Anda di halaman 1dari 26

PRESENTASI KASUS

Perempuan Usia 51 Tahun dengan Tumor Mammae Dekstra


Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Pendidikan Program Profesi Dokter Stase Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pembimbing :
dr. Hariyono, Sp.B

Diajukan Oleh :
Anjar Widarini, S.Ked
J500100098

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

PRESENTASI KASUS I
Perempuan Usia 51 Tahun dengan Tumor Mammae Dekstra

Diajukan Oleh :
Anjar Widarini, S.Ked

J500100098

Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari
Pembimbing
dr. Hariyono Sp.B

(.................................)

Disahkan Ketua Program Profesi :


dr. D. Dewi Nirlawati

(.................................)

BAB I
CASE REPORT
A. IDENTITAS
Nama
: Ny.S
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 51 tahun
Alamat
: Gentungan, Mojogedang
Pekerjaan
: Petani
Tanggal Masuk
: 28 Oktober 2014
No. RM
: 3196xx
B. ANAMNESIS
Riwayat penyakit pasien diperoleh secara autoanamnesis
a. Keluhan Utama
Benjolan di payudara kanan
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan benjolan di payudara kanan yang
diarasakan sejak 1 tahun yang lalu. Awalnya benjolan dirasakan pasien
sebesar kelereng diatas puting susu yang dirasakan semakin lama
semakin membesar dan sekarang sebesar telur ayam, teraba kenyal
dan dapat digerakan. Pembesaran tersebut tidak dipengaruhi oleh
posisi tubuh maupun waktu-waktu tetentu. Benjolan tidak terasa nyeri
bila dipegang atau ditekan. Dan tidak terasa gatal didaerah puting
susu. Dari puting susu tidak pernah keluar cairan seperti susu ataupun
nanah baik dengan sendirinya maupun dengan dipencet.
Berat badan dirasakan penderita menurun sejak 1 tahun
terakhir dan nafsu makan dirasakan penderita sangat berkurang sejak
1 bulan terakhir ini. Nyeri perut (-) mual(-), muntah (-) Buang air
besar dan buang air kecil tidak ada keluhan. Pasien tidak megeluhkan
pusinng, demam, batuk, sesak napas dan perasaan tidak enak diulu
hati. Tidak ada benjolan ditempat lain.
Riwayat menstruasi

Haid pertama kali pada umur 11 tahun, siklus teratur setiap 28 hari,
lama haid 6-7 hari, jumlah perdarahan saat haid dalam batas normal
(ganti pembalut sekitar 2-3 kali perhari)
Riwayat perkawinan, kehamilan, menyusui, dan menopause
Pasien menikah pada umur 22 tahun, kehamilan pertama pada usia 23
tahun, pasien memiliki 4 orang anak, dan selalu menyusui anaknya
sendiri, pasien mengalami menopause saat usia 48 tahun.
Riwayat Penggunaan KB
Pasien tidak pernah menggunakan KB
c. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat Penyakit serupa
- Riwayat infeksi payudara
- Riwayat Hepatitis
- Riwayat Diabetes Melitus
- Riwayat Hipertensi
- Riwayat alergi obat
- Riwayat mondok di RS
- Riwayat operasi

: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal

d. Riwayat Penyakit Keluarga


- Riwayat penyakit serupa
- Riwayat Diabetes Melitus
- Riwayat Hipertensi
- Riwayat alergi obat

: disangkal
: disangkal
: disangkal
: dis

e. Riwayat Kebiasaan
- Riwayat merokok
: disangkal
- Riwayat minum alkohol
: disangkal
- Riwayat mengkonsumsi makanan cepat saji : diakui
f. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Pasien seorang Petani yag memiliki 4 orang anak, Pasien tinggal
bersama anak-anaknya yang masih sekolah. Keluarga dan tetangga
sekitar rumah tidak ada yang mengalami penyakit serupa.
C. ANAMNESIS SISTEM

Sistem Cerebrospinal
Sistem Cardiovascular
Sistem Respiratorius
Sistem Genitourinarius
Sistem Gastrointestinal

Gelisah (-), Lemah (-), Demam (-)


Akral hangat (+), Sianosis (-), Anemis (-),
Batuk (-), Sesak Napas (-)
BAK (+), nyeri saat BAK (-), sering BAK (-)
Perut sebah (-), Nyeri perut (-), mual (-), muntah (-),

Sistem Musculosceletal

BAB (+) dbn


Badan terasa lemes (-), ekstremitas bawah udem

Sistem Integumentum

(-/-), nyeri pinggang (-)


Perubahan warna kulit (-), Sikatriks (-), tanda
penyakit kulit (-)

D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
- Keadaan Umum
- Kesadaran
- Vital Sign
Tekanan Darah
Heart Rate
Nadi
Respirasi
Suhu
2. Status interna

: Cukup
: Compos mentis, E4V5M6
:
: 100/70 mmHg
: 80 x/menit
: 80 x/menit
: 20 x/menit
: 360 C
-

Kepala

Normocephal,

Conjungtiva Anemis (-/-), Sklera


Ikterik (-/-), Sianosis (-), reflek
- Leher

pupil (+)
: Leher simetris, distensi vena leher
(-), deviasi trachea (-), massa (-),
peningakatan JVP (-), pembesaran
kelenjar limfe (-)

- Thorax
Paru
Inspeksi

Hasil pemeriksaan
Dada kanan dan kiri simetris, tidak ada ketinggalan

Palpasi

gerak, pelebaran costa (-), retraksi (-)


Tidak ada nafas yang tertinggal, Fremitus dada kanan

Perkusi
Auskultasi

dan kiri sama


Sonor
Terdengar suara dasar vesikuler (+/+), Wheezing (-/-),

Ronkhi (-/-)
Jantung
Inspeksi

Hasil pemeriksaan
Dinding dada pada daerah pada daerah pericordium
tidak cembung / cekung, tidak ada memar maupun

Palpasi
Perkusi

sianosis, ictus cordis tidak tampak


Ictus cordis tidak kuat angkat, teraba di SIC 5 linea
mid clavicularis sinistra
Bunyi : redup
Batas Jantung :
Batas Kiri Jantung
^ Atas : SIC II di sisi lateral linea parasternalis sinistra.
^ Bawah : SIC V linea mid clvicularis sinistra.
Batas Kanan Jantung
^ Atas : SIC II linea parasternalis dextra

Auskultasi

^ Bawah : SIC IV linea parasternalis dextra


HR= 76 x/menit BJ I/II murni reguler, bising (-),
gallop (-)

Abdomen
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi

Hasil pemeriksaan
Perut datar, sikatriks (-)
Suara peristaltik (+), suara tambahan (-)
Nyeri tekan (-) didaerah inguinal dextra, nyeri mc burney
(-), rebound sign (-), rovsing sign (-), blomberg sign (-),

Perkusi

obturator sign (-), psoas sign (-)


Suara timpani (+), nyeri ketok costovertebrae (-),

Ekstremitas
Ekstremitas Superior Dextra
Ekstremitas Superior Sinistra
Ekstremitas Inferior Dextra
Ekstremitas Inferior Sinistra
3. Status lokalis
Pemeriksaan regio mammae dextra

Akral Hangat (+), Edem (-)


Akral Hangat (+), Edema (-)
Akral Hangat (+), Edema (-)
Akral Hangat (+), Edema (-)

Inspeksi

retraksi papilla (-) peau dorange (-) secret (-), darah (-),
Palpasi
:
Teraba masa tumor soliter disisi lateral atas dextra payudara

: simetris, bentuk normal, tidak terdapat lesi kulit,

ukuran 5x4x3 dengan konsistensi kenyal padat, permukaaan


berbenjol-benjol, batas tegas, mobile, nyeri tekan (-).
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Pemeriksaan laboratorium 29 Agustus 2014
Pemeriksaan
Hemoglobin

Angka
11,2 L

Satuan
gr/dl

Nilai Normal
Lk : 13,0 16,0
Pr : 12,0 14,0
5-10
5-10
Lk : 40 48

Lekosit
Eritrosit
Hematokrit

4,17 L
3, 76 L
32,4 L

x 10^3 ul
X 10^3 ul
%

MCV
MCH
MCHC
Trombosit
Limfosit %
Monosit %
Limfosit #
Monosit #
Gran%
CT
BT
GDS
Kreatinin
Ureum
HBsAg

86,3
29,8
34,5
170
35,1
1,9 L
0,7
0,4
61,9
04.00
02.00
121
0,67
36
Non reaktif

Pf
Pg
g/dl
103ul
%
%
x 10^3ul
x 10^3ul
%
menit
menit
Mg/dl
Mg/dl
Mg/dl

Pemeriksaan Rontgen thoraks

Pr : 37 43
82 92
27 -31
32 36
150 300
25-40
39
0,5- 5,00
0,30 1,00
50-70
2-8
1-3
70-150
05-0,9
10-50
Non reaktif

Kesan : Cor dan pulmo dbn


Tidak tampak tanda metastasis ke paru
F. RESUME
1. Anamnesis
a. Benjolan dipayudara kanan sejak 1 tahun yang lalu
b. Benjolan semakin lama semakin membesar
c. Benjolan sebesa rtelur ayam, kenyal lunak dapat digerakan, tidak
nyeri tekan.
d. Berat badan turun
e. Nafsu makan turun
f. BAB dbn
g. BAK dbn
2. Pemeriksaan fisik : dbn
3. Status lokalis
Pemeriksaan regio mammae dextra
Inspeksi : simetris, bentuk normal, tidak terdapat lesi kulit,

retraksi papilla (-) peau dorange (-) secret (-), darah (-),
Palpasi
:
Teraba masa tumor soliter disisi lateral atas dextra payudara
ukuran 5x4x3 dengan konsistensi kenyal padat, permukaaan
berbenjol-benjol, batas tegas, mobile, nyeri tekan (-).

4. pemeriksaan Rontgen thoraks


Kesan:
Cor dan pulmo dalam batas normal
Tidak tampak tanda metastasis ke paru

G. DIAGNOSA
Tumor mammae Dextra
a.
b.
c.
d.

H. DIAGNOSIS BANDING
Perubahan fibrokistik
Kistisarkoma phyloides
Tumor kistik
Karsinoma mammae
I. PENATALAKSANAAN
- Medikamentosa
a. Inf RL 20 tpm
b. Inf.ciprofloxacin 1btl/12 jam
c. Pronalges supp 3x1
- Non medikamentosa
Subcutan Mastektomi

FOLLOW UP
29/10/14

S/

P/

pasien datang dengan benjolan


dipayudara kanan sejak 1 tahun yg lalu.
Semakin lama semakin membesar, tidak
nyeri tekan, kenyal padat, dan mudah
digerakan. Nyeri kepala (-) mual(-),
muntah (-) BAB dan BAK : dbn.
O/
T = 100/70

N= 88x/menit

S = 36,5

RR= 20x/menit

KU = cukup KS=CM
K/L = PKGB (-/-), CA (-/-). SI (-/-)
Tho =
Pulmo :
inspeksi = dada simetris
palpasi

= gerakan simetris

perkusi

= sonor

auskultasi = SDV (+/+), wh (-/-), rh (-/-)


Cor :
HR = 88x/menit
Inspeksi
Palpasi

= ictus tidak terlihat


= teraba tidak kuat angkat di

SIC V linea mid clavicularis sinistra


Perkusi = redup
Auskultasi = BJ1/II reg murni, bising
(-), gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi

= perut datar, sikatrik (-)

palpasi

= NT (-) defans muscular (-),

perkusi = timpani

a. Bed rest
b. Puasakan
c. Inf RL 20 tpm

auskultasi = suara peristaltik (+)


Eks = Akral hangat, udem eksremitas
bawah (-/-)
St.lokalis: benjolan di mammae dekstra
ukuran 5x3x2 cm, kenyal
padat, nyeri tekan (-),mobile,
A/
Pre Op Tumor Mammae dekstra
30/10/14

S/

P/

pasien datang dengan benjolan


dipayudara kanan sejak 1 tahun yg lalu.
Semakin lama semakin membesar, tidak
nyeri tekan, kenyal padat, dan mudah
digerakan. Nyeri kepala (-) mual(-),
muntah (-) BAB dan BAK : dbn.
O/
T = 110/80

N= 88x/menit

S = 36,5

RR= 20x/menit

KU = cukup KS=CM
K/L = PKGB (-/-), CA (-/-). SI (-/-)
Tho =
Pulmo :
inspeksi = dada simetris
palpasi

= gerakan simetris

perkusi

= sonor

auskultasi = SDV (+/+), wh (-/-), rh (-/-)


Cor :
HR = 88x/menit
Inspeksi
Palpasi

= ictus tidak terlihat


= teraba tidak kuat angkat di

SIC V linea mid clavicularis sinistra

a.
b.
c.
d.

Bed rest
Puasa
Inf RL 20 tpm

Inf.ciprofloxacin

1btl/12

jam
Pronalges supp 3x1

Perkusi = redup
Auskultasi = BJ1/II reg murni, bising
(-), gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi

= perut datar, sikatrik (-)

palpasi

= NT (-) defans muscular (-),

perkusi = timpani
auskultasi = suara peristaltik (+)
Eks = Akral hangat, udem eksremitas
bawah (-/-)
St.lokalis: benjolan di mammae dekstra
ukuran 5x3x2 cm, kenyal
padat, nyeri tekan (-),mobile,
A/
Pre Op Tumor Mammae
31/08/14

P/
S/
Pasien post operasi mengeluhkan nyeri
dibekas jahitan sedikit pusing jika
bangun mual (-), muntah (-), BAK BAB
dbn, makan dan minum dbn
O/
T = 100/60
S = 37

N= 60x/menit

RR = 16 x/menit

KU = cukup KS = CM
Tho =
Pulmo :
inspeksi = dada simetris
palpasi

= gerakan simetris

perkusi

= sonor

a.
b.
c.
d.

Bed rest
Ganti vacuum drain
Inf RL 20 tpm

Inf. Ciprofloxacin 1btl/12


jam

e. Pronalges supp 3x1

auskultasi = SDV (+/+), wh (-/-), rh (-/-)


Cor :
HR = 88x/menit
Inspeksi
Palpasi

= ictus tidak terlihat


= teraba tidak kuat angkat di

SIC V linea mid clavicularis sinistra


Perkusi = redup
Auskultasi = BJ1/II reg murni, bising(-),
gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi

= perut datar, sikatrik (-)

palpasi

= NT (-)

perkusi = timpani
auskultasi = suara peristaltik (+)
Eks = Akral hangat, udem eksremitas
bawah (-/-)
Drain produk serrohemorragic 30cc
A/
Post Op tumor mammae dekstra
01/10/14

P/
S/
Pasien post operasi mengeluhkan nyeri
dibekas jahitan , pusing (-), mual (-),

a.
b.
c.
d.

Bed rest
Ganti vacuum drain
Inf RL 20 tpm

Inf. Ciprofloxacin 1btl/12

jam
muntah (-), BAK BAB dbn, makan dan e. Pronalges supp 3x1
minum dbn
O/
T = 100/50
S = 37

N= 60x/menit

RR = 16 x/menit

KU = cukup KS = CM
Tho =

Pulmo :
inspeksi = dada simetris
palpasi

= gerakan simetris

perkusi

= sonor

auskultasi = SDV (+/+), wh (-/-), rh (-/-)


Cor :
HR = 88x/menit
Inspeksi
Palpasi

= ictus tidak terlihat


= teraba tidak kuat angkat di

SIC V linea mid clavicularis sinistra


Perkusi = redup
Auskultasi = BJ1/II reg murni, bising(-),
gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi

= perut datar, sikatrik (-)

palpasi

= NT (-)

perkusi = timpani
auskultasi = suara peristaltik (+)
Eks = Akral hangat, udem eksremitas
bawah (-/-)
A/
Post Op tumor mammae
02/10/14
S/

P/

Pasien post operasi mengeluhkan nyeri a. Bed rest


b. Ganti vacuum drain
dibekas jahitan , pusing (-), mual (-), c. Inf RL 30 tpm
muntah (-), BAK BAB dbn, makan dan
minum dbn
O/
T = 110/60

N= 80x/menit

d. Inf.ciprofloxacin 1btl/12jam
e. Pronalges supp 3x1

S = 37

RR = 20 x/menit

KU = cukup KS = CM
Tho =
Pulmo :
inspeksi = dada simetris
palpasi

= gerakan simetris

perkusi

= sonor

auskultasi = SDV (+/+), wh (-/-), rh (-/-)


Cor :
HR = 88x/menit
Inspeksi
Palpasi

= ictus tidak terlihat


= teraba tidak kuat angkat di

SIC V linea mid clavicularis sinistra


Perkusi = redup
Auskultasi = BJ1/II reg murni, bising(-),
gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi

= perut datar, sikatrik (-)

palpasi

= NT (-)

perkusi = timpani
auskultasi = suara peristaltik (+)
Eks = Akral hangat, udem eksremitas
bawah (-/-)
Drain produk serrohemoragic 10 cc
A/
Post Op tumor mammae
03/10/14

P/
S/
Pasien

post

operasi

sudah

tidak

mengeluhkan nyeri dibekas jahitan ,


pusing (-), mual (-), muntah (-), BAK

a. Bed rest
b. Ganti vacuum drain
c. Inf RL 30 tpm
d. Inf.ciprofloxacin 1btl/12jam
e. Pronalges supp 3x1

BAB dbn, makan dan minum dbn


O/
T = 100/60
S = 36,5

N= 60x/menit
RR = 20 x/menit

KU = cukup KS = CM
Tho =
Pulmo :
inspeksi = dada simetris
palpasi

= gerakan simetris

perkusi

= sonor

auskultasi = SDV (+/+), wh (-/-), rh (-/-)


Cor :
HR = 88x/menit
Inspeksi
Palpasi

= ictus tidak terlihat


= teraba tidak kuat angkat di

SIC V linea mid clavicularis sinistra


Perkusi = redup
Auskultasi = BJ1/II reg murni, bising(-),
gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi

= perut datar, sikatrik (-)

palpasi

= NT (-)

perkusi = timpani
auskultasi = suara peristaltik (+)
Eks = Akral hangat, udem eksremitas
bawah (-/-)
Drain produk serrohemoragic 10 cc
A/
Post Op tumor mammae

04/09/14

P/
S/
Pasien

Ciprofloxacin 500mg 2x1

post

operasi

sudah

tidak

mengeluhkan nyeri dibekas jahitan ,


pusing (-), mual (-), muntah (-), BAK
BAB dbn, makan dan minum dbn
O/
T = 100/50
S = 36,5

N= 80x/menit
RR = 20 x/menit

KU = cukup KS = CM
Tho =
Pulmo :
inspeksi = dada simetris
palpasi

= gerakan simetris

perkusi

= sonor

auskultasi = SDV (+/+), wh (-/-), rh (-/-)


Cor :
HR = 88x/menit
Inspeksi
Palpasi

= ictus tidak terlihat


= teraba tidak kuat angkat di

SIC V linea mid clavicularis sinistra


Perkusi = redup
Auskultasi = BJ1/II reg murni, bising(-),
gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi

= perut datar, sikatrik (-)

palpasi

= NT (-)

perkusi = timpani
auskultasi = suara peristaltik (+)
Eks = Akral hangat, udem eksremitas

Antalgin 3x1

bawah (-/-)
Drain produk serrohemoragic 5 cc
A/
Post Op tumor mammae

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
Tumor payudara adalah benjolan tidak normal akibat pertumbuhan sel
yang terjadi secara terus menerus .Dalam klinik, istilah tumor sering digunakan
untuk semua tonjolan dan diartikan sebagai pembengkakan, yang dapat
disebabkan baik oleh neoplasma maupun oleh radang, atau perdarahan.
Neoplasma membentuk tonjolan, tetapi tidak semua tonjolan disebabkan oleh
neoplasma
II. ETIOLOGI
Menurut Rosjidi (2000) Sampai saat ini, penyebab pasti tumor payudara
belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang telah teridentifikasi,
yaitu :
a. Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara dibandingkan dengan pria.
Prevalensi tumor payudara pada pria hanya 1% dari seluruh tumor payudara.
b. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor payudara beresiko
tiga kali lebih besar untuk menderita tumor payudara.
c. Faktor genetik
Mutasi gen BRCA1 pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13 dapat
meningkatkan resiko tumor payudara sampai 85%. Selain itu, gen p53,
BARD1, BRCA3, dan noey2 juga diduga meningkatkan resiko terjadinya
kanker payudara.
d. Faktor usia
Resiko tumor payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia.
e. Faktor hormonal
Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak
diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat meningkatkan resiko
terjadinya tumor payudara.

f. Usia saat kehamilan pertama


Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat dibandingkan dengan
hamil pada usia kurang dari 20 tahun.
g. Terpapar radiasi
h. Intake alkohol
i.

Pemakaian kontrasepsi oral


Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko tumor payudara.
Penggunaan pada usia kurang dari 20 tahun beresiko lebih tinggi dibandingkan
dengan penggunaan pada usia lebih tua.

III. KLASIFIKASI

1. Tumor jinak payudara


- Fibroadenoma mammae (FAM)
Fibroadenoma mammae (FAM) sering ditemukan pada usia
yang lebih muda, antara 20-40 tahun, dengan usia median 30
tahun. Insidensinya tidak diketahui pasti, sekitar 50% hasil biopsi
payudara adalah FAM, berapapun usianya. Pada perabaan
massanya berbatas tegas, kenyal, dapat digoyang, tidak nyeri.
Kadang sulit dibedakan dengan kista payudara. FAM terjadi akibat
proliferasi abnormal jaringan periduktus ke dalam lobulus; dengan
demikian sering ditemukan di kuadran lateral\ atas karena di
bagian ini distribusi kelenjar paling banyak. Baik estrogen,
progesteron,

kehamilan,

maupun

laktasi

dapat

merangsangpertumbuhan FAM.
-

Kista Payudara
Kista payudara sangat sering ditemukan pada praktek
sehari-hari, terbanyak pada usia 40 tahunan sampai perimenopause. Besarnya berubah sesuai dengan siklus haid. Secara
etiopatogenesis, kista terbentuk akibat obstruksi dan dilatasi duktus
koligentes. Bila membesar dengan cepat, umumnya disertai rasa

nyeri. Seringkali diduga maligna apabila cairan di dalamnya sangat


banyak sehingga tekanannya tinggi dan teraba keras.
-

Fibrokistik Payudara
Sering ditemukan pada usia antara 20-30 tahun. Secara
pemeriksaan fi sik sulit dibedakan dengan FAM atau kista
payudara. Walaupun demikian, hampir selalu disertai nyeri. Sifat
nyerinya cukup signifi kan, yakni: berfl uktuasi sesuai siklus haid,
bilateral, tidak terlokalisir, dan menyebar ke bahu atau aksila
bahkan dapat menyebar ke lengan. Nyeri biasanya menetap dan
bisa memburuk sampai menopause. Dua puluh persen kasus
mengalami resolusi spontan.

Sitosarkoma filoides
Tumor filoides merupakan suatubneoplasma jinak yang
berasal dari jaringan penyokong non epitel, besifat local dan
mungkin ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat dan dapat
ditemukan dalam ukuran besar tumor ini terdapat pada semua usia,

tetapi kebanyakan pada usia sekitar 30 tahun.


2. Tumor ganas
- Karsinoma mammae
Karsinoma mammae merupakan neoplasma ganas yang timbul dari
sel-sel unit fungsional payudara

(sel acini dan saluran ASI).

Insidensinya banyak pada usia > 40 tahun dan tersering kwadran


lateral atas (70%). penyebabnya

ada 2 kelompok besar besar

Faktork keturunan / herediter dan Faktor hormonal meliputi

haid awal, lambat menopouse, dan tidak melahirkan .


IV. MANIFESTASI KLINIS
Hal-hal yang harus ditanyakan kepada penderita adalah letak
benjolan, sejak kapan mulai timbul benjolan, dan kecepatan tumbuhnya.
Selain itu, perlu juga ditanya berbagai gejala penyerta, seperti ada tidaknya
nyeri, jenis dan jumlah cairan yang keluar dari putting, perubahan bentuk dan
besar payudara, hubungannya dengan haid, perubahan pada kulit, dan retraksi

puting susu. Faktor risiko yang perlu diketahui antara lain: riwayat keluarga
yang terkena kanker payudara dan atau kanker ovarium, riwayat obstetric dan
ginekologi, terapi hormonal (termasuk kontrasepsi hormonal), riwayat
operasi/aspirasi benjolan di payudara sebelumnya. Sampai kini pemeriksaan
fisik payudara belum mempunyai standar, walaupun demikian pemeriksaan
yang baik mempunyai nilai prediktif positif sampai 73% dan nilai prediktif
negatif sampai 87%. Pemeriksaan pada wanita pre-menopause jauh lebih sulit,
paling baik dilakukan 1 minggu setelah haid. Massa harus bisa teraba secara 3
dimensi, batasnya jelas, konsistensinya berbeda dengan sekitar, dan tidak
dipengaruhi oleh siklus haid. Pemeriksaan boleh diulang sebelum dan 1
minggu setelah haid. Dicurigai ganas apabila: konsistensi kenyal-keras, batas
tidak tegas, terfiksasi ke jaringan sekitarnya, terdapat retraksi kulit dan atau
putih susu, ditemukan luka, atau cairan sero-sanguinus dari putting susu.
Jangan pernah lupa untuk membandingkannya dengan payudara sisi lainnya.
Berikut adalah langkah-langkah pemeriksaan payudara yang harus
diajarkan kepada semua wanita, terutama kelompok berisiko tinggi:
1. Berdiri didepan cermin, lalu perhatikan bentuknya, simetris atau tidak,
ada tidaknya kemerahan di payudara. Perhatikan pula puting susu dan
sekitarnya, adakah luka atau puting tertarik ke dalam
2. Lalu angkat kedua lengan ke atas dengan telapak tangan diletakkan di
daerah belakang kepala, sedikit di atas leher. Dengan gerakan ini,
seharusnya payudara akan terangkat ke atas secara simetris. Perhatikan
ada tidaknya daerah yang tertarik ke dalam. Perhatikan adakah kelainan
pada kulit payudara yang menyerupai kulit jeruk
3. Turunkan salah satu lengan, lalu raba dengan telapak jari-jari tangan
Berhenti sebentar, lalu raba dengan gerakan memutar dengan sedikit
penekanan pada payudara. Lalu geser ke daerah lain, berhenti lagi
sambil diraba dengan gerakan memutar. Lakukan hal ini berulang-ulang
sampai seluruh bagian payudara selesai diperiksa.

4. Lakukan pemeriksaan pada daerah ketiak dengan gerakan memutar


seperti saat memeriksa payudara. Perhatikan ada tidaknya pembesaran
kelenjar getah bening.
5. Pemeriksaan terakhir adalah gerakan mengurut dari arah dasar payudara
ke arah puting, lalu beri sedikit penekanan di puting susu terus ke
depan.
V. DIAGNOSIS
Diagnosis tumor payudara dapat ditegakkan dengan berdasarkan
anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik dasar dan pemeriksaan penunjang.
Sedangkan diagnosis pasti adalah pemeriksaan histopatologi anatomi
1. Anamnesa meliputi: riwayat timbulnya tumor, adanya faktor resiko untuk
terjadinya tumor payudara dan adanya tanda-tanda penyebaran tumor.
2. Pemeriksaan fisik dari tumor payudara
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Menurut Djamaloeddin (2005), deteksi dini tumor payudara adalah suatu usaha
untuk menemukan adanya tumor yang belum lama tumbuh, masih kecil, masih
lokal, dan belum menimbulkan kerusakan yang berarti sehingga masih dapat
disembuhkan. Deteksi dini biasanya dilakukan pada orang-orang yang
kelihatannya sehat, asimptomatik, atau pada orang yang beresiko tinggi
menderita tumor. Wanita usia 20 tahun ke atas sebaiknya melakukan SADARI
sebulan sekali, yaitu 7-10 hari setelah menstruasi. Pada saat itu, pengaruh hormon
ovarium telah hilang sehingga konsistensi payudara tidak lagi keras seperti
menjelang menstruasi. Untuk wanita yang telah menopause, SADARI sebaiknya
dilakukan setiap tanggal 1 setiap bulan agar lebih mudah diingat.
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :
a.Melihat payudara
b.Memijat payudara
c.Meraba payudara

Jika ditemukan benjolan maka yang akan dilakukan:


1) Lokasi tumor
2) Diskripsi tumor
Menurut Soeprianto (2003) klinis jinak dan ganas memberikan gambaran sebagai
berikut:
klinis jinak memberikan gambaran
a. Bentuk bulat, teratur atau lonjong.
b. Permukaan rata
c. Konsistensi kenyal, lunak
d. Mudah digerakkan terhadap sekitar
e. Tidak nyeri tekan.
Klinis ganas memberikan gambaran
a. Permukaan tidak rata dan berbenjol-benjol
b. Tepi tidak rata
c. Bentuk tidak teratur
d. Konsistensi keras, padat
e. Batas tidak tegas
f. Sulit digerakkan terhadap jaringan sekitar
g. Kadang nyerti tekan
3. Pemeriksaan penunjang
a. Mammography
b. Ultrasound (USG)
c. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
d. Biopsi

VI. TATALAKSANA
1. Pembedahan
-

Breast Conversing Treatment

Mastektomi Radikal Klasik

Mastektomi radikal dimodifikasi

Mastektomi simple

Rekontruksi segera

Bedah paliatif

2. Radioterapi
3. Terapi sistemik
-

Terapi hormonal

Kemoterapi

DAFTAR PUSTAKA
1. Pruthi S. Detection and evaluation of a palpable breast mass. Concise Review
for Clinicians. Mayo Clin Proc. 2007;76:641-8.
2. Miltenburg DM, Speights VO. Benign breast disease. Obstet Gynecol Clin N
Am. 2008;35:285-300.
3. Meisner ALW, Fekrazad MH, Royce ME. Breast disease: benign and
malignant. Med Clin N Am. 2008; 92:1115-41.
4. Osborne MP. Breast anatomy and development. In: Harris JR, Lippman ME,
Morrow M, Osborne CK, editors. Diseases of the breast. 4th ed. Philadelphia,
PA: Lippincott Williams & Wilkins; 2009:1-17.
5. Rodden AM. Common breast concerns. Prim Care Clin Offi ce Pract.
2009;36:103-13.
6. Santen RJ, Mansel R. Benign breast disorders. N Engl J Med. 2005;353:275.
7. Singh H, Sethi S, Raber M, Petersen LA. Errors in cancer diagnosis: current
understanding and future directions. J Clin Oncol. 2007; 25:5009.
8. Heisey RE, McCready DR. Offi ce management of a palpable breast lump
with aspiration. Canad Med Assoc J. 2010;20:182-7.
9. Sklair-Levy M, Sella T, Alweiss T, et al. Incidence and management of
complex fi broadenomas. AJR Am J Roentgenol. 2008;190:214.
10. Degnim AC, Visscher DW, Berman HK, et al. Stratifi cation of breast cancer
risk in women with atypia: a Mayo cohort study. J Clin Oncol. 2007;25:2671.
11. Sickles EA. The spectrum of breast asymmetries: imaging features, work-up,
management. Radiol Clin N Am. 2007;45:76571.
12. Pisano ED, Gatsonis C, Hendrick E, et al. Diagnostic performance of digital
versus fi lm mammography for breast-cancer screening. N Engl J Med.
2005;353:1773.
13. Barlow WE, Lehman CD, Zheng Y, et al. Performance of diagnostic
mammography for women with signs or symptoms of breast cancer. J Natl
Cancer Inst. 2002;94:1151.
14. Alnaimy NM, Khoumais N. Role of ultrasonography in breast cancer imaging.
PET Clin. 2009;4:227-40.
15. American College of Radiology. American College of Radiology Breast
Imaging Reporting and Data System BI-RADS. 4th ed. Reston, VA. American
College of Radiology 2003.
16. Bruening W, Fontanarosa J, Tipton K et al. Systematic review: comparative
eff ectiveness of core-needle and open surgical biopsy to diagnose breast
lesions. Ann Intern Med. 2010 Feb16;152:238-49.
17. Esserman L, et al. Curr. Oncology Reports 2000;2:572-8

Anda mungkin juga menyukai