Pembimbing :
dr. Hariyono, Sp.B
Diajukan Oleh :
Anjar Widarini, S.Ked
J500100098
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
PRESENTASI KASUS I
Perempuan Usia 51 Tahun dengan Tumor Mammae Dekstra
Diajukan Oleh :
Anjar Widarini, S.Ked
J500100098
Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari
Pembimbing
dr. Hariyono Sp.B
(.................................)
(.................................)
BAB I
CASE REPORT
A. IDENTITAS
Nama
: Ny.S
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 51 tahun
Alamat
: Gentungan, Mojogedang
Pekerjaan
: Petani
Tanggal Masuk
: 28 Oktober 2014
No. RM
: 3196xx
B. ANAMNESIS
Riwayat penyakit pasien diperoleh secara autoanamnesis
a. Keluhan Utama
Benjolan di payudara kanan
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan benjolan di payudara kanan yang
diarasakan sejak 1 tahun yang lalu. Awalnya benjolan dirasakan pasien
sebesar kelereng diatas puting susu yang dirasakan semakin lama
semakin membesar dan sekarang sebesar telur ayam, teraba kenyal
dan dapat digerakan. Pembesaran tersebut tidak dipengaruhi oleh
posisi tubuh maupun waktu-waktu tetentu. Benjolan tidak terasa nyeri
bila dipegang atau ditekan. Dan tidak terasa gatal didaerah puting
susu. Dari puting susu tidak pernah keluar cairan seperti susu ataupun
nanah baik dengan sendirinya maupun dengan dipencet.
Berat badan dirasakan penderita menurun sejak 1 tahun
terakhir dan nafsu makan dirasakan penderita sangat berkurang sejak
1 bulan terakhir ini. Nyeri perut (-) mual(-), muntah (-) Buang air
besar dan buang air kecil tidak ada keluhan. Pasien tidak megeluhkan
pusinng, demam, batuk, sesak napas dan perasaan tidak enak diulu
hati. Tidak ada benjolan ditempat lain.
Riwayat menstruasi
Haid pertama kali pada umur 11 tahun, siklus teratur setiap 28 hari,
lama haid 6-7 hari, jumlah perdarahan saat haid dalam batas normal
(ganti pembalut sekitar 2-3 kali perhari)
Riwayat perkawinan, kehamilan, menyusui, dan menopause
Pasien menikah pada umur 22 tahun, kehamilan pertama pada usia 23
tahun, pasien memiliki 4 orang anak, dan selalu menyusui anaknya
sendiri, pasien mengalami menopause saat usia 48 tahun.
Riwayat Penggunaan KB
Pasien tidak pernah menggunakan KB
c. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat Penyakit serupa
- Riwayat infeksi payudara
- Riwayat Hepatitis
- Riwayat Diabetes Melitus
- Riwayat Hipertensi
- Riwayat alergi obat
- Riwayat mondok di RS
- Riwayat operasi
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: dis
e. Riwayat Kebiasaan
- Riwayat merokok
: disangkal
- Riwayat minum alkohol
: disangkal
- Riwayat mengkonsumsi makanan cepat saji : diakui
f. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Pasien seorang Petani yag memiliki 4 orang anak, Pasien tinggal
bersama anak-anaknya yang masih sekolah. Keluarga dan tetangga
sekitar rumah tidak ada yang mengalami penyakit serupa.
C. ANAMNESIS SISTEM
Sistem Cerebrospinal
Sistem Cardiovascular
Sistem Respiratorius
Sistem Genitourinarius
Sistem Gastrointestinal
Sistem Musculosceletal
Sistem Integumentum
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
- Keadaan Umum
- Kesadaran
- Vital Sign
Tekanan Darah
Heart Rate
Nadi
Respirasi
Suhu
2. Status interna
: Cukup
: Compos mentis, E4V5M6
:
: 100/70 mmHg
: 80 x/menit
: 80 x/menit
: 20 x/menit
: 360 C
-
Kepala
Normocephal,
pupil (+)
: Leher simetris, distensi vena leher
(-), deviasi trachea (-), massa (-),
peningakatan JVP (-), pembesaran
kelenjar limfe (-)
- Thorax
Paru
Inspeksi
Hasil pemeriksaan
Dada kanan dan kiri simetris, tidak ada ketinggalan
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Ronkhi (-/-)
Jantung
Inspeksi
Hasil pemeriksaan
Dinding dada pada daerah pada daerah pericordium
tidak cembung / cekung, tidak ada memar maupun
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Hasil pemeriksaan
Perut datar, sikatriks (-)
Suara peristaltik (+), suara tambahan (-)
Nyeri tekan (-) didaerah inguinal dextra, nyeri mc burney
(-), rebound sign (-), rovsing sign (-), blomberg sign (-),
Perkusi
Ekstremitas
Ekstremitas Superior Dextra
Ekstremitas Superior Sinistra
Ekstremitas Inferior Dextra
Ekstremitas Inferior Sinistra
3. Status lokalis
Pemeriksaan regio mammae dextra
Inspeksi
retraksi papilla (-) peau dorange (-) secret (-), darah (-),
Palpasi
:
Teraba masa tumor soliter disisi lateral atas dextra payudara
Angka
11,2 L
Satuan
gr/dl
Nilai Normal
Lk : 13,0 16,0
Pr : 12,0 14,0
5-10
5-10
Lk : 40 48
Lekosit
Eritrosit
Hematokrit
4,17 L
3, 76 L
32,4 L
x 10^3 ul
X 10^3 ul
%
MCV
MCH
MCHC
Trombosit
Limfosit %
Monosit %
Limfosit #
Monosit #
Gran%
CT
BT
GDS
Kreatinin
Ureum
HBsAg
86,3
29,8
34,5
170
35,1
1,9 L
0,7
0,4
61,9
04.00
02.00
121
0,67
36
Non reaktif
Pf
Pg
g/dl
103ul
%
%
x 10^3ul
x 10^3ul
%
menit
menit
Mg/dl
Mg/dl
Mg/dl
Pr : 37 43
82 92
27 -31
32 36
150 300
25-40
39
0,5- 5,00
0,30 1,00
50-70
2-8
1-3
70-150
05-0,9
10-50
Non reaktif
retraksi papilla (-) peau dorange (-) secret (-), darah (-),
Palpasi
:
Teraba masa tumor soliter disisi lateral atas dextra payudara
ukuran 5x4x3 dengan konsistensi kenyal padat, permukaaan
berbenjol-benjol, batas tegas, mobile, nyeri tekan (-).
G. DIAGNOSA
Tumor mammae Dextra
a.
b.
c.
d.
H. DIAGNOSIS BANDING
Perubahan fibrokistik
Kistisarkoma phyloides
Tumor kistik
Karsinoma mammae
I. PENATALAKSANAAN
- Medikamentosa
a. Inf RL 20 tpm
b. Inf.ciprofloxacin 1btl/12 jam
c. Pronalges supp 3x1
- Non medikamentosa
Subcutan Mastektomi
FOLLOW UP
29/10/14
S/
P/
N= 88x/menit
S = 36,5
RR= 20x/menit
KU = cukup KS=CM
K/L = PKGB (-/-), CA (-/-). SI (-/-)
Tho =
Pulmo :
inspeksi = dada simetris
palpasi
= gerakan simetris
perkusi
= sonor
palpasi
perkusi = timpani
a. Bed rest
b. Puasakan
c. Inf RL 20 tpm
S/
P/
N= 88x/menit
S = 36,5
RR= 20x/menit
KU = cukup KS=CM
K/L = PKGB (-/-), CA (-/-). SI (-/-)
Tho =
Pulmo :
inspeksi = dada simetris
palpasi
= gerakan simetris
perkusi
= sonor
a.
b.
c.
d.
Bed rest
Puasa
Inf RL 20 tpm
Inf.ciprofloxacin
1btl/12
jam
Pronalges supp 3x1
Perkusi = redup
Auskultasi = BJ1/II reg murni, bising
(-), gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi
palpasi
perkusi = timpani
auskultasi = suara peristaltik (+)
Eks = Akral hangat, udem eksremitas
bawah (-/-)
St.lokalis: benjolan di mammae dekstra
ukuran 5x3x2 cm, kenyal
padat, nyeri tekan (-),mobile,
A/
Pre Op Tumor Mammae
31/08/14
P/
S/
Pasien post operasi mengeluhkan nyeri
dibekas jahitan sedikit pusing jika
bangun mual (-), muntah (-), BAK BAB
dbn, makan dan minum dbn
O/
T = 100/60
S = 37
N= 60x/menit
RR = 16 x/menit
KU = cukup KS = CM
Tho =
Pulmo :
inspeksi = dada simetris
palpasi
= gerakan simetris
perkusi
= sonor
a.
b.
c.
d.
Bed rest
Ganti vacuum drain
Inf RL 20 tpm
palpasi
= NT (-)
perkusi = timpani
auskultasi = suara peristaltik (+)
Eks = Akral hangat, udem eksremitas
bawah (-/-)
Drain produk serrohemorragic 30cc
A/
Post Op tumor mammae dekstra
01/10/14
P/
S/
Pasien post operasi mengeluhkan nyeri
dibekas jahitan , pusing (-), mual (-),
a.
b.
c.
d.
Bed rest
Ganti vacuum drain
Inf RL 20 tpm
jam
muntah (-), BAK BAB dbn, makan dan e. Pronalges supp 3x1
minum dbn
O/
T = 100/50
S = 37
N= 60x/menit
RR = 16 x/menit
KU = cukup KS = CM
Tho =
Pulmo :
inspeksi = dada simetris
palpasi
= gerakan simetris
perkusi
= sonor
palpasi
= NT (-)
perkusi = timpani
auskultasi = suara peristaltik (+)
Eks = Akral hangat, udem eksremitas
bawah (-/-)
A/
Post Op tumor mammae
02/10/14
S/
P/
N= 80x/menit
d. Inf.ciprofloxacin 1btl/12jam
e. Pronalges supp 3x1
S = 37
RR = 20 x/menit
KU = cukup KS = CM
Tho =
Pulmo :
inspeksi = dada simetris
palpasi
= gerakan simetris
perkusi
= sonor
palpasi
= NT (-)
perkusi = timpani
auskultasi = suara peristaltik (+)
Eks = Akral hangat, udem eksremitas
bawah (-/-)
Drain produk serrohemoragic 10 cc
A/
Post Op tumor mammae
03/10/14
P/
S/
Pasien
post
operasi
sudah
tidak
a. Bed rest
b. Ganti vacuum drain
c. Inf RL 30 tpm
d. Inf.ciprofloxacin 1btl/12jam
e. Pronalges supp 3x1
N= 60x/menit
RR = 20 x/menit
KU = cukup KS = CM
Tho =
Pulmo :
inspeksi = dada simetris
palpasi
= gerakan simetris
perkusi
= sonor
palpasi
= NT (-)
perkusi = timpani
auskultasi = suara peristaltik (+)
Eks = Akral hangat, udem eksremitas
bawah (-/-)
Drain produk serrohemoragic 10 cc
A/
Post Op tumor mammae
04/09/14
P/
S/
Pasien
post
operasi
sudah
tidak
N= 80x/menit
RR = 20 x/menit
KU = cukup KS = CM
Tho =
Pulmo :
inspeksi = dada simetris
palpasi
= gerakan simetris
perkusi
= sonor
palpasi
= NT (-)
perkusi = timpani
auskultasi = suara peristaltik (+)
Eks = Akral hangat, udem eksremitas
Antalgin 3x1
bawah (-/-)
Drain produk serrohemoragic 5 cc
A/
Post Op tumor mammae
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
Tumor payudara adalah benjolan tidak normal akibat pertumbuhan sel
yang terjadi secara terus menerus .Dalam klinik, istilah tumor sering digunakan
untuk semua tonjolan dan diartikan sebagai pembengkakan, yang dapat
disebabkan baik oleh neoplasma maupun oleh radang, atau perdarahan.
Neoplasma membentuk tonjolan, tetapi tidak semua tonjolan disebabkan oleh
neoplasma
II. ETIOLOGI
Menurut Rosjidi (2000) Sampai saat ini, penyebab pasti tumor payudara
belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang telah teridentifikasi,
yaitu :
a. Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara dibandingkan dengan pria.
Prevalensi tumor payudara pada pria hanya 1% dari seluruh tumor payudara.
b. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor payudara beresiko
tiga kali lebih besar untuk menderita tumor payudara.
c. Faktor genetik
Mutasi gen BRCA1 pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13 dapat
meningkatkan resiko tumor payudara sampai 85%. Selain itu, gen p53,
BARD1, BRCA3, dan noey2 juga diduga meningkatkan resiko terjadinya
kanker payudara.
d. Faktor usia
Resiko tumor payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia.
e. Faktor hormonal
Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak
diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat meningkatkan resiko
terjadinya tumor payudara.
III. KLASIFIKASI
kehamilan,
maupun
laktasi
dapat
merangsangpertumbuhan FAM.
-
Kista Payudara
Kista payudara sangat sering ditemukan pada praktek
sehari-hari, terbanyak pada usia 40 tahunan sampai perimenopause. Besarnya berubah sesuai dengan siklus haid. Secara
etiopatogenesis, kista terbentuk akibat obstruksi dan dilatasi duktus
koligentes. Bila membesar dengan cepat, umumnya disertai rasa
Fibrokistik Payudara
Sering ditemukan pada usia antara 20-30 tahun. Secara
pemeriksaan fi sik sulit dibedakan dengan FAM atau kista
payudara. Walaupun demikian, hampir selalu disertai nyeri. Sifat
nyerinya cukup signifi kan, yakni: berfl uktuasi sesuai siklus haid,
bilateral, tidak terlokalisir, dan menyebar ke bahu atau aksila
bahkan dapat menyebar ke lengan. Nyeri biasanya menetap dan
bisa memburuk sampai menopause. Dua puluh persen kasus
mengalami resolusi spontan.
Sitosarkoma filoides
Tumor filoides merupakan suatubneoplasma jinak yang
berasal dari jaringan penyokong non epitel, besifat local dan
mungkin ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat dan dapat
ditemukan dalam ukuran besar tumor ini terdapat pada semua usia,
puting susu. Faktor risiko yang perlu diketahui antara lain: riwayat keluarga
yang terkena kanker payudara dan atau kanker ovarium, riwayat obstetric dan
ginekologi, terapi hormonal (termasuk kontrasepsi hormonal), riwayat
operasi/aspirasi benjolan di payudara sebelumnya. Sampai kini pemeriksaan
fisik payudara belum mempunyai standar, walaupun demikian pemeriksaan
yang baik mempunyai nilai prediktif positif sampai 73% dan nilai prediktif
negatif sampai 87%. Pemeriksaan pada wanita pre-menopause jauh lebih sulit,
paling baik dilakukan 1 minggu setelah haid. Massa harus bisa teraba secara 3
dimensi, batasnya jelas, konsistensinya berbeda dengan sekitar, dan tidak
dipengaruhi oleh siklus haid. Pemeriksaan boleh diulang sebelum dan 1
minggu setelah haid. Dicurigai ganas apabila: konsistensi kenyal-keras, batas
tidak tegas, terfiksasi ke jaringan sekitarnya, terdapat retraksi kulit dan atau
putih susu, ditemukan luka, atau cairan sero-sanguinus dari putting susu.
Jangan pernah lupa untuk membandingkannya dengan payudara sisi lainnya.
Berikut adalah langkah-langkah pemeriksaan payudara yang harus
diajarkan kepada semua wanita, terutama kelompok berisiko tinggi:
1. Berdiri didepan cermin, lalu perhatikan bentuknya, simetris atau tidak,
ada tidaknya kemerahan di payudara. Perhatikan pula puting susu dan
sekitarnya, adakah luka atau puting tertarik ke dalam
2. Lalu angkat kedua lengan ke atas dengan telapak tangan diletakkan di
daerah belakang kepala, sedikit di atas leher. Dengan gerakan ini,
seharusnya payudara akan terangkat ke atas secara simetris. Perhatikan
ada tidaknya daerah yang tertarik ke dalam. Perhatikan adakah kelainan
pada kulit payudara yang menyerupai kulit jeruk
3. Turunkan salah satu lengan, lalu raba dengan telapak jari-jari tangan
Berhenti sebentar, lalu raba dengan gerakan memutar dengan sedikit
penekanan pada payudara. Lalu geser ke daerah lain, berhenti lagi
sambil diraba dengan gerakan memutar. Lakukan hal ini berulang-ulang
sampai seluruh bagian payudara selesai diperiksa.
VI. TATALAKSANA
1. Pembedahan
-
Mastektomi simple
Rekontruksi segera
Bedah paliatif
2. Radioterapi
3. Terapi sistemik
-
Terapi hormonal
Kemoterapi
DAFTAR PUSTAKA
1. Pruthi S. Detection and evaluation of a palpable breast mass. Concise Review
for Clinicians. Mayo Clin Proc. 2007;76:641-8.
2. Miltenburg DM, Speights VO. Benign breast disease. Obstet Gynecol Clin N
Am. 2008;35:285-300.
3. Meisner ALW, Fekrazad MH, Royce ME. Breast disease: benign and
malignant. Med Clin N Am. 2008; 92:1115-41.
4. Osborne MP. Breast anatomy and development. In: Harris JR, Lippman ME,
Morrow M, Osborne CK, editors. Diseases of the breast. 4th ed. Philadelphia,
PA: Lippincott Williams & Wilkins; 2009:1-17.
5. Rodden AM. Common breast concerns. Prim Care Clin Offi ce Pract.
2009;36:103-13.
6. Santen RJ, Mansel R. Benign breast disorders. N Engl J Med. 2005;353:275.
7. Singh H, Sethi S, Raber M, Petersen LA. Errors in cancer diagnosis: current
understanding and future directions. J Clin Oncol. 2007; 25:5009.
8. Heisey RE, McCready DR. Offi ce management of a palpable breast lump
with aspiration. Canad Med Assoc J. 2010;20:182-7.
9. Sklair-Levy M, Sella T, Alweiss T, et al. Incidence and management of
complex fi broadenomas. AJR Am J Roentgenol. 2008;190:214.
10. Degnim AC, Visscher DW, Berman HK, et al. Stratifi cation of breast cancer
risk in women with atypia: a Mayo cohort study. J Clin Oncol. 2007;25:2671.
11. Sickles EA. The spectrum of breast asymmetries: imaging features, work-up,
management. Radiol Clin N Am. 2007;45:76571.
12. Pisano ED, Gatsonis C, Hendrick E, et al. Diagnostic performance of digital
versus fi lm mammography for breast-cancer screening. N Engl J Med.
2005;353:1773.
13. Barlow WE, Lehman CD, Zheng Y, et al. Performance of diagnostic
mammography for women with signs or symptoms of breast cancer. J Natl
Cancer Inst. 2002;94:1151.
14. Alnaimy NM, Khoumais N. Role of ultrasonography in breast cancer imaging.
PET Clin. 2009;4:227-40.
15. American College of Radiology. American College of Radiology Breast
Imaging Reporting and Data System BI-RADS. 4th ed. Reston, VA. American
College of Radiology 2003.
16. Bruening W, Fontanarosa J, Tipton K et al. Systematic review: comparative
eff ectiveness of core-needle and open surgical biopsy to diagnose breast
lesions. Ann Intern Med. 2010 Feb16;152:238-49.
17. Esserman L, et al. Curr. Oncology Reports 2000;2:572-8