Ruang Lingkup Perencanaan


Perencanaan Bangunan Gedung I merupakan bagian dari kurikulum Fakultas

Teknik Jurusan Sipil Universitas Syiah Kuala, dimana dalam tugas perencanaan ini
mencakup 3 sub perencanaan, diantaranya : Struktur Kayu, Struktur Baja, dan
Struktur Beton. Pada perencanaan suatu konstruksi bangunan harus dilakukan analisa
struktur yang harus diperhatikan perilaku struktur dan ketelitiannya. Hal ini
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan suatu konstruksi bangunan yang aman
dan ekonomis sesuai dengan yang diharapkan.
Pada bagian kedua perencanaan konstruksi gedung I, berisikan perencanaan
konstruksi kuda-kuda baja, yang akan dihitung pembebanan pada konstruksi baja,
perhitungan panjang batang, perencanaan gording, pendimensian batang, perhitungan
sambungan serta perhitungan kubikasinya.
Untuk perhitungan kombinasi gaya-gaya batang akibat pembebanan pada
masing-masing titik buhul dan beban gabungan serta perhitungan sambungan dapat
dilihat secara rinci pada lampiran Perencanaan Konstruksi Kuda-kuda Baja.

1.3

Tujuan
Tujuan perhitungan dari konstruksi gedung ini adalah untuk menerapkan

ilmu-ilmu yang telah dipelajari agar dapat dipergunakan di lapangan dan juga
Siti Rahmah 0904101010081

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

sebagai perbandingan antara teori dengan penerapannya di lapangan, sehingga


memberikan wawasan yang lebih luas bagi para mahasiswa.
1.4

Peraturan yang Digunakan


Perhitungan muatan didasarkan pada Peraturan Perencaaan Bangunan Baja

Indonesia (PPBBI) 1983, SKBI 1987, dan Peraturan Pembebanan Indonesia (PPI
1983).
1.5

Penempatan Beban

1.5.1

Beban Mati
Beban mati dapat dibagi 2 bagian yaitu :
1. Muatan yang diakibatkan oleh berat sendiri, yaitu atap, gording dan kudakuda, muatan ini dianggap bekerja pada titik buhul bagian atas.
2. Muatan yang diakibatkan oleh berat plafond, dianggap bekerja pada titik
buhul bagian bawah.

1.5.2

Beban Hidup
Beban hidup yang diakibatkan oleh pekerja dengan peralatannya atau berat

air hujan yang bekerja pada konstruksi kuda-kuda. Berat pekerja minimum sebesar
100 kg dan beserta air hujan adalah (40 0,8 ) kg/m, dimana adalah kemiringan
atap.
1.5.3

Beban Angin
Angin tekan dan angin hisap yang bekerja dianggap bekerja pada tiap titik

buhul bagian atas dan arahnya tegak lurus bidang atap.


Untuk konstruksi gedung tertutup dengan < 65 maka :

1.6

Koefisien angin tekan = (0,02 0,4) dan

Koefisien angin isap = - 0,4


Ketentuan Mengenai Tegangan Baja

Siti Rahmah 0904101010081

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Jenis baja yang digunakan Bj 34 dengan tegangan leleh (1) adalah 2100
kg/cm2 dan tegangan dasar izin adalah 1400 kg/cm2. Modulus Elastisitas baja (E)
adalah 2,10 x 106 kg/cm2 (PPBBI 1983) .
1.7

Ketentuan Mengenai Alat Sambung


Alat sambung yang digunakan adalah baut, dimana penentuan dimensi baut

disesuaikan dengan ukuran dan jenis profil baja dengan menggunakan rumus pada
(PPBBI 1983).

BAB II
PEMBEBANAN
A2

2.1

Rangka Kuda-Kuda

A3
V2
A4

A1
V1
B1

D1
B2

V3

D2
F

A
Siti Rahmah
0904101010081

B3

B4
B

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Gambar 2.1 Penomoran Rangka Kuda-Kuda


2.2

Perhitungan Panjang Batang Kuda-Kuda


Karena bentuk rangka kuda-kuda yang digunakan pada kuda-kuda kayu sama

dengan kuda-kuda baja, dengan panjang bentang kuda-kuda 12 m dan tinggi kudakuda 3 m, maka perhitungan panjang batang kuda-kuda baja ini dapat dilihat pada
perhitungan panjang batang kuda-kuda kayu (sub bab 2.2) dengan data sebagai
berikut.
Tabel 2.1 Panjang Batang Kuda-kuda
No.
1
2
3
4

Batang A
(m)
2,6
2,6
2,6
2,6

Batang B
(m)
2,25
2,25
2,25
2,25

Batang V
(m)
1,3
2,6
1,3
-

Batang D
(m)
2,6
2,6
-

Tritisan T
(m)
1,4
1,4
-

BAB III
PERENCANAAN GORDING
Dalam perencanaan gording, harus diperhatikan beban-beban yang bekerja
pada gording, yaitu:
a. Beban mati
1).

Berat sendiri konstruksi kuda-kuda

Beban ini dianggap bekerja pada tiap-tiap titik buhul (bagian atas dan bawah).

Siti Rahmah 0904101010081

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

2).

Berat akibat penutup atap dan gording

Dianggap bekerja pada titik buhul bagian atas.


3).

Berat plafond + penggantung

Dianggap bekerja pada titik buhul bagian bawah.


b. Beban hidup
1). Beban terpusat yang berasal dari seorang pekerja dengan peralatannya
sebesar minimum 100 kg.
2). Beban terbagi rata yang berasal dari beban air hujan
c. Muatan angin : - Angin tekan
- Angin hisap
Data-data perencanaan :

Panjang bentang kuda-kuda

: 9m

Sudut kemiringan atap

: 30

Penutup atap

: Seng metal

Berat seng :

5 kg/m2 (PPI-1983)

Jarak antar kuda-kuda

: 3,0 m

Jarak gording

: 0,6 m

Modulus elastisitas baja

: 2,1 106 kg/cm2 (PPBBI)

Mutu baja yang digunakan

: Bj 34

Tegangan leleh (fy)

: 2100 kg/cm2 = 210 Mpa

Tegangan dasar izin ( )

: 1400 kg/m2 = 140 Mpa

Direncanakan gording menggunakan profil I 100 50. Dari daftar baja


diperoleh data:
Berat = 8,32 kg/m

3.1

Ix

= 171 cm4

Iy = 12 cm4

Wx

= 34 cm3

Wy = 5 cm3

= 10,6 cm2

= 8,32 kg/m

Perhitungan Muatan atau Beban

3.1.1 Beban mati


Siti Rahmah 0904101010081

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Berat sendiri gording (profil I 100 50)


= 0,6 m 5 kg/m2

Berat seng x jarak gording

=8,32

kg/m

kg/m

= 11,32

kg/m

x
qy

qx

Besar beban, momen, dan gaya lintang dalam arah sumbu x dan sumbu y :
qx = q Cos

= 11,32 Cos 300

= 9,803 kg/m

qy = q Sin

= 11,32 Sin 300

= 5,66

/8 qx L2

Mx =

= 11,029 kgm

My =

= 6,368 kgm

Dx =

= 14,705 kg

Dy =

= 8,49 kg

/8 qy L2
/2 qx L
/2 qy L

/8 (9,803) (3,0)2

kg/m

/8 (5,66) (3,0)2
/2 (9,803) (3,0)
/2 (5,66) (3,0)

Lendutan yang timbul :


5q x L4
5(9,803)(10 2 )(300) 4
0,03cm
fx =
=
384( 2,1.10 6 )(171)
384 EI x

fy =

5q y L4
384 EI y

5(5,66)(10 2 )(300) 4
0,237 cm
384( 2,1.10 6 )(12)

3.1.2 Beban hidup


Beban hidup yang bekerja pada atap gedung menurut PPI-1983 adalah beban
terpusat akibat seorang pekerja dan peralatannya serta beban terbagi rata akibat air
hujan. Berdasarkan PPI-1983 dari kedua beban hidup tersebut yang diambil dalam
perencanaan adalah dari beban yang paling besar atau menimbulkan momen terbesar.
1) Beban Terpusat
Berdasarkan PPI-1983 (Bab III Pasal 3.2 ayat 2.b), besarnya beban
hidup pada atap gedung berupa beban terpusat yang berasal dari seorang

Siti Rahmah 0904101010081

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

pekerja atau seorang pemadam kebakaran dengan peralatannya sebesar


minimum P = 100 kg.
Besar beban, momen, dan gaya lintang dalam arah sumbu x dan y :
Px

= P Cos = 100 Cos 30

= 86,602 kg/m

Py

= P Sin = 100 Sin 30

= 50,000 kg/m

Mx

= 64,952 kgm

My

= 37,5 kgm

Dx

= 43,301 kg

Dy

= 25 kg

/4 Px L =

/4 (86,602) (3,0)

/4 Py L =
/2 Px
/2 Py

/4 (50) (3,0)
/2 (86,602)
/2 (50)

Lendutan yang timbul :


fx =

Px L3
86,602(300) 3
0,136 cm
=
48(2,1.10 6 )(171)
48 EI x
Py L3

50(300) 3
1,12 cm
fy =
=
48EI y
48( 2,1.10 6 )(12)

2) Beban Terbagi Rata


Menurut PPI 1983 (Bab III Pasal 3.2 ayat 2.a), beban hidup pada
atap gedung berupa beban terbagi rata per m2 bidang datar yang berasal dari
beban air hujan, ditentukan dengan rumus :
(40 0,8 ) kg/m2 = (40 0,8 30) kg/m2 = 16 kg/m

Jadi beban akibat air hujan yang diterima gording adalah :


q

= beban air hujan jarak gording


= 16 kg/m2 0,6 m
= 9,6 kg/m

Besar beban, momen, dan gaya lintang dalam arah sumbu x dan y :
qx

= qx Cos

qy

= qy Sin = 9,6 Sin 30

Mx

/8 qx L2

= 9,6 Cos 30

Siti Rahmah 0904101010081

/8 (8,314) (3,0) 2

= 8,314 kg/m
= 4,8 kg/m
= 9,353 kgm

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

My

/8 qy L2

= 5,4 kgm

Dx

= 12,471 kg

Dy

= 7,2 kg

/2 qx L
/2 qy L

/8 (4,8) (3,0) 2
/2 (8,314) (3,0)
/2 (4,8) (3,0)

Lendutan yang timbul :


fx =

5q x L4
5(8,314)(10 2 )(300) 4
0,024 cm
=
384( 2,1.10 6 )(171)
384 EI x
5q y L4

5( 4,8)(10 2 )(300) 4
0,201cm
fy =
=
384 EI y
384( 2,1.10 6 )(12)

Karena momen akibat beban terpusat lebih besar daripada momen akibat
beban terbagi rata, maka beban hidup yang ikut mempengaruhi konstruksi ditentukan
oleh beban terpusat.
3.1.3 Beban angin
Angin tekan dan angin hisap yang terjadi dianggap bekerja tegak lurus bidang
atap pada tiap titik buhul bagian atas, sehingga komponen angin hanya bekerja pada
arah sumbu y (qx) saja dan komponen angin dalam arah sumbu x (qy) sama dengan
nol. Tekanan angin bekerja tegak lurus bidang atap yang direncanakan sebesar w =
40 kg/m2 (PPI-1987).
1). Angin Tekan
Berdasarkan PPI-1983, koefisien angin tekan untuk gedung tertutup
yang menggunakan atap segitiga dengan sudut kemiringan < 65 adalah :
C = (0,02 - 0,4)
Koefisien angin tekan dengan = 30 :
C = (0,02 30 0,4) = 0,2
Besarnya angin tekan yang diterima gording dalam arah sumbu x dan sumbu y :
qx

= koef. angin tekanan angin jarak gording


= 0,2 40 kg/m2 0,6 m
= 4,8 kg/m

qy

= 0

Mx

/8 qx L2 = 1/8 (4,8) (3,0)2 = 5,4 kgm

Siti Rahmah 0904101010081

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

My

= 0

Dx

Dy

= 0

/2 qx L

= 1/2 (4,8) (3,0) = 7,2 kg

Lendutan yang timbul


5q x L4
5( 4,8)(10 2 )(300) 4
0,014 cm
fx =
=
384( 2,1.10 6 )(171)
384 EI x

fy = 0
2). Angin Hisap
Koefisien angin hisap = - 0,4

........... (PPI 1983)

Besarnya angin hisap yang diterima gording dalam arah sumbu x dan sumbu y :
qx

= koef. angin tekanan angin jarak gording

qx

= - 0,4 40 kg/m2 0,6 m = 9,6 kg/m ()

qy

= 0

Mx

My

= 0

Dx

Dy

= 0

/8 qx L2

/2 qx L

/8 (9,6) (3,0)2 = 10,8 kgm ()

/2 (9,6) (3,0) = 14,4 kg

Lendutan yang timbul


5q x L4
5(9,6)(10 2 )(300) 4
0,028 cm
fx =
=
384( 2,1.10 6 )(171)
384 EI x

fy = 0
Di dalam perhitungan, hanya angin tekan saja yang diperhitungkan
sedangkan angin hisap tidak. Ini dikarenakan angin hisap hanya akan memperkecil
tegangan pada batang.
Tabel 3.1 Besarnya Momen dan Gaya Lintang Akibat Variasi dan Kombinasi Beban
Momen dan
Gaya Lintang

Beban
Mati

Beban Hidup
(Terpusat)

[1]

[2]

[3]

[4]

[5]

Mx (kg.m)

11,029

64,952

5,4

10,8

Siti Rahmah 0904101010081

Beban Angin
Angin Tekan Angin Hisap

Kombinasi Beban
Primer
Sekunder
[6 = 2 + [7 = 2 + 3 +
3]
4]
75,980
81,380

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

My (kg.m)
Dx (kg)
Dy (kg)

6,368
14,705
8,49

37,5
43,301
25

0
7,2
0

0
14,4
0

3.2

Kontrol kekuatan gording / kekuatan profil

3.2.1

Kontrol tegangan lentur

43,868
58,006
33,49

43,868
65,206
33,49

Persyaratan tegangan lentur yang timbul untuk dua jenis kombinasi beban.
-

Kombinasi beban primer (beban tetap)


Tegangan lentur yang timbul harus lebih kecil dari tegangan izin dasar.
lt ytb < = 1400 kg/cm2

Kombinasi beban sekunder (beban sementara)


Menurut PPBBI, untuk pembebanan sementara maka besar tegangan dasar boleh
dinaikkan 30 %. Jadi syarat yang harus dipenuhi terhadap tegangan lentur yang
timbul :
lt ytb < 1,3 = 1,3 1400 kg/cm2 = 1820 kg/cm2
Tegangan lentur yang timbul dihitung dengan rumus :
lt ytb =

Mx My

Wx
Wy

Gording menggunakan profil I 100 50. Berdasarkan tabel profil baja


diperoleh data :

Wx =

34 cm3

Wy =

5 cm3

Kontrol tegangan lentur dilakukan terhadap dua jenis kombinasi beban.


a. Kombinasi beban primer
lt ytb

Mx My

Wx
Wy

7598 kgcm 4386,8kgcm

34cm 3
5 cm 3

= 1100,8 kg/cm2 <

= 1400 kg/cm2

aman

b. Kombinasi beban sekunder


lt ytb

Mx

My

= Wx Wy

Siti Rahmah 0904101010081

10

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

8138kgcm 4386,8 kgcm

34cm 3
5cm 3

= 1116,7 kg/cm2 <

3.2.2

1,3 = 1820 kg/cm2

aman

Kontrol tegangan geser


Persyaratan tegangan lentur yang timbul untuk dua jenis kombinasi beban.

Kombinasi beban primer (beban tetap)


Berdasarkan PPBBI, tegangan geser izin untuk pembebanan tetap pada baja,
besarnya sama dengan 0,58 kali tegangan dasar.
= 0, 58 = 0,58 1400 kg/cm2 = 812 kg/cm2

Jadi persyaratan yang harus dipenuhi :


ytb = 812 kg/cm2
-

Kombinasi beban sekunder (beban sementara)


Persyaratan yang harus dipenuhi :
ytb 1,3 (0, 58 ) = 1,3 812 = 1055,6 kg/cm2
Gording menggunakan profil I 100 50 Berdasarkan tabel profil baja

diperoleh data :
d = 10 cm

H1 = 1,23 cm

bf = 5 cm

H2 = 7,54 cm

tw = 0,45 cm

Ix = 171

cm4

tf = 0,68 cm

Iy = 12

cm4

Statis momen terhadap sumbu x x (Sx)


F1 = 0,68 5

= 3,4

cm2

F2 = (10 (2 0,68)) 0,63 = 5,443 cm2


F3 = 0,68 5

= 3,4

y1 = 10 - (0,68/2)

= 9,66 cm2

y2 = (8,64/2) + 0,68

= 5

y3 = 0,68/2

= 0,34 cm2

cm2
cm2

bx = 0,45 cm
Maka :

Siti Rahmah 0904101010081

11

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Sx = F1. y1 + F2. y2 + F3. y3


= (3,4 9,66) + (5,443 5) + (3,4 0,34)
= 61,215 cm3
Statis momen terhadap sumbu y y (Sy)
F1 = 0,68 5

= 3,4 cm2

F2 = (10 (2 0,68)) 0,63 = 5,443cm2


F3 = 0,68 5

= 3,4

x1 = x2 = x3 = 5/2

= 2,5 cm2

by = 2 0,45

= 0,9 cm

cm2

Maka :
Sy = F1 . x1 + F2 . x2 + F3. x3
= (3,4 2,5) + (5,443 2,5) + (3,4 2,5)
= 30,608 cm3
Kontrol tegangan geser terhadap :
a. Kombinasi beban primer
D x .S x
+
b x .I x

D y .S y

ytb

ytb

58,006 kg 61,215cm 3
33,49kg 30,608cm 3
=
+
0,45 cm 171cm 4
0,9 cm 12 cm 4

b y .I y

= 141,058 kg/cm2

<

= 928 kg/cm2

aman

b. Kombinasi beban sekunder


D y .S y

ytb

D x .S x
+
b x .I x

ytb

33,49 kg 30,608cm 3
65,206kg 61,215cm 3
+
0,45 cm 171cm 4
0,9 cm 12 cm 4

b y .I y

= 146,785 kg/cm2
3.2.3

< 1,3 (0, 58 ) = 1055,6 kg/cm2 aman

Kontrol lendutan

Siti Rahmah 0904101010081

12

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Menurut PPBBI, batas lendutan maksimum arah vertikal untuk gording


fmaks

batang tunggal menerus adalah:

1
L
180

Lendutan izin :
fmaks =

1
1
L=
300 cm = 1,667 cm
180
180

Lendutan yang timbul pada gording untuk setiap beban.


a. Lendutan akibat beban mati
Lendutan yang timbul akibat beban mati :
fx = 0,03 cm
fy = 0,237 cm
b. Lendutan akibat beban hidup (terpusat)
Beban hidup yang diperhitungkan adalah dari beban terpusat. Jadi lendutan
yang dihitung adalah dari beban terpusat saja.
Lendutan yang timbul akibat beban hidup :
fx = 0,136 cm
fy = 1,12 cm
c. Lendutan akibat beban angin (angin tekan)
Beban angin yang diperhitungkan pada konstruksi adalah angin tekan saja,
oleh karenanya lendutan yang dihitung untuk beban angin adalah dari angin
tekan. Sedangkan lendutan akibat angin hisap tidak perlu diperhitungkan, karena
angin hisap hanya akan memperkecil lendutan.
Lendutan yang timbul akibat angin tekan :
fx = 0,014 cm
fy = 0
Kombinasi lendutan :
Lendutan yang timbul terhadap sumbu x-x
fx total

= fx beban mati +
= 0,03 cm

fx beban hidup

+ fx beban angin

+ 0,136 cm

+ 0,014 cm

= 0,18 cm

Siti Rahmah 0904101010081

13

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Lendutan yang timbul terhadap sumbu y-y


fy total = fy beban mati + fy beban hidup + fy beban angin
= 0,237 cm + 1,12 cm + 0 cm
= 1,357 cm
Total lendutan yang dialami gording :
fytb

)2 ( f y

( fx

(0,18 2 (1,357) 2

total

= 1,369 cm

total

<

)2

fmaks = 1,833cm

aman

Dari perhitungan dapat disimpulkan bahwa gording yang direncanakan


dengan profil I 100 50 dapat digunakan karena memenuhi syarat kontrol tegangan
dan lendutan.

BAB IV
PERHITUNGAN PEMBEBANAN
4.1

Beban mati

4.1.1

Berat sendiri rangka kuda-kuda


Berat rangka kuda-kuda baja dihitung berdasarkan rumus pendekata Ir. Loa

Wan Kiong, yaitu :


q

= (L 2) s.d. (L + 5) kg/m2

Siti Rahmah 0904101010081

14

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

untuk L adalah lebar bentang kuda-kuda. Pada pendimensian diambil nilai q yang
terbesar.
Berat rangka kuda-kuda yang direncanakan (L = 9 m)
q

= (L 2) s.d. (L + 5)
= (9 2) s.d. (9 + 5)
= 7 kg/m2 s.d. 14 kg/m2

Jadi nilai q yang diambil sebesar qmax = 14 kg/m2


Pelimpahan berat rangka kuda-kuda ke titik buhul
Pkuda-kuda =

q maks Panjang bentang kuda - kuda Jarak antar kuda - kuda


Jumlah titik buhul

14 kg/m 2 9 m 3,0 m
=
8

= 47,25 kg/m2
Jadi beban rangka kuda-kuda diterima sama besar untuk semua titik buhul.
4.1.2

Berat penutup atap + gording


Atap yang diguanakan adalah seng metal. Berdasarkan PPI-1983, berat

penutup atap berupa seng per m2 sebesar q = 5 kg/m2.


Penutup atap = Seng mteal (5 kg/m2)
Gording

= 8,32 kg/m

P1 = Berat penutup atap

= 5 x jarak kuda-kuda x jarak gording


= 5 x 3,0 x 0,6 = 9 kg

P2 = Berat gording

= 8,32 x jarak kuda-kuda


= 8,32 x 3,0 = 24,96 kg

P = P1 + P2 = 9 + 24,96

= 33,96 kg

P = P1 + P2 = (9) + 24,96 = 29,46 kg


Pelimpahan berat gording ke titik buhul

Batang A-Tritisan
P

P'

Siti Rahmah 0904101010081


A

A'
Ra'
0.80 0.20

15

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

RAA

= P + P = 33,96 + 29,46
= 63,42 kg

Batang A-C

0.40

0.60

0.60

0.60

0.40

MF = 0
RAc(2,6) = 33,96 (0,4) + 33,96 (1) + 33,96 (1,6)+ 33,96 (2,2)
= 67,92 kg
V = 0
RcA

= (33,96 x 4) 67,92
= 67,92 kg

Batang C-E

MG = 0
RCE (2,6) = 33,96 (0,6) + 33,96 (1,2) + 33,96 (1,8) + 33,96 (2,4)

Siti Rahmah 0904101010081

16

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

= 78,37 kg
V

=0

REC

= (33,96 x 5) 78,37
= 91,43 kg

Jadi beban yang diterima masing-masing titik buhul akibat beban atap dan
gording :

Titik A = B P = RAA + RAc = 63,42 + 67,92

= 131,34 kg

Titik C = E P = (RcA + RCE) = 67,92 + 78,37

= 146,29 kg

Titik G

P = (RECx 2)
= (91,43 x 2) = 182,86 kg

4.1.3

Berat plafond + penggantung


Berat plafond dan penggantung = 18 kg/m2 (PPI 1983)
Titik A = B

= B1 x 3,0 x 18
= (2,25) x 3,0 x 18
= 60,75 kg

Titik F = D

= (B1 + B2) x 3,0 x 18


= (2,25+2,25) x 3,0 x 18
= 121,5 kg

Titik E

= (B2 + B3) x 3,0 x 18


= (2,25+2,25) x 3,0 x 18
= 121,5 kg

4.2

Beban hidup
Berdasarkan PPI-1987 beban hidup yang bekerja pada atap gedung adalah

beban terpusat dari seorang pekerja dengan peralatannya dan beban air hujan. Di
antara dua beban ini dipilih beban yang terbesar yang diperhitungkan membebani
konstruksi.
4.2.1 Beban pekerja

Siti Rahmah 0904101010081

17

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Menurut PPI 1987, beban hidup pada atap gedung berupa beban terpusat
dari seorang pekerja dengan peralatannya diambil minimum P = 100 kg yang bekerja
pada tiap titik buhul.
4.2.2

Beban air hujan


Beban air hujan merupakan beban terbagi rata per m 2 bidang datar yang

diperhitungkan sebesar (40 0,8 ) kg/m2 (PPI 1987).


Beban air hujan :

= (40 0,8 ) kg/m2


= (40 0,8 (30)) kg/m2
= 16 kg/m2

Pelimpahan beban air hujan pada titik buhul


Titik Buhul A = B
P = q ( A1 + T1) Jarak antar kuda-kuda
= 16 ( (2,6) + 0,8) 3,0
= 100,8 kg
Titik Buhul C = E = G
P = q (A1 + A2) Jarak antar kuda-kuda
= 16 (2,6 + 2,6) 3,0
= 124,8 kg
Dari perhitungan di atas diperoleh beban air hujan lebih kecil dari beban
seorang pekerja dengan peralatannya. Jadi beban hidup yang diperhitungkan
membebani konstruksi adalah beban pekerja dengan peralatannya sebesar P = 100
kg.
4.3

Beban angin

4.3.1

- Tekanan angin

: w = 40 kg/m2 ..... (PPI 1987)

- Sudut kemiringan atap

: = 30

Angin tekan

Koefisien angin tekan dengan sudut kemiringan atap < 65

Siti Rahmah 0904101010081

18

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

c = 0,02 0,4

..... (PPI 1987)

= 0,02(30) 0,4
= 0,2
Pelimpahan beban angin tekan pada titik buhul

Titik Buhul A = B
P = c ( A1) Jarak antar kuda-kuda
= 0,2 40 ( (2,6)) 3,0
= 31,2 kg

Titik Buhul C = G
P = c (A1 + A2) Jarak antar kuda-kuda
= 0,2 40 (2,6 + 2,6) 3,0
= 62,4 kg

Titik Buhul E
P = c A3 Jarak antar kuda-kuda
= 0,2 40 (2, 6) 3,0
= 31,2 kg

4.3.2 Angin hisap


Koefisien angin hisap

c = - 0,4

..... (PPI 1987)

Pelimpahan Beban Angin Hisap pada Titik Buhul

Titik Buhul A = B
P = c ( A1) Jarak antar kuda-kuda
= 0,4 40 ( (2,6)) 3,0
= 62,4 kg

Titik Buhul C = G
P = c (A1 + A2) Jarak antar kuda-kuda
= 0,4 40 (2,6 + 2,6) 3,0
= 124,8 kg

Titik Buhul E

Siti Rahmah 0904101010081

19

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

P = c A3 Jarak antar kuda-kuda


= 0,4 40 (2,6) 3,0
= 62,4 kg

Tabel 4.1 Kombinasi Beban untuk Muatan Tetap


Titi
k
Buh
ul

Rang
ka

Beban Mati (kg)


Atap +
Plafond
Gording
+

Siti Rahmah 0904101010081

Beban
Hidup (kg)
Oran Huja
g
n

Jumla
h
(kg)

Pembula
tan
(kg)

20

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

(1)

(2)

47,25

47,25

47,25

47,25

47,25

47,25

47,25

47,25

(3)

Penggant
ung
(4)

(5)

(6)

131,34

60,75

100

100,8

131,34

60,75

100

100,8

121,5

100

121,5

100

100

146,29

100

124,8

182,86

121,5

100

124,8

146,29

100

124,8

(7)
440,1
4
440,1
4
268,7
5
268,7
5
147,2
5
418,3
4
576,4
1
418,3
4

(8)
441
441
269
269
148
419
577
419

Tabel 4.2 Kombinasi Gaya Batang

Panja
ng
(m)

Gaya
Batang
Akibat
Beban
Tetap
(kg)

(1)

(2)

(3)

B1

2,25

2033

B2

2,25

B3
B4
V1
V2
V3
D1
D2

2,25
2,25
1,3
2,6
1,3
2,6
2,6

2033
2033
285
1053
285
-767
-767

A1

2,6

-2348

A2

2,6

1581,0

Bata
ng

2033

Gaya Batang
Akibat
Beban Angin
(kg)

Gaya Batang
Akibat Beban
Tetap Dan
Beban Angin
(kg)

Beba
n

Gaya
Maksimu
m
(kg)

Gaya
Desain
(kg)

(7)

(8)

Beba
n
Agin
Tekan
Kiri
Hisap
Kana
n

Beba
n
Agin
Tekan
Kana
n
Hisap
Kiri

Sekund
er
I

Sekund
er
II

(4)
205,
5
205,
5
-67,8
-67,8
0
-39,6
0
159
-78,8
118,
5
39,5

(5)

(3+4)

(3+5)

(6)

137,5

2238,5

2170,5

2238,5

137,5

2238,5

2170,5

2238,5

2238,5

Tetap

68,2
68,2
0
-39,6
0
-79,2
158,3

1965,2
1965,2
285
1013,4
285
-608
-845,8
2229,5
1541,5

2101,2
2101,2
285
1013,4
285
-846,2
-608,7
2288,6
-1482

2101,2
2101,2
285
1013,4
285
-846,2
-845,8

1013,4

Tetap

-846,2

Tetap

-2288,6

2288,6

Tetap

59,4
99

Siti Rahmah 0904101010081

-1541,5

21

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

A3

2,6

A4

2,6

0
1638,0
0
-1581

99

39,5

-1539

1598,5

-1598,5

59,4

118,5

1521,6

1521,6

-1521,6

BAB V
PENDIMENSIAN BATANG
Rangka batang kuda-kuda direncanakan dari profil tersusun double siku
sama kaki ( ).
5.1

Ketentuan dan rumus yang digunakan


Ketentuan dan rumus yang digunakan untuk pendimensian batang kuda-kuda

baja ini didasarkan pada PPBBI 1983.


Batang tarik

Perhitungan didasarkan pada daya dukung luas netto (Fn)


Pmaks

Fn =

Fn

Fbr = 0,85

Kontrol tegangan
ytb =

Pmaks

2F

Kelangsingan batang tarik baja profil harus lebih kecil dari 240
x =

L
maks , maks 240
ix

(konstruksi aman)

i = i maks
min

Siti Rahmah 0904101010081

22

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Batang tekan

Dipengaruhi oleh tekukan


Panjang tekuk = lk
Batang dianggap mempunyai tumpuan sendi sendi,
sehingga : lk = L, dengan k adalah koefisien. tekuk (k = 1)
lk
(PPBBI 1983 halaman 9)
imin

Kelangsingan : =

Syarat : maks 140 untuk konstruksi utama (SKBI 1987)

Profil yang dipilih berdasarkan i = imin

Kelangsingan sumbu masif (x < 140)


x =

lk
ix

Kelangsingan sumbu ( 1 < 50)


lk
lk
1 =
=
i
i min
Iy1 = 2 [Iy + F (e +
iy =

)2 ]

I y1
2F

Kelangsingan sumbu tidak masif (y < 140)


Lk

y = i
y

Kelangsingan ideal (iy < 140)


iy

( y ) 2 m 2 (1 ) 2

Untuk : m = jumlah batang tunggal yang membentuk batang tersusun


(jumlah profil)

Untuk menjaga kestabilan elemen batang tersusun maka harga x dan iy


harus memenuhi persyaratan:
x 1,2 1
iy 1,2 1

Tegangan yang timbul :

Siti Rahmah 0904101010081

23

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

ytb =

P
2 Fn

Kekuatan plat kopel

Digunakan pada batang tekan

Pelat kopel harus dihitung dengan menganggap bahwa seluruh panjang


batang tersusun terdapat gaya lintang sebesar :
D = 0,02 P

Gaya geser memanjang (torsi)


T=
Untuk :

DL1
2a
L1 : jarak kopel

: (e + )

Momen pada plat kopel


M = T . C
C = (2w + )
Untuk : C = jarak antar baut pada profil

Plat kopel harus cukup kaku, sehingga memenuhi persamaan :


I
IP
>10
L1
a

dimana : IP

(PPBBI 1983 halaman 21)

= Momen inersia plat kopel

= jarak profil tersusun

Ll

= jarak tengah-tengah plat kopel pada arah batang tekan

I = Il = Momen inersia minimum 1 profil


5.2
Perhitungan pendimensian
5.2.1 Batang kaki kuda-kuda (A1 A4)
Gaya design

Pmax = 2288,6 kg (tekan)

Panjang batang

= 260 cm

Panjang tekuk

lk

= L = 260 cm

max 200, untuk batang tekan (PPBBI-1984)


a. Penentuan profil
Siti Rahmah 0904101010081

24

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Penentuan profil didasarkan pada harga imin = i dan maks


=

lk

lk
i

imin

i =

lk

maks

260 cm
= 1,3cm
200

Berdasarkan nilai i dipilih profil 50 . 50 . 5.

Dari tabel baja diperoleh data :


Ix = Iy = 11 cm4

= 4,8 cm2

ix = iy = 1,51 cm

= 3,00 cm

= 4,59 cm4

= 1,4 cm

= 0,98 cm

= 5 cm

Fn

= 4,1 cm

w
d

b
w

45
x

x
r
e

d
e
b

b.

Kontrol terhadap profil yang digunakan

x =

lk
260 cm
= 1,51 cm = 172,18 < 200 ..... aman
ix

1 =

lk
260cm
= 0,98cm = 265,31 > 50 ..... tidak aman, karenanya diperlukan
i

plat kopel.
Berdasarkan nilai 1 = maks = 50, dihitung jarak plat kopel maksimum (Lmaks).
Lmaks = maks i = 50 0,98 = 49 cm
Jumlah plat kopel :
L

260cm

n= L
= 49 cm = 5,31 6 plat kopel
maks
Jarak plat kopel yang dibutuhkan :
L1 =

260 cm
L
=
= 43,33 cm
n
6

Pengecekan kembali terhadap nilai 1 setelah pemasangan plat kopel :


1 =

L1
43,33 cm
= 0,98 cm = 44,214
i

Siti Rahmah 0904101010081

< 50 ..... aman

25

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

c. Direncanakan jarak punggung kedua profil = 5 mm = 0,5 cm


a=e+

Iy = 2 [Iy1 + F1 (e + 0,5 ) 2]
= 2 [11 + 4,80 (1,40 + 0,5 x 0,5)2]
Iy = 48,136 cm4
I y1

iy =

y =

2F

48,136
= 2,24 cm
2 ( 4,8)

( y ) 2

T2

x
e

lk
260
= 2,24 = 116,07
iy

iy

T1

m
(1 ) 2 =
2

(116,07) 2

2
( 44,214) 2 = 124,21
2

Syarat :
-

1,2 1

172,18

1,2 (44,214)

172,18

53,06

iy

124,21

53,06

..... aman

1,2 1
..... aman

d. Kontrol tegangan yang timbul akibat plat kopel


Karena iy < x, maka untuk menentukan faktor tekuk () diambil x = 172,18.
Dari Tabel 3 PPBBI-1983, untuk mutu baja Fe 310 (Bj 34), nilai dengan x =
172,18. Diperoleh melalui interpolasi :
= 170

= 4,648

= 180

= 5,211

= 172,18

172,18 170
(5,211 4,648) 4,648 = 4,77
180 170

Tegangan yang timbul : 2288,6

Siti Rahmah 0904101010081

26

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

ytb =

P
2288,6 4,77
=
= 1331,5 kg/cm2 < = 1400 kg/cm2 .... aman
2 ( 4,1)
2 Fn

e. Perhitungan plat kopel


- Panjang plat kopel
t
D

s1 = 1,5 d
u =3d
s1 = 1,5 d

= 2 (b + )
= 2 (9 + .1)

= 19 cm

- Tebal plat kopel direncanakan (t) = 5 mm = 0,5


cm

L1

- Direncanakan menggunakan baut

/8 (1,59

cm) sebanyak 2 buah.


- Tinggi plat kopel (h)

= 6 d = 6 1,59 cm = 9,54 10 cm

1,5 d = 1,5 1,59 cm = 2,385 2,5 cm


3d

= 3 1,59 cm

= 4,77 5 cm

Kontrol kekakuan plat kopel

IP
a

10

2 121 th 3
2e

10

(0,5) (10) 3
2 (1,56) 1
1
12

20,226

I
L1
I
L1
7,67

10 43,33
1,8

..... aman

Gaya lintang
D = 0,02 P = 0,02 (2288,6 kg) = 45,772 kg
Gaya geser memanjang (torsi)
M1
D L1
T1

M2

= T1 (2e + )
=

D L1
45,772 43,33
= 2 (1,56) 1 = 481,38 kg
( 2e )

Siti Rahmah 0904101010081

27

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Momen pada plat kopel


Jarak antar baut :

C = 2w + = 2 (3,54) + 1 = 8,08 cm

Maka :
M = T1 .C
= 481,38 kg .8,08 cm
= 1944,77 kg.cm
Kontrol tegangan pada plat kopel
1). Tegangan lentur

lt ytb
aman

M
= W =

1
6

M
th 2

1
6

1944,77
(0,5) (10) 2

= 233,37 kg/cm2 <

= 1400 kg/cm2 .....

2). Tegangan geser


ytb

3 481,38
3T

2
= 2th = 0,5 10 = 144,414 kg/cm2 < 0,58 = 812 kg/cm2 .....aman

f. Perhitungan terhadap baut yang digunakan


Gaya yang bekerja pada baut

2,5

3d

2,5

x2 = 0
y

= 2 (2,5) = 12,5 cm

x2 + y2 = 0 + 12,5 = 12,5 cm2


M .y

1944,77 2,5
= 388,954 kg
12,5

M .x

1944,77 0
= 0 kg
12,5

Kx

= x 2 y 2 =

Ky

= x 2 y 2 =

- Akibat T (arah vertikal)


Kv =

T1
481,38
0 = 96,276 kg
Ky =
5
n

- Akibat M (arah horizontal)


KH = Kv = 96,276 kg
- Total gaya yang diterima baut :
KR =

Kv K H =

96,276 2 96,276 2

Siti Rahmah 0904101010081

= 136,15 kg

28

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Kontrol kekuatan baut


1). Tehadap geser
Pgsr = n F

untuk : n = jumlah bidang geser

= n ( d2) (0,6 )
= 1 ( 1,592) (0,6 1400)
= 1667,874 kg > KR = 140,113 kg

..... aman

2). Terhadap tumpuan

tu

= 1,5 (untuk S1 2d)

tu

= 1,2 (untuk 1,5d S1 2d)

PPBBI-1983

Karena S1 yang direncanakan sebesar 1,5d maka :


Ptu

= Ftu . tu
= ( t .d) (1,2 )
= (0,5 1,59) (1,2 1400)
= 1335,6 kg

5.2.2

> KR = 140,113 kg

..... aman

Batang bawah/balok bint (B1 B6)


Gaya design

Pmaks = 2238,5 kg (tarik)

Panjang batang

= 2,25 cm

maks = 240, untuk batang tarik (PPBBI-1984)


a.

Penentuan profil
Pemilihan profil didasarkan pada : =
ix =

maks

Dipilih profil

l
ix

225
= 0,938 cm
240

50 . 50 . 5

Dari tabel baja diperoleh data :


Ix = Iy = 11 cm4
ix = iy = 1,51 cm

= 2,47 cm

= 4,59 cm4

= 1,0 cm

= 0,98 cm

= 4 cm

Siti Rahmah 0904101010081

29

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

= 4,1 cm2

Fn

b.

Kontrol tegangan
ytb=

c.

2238,5kg
Pmaks
=
= 233,2 kg/cm2 < = 1400 kg/cm2 .... aman
2
4,8cm 2
2.F

Kontrol kelangsingan batang

5.2.3
1.

= 4,8 cm2

lx
225 cm
= 1,51 cm = 149,01 < maks = 240
ix

..... aman

li
i

..... aman

225 cm

= 0,98 cm = 229,6 < maks = 240

Batang vertikal

Batang V1 =V3
Gaya design

Pmaks = 285 kg (tarik)

Panjang batang

= 130 cm

maks = 240, untuk batang tarik (PPBBI-1983)


a.

Penentuan profil
Pemilihan profil didasarkan pada : =
ix =

maks

Dipilih profil

l
ix

130
= 0,542 cm
240

30 . 30 . 3

Dari tabel baja diperoleh data :

b.

Ix = Iy = 1,41 cm4

= 1,74 cm2

ix = iy = 0,90 cm

= 2,12 cm

= 0,57 cm4

= 0,84 cm

= 0,57 cm

= 3 cm

Kontrol tegangan
ytb =

285 kg
Pmaks
= 2 1,74 cm 2 = 81,89 kg/cm2 < = 1400 kg/cm2 .... aman
2.F

Siti Rahmah 0904101010081

30

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

c.

2.

Kontrol kelangsingan batang


x

lx
130 cm
= 0,90 cm = 144,44 < maks = 240 ..... aman
ix

li
i

130cm

= 0,57 cm = 228,07 < maks = 240 ..... aman

Batang V2
Gaya design

Pmaks = 1013,4 kg (tarik)

Panjang batang

= 260 cm

maks = 240, untuk batang tarik (PPBBI-1983)


a. Penentuan profil
l

Pemilihan profil didasarkan pada : = i


x
ix =

maks

Dipilih profil

260
= 1,08 cm
240

55 . 55. 6

Dari tabel baja diperoleh data :

a.

= 6,31 cm2

ix = iy = 1,66 cm

= 3,89 cm

= 7,24 cm4

= 1,56 cm

= 1,07 cm

= 6 cm

Kontrol tegangan
ytb =

b.

Ix = Iy = 17,3 cm4

1013,4 kg
Pmaks
= 2 6,31 cm 2 = 80,3 kg/cm2 < = 1400 kg/cm2 .... aman
2.F

Kontrol kelangsingan batang


x

lx
260 cm
= 1,66 cm = 156,62 < maks = 240
ix

..... aman

li
i

..... aman

260 cm

= 1,07cm = 242,99 < maks = 240

Siti Rahmah 0904101010081

31

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

5.2.4

Batang diagonal (D1 dan D2)


Gaya design

Pmaks = 846,2 kg (tekan)

Panjang batang

= 260 cm

Panjang tekuk

lk

= L = 260 cm

maks 200, untuk batang tekan (PPBBI-1984)


a. Penentuan profil
Penentuan profil didasarkan pada harga imin = i dan maks
=

lk
imin

lk
i

i =

lk

maks

260 cm
= 1,3 cm
200

Berdasarkan nilai i dipilih profil 50 . 50 . 5


Dari tabel baja diperoleh data :
Ix = Iy = 11,0 cm4

= 4,80 cm2

ix = iy = 1,51 cm

= 3,54 cm

= 4,59 cm4

= 1,4 cm

= 0,98 cm

= 5 cm

Fn

= 4,10 cm2

b. Kontrol tegangan
x =

lk
260cm
= 1,51 cm = 172,185 < 200 ..... aman
ix

1 =

lk
260cm
= 0,98 cm = 265,306 > 50 ..... tidak aman, karenanya diperlukan
i

plat kopel.
Berdasarkan nilai 1 = maks = 50, dihitung jarak plat kopel maksimum (Lmaks).
Lmaks = maks i = 50 0,98 = 49 cm

T1

Jumlah plat kopel :


n=

L
Lmax

T2

260cm

= 49 cm = 5,306 6 plat kopel

e
e

Siti Rahmah 0904101010081

32

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Jarak plat kopel yang dibutuhkan :


L1 =

L
260cm
=
= 43,33 cm
n
6

Pengecekan kembali terhadap nilai 1 setelah pemasangan plat kopel :


1 =
c.

L1
43,33 cm
= 0,98 cm = 44,214
i

> 50 ..... aman

Direncanakan jarak punggung kedua profil = 5 mm = 0,5 cm


a=e+

Iy = 2 [Iy1 + F1 (e + 0,5 ) 2]
= 2 [11 + 4,80 (1,40 + 0,5 x 0,5)2]
Iy = 48,136 cm4
iy =
iy

I y1
2F

48,136
= 2,24 cm
2 ( 4,8)

( y ) 2

m
(1 ) 2 =
2

(116,07) 2

2
( 44,214) 2 = 124,21
2

Syarat :
-

1,2 1

172,18

1,2 (44,214)

172,18

53,06

iy

124,21

53,06

..... aman

1,2 1
..... aman

d.Kontrol tegangan yang timbul akibat plat kopel


Karena iy < x, maka untuk menentukan faktor tekuk () diambil x = 172,18.
Dari Tabel 3 PPBBI-1983, untuk mutu baja Fe 310 (Bj 34), nilai dengan x =
172,18. Diperoleh melalui interpolasi :
= 170

= 4,648

= 180

= 5,211

= 172,18

172,18 170
(5,211 4,648) 4,648 = 4,77
180 170

Tegangan yang timbul :


Siti Rahmah 0904101010081

33

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

ytb =

P
846,2 4,77
=
= 492,24 kg/cm2 < = 1400 kg/cm2 .... aman
2 ( 4,1)
2 Fn

c. Perhitungan plat kopel


- Panjang plat kopel
t
D

s1 = 1,5 d
u =3d
s1 = 1,5 d

= 2 (b + )
= 2 (5 + .1)

= 11 cm

- Tebal plat kopel direncanakan (t) = 5 mm = 0,5


cm

L1

- Direncanakan menggunakan baut

/8 (1,59

cm) sebanyak 2 buah.


- Tinggi plat kopel (h)

= 6 d = 6 1,59 cm = 9,54 10 cm
1,5 d = 1,5 1,59 cm = 2,385 2,5 cm
3d

= 3 1,59 cm

= 4,77 5 cm

Kontrol kekakuan plat kopel

IP
a

10

2 121 th 3
2e

10

(0,5) (10) 3
2 (1,4) 1

10

1
12

21,93

I
L1
I
L1
4,59
65

0,706

..... aman

Gaya lintang
D = 0,02 P = 0,02 (846,2 kg) = 16,924 kg
Gaya geser memanjang (torsi)
M1
D L1
T1

M2

= T1 (2e + )
=

D L1
16,924 65
= 2 (1,4) 1 = 289,49 kg
( 2e )

Momen pada plat kopel

Siti Rahmah 0904101010081

34

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Jarak antar baut :

C = 2w + = 2 (3,54) + 1 = 8,08 cm

maka :
M = T1 .C
= 289,49 kg .8,08 cm
= 1169,53 kg.cm
3d

2,5
2,5

Kontrol tegangan pada plat kopel


1). Tegangan lentur
M
= W =

lt ytb
kg/cm2

M
2
1
6 th

1169,53
2
1
6 ( 0,5) (10)

= 140,34 kg/cm2 <

= 1400

..... aman

2). Tegangan geser


ytb =

3 289,49
3T

2th = 2 0,5 10 = 86,847 kg/cm2 < 0,58


= 812 kg/cm2

.....aman
d. Perhitungan terhadap baut yang digunakan
Gaya yang bekerja pada baut
x2 = 0
y2 = 2 (2,5)2 = 12,5 cm2
x2 + y2 = 0 + 12,5 = 12,5 cm2
M .y

1169 ,53 2,5


= 233,906 kg
12,5

M .x

1169 ,53 0
= 0 kg
12,5

Kx

= x 2 y 2 =

Ky

= x 2 y 2 =

- Akibat T (arah vertikal)


Kv =

T1
289,49
0 = 57,898 kg
Ky =
5
n

- Akibat M (arah horizontal)


KH = Kv = 57,898 kg
- Total gaya yang diterima baut :
Siti Rahmah 0904101010081

35

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

KR =

Kv K H =

57,898 2 57,898 2

= 81,88 kg

Kontrol kekuatan baut


1). Tehadap geser
Pgsr = n F

untuk : n = jumlah bidang geser

= n ( d2) (0,6 )
= 1 ( 1,592) (0,6 1400)
= 1667,874 kg > KR = 81,88 kg

..... aman

2). Terhadap tumpuan

tu

= 1,5 (untuk S1 2d)

tu

= 1,2 (untuk 1,5d S1 2d)

PPBBI-1983

Karena S1 yang direncanakan sebesar 1,5d maka :


Ptu

= Ftu . tu
= ( t .d) (1,2 )
= (0,5 1,59) (1,2 1400)
= 1335,6 kg

> KR = 81,88 kg

..... aman

Tabel 5.1 Daftar Profil yang Digunakan pada Kuda-kuda

Siti Rahmah 0904101010081

36

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Batang

Profil
(mm)

Berat
Profil
(kg/m)

Siti Rahmah 0904101010081

Panjang
Batang
(m)

Faktor
Reduksi

Berat
Batang
(kg)

37

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

(1)
A1
A2
A3
A4
B1
B2
B3
B4
V1
V2
V3
D1
D2

(3)

(4)

(5)

50 . 50 . 5
50 . 50 . 5
50 . 50 . 5
50 . 50 . 5

3,77
3,77
3,77
3,77

2,6
2,6
2,6
2,6

0,9
0,9
0,9
0,9

(3) (4)
(5)
8,82
8,82
8,82
8,82

50 . 50 . 5
50 . 50 . 5
50 . 50 . 5
50 . 50 . 5

3,77
3,77
3,77
3,77

2,25
2,25
2,25
2,25

0,9
0,9
0,9
0,9

7,634
7,634
7,634
7,634

30 . 30 . 3
55 . 55 . 6
30 . 30 . 3

1,36
4,95
1,36

1,3
2,6
1,3

0,9
0,9
0,9

1,59
11,58
1,59

50 . 50 . 5
50 . 50 . 5

3,77
3,77
Jumlah

2,6
2,6

0,9
0,9

8,82
8,82
98,22

(2)

* (3) = tabel baja


(5) = PPI - 1983 halaman 10
Karena profil kuda-kuda baja berupa profil ganda, maka :
Berat total

= 2 x 98,22 = 196,44 kg

Kebutuhan Total Rangka Baja = Berat Total+25%berat total


= 196,44 + 49,11
= 245,55 Kg

BAB VI
ZETTING

Siti Rahmah 0904101010081

38

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Zetting (penurunan) yang terjadi pada konstruksi kuda-kuda akibat


pembebanan dapat dihitung dengan rumus :
f ytb

S L U
EF

dimana :
fytb

= Penurunan yang terjadi (cm)

= Gaya batang akibat beban luar (kg)

= Panjang masing-masing batang (cm)

= Gaya akibat beban 1 satuan

= Modulus elastisitas baja (2,1 106 kg/cm2)

= Luas penampang profil (cm2)


Penurunan maksimum yang diizinkan dihitung dengan rumus :
f max

1
L
250

(PPBBI-1983)

keterangan :
fmaks

: Besarnya penurunan/lendutan maksimum yang diizinkan (cm)

: Panjang bentang kuda-kuda (cm)

Pada konstruksi ini panjang bentang rencana 12 m, sehingga penurunan maksimum


yang diizinkan :
fmaks =

1
1200 cm
250

= 4,80 cm
Dalam perhitungan zetting, digunakan metode cremona untuk mendapatkan
gaya batang akibat beban 1 satuan yang berada di tengah-tengah konstruksi.

Tabel 6.1 Perhitungan Zetting


No

Siti Rahmah 0904101010081

39

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Batan
g
A1
A2
A3
A4

(kg)
-2288,6
-2288,6
-2288,6
-2288,6

(cm)

(1
satuan
)

260

-1

260

-1

260

-1

260

-1

225

B1

2238,5

B2

2238,5

B3

2238,5

B4

2238,5

V1

285,0

V2

1013,4

V3

285,0

D1

-846,2

260

D2

-846,2

260

225
225
225
130
260
130

0.866
0.866
0.866
0.866
0
0
1

(kg/cm
2
)
2,1
106
2,1
106
2,1
106
2,1
106
2,1
106
2,1
106
2,1
106
2,1
106
2,1
106
2,1
106
2,1
106
2,1
106
2,1
106

(cm2)

(cm)

4,80

0,0590

4,80

0,0590

4,80

0,0590

4,80

0,0590

4,80

0,0433

4,80

0,0433

4,80

0,0433

4,80

0,0433

1,74

0,0000

6,31

0,0000

1,74

0,0101

4,80

0,0000

4,80

0,0000
0,4193

Jadi lendutan yang timbul akibat zetting :


fytb = 0,4193 < fmaks = 4,80 cm aman

Siti Rahmah 0904101010081

40

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

BAB VII
PERENCANAAN SAMBUNGAN PADA KUDA-KUDA BAJA

E
A3

A2

V2
A4

A1
V1
A

B1

D1

V3

D2

B2

B3

B4

Gambar 7.1 Bentuk Rangka Kuda-Kuda


Alat sambung yang digunakan adalah baut. Berdasarkan ketentuan PPBBI
1983 halaman 68, untuk alat sambung baut, berlaku :
Tegangan geser yang diizinkan :
= 0,6

Tegangan tarik yang diizinkan :


tr = 0,7

Tegangan tumpu yang diizinkan :


tu = 1,5

( untuk S1 2d )

tu = 1,2

( untuk 1,5d S1 2d )

keterangan :
S1 = Jarak dari sumbu baut yang paling luar ke tepi bagian yang
disambung

Siti Rahmah 0904101010081

41

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Direncanakan ketebalan plat buhul : 1 cm


baut = 1400 kg/cm2
plat = 1400 kg/cm2
Direncanakan menggunakan baut dengan diameter 5/8 (1,59 cm)
Tinjauan terhadap kemampuan baut :
a. Kekuatan baut terhadap geser
Pgsr = n F

untuk : n = jumlah bidang geser

= n ( d2) (0,6 )
= 2 ( 1,592) (0,6 1400)
= 3334,058 kg
b. Kekuatan baut terhadap tumpuan
Ptu

= Ftu . tu
= ( t .d) (1,2 )
= (0,8 1,59) (1,2 1400)
= 2136,96 kg

Pgsr > Ptu, maka perhitungan jumlah baut didasarkan pada harga Ptu dengan rumus :
n=

P
Ptu

dimana :
n

= jumlah baut

= Beban / gaya yang bekerja

Pgsr = Kekuatan baut terhadap geser


7.1

Perhitungan Sambungan Titik Buhul

7.1.1

Sambungan titik buhul A = B


50.50.5

Gaya batang yang bekerja :


A1 = 2288,6 kg (tekan)
B1 = 2238,5 kg (tarik)

50.50.9
A1
30

B1

55.55.6

50.50.5

Siti Rahmah 0904101010081

42

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Jumlah baut :
P

2288,6 kg

2238,5kg

Batang A1

= P
= 2136,96 kg = 1,07 3 baut
gsr

Batang B1

= P
= 2136,96 kg = 1,05 2 baut
gsr

45

100
100
45

60

45

45

Gambar 7.2 Sambungan pada titik buhul A dan B


7.1.2 Sambungan titik buhul C = E

Gaya batang yang bekerja :


30.30.3
20.20.4

50.50.5

B2

30.30.5

B1

V1

V1

V1 = 285 kg (tarik)
B1 = 2238,5 kg (tarik)

30.30.5 50.50.5

B2

B2 = 2238,5 kg (tarik)

B1

Jumlah baut :

Batang V1

Siti Rahmah 0904101010081

285kg

= P
= 2136,96 kg = 0,133 2 baut
gsr
43

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Batang B1 dan B2

2238,5kg

= P
= 2136,96 kg = 1,05 2 baut
gsr

45

70

45

45

70

45

45

70

45

Gambar 7.3 Sambungan pada titik buhul C dan E


7.1.3 Sambungan titik buhul D
Gaya batang yang bekerja :

55.55.6

V2 = 1013,4 kg (tarik)
50.50.5

D1

50.50.5

V2

D2

D1 = 846,2 kg (tekan)
D2 = 846,2 kg (tekan)
B2 = 2238,5 kg (tarik)

50.50.5

B3 = 2238,5 kg (tarik)

50.50.5

B2

B3

Jumlah baut :
P

1013,4 kg

846,2kg

2238,5kg

Batang V2

= P
= 2136,96 kg = 0, 47 2 baut
gsr

Batang D1 dan D2

= P
= 2136,96 kg = 0,39 2 baut
gsr

Batang B2 = B3

= P
= 2136,96 kg = 1,047 2 baut
gsr

Siti Rahmah 0904101010081

44

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

70

45

45

70

45

45

70

45

Gambar 7.4 Sambungan pada titik buhul D


7.1.4 Sambungan titik buhul F dan H

A2

Gaya batang yang bekerja :

50.50.5

A1 = 2288,6 kg (tekan)
A2 = 2288,6 kg (tekan)
60

A1

V1 = 285 kg (tarik)
60

60

V1
50.50.5

D1

D1 = 846,2 kg (tekan)

50.50.5

30.30.3

Jumlah baut :
P

2288,6 kg

285 kg

846,2kg

Batang A1 dan A2

= P
= 2136,96 kg = 1,07 2 baut
gsr

Batang V1

= P
= 2136,96 kg = 0,133 2 baut
gsr

Batang D1

= P
= 2136,96 kg = 0,39 2 baut
gsr

Siti Rahmah 0904101010081

45

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Gambar 7.5 Sambungan pada titik buhul F Dan H


7.1.5 Sambungan titik buhul G

60

60

A2
50.50.5

Gaya batang yang bekerja :

A3

A2 = 2288,60 kg (tekan)
A3 = 2288,60 kg (tekan)

50.50.5

V2

V2 = 1013,4 kg (tarik)

55.55.6

Jumlah baut :
P

2288,6kg

1013,4kg

Batang A2 = A3

= P
= 2136,96 kg = 1,07 2 baut
gsr

Batang V2

= P
= 2136,96 kg = 0,47 2 baut
gsr

Siti Rahmah 0904101010081

46

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Gambar 7.6 Sambungan pada titik buhul G


Tabel 7.1 Kebutuhan Baut pada Titik Buhul
Titik Buhul

Batang

A=B

A1
B1

Baut yang
digunakan
2 (3 5/8")
2 (2 5/8")

C=E

V1
B1 dan B2

2 (2 5/8")
4 (2 5/8")

V2
D1 dan D2
B2 dan B3

2 5/8"
2 (2 5/8")
2 (2 5/8")

F=H

A1 dan A2
V1
D1

4 (2 5/8")
2 (2 5/8")
2 (2 5/8")

A2 dan A3
V2

2 (2 5/8")
2 5/8"

BAB VIII
KUBIKASI BAJA
Siti Rahmah 0904101010081

47

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Rekapitulasi Kubikasi Baja


Tabel 8.1 Perhitungan Kubikasi Baja Rangka Kuda-kuda
Batan
g
A1
A2
A3
A4
B1
B2
B3
B4
V1
V2
V3
D1
D2

Profil
(mm)

Luas
Penamp
ang
(m2)

50.50.5
0,048

50.50.5
0,048

50.50.5
0,048

50.50.5
0,048

50.50.5
0,048

50.50.5
0,048

50.50.5
0,048

50.50.5
0,048

30.30.3
0,0174

55.55.6
0,0631

30.30.3
0,0174

50.50.5
0,048

50.50.5
0,048
JUMLAH

- Volume Profil

Panjang
Batang
(m)

Kubikasi
(m3)

1,539

0,0739

1,539

0,0739

1,539

0,0739

1,539

0,0739

1,333

0,0640

1,333

0,0640

1,333

0,0640

1,333

0,0640

0,77

0,0134

1,54

0,0972

2,309

0,0402

1,539

0,0739

2,037

0,0978
0,8738

= 0,8738 m3

- Volume profil untuk penyambungan


dan pemotongan

= 25 % 0,8738
= 0,21845 m3

- Volume total baja

= 0,8738 + 0,21845
= 1,0923 m3

Siti Rahmah 0904101010081

48

Perencanaan Konstruksi Gedung I (Baja)

Siti Rahmah 0904101010081

49

Anda mungkin juga menyukai