Anda di halaman 1dari 12

Artikel

Pentingnya Peran Kewirausahaan terhadap


perkembangan UKM sebagai Fondasi Ekonomi
Masyarakat
Mata Kuliah

: Seminar Kependidikan Ekonomi

Dosen pengampu

: Dr. Yohanes Harsoyo

Disusun oleh :
Albertus Bima Sulistya

121324006

Program Studi Pendidikan Ekonomi


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2014

Pentingnya Peran Kewirausahaan terhadap perkembangan UKM sebagai


Fondasi Ekonomi Masyarakat
Albertus Bima Sulistya
Abstact
Entrepreneurial learning is a way to formal education in shaping the
entrepreneurial spirit among students. Entrepreneurship education in formal
institutions will encourage students and faculty to build interest in
entrepreneurship by creating opportunities, not just wait and look for
opportunities created by others, but by way of employment opportunities, opening
new markets, and in the long run be able to create economic stability.
Entrepreneurship

can

shape

the

character

and

soul

of

independent

entrepreneurship in order to create the prosperity of society and strengthen the


foundations of society and the Indonesian economic position.
Keywords: education, entrepreneurship, students, the foundation of the
economy, employment opportunities
Abstrak
Pembelajaran kewirausahaan merupakan cara yang dapat pendidikan formal
dalam membentuk jiwa kewirausahaan di kalangan pelajar dan mahasiswa.
Pendidikan kewirausahaan dalam institusi formal akan mendorong siswa dan
mahasiswa untuk membangun minat berwirausaha dengan menciptakan peluang,
bukan hanya menunggu dan mencari peluang yang diciptakan orang lain, tetapi
dengan cara membuka peluang kerja, membuka pasar baru, dan dalam jangka
panjang mampu menciptakan stabilitas perekonomian. Berwirausaha dapat
membentuk karakter dan jiwa berwirausaha secara mandiri demi terciptanya
kemakmuran masyarakat dan memperkokoh fondasi kedudukan ekonomi
masyarakat dan Indonesia.
Kata kunci: pendidikan, kewirausahaan, siswa, fondasi ekonomi, peluang kerja
A. Pendahuluan
Peran kewirausahaan bagi pertumbuhan ekonomi tidak hanya sekadar
meningkatkan output dan pendapatan per kapita, namun juga melibatkan
pengenalan atau penerapan perubahan dalam struktur bisnis nisnis maupun

masyarakat (Hisrich, Peters, & Shepherd, 2008). Perubahan tersebut diikuti


dengan pertumbuhan atau peningkatan output yang memungkinkan
kesejahteraan yang lebih besar lagi bagi berbagai pihak yang terlibat
didalamnya. Selama beberapa dekade terakhir ini, kewirausahaan mengalami
perkembangan yang cukup besar di berbagai negara khususnya Indonesia.
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan turut memiliki andil dalam
mendorong praktik-praktik entrepreneurial yang pada akhirnya mampu
menciptakan berbagai penemuan-penemuan produk dan jasa baru bagi
konsumen. Kewirausahaan terbukti dapat membuka peluang kerja, membuka
pasar baru, dan dalam jangka panjang mempu menciptakan stabilitas
perekonomian bangsa secara menyeluruh sebagai dampak dari pertumbuhan
usaha di berbagai sektor.
Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan
Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa
1. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan
kemampuan kewirausahaan.
2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada
upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan
produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan
pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih
besar.
Salah satu untuk mengembangkan perekonomian masyarakat yaitu dengan
berwirausaha. Salah satu contoh wirausaha yaitu mendirikan UKM (Usaha
Kecil Menegah) yang memproduksi berbagai jenis barang. Dimana dapat
dipasarkan ke masyarakat untuk dikonsumsi. Dengan begitu secara tidak
langsung masyarakat membantu perekonomian dan membantu UKM untuk
tetap berproduksi.
B. Pembahasan
1. Sejarah Kewirausahaan
Secara historis wirausaha telah diperkenalkan oleh Richard
Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri istilah kewirausahaan telah
dikenal sejak abad ke-16. Sedangkan di Indonesia baru dikenal pada
akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha pun bermunculan di Belanda

dikenal

dengan

Ondernemer,

di

Jerman

dikenal

dengan

Unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak tahun


1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika dan Kanada. Bahkan
sejak

tahun

1970-an

banyak

universitas

yang

mengajarkan

kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an hampir


lima ratus sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan
kewirausahaan.
Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa
sekolah

atau

perguruan

tinggi

tertentu

saja.

Sejalan

dengan

perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi pemahaman


kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihanpelatihan

di

berkembang.

segala

lapisan masyarakat

kewirausahaan

menjadi

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan

kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk
mencari peluang menuju sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah
nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keuanggulan untuk
dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan
dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan
sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda.
2. Hubungan UKM dengan Ekonomi Indonesia
UKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang
pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang. Sebagian besar masyarakat
beranggapan bahwa UKM hanya menguntungka pihak-pihak tertentu
saja. Padahal sebenarnya UKM sangat berperan dalam mengurangi
tingkat pengangguran yang ada di Indonesia. UKM dapat menyerap
banyak tenaga kerja Indonesia yang masih mengganggur. Selain itu
UKM telah berkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun
pendapatan negara Indonesia.
UKM juga memanfatkan berbagai Sumber Daya Alam yang berpotensial
di suatu daerah yang belum diolah secara komersial. UKM dapat
membantu mengolah Sumber Daya Alam yang ada di setiap daerah. Hal
ini berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah maupun pendapatan
negara Indonesia.

Di Indonesia, UKM adalah

tulang

punggung ekonomi Indonesia.

Jumlah UKM hingga 2011 mencapai sekitar 52 juta. UKM di Indonesia


sangat penting bagi ekonomi karena menyumbang 60% dari PDB dan
menampung 97% tenaga kerja. Tetapi akses ke lembaga keuangan sangat
terbatas baru 25% atau 13 juta pelaku UKM yang mendapat akses ke
lembaga keuangan. Pemerintah Indonesia, membina UKM melalui Dinas
Koperasi dan UKM, di masing-masing Provinsi atau Kabupaten/Kota.
3. Peran kewirausahaan dalam perkembangan Ekonomi Indonesia
Dalam membangun sebuah usaha yang mandiri serta punya
peluang besar, diperlukan tenaga ahli yang bisa membuat usaha tersebut
maju dan berkembang. Tenaga ahli inilah yang merancang tentang
bagaimana memulai usaha yang baik, serta bagaimana usaha itu memiliki
nilai jual yang tinggi. Sebuah usaha bukan hanya dilihat dari bentuknya
semata, tapi juga tentang siapa yang mendirikan dan siapa pula yang
berada di belakang usaha tersebut. Itu yang menjadi salah satu faktor
yang sangat penting dalam menjalankan sebuah usahaa.
Fungsi-fungsi Peran Wirausaha
Wirausaha sebagai pemandu usaha mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi
makro dan fungsi mikro.
a.

Fungsi Makro
Secara makro, wirausaha berperan penting sebagai penggerak dan
pengendali perekonomian di daerah, bangsa, dan negara. Bahkan,
para wirausahawan tersebut banyak yang berhasil menciptakan
lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Peranan
wirausaha melalui usaha kecilnya tidak diragukan lagi. Berikut ini
peranan wirausaha.
1) UKM dapat memperkokoh perekonomian nasional melalui
berbagai keterkaitan, seperti fungsi sebagai pemasok, fungsi
produksi, fungsi penyalur, dan pemasar bagi hasil produk-produk
industri kecil.

2) UKM juga dapat meningkatkan efisiensi pertumbuhan ekonomi


khususnya dalam menyerap sumber daya yang dimiliki, menyerap
tenaga kerja lokal, sumber daya lokal, dan meningkatkan sumber
daya manusia menjadi wirausaha-wirausaha yang tangguh dan
mandiri.
3) UKM juga dipandang sebagai sebuah sarana pendistribusian hasil
pendapatan daerah dan nasional, pemerataan usaha, serta
pemerataan pendapatan karena jumlahnya tersebar luas baik di
dalam perkotaan maupun di dalam perdesaan.
b.

Fungsi Mikro
Secara mikro, peran wirausaha adalah selaku penanggung jawab
tentang risiko dan ketidakpastian hasil, mengombinasikan berbagai
sumber dengan cara yang berbeda dan mutakhir supaya mendapat
nilai tambah dan usaha-usaha terbaru.

Bentuk-bentuk Peran Wirausaha


Wirausaha, dalam hal ini mempunyai peran yang sangat penting
dalam menemukan dan menciptakan hal-hal, seperti:
a) Produk baru (the new product).
Dengan adanya produk baru ini, sebuah usaha akan semakin tampak
maju dan berkembang. Sebuah usaha itu sangat bergantung pada
produk yang dikembangkannya karena jika produknya tidak
berkembang atau tidak variatif, maka orang akan bosan dan usaha
pun akan mengalami kekurangan pendapatan. Desain yang bagus
akan menjadi sebuah nilai tambah bagi sebuah usaha karena ada juga
peminat itu melihat dari segi tersebut.
b) Teknologi baru (the new technologi)
Perlu mencari berbagai metode dan teknologi baru dalam
menciptakan usaha berdaya saing tinggi karena teknologi menjadi
salah satu kebutuhan yang tidak boleh tidak. Menguasai teknologi
juga merupakan salah saru cara memudakan wirausaha dalam
mempromosikan bentuk usahanya karena usaha juga perlu dibarengi
dengan kemajuan teknologi.

c) Ide-ide baru (the new image)


Seorang wirausaha perlu menciptakan

ide-ide

baru

dalam

menjalankan sebuah usaha karena usaha juga perlu sebuah


perubahan. Wirausaha berperan sangat penting dalam memilih yang
cocok untuk dipakai dalam sebuah usaha sebab ide baru belum tentu
cocok dipakai dalam usaha. Perlu menciptakan sebuah pemikiran
yang brilian tentang usaha, agar usaha yang dirumuskan menjadi
salah satu usaha yang cepat berkembang dan maju pesat.
d) Organisasi usaha baru (the new organization)
Wirausaha perlu membuat sebuah organisasi yang sesuai dengan
bentuk usaha karena faktor tersebut juga sangat berpengaruh dalam
usaha. Sebuah usaha kadang-kadang organisasinya tidak cocok lagi
sehingga perlu diubah dengan hal-hal yang baru. Hal ini banyak
yang tidak diperhatikan dalam sebuah usaha, maka perlu wirausaha
yang mempunyai kemampuan yang bagus dalam melihat hal ini agar
organisasi itu sesuai dengan usahanya.
Wirausaha juga perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Perencanaan usaha (corporate plan)
Perencanaan yang baik merupakan langkah awal dalam
merintis sebuah usaha karena perencanaan yang matang akan
menghasilkan usaha yang mapan. Perencanaan menjadi hal
pokok yang perlu dirumuskan terlebih dahulu sebab usaha
membutuhkan sebuah perencanaan yang bagus. Hasil yang
diperoleh oleh sebuah usaha sangat bergantung dari sebuah
perencanaan

awal

sehingga

dapat

dilihat

sejauh

mana

keberhasilan yang telah dicapai.


2. Strategi perusahaan (corporate strategy)
Wirausaha juga perlu melihat strategi apa yang cocok
dipakai oleh sebuah perusahaan karena strategi adalah bagian
yang sangat penting sekali untuk diperhatikan. Perusahan yang
tidak punya strategi jitu akan kalah bersaing dengan perusahaan
yang lain. Maka dalam hal ini, perlu seorang wirausahawn yang
bagus supaya bisa mengembangkan sebuah perusahaan yang
kompeten dan bernilai jual tinggi nantinya.
3. Ide-ide dalam perusahaan (corporate image).

Salah satu peran penting wirausaha adalah punya ide-ide baru


yang dikembangkannya karena ide baru menjadi salah satu hal
yang perlu diperbaharui dalam sebuah perusahaan. Perusahan itu
harus cepat beradaptasi dengan perubahan dan gaya baru jika
tidak, perusahaan akan tertinggal jauh dalam hal ini dan tidak
mustahil akan kalah bersaing dengan perusahaan yang lain.
4. Organisasi perusahaan (corporate organi-zation).
Organisasi atau manajemen perusahaan merupakan hal yang
sangat penting sekali. Oleh karena itu, perlu didesain dengan
sangat baik oleh seorang wirausahawan. Organisasi menjadi
salah satu bentuk yang dilihat oleh orang, apakah perusahaan itu
punya pengurus yang terstruktur dengan baik atau hanya
organisasi yang dibuat asal-asalan. Organisasi punya peran
penting dalam menjalankan sebuah perusahan karena maju dan
berkembangnya sebuah perusahaan sangat bergantung dari
organisasi yang ada.

4. Kewirausahaan UKM sebagai Pondasi Ekonomi Bangsa


Pada abad ke 21 usatu hal yang sangat menarik untuk
diperbincangkan yaitu ini kesiapan dalam bekerja. Mencari pekerjaan
untuk memenuhi kehidupan akan semakin sulit, karena banyaknya
pesaing dan lowongan pekerjaan yang terbatas yang tersedia. Maka
sebagai manusia yang memiliki kebutuhan yang berbeda-beda pastinya
akan mencari cara untuk memenuhi kebutuhannya. Bagi sebagian
masyarakat akan memilih untuk bekerja di perusahaan, sekolah, dan
lembaga-lembaga yang dapat memberikan upah pada akhir bulan atau
setelah bekerja. Tentunya ada sebagian masyarakat yang bosan dan tidak
mau untuk bekerja dibawah perintah orang lain. Ada pepatah lama
mengatakan Semakin tinggi pendidikanmu maka semakin tinggi pula
pangkat dan penghasilanmu. Sepertinya pepatah itu mulai tidak berlaku
saat ini, dapat dibuktikan dengan meningkatnya angka pengangguran
lulusan akdemis baik sarjana ataupun sekolah tinggi dikarenakan mereka

belum cukup memiliki keterampilan personalia dan softskill untuk


menghadapi dunia kerja.
Menurut Dr. Syarif Hasan selaku dosen Fakultas Ekonomi
Universitas Pancasila, Posisi Indonesia saat ini masih

kekurangan

wirausahawan sebagai penopang kekuatan ekonomi bangsa, data maret


2013 memiliki 1,65% (4.098.978 orang). Hal ini karena minat usaha para
generasi muda kita masih kurang. Sedangkan ukuran suatu negara
dikatakan makmur bila minimum jumlah wirausahawan 2%.
Berdasarkan data BPS Agustus 2012, angka pengangguran dilihat
dari strata pendidikan dari tahun ke tahun terus menurun. Pada tahun
2012 angka pengangguran dari jenjang pendidikan diploma I/II/III
135.083 orang, sedangkan dari jenjang pendidikan sarjana 341.349.
Kalau merujuk pada jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 200 juta
lebih, dimana kurang lebih 70 juta atau 29% pemuda usia 16 s/d 30 tahun
(Data BPS 2010), seharusnya peran pemuda baik dari sisi kapasitas dan
kualitas dapat berperan sebagai penentu masa depan bangsa serta
pengembang misi dalam meningkatkan harkat dan martabat bangsa.
Target Indonesia pada tahun 2014 jumlah wirausaha 2,5% (6.303.111
orang), salah satu cara untuk meningkatkat perekonomian yaitu dengan
menjadikan generasi muda terutama bagi kalangan terdidik sebagai
seorang

wirausahawan,

salah

satunya

dengan

pendidikan.

Semua ini dilakukan guna mendorong pertumbuhan ekonomi berkualitas,


sehingga mampu memperkuat fondasi ekonomi domestik dan sektor
primer yang berkaitan langsung dengan rakyat.
5. Hambatan dalam mengembangkan usaha
Menjalankan usaha pastinya tidak selamanya akan mendapatkan
keuntungan, ada saatnya harus menghadapi tantangan. Ada beberapa hal
yang menghambat dalam mengembangkan usaha yaitu :
1) Kurangnya kreativitas dan Inovasi
Hambatan ini terjadi pada saat adanya perkembangan kebutuhan dan
keinginan pelanggan serta kondisi persaingan usaha yang makin ketat
dan penuh ketidakpastian. Jika sebuah perusahaan tidak mampu dan
tidak mau beradaptasi dengan perkembangan zaman, maka lambat
laun perusahaan tersebut akan tersingkir oleh persaingan bisnis.

Solusi :
Solusi yang diperlukan dalam permasalah ini yaitu perlunya
kreativitas (memikirkan dan mengembangkan ide-ide baru, cara-cara
baru) dan inovasi (mengimplementasikan ide-ide kreatif yang sudah
direncanakan

terhadap

permasalahan

dan

peluang)

dalam

pengembangan produk usaha, karena merupakan sebuah pemikiran


dan tindakan wajib yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha dan
dilakukan secara berkesinambungan tanpa henti agar dapat terus
mempertahankan usahanya.
2) Perencanaan yang tidak strategis
Dalam mengembangkan usaha perlu adanya perencanaan strategis
untuk masa depan, kesalahan yang sering terjadi adalah sering
memproduksi tidak sesuai kebutuhan dan permintaan pasar
contoh : konsumen mengingkan produk X, tetapi produk X
mengalami kelangkaan dipasaran, dikarenakan permintaan yang
begitu tinggi, tetapi output

yang mampu dihasilkan perusahaan

terbatas. Maka akan menyebabkan konsumen merasa kecewa.


Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa perusahaan telah salah
dalam merencakan produksi barang X dimana dimasa datang ternyata
permintaan sangat tinggi.
Solusi:
Perlu adanya perencanaan strategis bisnis pada awal membangun
usaha, dimana tentunya akan berdampak dimasa datang :
a) Mengembangkan visi dan misi yang jelas,
b) Menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan,
c) Mengamati lingkungan sekitar untuk mengetahui peluang dan
ancaman yang akan dihadapi perusahaan,
d) Mengidentifikasi faktor-faktor keberhasilan utama perusahaan,
e) Menganalisis sasaran dan tujuan perusahaan,
3) Kurangnya modal yang mendukung
Ini merupakan kendala klasik dalam menjalankan usaha, yang
pastinya

jika

kekurangan

modal

maka

akan

menghambat

produktivitas barang yang dihasilkan


Solusi:
Hal yang dapat dilakukan yaitu dapat membuat pinjaman kepada
lembaga keungan bank untuk mengembangkan usaha, tetapi yang
pastinya usaha yang dijalankan harus memiliki jaminan bahwa usaha
itu sebelumnya sudah berkembang pesat.

4) Kesalahan dalam memilih lokasi produksi


Dalam hal ini kesalahan yang fatal yaitu berkaitan dengan kelestarian
lingkungan. Sebelum membuka usaha perlu melihat AMDAL
(Analisis Dampak Lingkungan) apakah produk yang dihasilkan aman
bagi lingkungan? Apakah perusahaan membawa manfaat bagi
lingkungan sekitar. Jika tidak direncanakan maka dapat membawa
bencana masa yang akan datang.
C. Penutup

Kesimpulan dan Saran


Bahwa setiap individu dapat menjadi usahawan, dengan kemauan dan keberanian.
Berwirausaha itu sangat penting dimana dapat membatu menyokong ekonomi
bangsa disaat bangsa menghadapi masalah ekonomi, berwirausaha tidak terlalu
mendapatkan dampak yang signifikan. UKM yang berkembang di Indonesia yaitu
bidang kuliner, mabel, busana, Di sisi lain peran pemerintah sangat diperlukan
untuk membuka peluang usaha yang seluas-luasnya di bidang wirausaha. Seperti
yang diketahui bahwa di Indonesia sekarang hanya 1,65 % masyarakat yang
berprofesi sebagai wirausaha, padahal yang diperlukan minimum 2%. Menurut
saya perlu adanya sosialisasi yang lebih luas mengenai cara berwirausaha, dapat
dilakukan dengan seminar, pelatihan, pembukaan lapangan UKM baru. Tujuan ini
sejalan dengan pemerintahan baru untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 7%.

Daftar Pustaka

Mochfoedz, Masud. (2005). Kewirausahaan Metode, manajemen, dan

implementasi. BPFE-YOGYAKARTA
Soemanto, Wasty. (2006). Pendidikan Wiraswasta. PT Bumi Aksara
Kurnia Hetty. (2014). Dasar-Dasar Kewirausahaan. PT Indeks
Adisaputro, Gunawan. (2010). Manajemen Pemasaran. SEKOLAH TINGGI

ILMU MANAJEMEN YKPN


Suryana, Yuyus. (2010). Kewirausahaan : Pendekatan Karakteristik
Wirausahawan Sukses. Prenada Media Group

Anda mungkin juga menyukai