Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Holler,Fundamental
of Analytical Chemistry, 7th. ed. Saunders College Pub., 1996.
1. Sejumlah 50,0 mL larutan yang mengandung 0,200 g BaCl2.2H2O dicampur
dengan 50,0 mL larutan yang mengandung 0,300 g NaIO3. Jika dianggap
kelarutan Ba(IO3)2 dalam air sangat kecil dan dapat diabaikan, hitunglah:
a) Massa endapan Ba(IO3)2.
b) Massa dari senyawa yang tidak bereaksi dan masih berada dalam
larutan.
2. Aluminum dalam 1,200 g sampel ammonium aluminum sulfat dendapkan
dengan larutan ammonia menjadi Al2O3.xH2O. Endapan disaring dan
dipijarkan pada 1000oC untuk memperolah Al2O3 anhidrat yang memiliki
massa 0,1798 g. Nyatakan hasil yang diperoleh itu dalam bentuk:
a) %NH4Al(SO4)3
b) %Al2O3
c) %Al.
3. Fosfor dalam 0,2374 g sampel diendapkan sebagai (NH4)3PO4.12MoO3.
Endapan kemudian disaring dan dilarutkan kembali dalam asam.
Selanjutnya, pada hasil pelarutan itu diperlakukan dengan larutan Pb 2+
berlebih, yang menghasilkan 0,2752 g PbMoO4. Nyatakan hasil anaisis ini
sebagai persen P2O5.
4. Nitrobensena, C6H5NO2 (MW 123,11 g/mol) direduksi menggunakan logam
Sn secara kuantitatif menjadi anilin, C6H5NH2 (MW 93,12 g/mol) seperti
reaksi berikut ini,
3Sn(s) + 2 C6H5NO2 + 12H+ 2 C6H5NH2 + 4H2O + 3Sn4+
Sejumlah 0,5078 g sampel nitrobensen tak murni diperlakukan dengan 1,044
g logam timah. Jika reaksi berjalan sempurna, ditemukan sejumlah 0,338 g
sisa logam timah. Hitunglah persen nitrobensena dalam sampel.
5. Penambahan dimetilglioksim, H2C4H6O2N2, pada larutan yang mengandung
ion nikel(II) menghasilkan reaksi pengendapan sebagai berikut: