Penggolongan Obat Menurut Undang2 Ika
Penggolongan Obat Menurut Undang2 Ika
NAMA
: ASIKA
NIM
Psikotropika gol I
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh:Brolamfetamine (DOB)
Psikotropika gol II
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan/ atau untuk
tujuan ilmu
potensi kuat,
mengakibatkan sindroma
Bromazepam,
Klordiasepoksida
Diazepam,
Meprobamat,
Klokzazolon, Nitrazepam
4. Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan
Contoh : Morfin, Petidin
B. RUTE RUTE PEMBERIAN OBAT
Enteral
1. Oral
Yaitu pemberian obat melalui mulut dengan cara ditelan dengan tujuan untuk memperoleh efek
sistemik, yaitu obat masuk ke dalam pembuluh darah dan beredar ke seluruh tubuh setelah
mengalami absorpsi . Tetapi ada sebagian obat yang hanya bekerja lokal dan tidak diabsorpsi
pada rute ini, misalnya obat-obat cacing dan obat-obat untuk menetralkan asam lambung.
2. Sublingual
Yaitu pemberian obat dengan penempatan di bawah lidah yang memungkinkan obat tersebut
berdifusi ke dalam kapiler dan secara langsung masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Pemberian
suatu obat dengan rute ini mempunyai keuntungan yaitu melakukan bypass melewati usus dan
hati dan obat tidak diinaktivasi oleh metabolisme.
3. Bukal
Yaitu pemberian obat dengan cara meletakkan obat diantara gusi dengan membran mukosa pipi.
4. Rektal
Yaitu pemberian obat melalui bagian rektum untuk tujuan lokal dan sistemik dalam bentuk
sediaan larutan, padat, atau setengah padat.
Parenteral
1. Intravena (I.V)
Yaitu pemberian yang tidak mengalami fase absorpsi, karena obat disuntikkan langsung ke
dalam pembuluh darah vena (sistemik) , onset of action cepat, efisien, bioavailabilitas 100 %,
baik untuk obat yang menyebabkan iritasi jika diberikan dengan cara lain.
2. Intramuskular (I.M)
Yaitu pemberian obat yang disuntikkan ke dalam jaringan otot, umumnya di otot pantat atau
paha.
3. Subkutan (S.C)
Yaitu pemberian obat yang disuntikkan kedalam tubuh melalui bagian yang sedikit lemaknya
dan masuk ke dalam jaringan di bawah kulit; volume yang diberikan tidak lebih dari 1 ml.
4. Intraperitoneal (I.P)
Yaitu pemberian obat melalui rongga peritoneum, namun cara ini tidak dilakukan pada manusia
karena berbahaya
5. Intrakardial
Yaitu pemberian obat langsung pada bagian jantung
6. Intratecal
Yaitu pemberian obat ke dalam cairan serebrospinal
7. Intrasinovial
Yaitu pemberian obat melalui rongga sendi
Lain lain
1. Inhalasi
yaitu pemberian obat yang cepat melewati permukaan luas dari saluran nafas dan epitel paruparu, yang menghasilkan efek hampir sama dengan efek yang dihasilkan oleh pemberian obat
secara intravena. Rute ini efektif dan menyenangkan penderita dengan keluhan pernafasan
seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis karena obat diberikan langsung ke tempat
kerja dan efek samping sistemis minimal.
2. Intranasal
Yaitu pemberian obat melalui rongga hidung dengan bentuk sediaan semprot hidung
3. Topikal
Yaitu pemberian secara topikal yang digunakan bila suatu efek lokal diinginkan untuk
pengobatan. Misalnya, klortrimazol diberikan dalam bentuk krim secara langsung pada kulit
dalam pengobatan dermatofitosis dan atropine yang diteteskan langsung ke dalam mata untuk
mendilatasi pupil dan memudahkan pengukuran kelainan refraksi.
4. Transdermal
Yaitu rute pemberian yang mencapai efek sistemik dengan pemakaian obat pada kulit, biasanya
melalui suatu transdermal patch. Cara pemberian obat ini paling sering digunakan untuk
pengiriman obat secara lambat, seperti obat antiangina, nitrogliserin.