Anda di halaman 1dari 27

Rancangan Pembelajaran dengan Sasaran Keluarga dengan Ibu Hamil

I. Pengkajian
Mahasiswa Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Jakarta 1 di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Cilandak melakukan pengkajian terhadap seorang ibu
hamil dan keluarganya. Pasien bernama Ny. A datang dengan keluhan utama nyeri pada
perutnya. Di bawah ini disajikan sebagai data hasil pengkajian yang didapat.
1. Pengkajian Faktor Predisposisi
A. Riwayat Keperawatan
Ny. A berusia 26 tahun datang ke Puskesmas Cilandak pada tanggal 19 Februari
2015 untuk memeriksakan kehamilannya yang saat ini berusia 24 minggu (6 bulan).
HPHT pada tanggal 10 Agustus 2014. Ny.A datang ke Puskesmas CIlandak dengan
diantar oleh suaminya Tn.D. Kehamilan ini merupakan kehamilan yang pertama bagi
Ny. A. Tn. D bekerja sebagai supir Angkutan Umum dengan penghasilan 45
ribu/hari.
Sehari-hari Ny. A bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. Ia mengerjakan pekerjaan
rumah sendiri walaupun sedang hamil karena Ny. A tidak memiliki pembantu rumah
tangga. Kadang-kadang suami Ny. A membantu istrinya membereskan rumah. Saat
ini Ny. A ingin mengetahui apa yang terjadi pada dirinya dan bayi yang
dikandungnya. Ny. A merasa sakit pada perutnya, rasanya seperti ditendang oleh
janinnya selama sebulan ini dan kontraksi secara terus-menerus.
Saat ini Ny. A merasa cemas dengan keadaan janinnya. Ia mengira ada sesuatu
terjadi pada dirinya dan bayinya. Ketika ditanya, Ny. A mengatakan belum
mengetahui apa yang terjadi. Selain itu, Ny. A juga mengatakan kalau ia belum
mengetahui mengenai kesejahteraan janin dan Ny.A mengaku jarang memeriksakan
kehamilannya ke puskesmas.
B. Keadaan Fisik
Berat badan Ny.A sebelum hamil 58kg dengan tinggi badan 157cm. Setelah
kehamilannya menginjak 24 minggu berat badan Ny.A 65kg. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah 130/90 mmHg, Nadi 84x/menit, Pernafasan 18x/menit Suhu tubuh

37C. Saat ini Ny.A mengaku sering sakit pada perutnya terutama pada malam hari,
kontraksi terus-menerus dan merasa seperti di tending oleh bayinya.
C. Kesiapan Belajar
Ny.A dan Tn.D mengatakan bahwa ia tertarik untuk mempelajari tentang proses
kehamilannya saat ini terutama jika sudah menginjak trimester III. Karena Ny.A ingin
sekali melahirkan bayinya dengan normal. Pengetahuan Ny.A dan Tn.D mengenai
kehamilan sangat kurang karena belum pernah mendapatkan informasi mengenai hal
tersebut dari sumber apapun. Ny.A dan Tn.D dapat berkomunikasi dengan Bahasa
Indonesia dengan baik.
D. Motivasi Belajar
Motivasi Ny.A dan Tn.D untuk mempelajari kondisinya sangatlah kuat. Tn.D
mengatakan akan melakukan apapun untuk kelancaran kehamilan dan kelahiran
istrinya kelak. Ny. A termotivasi untuk menerima informasi tentang hal-hal yang
berhubungan dengan hal-hal yang dapat dilakukan selama kehamilan sehubungan
dengan keadaannya saat ini.
E. Kemampuan Membaca
Ny. A dan Tn.D mempunyai kemampuan membaca dan menulis yang baik. Ketika
diberikan sebuah bacaan Leaflet tentang cara memijat bayi dan diminta
mambacanya, Ny.A dapat menjelaskan kembali inti dari isi leaflet tersebut. Ia
mengatakan lebih menyukai belajar dengan cara Tanya jawab dan menyukai bahan
bacaan yang bergambar karena mudah diingat.
2. Pengkajian Faktor Pemungkin
Di Puskesmas khususnya di klinik pelayanan kebidanan, mahasiswa jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta 1 telah memiliki
keterampilan memberikan penyuluhan dengan baik karena telah sering kali dilakukan
pelatihan untuk hal tersebut. Alat bantu penyuluhan berupa Slide Proyektor dan Leaflet.
Rumah Ny.A dekat dengan Puskesmas Cilandak dan dapat di jangkau dengan
menggunakan kendaraan umum selama 15 menit, sehingga Ny.A dapat memeriksakan
kehamilannya secara rutin ke Puskesmas.
3. Pengkajian Faktor Penguat

Faktor penguat pada Ny. A tersebut adalah adanya dukungan untuk melakukan perawatan
kehamilan dari suami dan keluarga agar keadaan kandungan dan kesehatannya tetap baik.
II. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian yang ditemukan, Mahasiswa Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kementerian Jakarta 1 berusaha merumuskan diagnosa keperawatan.
Adapun diagnosa keperawatan tersebut dirumuskan sebagai berikut:
1. Ketidakefektifan regimen terapeutik : perawatan ibu selama kehamilan berhubungan
dengan kurangnya informasi mengenai Aktivitas Janin
2. Ketidakefektifan regimen terapeutik : perawatan ibu selama kehamilan berhubungan
dengan kurangnya informasi mengenai Kontraksi
III.Perencanaan Tindakan
Tindakan keperawatan yang ditetapkan untuk menyelesaikan diagnosa keperawatan
tersebut adalah berupa pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada Ny. A dan Tn.D Sebelum
melaksanakan tindakan ini maka harus dibuat terlebih dahulu Rancangan Pembelajaran.
Berikut adalah rancangan pembelajaran yang dikembangkan dari masing-masing diagnosa
keperawatan.
Rancangan Pembelajaran Keluarga1
Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan regimen terapeutik : perawatan ibu selama
kehamilan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai Aktivitas Janin
1. Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang aktivitas janin selama 45 menit
diharapkan Ny. A dan Tn.D dapat menguraikan kembali mengenai aktivitas janin
dengan benar.
b. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan Ny.A dan Tn.D mampu:
1) Menjelaskan Pengertian Aktivitas Janin dengan bahasanya sendiri
2) Menjelaskan Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Janin

3) Menjelaskan Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Janin


4) Menjelaskan Manfaat Gerak Janin
5) Menjelaskan Indikasi Observasi Aktivitas Janin
6) Menjelaskan Kapan Ibu Hamil Merasakan Gerakan Janin
7) Menjelaskan Waktu Pengukuran Gerakan Janin
8) Mengobservasi Aktivitas Janin dalam Rahim
2. Materi Belajar
a. Pengertian Aktivitas Janin
b. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Janin
c. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Janin
d. Manfaat Gerak Janin
e. Indikasi Observasi Aktivitas Janin
f. Kapan Ibu Hamil Merasakan Gerakan Janin
g. Waktu Pengukuran Gerakan Janin
h. Cara Mengobservasi Aktivitas Janin dalam Rahim
3. Metode Belajar
a. Metode Ceramah
Metode ini digunakan untuk penyampaian materi pendidikan kesehatan di atas
b. Metode Tanya Jawab
Metode ini digunakan untuk memberikan kesempatan pada klien untuk mengajukan
pertanyaan mengenai informasi yang telah disampaikan serta untuk melihat
kepahaman klien dan keluarga tentang materi yang telah di sampaikan.
4. Alat Bantu Belajar
a. Slide Proyektor
b. Leaflet

5. Evaluasi Belajar
Evaluasi belajar akan dilakukan selama proses belajar dan pada akhir dari proses
pendidikan kesehatan. Cara evaluasi akan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan lisan
a. Apa Pengertian Aktivitas Janin?
b. Apa saja Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Janin?
c. Apa Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Janin?
d. Apa Manfaat Gerak Janin?
e. Apa Indikasi Observasi Aktivitas Janin?
f. Kapan Ibu Hamil Merasakan Gerakan Janin?
g. Kapan Waktu Pengukuran Gerakan Janin?
h. Bagaimana Cara Mengobservasi Aktivitas Janin dalam Rahim Ibu?
Rancangan Pembelajaran Keluarga2
Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan regimen terapeutik : perawatan ibu selama
kehamilan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai Kontraksi
1. Tujuan Pembelajaran
a.

Tujuan umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang kontraksi selama 30 menit
diharapkan Ny. A dan Tn.D dapat menguraikan kembali mengenai Kontraksi dengan
benar.

b.

Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan Ny.A dan Tn.D mampu:
1) Menjelaskan Pengertian Kontraksi dengan bahasanya sendiri
2) Menjelaskan Etiologi Kontraksi
3) Menjelaskan Jenis-Jenis
4) Menjelaskan Karakteristik Kontraksi
5) Menjelaskan Perbedaan antara His Sejati dan His Palsu
6) Menjelaskan Cara Palpasi Kontraksi Uterus

2. Materi Belajar
a.

Pengertian Kontraksi

b.

Etiologi Kontraksi

c.

Jenis-Jenis Kontraksi

d.

Karakteristik Kontraksi

e.

Perbedaan antara His Sejati dan His Palsu

f.

Cara Palpasi Kontraksi Uterus

3. Metode Belajar
a. Metode Ceramah
Metode ini digunakan untuk penyampaian materi pendidikan kesehatan di atas
b. Metode Tanya Jawab
Metode ini digunakan untuk memberikan kesempatan pada klien untuk mengajukan
pertanyaan mengenai informasi yang telah disampaikan serta untuk melihat
kepahaman klien dan keluarga tentang materi yang telah di sampaikan.
4. Alat Bantu Belajar
a. Slide Proyektor
b. Leaflet
5. Evaluasi Belajar
Evaluas belajar akan dilakukan selama proses belajar dan pada akhir dari proses
pendidikan kesehatan. Cara evaluasi akan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan lisan
a. Apa Pengertian Kontraksi?
b. Apa Karakteristik Kontraksi?
c. Apa Etiologi Kontraksi?
d. Apa saja Jenis-jenis Kontraksi?
e. Apakah perbedaan antara His Sejati dan His Palsu?
f. Bagaimana Cara Mempalpasi Kontraksi Uterus?

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN


OBSERVASI AKTIVITAS JANIN
Masalah Keperawatan

: Ketidakefektifan regimen terapeutik : perawatan ibu


selama kehamilan berhubungan dengan kurangnya

Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Hari / Tanggal
Tempat
Waktu
Sasaran
Pemberi penkes

:
:
:
:
:
:
:

informasi mengenai Aktivitas Janin


Perawatan ibu selama kehamilan
Pemantauan aktivitas janin
Kamis, 19 Februari 2015
Klinik Kebidanan Puskesmas Cilandak
45 menit
Ny. A dan Tn.D
Mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Jakarta 1

I. Tujuan Pembelajaran
1.

Tujuan umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang aktivitas janin selama 45 menit
diharapkan Ny. A dan Tn.D dapat menguraikan kembali mengenai aktivitas janin dengan
benar.

2.

Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan Ny.A dan Tn.D mampu:
a.

Menjelaskan Pengertian Aktivitas Janin dengan bahasanya sendiri

b.

Menjelaskan Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Janin

c.

Menjelaskan Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Janin

d.

Menjelaskan Manfaat Gerak Janin

e.

Menjelaskan Indikasi Observasi Aktivitas Janin

f.

Menjelaskan Kapan Ibu Hamil Merasakan Gerakan Janin

g.

Menjelaskan Waktu Pengukuran Gerakan Janin

h.

Mengobservasi Aktivitas Janin dalam Rahim

II. Materi Belajar


a. Pengertian Aktivitas Janin
b. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Janin

c. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Janin


d. Manfaat Gerak Janin
e. Indikasi Observasi Aktivitas Janin
f. Kapan Ibu Hamil Merasakan Gerakan Janin
g. Waktu Pengukuran Gerakan Janin
h. Cara Mengobservasi Aktivitas Janin dalam Rahim
III. Metode Belajar
a.

Metode Ceramah
Metode ini digunakan untuk penyampaian materi pendidikan kesehatan di atas

b.

Metode Tanya Jawab


Metode ini digunakan untuk memberikan kesempatan pada klien untuk mengajukan
pertanyaan mengenai informasi yang telah disampaikan serta untuk melihat kepahaman
klien dan keluarga tentang materi yang telah di sampaikan.

IV. Alat Bantu Belajar


a.

Slide Proyektor

b.

Leaflet

V. Kegiatan Belajar Mengajar


No
1.

Tahapan
Fase Pra Orientasi

Waktu
-

Kegiatan
Penyuluh
Mempersiapkan diri

Audience

Mempersiapkan materi
Mempersiapkan media dan alat
Mempersiapkan ruangan
Mempersiapkan
2.

Fase Orientasi

5 menit

pasien

dan

keluarga pasien
Memberi salam

salam

Memperkenalkan diri
Kontrak waktu
Menjelaskan tujuan pertemuan

Menjawab

Menyimak

Menyepakati

Menyimak

Menyampaikan

topik/tema -

Menyimak

Menjawab
Menyimak
dan Menjawab
Menyimak

penyuluhan
3

Fase Kerja

25 menit

Memberikan pertanyaan
Menyampaikan Materi

Fase Terminasi

15 menit

Menyimpulkan materi bersama

Memberikan kesempatan untuk

Berpartisipasi

Menjawab

Menjawab

bertanya
Memberi evaluasi secara lisan
(post-kerja)
Mengucapkan salam

salam

VI. Evaluasi
Soal Evaluasi :
1. Apa Pengertian Aktivitas Janin?
2. Apa saja Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Janin?
3. Apa Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Janin?
4. Apa Manfaat Gerak Janin?
5. Apa Indikasi Observasi Aktivitas Janin?
6. Kapan Ibu Hamil Merasakan Gerakan Janin?
7. Kapan Waktu Pengukuran Gerakan Janin?
8. Bagaimana Cara Mengobservasi Aktivitas Janin dalam Rahim Ibu?

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN


OBSERVASI KONTRAKSI
Masalah Keperawatan

: Ketidakefektifan regimen terapeutik : perawatan ibu

selama kehamilan berhubungan dengan kurangnya


Pokok Bahasan
Sub Pokok Bahasan
Hari / Tanggal
Tempat
Waktu
Sasaran
Pemberi penkes

:
:
:
:
:
:
:

informasi mengenai Kontraksi


Perawatan ibu selama kehamilan
Pemantauan kontraksi janin
Kamis, 19 Februari 2015
Klinik Kebidanan Puskesmas Cilandak
30 menit
Ny. A dan Tn.D
Mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Jakarta 1

I. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang kontraksi selama 30 menit diharapkan
Ny. A dan Tn.D dapat menguraikan kembali mengenai Kontraksi dengan benar.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan Ny.A dan Tn.D mampu:
a.

Menjelaskan Pengertian Kontraksi dengan bahasanya sendiri

b.

Menjelaskan Etiologi Kontraksi

c.

Menjelaskan Jenis-Jenis

d.

Menjelaskan Karakteristik Kontraksi

e.

Menjelaskan Perbedaan antara His Sejati dan His Palsu

f.

Menjelaskan Cara Palpasi Kontraksi Uterus

II. Materi Belajar


1.

Pengertian Kontraksi

2.

Etiologi Kontraksi

3.

Jenis-Jenis Kontraksi

4.

Karakteristik Kontraksi

5.

Perbedaan antara His Sejati dan His Palsu

6.

Cara Palpasi Kontraksi Uterus

III. Metode Belajar


1. Metode Ceramah
Metode ini digunakan untuk penyampaian materi pendidikan kesehatan di atas

2. Metode Tanya Jawab


Metode ini digunakan untuk memberikan kesempatan pada klien untuk mengajukan
pertanyaan mengenai informasi yang telah disampaikan serta untuk melihat kepahaman
klien dan keluarga tentang materi yang telah di sampaikan.
IV. Alat Bantu Belajar
1. Slide Proyektor
2. Leaflet
V. Kegiatan Belajar Mengajar
No
1.

Tahapan
Fase Pra Orientasi

Waktu
-

Kegiatan
Penyuluh
Mempersiapkan diri

Audience

Mempersiapkan materi
Mempersiapkan media dan alat
Mempersiapkan ruangan
Mempersiapkan
2.

Fase Orientasi

5 menit

pasien

dan

keluarga pasien
Memberi salam

salam

Memperkenalkan diri
-

Menyimak

Menyepakati

Menyimak

Menyimak

Menjawab
Menyimak

Menyimpulkan materi bersama

dan Menjawab
Menyimak

Memberikan kesempatan untuk

Berpartisipasi

Menjawab

Menjawab

Kontrak waktu
Menjelaskan tujuan pertemuan
Menyampaikan

topik/tema

penyuluhan
Memberikan pertanyaan
3
4

Fase Kerja
Fase Terminasi

15 menit
10 menit

Menjawab

Menyampaikan Materi

bertanya
Memberi evaluasi secara lisan
(post-kerja)

Mengucapkan salam

VI. Evaluasi
Soal Evaluasi :
1. Apa Pengertian Kontraksi?
2. Apa Karakteristik Kontraksi?
3. Apa Etiologi Kontraksi?
4. Apa saja Jenis-jenis Kontraksi?
5. Apakah perbedaan antara His Sejati dan His Palsu?
6. Bagaimana Cara Mempalpasi Kontraksi Uterus?

salam

Materi Pembelajaran
Observasi Aktivitas Janin
I.

Pengertian
Sebelum lahir ke dunia, anak akan tumbuh dan berkembang di dalam Rahim ibunya
selama kurang lebih Sembilan bulan. Setiap bulan janin akan mengalami proses
perkembangan yang berbeda-beda. Aktivitas janin merupakan segala macam pergerakan
yang dilakukan oleh janin dalam kandungan, karena selama proses kehamilan janin terus
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang signifikan.

II.

Tahap Perkembangan Janin


1. Usia Gestasi 4 minggu (1 bulan)
A. Panjang dan berat badan janin : Panjang embrio 7,5cm-10cm, berat embrio sekitar
0,4gram.
B. Pembentukan organ embrio. Pada usia gestasi 4 minggu struktur organ embrio yang
terbentuk adalah cikal bakal mata, telinga dan hidung. Minggu ke 4 & 5 kehamilan
terbentuk empat bilik jantung. System hematopoiesis berlangsung di yolk sac. Urine
terbentuk minggu ke-3 ginjal permanen minggu ke 5-6 awal pembentukan faring,
saluran nafas bagian bawah, esophagus, lambung, hati, duodenum dan pancreas.
2. Usia Gestasi 8 minggu (2 bulan)
A. Panjang dan berat badan janin : panjang embrio 2,5-3 cm. Berat embrio sekitar 2
gram.
B. Pembentukan organ embrio. Seluruh organ utama bayi telah terbentuk meskipun
belum berkembang sempurna. Jaringan saraf di dalam otak berhubungan dengan
lobi penciuman. Struktur organ embrio yang terbentuk adalah mata membentuk
pigmen, hidung, telinga bagian luar sudah terbentuk sempurna, sehingga pada
minggu ini bayi sudah dapat mendengar. Jantung berdetak keras karena sudah dapat
memompa dengan irama yang teratur. Jari jemari tangan sudah terbagi menjadi
komponen tangan, lengan, bahu dan kaki.
3. Usia Gestasi 12 minggu (3 bulan)
A. Panjang dan berat badan janin : panjang embrio 9 cm. Berat janin sekitar 19 gram.

B. Pembentukan organ embrio. Kepala bayi menjadi lebih bulat dan wajah telah

terbentuk sepenuhnya. Semua organ vital telah terbentuk mulai minggu ke 11-12,
janin bernafas, menggunakan anggota gerak, mengubah posisi, menghisap jempol
& berenang dalam cairan amnion tetapi ibu belum dapat merasakan gerakangerakan tersebut.
4. Usia Gestasi 16 minggu (4 bulan)
A. Panjang dan berat badan janin : panjang janin 16 cm. Berat janin sekitar 35 gram.
B. Pembentukan organ embrio. Janin menggerak-gerakan seluruh tungkai dan
lengannya, menendang dan menyepak. Inilah tahap paling awal dimana ibu dapat
merasakan gerakan bayi. Rambut halus di bibir atas dan alis mata juga tampak
melengkapi lanugo yang memenuhi seluruh tubuhnya. Bahkan jari-jemari kaki dan
tangannya dilengkapi dengan sebentuk kuku. Tungkai kaki yang di awal
pembentukannya muncul belakangan, kini lebih panjang dari pada lengan.
5. Usia Gestasi 20 minggu (5 bulan)
Proses pertumbuhan telinga, sudah bisa mendengar suara jantung, aliran darah
ibunya dan kemungkinan suara ibunya. Namun belum bias mendengarkan suara dari
luar. Meconium yang nanti keluar setelah bayi lahir, mular terbentuk. Janin perempuan,
mulai memproduksi sel telur namun belum menstimulasi hormone esterogen smapi
periode pertama. Janin laki-laki sudah mulai memproduksi hormone testosterone.
Sudah bisa menelan, mengemut jari, akhir bulan ke-5, proses pembentukan lemak yang
membuat kulitnya terasa semakin berisi dan semakin sempurna ibu bisa merasakan
gerakan bayi yang membentur dinding Rahim,
6. Usia Gestasi 24 minggu (6 bulan)
A. Panjang dan berat badan janin : panjang janin 21 cm. Berat janin sekitar 600 gram.

B. Kelopak-kelopak matanya akan kian sempurna dilengkapi dengan bulu mata,


pendengarannya berfungsi penuh, janin mulai bereaksi dengan menggerakan
tubuhnya secara lembut jika mendengar irama music yang disukainya. Begitu juga
ia akan menunjukan respon khas saat mendengar suara-suara bising atau teriakan
yang tidak disukainya.
7. Usia Gestasi 28 minggu (7 bulan)
A. Panjang dan berat badan janin : panjang janin 35 cm. Berat janin sekitar 800 gram.

B. Pembentukan organ. Pada usia gestasi 28 minggu (7 bulan) struktur organ janin
yang suddah mulai terbentuk adalah kulit merah yang ditutupi vernix caseosa dan
semua organ yang sudah terbentuk. Jika bayi lahir bisa bernafas, menangis pelan
dan lemah.
8. Usia Gestasi 32 minggu (8 bulan)
A. Panjang dan berat badan janin : panjang janin 40-43 cm. Berat janin sekitar 1200
gram.
B. Pembentukan organ. Pada usia gestasi 28 minggu (8 bulan) struktur organ janin
yang telah terbentuk dalah kulit merah dan keriput. Jika bayi lahir tampak seperti
orang tua kecil.
9. Usia Gestasi 36 minggu (9 bulan)
A. Panjang dan berat badan bayi : panjang bayi antara 47-53 cm, pada saat kelahiran
berat bdana bayi sekitar 2500 gram.
B. Perkembangan organ. Seluruh bagian uterus/rahim terisi oleh janin sehingga bayi
susah bergerak. Plasenta hampir 4 kali lipat ketebalannya dibandingkan 20 minggu
sebelumnya.
10. Usia Gestasi 40 minggu (10 bulan)
A. Panjang dan berat badan bayi : panjangnya mencapai 45-55 cm. berat badan bayi
3300-4000 gram. Pada usia gestasi ini bayi siap dilahirkan.
B. Perkembangan organ. Jika laki-laki, testinya sudah turun ke skrotum., pada wanita
labia mayora sudah menutupi labia minora.
III. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Janin
Banyak factor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. Factor
tersebut dapat dikelompokan menjadi 2 faktor yakni, factor lingkungan internal dan
external. Berikut adalah factor yang mempengaruhi perkembangan janin baik dari factor
internal maupun external :
1. Factor Internal
A. Faktor Ibu
1) Keadaan kesehatan ibu. Keadaan kesehatan ibu yang seringkali mempengaruhi
perkembangan janin adalah masalah infeksi yakni infeksi virus TORCH

(Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes Simplex). Penyakit yang


berkaitan dengan penyakit gen seperti kelainan down syndrome dan
thalassemia. Pada saat ini, peran perawat/tenaga kesehatan sangatlah penting
dalam memberikan pelayanan konseling pada ibu pra-hamil/hamil untuk
mempersiapkan kondisi fisik dan psikologis ibu dalam menghadapi kehamilan.
2) Penyakit yang menyertai kehamilan. Penyakit yang dialami ibu sebelum hamil,
biasanya akan semakin memperberat keadaan ibu dan janin saat kehamilan,
selain pengaruh penyakit yang diderita oleh ibu, juga pengaruh obat-obatan
yang dikonsumsi oleh ibu untuk mengatasi penyakitnya. Dampak terhadap
pertumbuhan antara lain: berat bayi lahir rendah dan kelahiran premature.
Penyakit tersebut antara lain : penyakit epilepsy, hipertensi kronis, TBC,
Diabetes mellitus, jantung, asma, tumor dan penyakit infeksi lainnya.
3) Kebiasaan ibu merokok, minum alcohol dan kecanduan obat-obatan. Pola gaya
hidup berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine. Ibu
yang memiliki pola perilaku sebagai perokok, minum alcohol dan obat-obatan
akan melahirkan bayi yang beresiko lahir dengan kelainan kongenital yaitu
neural tube defect (NTD), kelahiran premature dan berat bayi lahir rendah.
4) Kelainan pada uterus ibu. Kelainan uterus ibu sering tidak diprediksi dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine.
Kelainan uterus antara lain : kelainan kongenital yakni rongga uterus yang
terbagi menjadi dua (Bikornu) dan inkompeten kanalis servikal. Kondisi ini
sering ditemukan pada saat tindakan ultrasonografi.
5) Nutrisi yang dikonsumsi ibu. Gizi yang tidak seimbang sering mempengaruhi
kesehatan ibu dan pertumbuhan janin intrauterine. Dampak gizi yang tidak
seimbang membuat ibu mengalami anemia sehingga berdampak terhadap
sirkulasi intrauterine menjadi tidak baik. Penampilan janin setelah lahir
biasanya mengalami BBLR dan lahir premature.
B. Faktor Janin
1) Kehamilan Gemeli. Janin multiple dalam intrauterine, biasanya mengalami
gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan. Janin dapat mengalami
BBLR dan lahir premature.

2) Penyimpangan genetic. Kondisi ini dapat terjadi dari factor keturunan atau

factor lingkungan. Kehamilan trimester pertama disebut sebagai kehamilan


masa-masa kritis, dimana kehidupan janian dimulai sejak trimester pertama
dengan pembentukan organ-organ tubuh. Terjadinya penyimpangan genetic
pada trimester pertama menyebabkan terganggunya pertumbuhan dan
perkembangan janin untuk masa-masa kehamilan sampai kelahiran.
C. Faktor Plasenta dan Tali Pusat
Plasenta adalah akarnya janin untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di
dalam rahim. Sehingga plasenta sangat penting artinya untuk menjamin kesehatan
janin dalam rahim. Bentuk dan tempat insersinya plasenta mempengaruhi fungsi
plasenta dalam memberikan nutrisi dan oksigenasi janin. Begitu juga tali pusat turut
berperan dalam mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan janin. Tali pusat
adalah alat transportasi zat-zat yang dibutuhkan janin maupun sisa metabolisme
kedalam sirkulasi ibu. Panjang tai pusat dapat mempengaruhi janin. Tali pusat yang
panjang mempengaruhi pergerakan janin menjadi lebih aktif. Namun jika tali pusta
mengalami terpelintir atau lilitan tali pusat masa transportasi zat-zat nutrisi dan
oksigen akan terhmabat ke janin demikian juga sirkulasi sisa metabolism.
Penampilan fisik janin biasanya mengalami BBLR atau kelahiran premature.
2. Faktor External
A. Faktor Radiasi dan Zat Kimia di Sekitar Ibu
Lingkungan

sekitar

tempat

ibu

dapat

mempengaruhi

pertumbuhan

dan

perkembangan janin. Ibu yang bekera disekitar lingkungan yang terpapar sinar-sinar
radioaktif dan zat-zat kimia mempengaruhi kesehatan ibu dan janin di dalam
kandungannya. Pengaruh zat-zat kimia dan radioaktif dapat menyebabkan janin
mengalami penyimpangan gen selama trimester pertama sehingga janin beresiko
mengalami kelainan kongenital.
B. Faktor Budaya
Kehidupan masyarakat Indonesia masih sangat erat dengan praktek-praktek budaya
yang sering menyimpang dengan praktek kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari,
praktek budaya sering mengatur pola hidup ibu hamil sehingga berdampak
membuat ibu mengalami gangguan kesehatan. Praktek budaya tersebut antara lain :

pembatasan ibu untuk mengkonsumsi makanan sehingga ibu mengalami anemia,


ibu diharuskan untuk makan dengan piring kecil karena takut bayinya besar.
Praktek budaya terseut dapat membuat ibu stress sehingga janin akan BBLR, Lahir
premature atau ibu akan mengalami perdarahan pervagina saat hamil jika ibu
mengalami anemia.
IV. Manfaat Gerak Janin
Gerakan janin yang dirasakan ibu merupakan salah satu indikasi bahwa janin yang
sedang di kandung sehat atau tidak mengalami gangguan. Selama usia kehamilan antara 4
hinnga 8 bulan, biasanya bayi akan melakukan gerakan antara 200-500 gerakan per harinya
termasuk menendang, berguling dan menggeliat. Biasanya semakin tua usia kehamilan,
maka aktivitias bayi semakin aktif, sehingga ibu banyak merasakan adanya gerakan dalam
kandungannya. Tentunya hal itu menandakan bahwa bayi sehat, namun jika ibu semakin
tidak merasakan gerakan bayi, atau merasa janin kurang bergerak, maka ibu hamil bisa
memeriksakan ke dokter untuk mengetahui apakah adanya gangguan terhadap janin yang
sedang di kandungnya.
Manfaat lain dari gerakan janin adalah merupakan bentuk komunikasi antara orang tua
dan janin. Ketika janin menendang, dan tampak footprint-nya di perut, eluslah kakinya
tersebut, lalu berbicaralah dengan-nya (janin bisa mendengar meski dalam perut), hal ini
akan membuat ikatan ibu dan anak terjalin erat sejak dini, dan hal ini baik bagi
perkembangan janin.
Gerakan janin juga sebagai salah satu bentuk alami "olahraga" bagi janin. Tendangantendangan yang dilakukan janin dapat memperkuat kakinya.
V.

Indikasi Observasi Aktivitas Janin


Pasien risiko tinggi harus disarankan untuk tetap mencatat gerakan janin pada situasi
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Lewat bulan
Hipertensi
Riwayat lahir mati atau IUFGR
Diabetes gestasional
DJJ terdengar kurang dari 120 denyut/menit saat kunjungan ke klinik
Kapan pun pasien menunjukan kekhawatiran mengenai gerakan janin.

Selain ibu hamil berisiko tinggi, ibu dengan rasa khawatir yang tinggi akan keadaan
janinnya dapat melakukan tindakan observasi aktivitas janin.
VI. Kapan Ibu Hamil Merasakan Gerakan Janin
Sejak usia 9 minggu, janin mampu mengadakan fleksi alat-alat gerak , dengan refleksrefleks dasar yang sederhana. Terjadi juga berbagai gerakan spontan (spontaneous
movement). Namun ukuran janin pada akhir usia ini (trimester pertama) masih kecil,
sehingga gerakan-gerakan janin belum dapat dirasakan oleh ibunya. Sejak usia kehamilan
13-14 minggu (awal trimester kedua), gerakan-gerakan janin baru mulai dapat dirasakan
ibunya. Namun biasanya ibu hamil akan merasakan gerakan janin mulai kehamilan usia 16
minggu atau juga bisa mulai saat kehamilan usia 20 minggu. Hal ini tergantung dari
sensitivitas ibu itu sendiri atau mungkin dari aktivitas bayi itu sendiri. Mungkin ibu yang
sedang mengandung anak ke 2 dan seterusnya akan lebih dini mengetahui adanya gerakan
janin karena telah berpengalaman. Karena biasanya awal-awal gerakan janin, ibu hanya
merasakan adanya seperti gelembung gas dalam perutnya atau adanya debaran kecil di
dalam perutnya. Gambaran Klinis :
1. Gerakan janin harus terdeteksi saat 18 minggu kehamilan untuk multipara dan 22
minggu kehamilan untuk primigravida
2. Gerakan janin sangat idiosinkratik; beberapa janin bahkan lebih aktif dibandingkan
janin lain
3. Normalnya, janin mengalami siklus aktivitas dalam uterus yang sesuai dengan siklus
aktivitas dalam uterus yang sesuai dengan siklus tidur-terjaga. Dengan memperhatikan
waktu dan jumlah gerakan, ibu mungkin menyadari pola ketenangan aktivitas janin
4. Merokok dapat mengurangi gerakan janin
5. Normalnya, gerakan janin dapat melambat dalam jumlah dan/atau kekuatan pada bulan
terakhir kehamilan karena semakin sempit ruang dalam uterus, gerakan janin terjadi
dalam pola yang teratur dan lebih dari 10 gerakan per hari.

VII. Waktu Pengukuran Gerakan Janin


Sebaiknya ibu mengukur gerakan janin ketika kehamilan mencapai usia 24 minggu (6
bulan). Namun, setiap ibu akan mengalami atau merasakan gerakan janin dan sensasi yang
berbeda-beda. Sebagai dasar, ibu hamil bisa merasakan minimal 10 gerakan janin selama

12 jam (Metode Cardiff) atau 4 gerakan dalam 1 jam (metode Sardovsky). Jika ibu hamil
kurang merasakan gerakan tersebut, maka ibu hamil bisa pergi ke dokter untuk
memeriksakannya.
Saat akan mengukur gerakan janin, usahakan ibu rileks, pilihlah jam-jam dimana ibu
sering merasakan gerakan janin, biasanya saat malam hari 7-10 malam saat bayi paling
aktif, atau ibu bisa makan dan minum-minuman manis terlebih dulu beberapa jam
sebelumnya. Selama perhitungan berlangsung, usahakan gerakan yang dirasakan sealamiah mungkin, jangan sampai memaksakan bayi untuk bergerak.
VIII. Cara Mengobservasi Aktivitas janin dalam Rahim Ibu
Fetal movement count adalah kegiatan menghitung gerakan janin. Cara ini tidak dapat
digunakan dengan baik pada ibu yang cemas atau tidak dapat menghitung secara konsisten.
Gerakan janin yang cukup menggambarkan bayi yang sehat. Gerakan bayi kurang
digambarkan sebagai peringatan adanya gangguan kesejahteraan janin (fetal well being).
Rentang normal aktivitas janin turun dari 90 gerakan per 12 jam pada kehamilan 32
minggu menjadi 50 gerakan menjelang aterm. Perubahan ini disebabkan oleh berubahnya
sifat dari aktivitas janin yang semula berupa gerakan-gerakan kejut menjadi gerakan yang
lebih halus dan terkoordinasi dan juga akibat semakin terbatasnya ruang gerak bagi janin.
Peristiwa penurunan gerakan janin dapat diamati pada kasus yang berakhir dengan
kematian janin akibat hipoksia. Ada beberapa perhitungan gerakan janin yang biasa
dipakai:
1. Cardiff (count to ten)
Cara ini dilakukan dengan menghitung gerakan janin sampai dengan hitungan ke10 dalam 12 jam, dilakukan sambil ibu tetap melakukan aktivitas sehari-hari dirumah
atau dikantor. Perhitungan dihentikan jika sudah mencapai 10 gerakan. Kondisi janin
saat ini sehat. Bayi yang sehat frekuensi bergeraknya lebih banyak jumlahnya. Saran
yang perlu disampaikan ke ibu adalah jika gerakan bayi belum mencapai hitungan ke10 dalam 12 jam maka segera anjurkan untuk mengunjungi fasilitas kesehatan yang
memiliki fasilitas pemantauan kesejahteraan janin yang elektronik. Setelah ibu dirumah
sakit maka segera akan dilakukan perekaman djj dan pemasangan NST.
2. Sardovsky (four in one hour)

Cara ini dilakukan dengan ibu tidur miring kiri dengan harapan vena kava inverior
tidak mengalami penekanan sehingga sirkulasi utero fetomaternal lancar. Lakukan
hitungan gerakan janin selama 1 jam. Jumlah minimal gerakan dalam 1 jam 4 kali, jika
gerakan kurang dari 4 kali maka ibu dianjurkan minum air manis atau sirup (bayi akan
mendapatkan asupan air manis tersebut sehingga akan menampilkan gerakan).
Kemudian ibu dianjurkan melakukan hitungan ulang dengan cara yang sama. Jika
hasilnya tetap sama kurang dari 4 kali ibu dianjurkan segera mengunjungi rumah sakit.
Bila gerakan janin dirasakan kurang dari 10 kali selama 12 jam maka ibu diminta
untuk mencatat gerakan janin yang dirasakan. Ibu menghitung gerakan janin selama 1
jam pada pagi hari dan malam hari. Jumlah gerakan dari keduanya disebut gerakan
rata-rata janin per hari. Ibu dianjurkan melaporkan hasilnya ke petugas kesehatan
untuk pemeriksaan lanjutan. Pemantauan gerakan janin yang sangat baik dilakukan
bila usia kehamilan mencapai trimester ke-3 (setelah 28 minggu). Pada usia tersebut
saraf sudah menyebar ke seluruh bagian tubuh, musculoskeletal sudah berkembang
sehingga janin sudah mampu bergerak kuat. Perhitungan gerakan janin jika dianalisa
sesuai standar yang telah direkomendasikan maka hasilnya lebih objektif. Faktor
penyebab gerakan janin kurang bukan karena usia janin belum matur untuk bergerak
tapi karena ada sesuatu yang memungkinkan perlu untuk dianalisa dengan alat
monitoring elektronik.

Materi Pembelajaran
Observasi Kontraksi
I.

Pengertian Kontraksi
Kontraksi Uterus (His) adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim
bekerja dengan baik dan sempurna. Tiap kontraksi dimulai sebagai gelombang dari salah
satu sudut dimana tuba masuk ke dalam dinding uterus. Di tempat tersebut ada suatu
pacemaker dimana gelombang tersebut berasal.
Kontraksi adalah pengerasan atau penegangan uterus secara periodic. Apabila uterus
berkontraksi, dapa dirasakan perut menjadi keras dan tegang kemudian menjadi riles dan
melunak kembali saat kontraksi selesai. Pertama kontraksi diawali dari daerah fundus
kemudian menjalar ke bawah dan seluruh uterus seperti sebuah gelombang. Kontraksi
terkeras terjadi di fundus dan melemah pada bagian uterus yang lain (dominan fundus).

II.

Etiologi Kontraksi
Kontraksi disebabkan oleh hormone esterogen dan progesterone yang merangsang
pertumbuhan uterus, dinding endometrium dan miometrium menjadi tebal dan lunak serta
banyak terdapat pembuluh darah. Kontraksi disebabkan otot fundu uteri yang tertarik ke
atas. Berikut penjelasan hormon yang dapat mempengaruhi terjadinya kontraksi:
1. Hormon Estrogen
Hormon estrogen dihasilkan oleh ovarium dan mempengaruhi pertumbuhan
endometrium rahim, perubahan-perubahan histologi pada vagina. Mempengaruhi
pertumbuhan saluran kelenjar mamae/payudara sewaktu menyusui, mengontrol
pelepasan LH dan FSH, mensensitifkan otot-otot uterus, mengendorkn serviks, vagina,
vulva dan menimbulkan kontraksi oada rahum. Hormone esterogen jga memperkuat
dinding rahim untuk mengatasi kontraksi saat persalinan.
2. Hormon Progesteron
Hormon progesterone mempunyai fungsi untuk membangun apisan dinding rahim
untuk menyangga plasenta di dalam rahim. Selain itu, hormone progesterone juga
berfungsi untuk mencegah gerakan kontraksi atau pengerutan otot-otot rahim, sehingga
persalinan dini/kelahiran premature dapat dihindari. Hormone progesterone juga
membantu payudara untuk menyusui.

3. Hormon Oksitosin
Hormon oksitosin di hasilkan oleh kelenjar hipotalamus yang bertanggung jawab untuk
merangsang kontraksi pada rahim saat proses persalinan, terutama mempengaruhi otot
polos uterus. Oksitosin merangsang timbulnya kontraksi otot uterus yang belum
berkntraksi dan meningkatkan kekuatan serta frekuensi kontraksi otot pada uterus yang
sudah berkontraksi.
III. Jenis Kontraksi
Kontraksi sebenarnya tidak hanya terjadi pada saat mendekati persalinan. Karena
sebagian Ibu hamil sering mengalami kontraksi palsu (Braxton Hicks), yakni kondisi rahim
mengencang lalu mengendur. Secara sederhana, rasanya seperti ketika Ibu mengalami kram
perut saat menstruasi. Namun, apabila kontraksi terjadi menjelang persalinan, intensitasnya
lebih kuat serta frekuensinya pun lebih sering dan lebih lama.
Apabila Ibu mengalami Braxton Hicks atau kontraksi palsu yang kadang terasa dan
kadang hilang tak tentu waktu, ini bukan berarti tanda-tanda Ibu akan bersalin. Kontraksi
palsu bisa terjadi karena Ibu kelelahan. Terdapat beberapa jenis kontraksi yang terjadi
selama kehamilan itu sendiri berlangsung. Berikut adalah beberapa jenis kontraksi yang
terjadi selama masa kehamilan:
1. Kontraksi Dini
Kontraksi jenis ini biasanya terjadi saat awal kehamilan atau pada trimester pertama
kehamilan. Kondisi ini terjadi saat tubuh masih sedang dalam proses penyesuaian
dengan berbagai perubahan akibat adanya kehamilan. Kontraksi ini terjadi karena
meregangnya jaringan ikat di sekitar rahim yang biasanya diikuti oleh perut kembung,
sembelit, dan kekurangan cairan. Namun waspadai bila terdapat kontraksi yang
menetap disertai dengan adanya bercak, maka segeralah Ibu ke dokter / bidan untuk
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
2. Kontraksi palsu
Kontraksi palsu atau Braxton-Hicks biasanya sering terjadi pada saat kehamilan
memasuki usia 32-34 minggu dan berlangsung selama 30 menit sekali dengan lama
kontraksi sekitar 30 detik. Saat mengalami kontraksi Ibu akan mengalami seperti nyeri
kram saat menstruasi. Jika kontraksi ini tidak terjadi lama, kemudian intervalnya
memendek dan tidak bertambah kuat, maka persalinan tidak akan terjadi dalam waktu

dekat. Cara mengatasi kontraksi palsu ini, Ibu bisa berendam di air hangat untuk
meredakannya. Namun bila kontraksi ini semakin kuat dan interval semakin pendek,
maka bisa jadi bahwa persalinan akan segera berlangsung.
3. Kontraksi ketika berhubungan intim
Masyarakat menganggap pada usia kandungan di bawah 3 bulan atau pada saat
kehamilan di atas 8 bulan, ibu hamil sebaiknya tidak melakukan hubungan intim karena
untuk menghindari keguguran atau bayi lahir premature. Sebenarnya, hal tersebut tidak
sepenuhnya salah, tapi juga tidak sepenuhnya benar. Hal itu karena sperma
mengandung hormon prostaglandin. Hormon ini sering menyebabkan kontraksi pada
rahim, sehingga dikhawatirkan mencetuskan kejadian abortus (keguguran) atau
persalinan prematur. Sebagai solusinya ibu hamil dapat melakukan hubungan dengan
senggama terputus (Coitus Interuptus) atau memakai kondom. Sebelum melakukannya,
ibu terlebih dahulu dapat mengkonsultasikan hal ini denga dokter/bidan tentang
keadaan kehamilan apakah berisiko atau tidak bila melakukan hubungan intim,
termasuk untuk mengetahui adanya riwayat keguguran, riwayat persalinan prematur,
riwayat pendarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya, mulut rahim yang
lemah, dan sebagainya.
4. Kontraksi inersia
Merupakan kontraksi dalam proses persalinan yang lemah, pendek, atau tidak sesuai
fase. Hal ini umumnya disebabkan karena kelainan fisik Ibu, seperti kurangnya nutrisi
dan gizi saat hamil, anemia, hepatitis atau TBC, dan miom. Ada dua macam kontraksi,
yaitu primer dan sekunder. Disebut primer apabila sama sekali tidak terjadi kontraksi
sejal awal persalinan. Sedangkan sekunder adalah kontraksi yang awalnya bagus, kuat
dan teratur tetapi setelah itu menghilang. Kontraksi ini dapat dilihat melalui evaluasi
pembukaan mulut rahim dan ketuban.
5. Kontraksi sesungguhnya
Kontraksi sebenarnya terjadi menjelang persalinan, yakni saat Ibu memasuki kehamilan
36 minggu saat bayi mulai turun ke tulang panggul lebih dalam. Akibatnya, timbul
desakan di kandung kemih, panggul dan vagina. Saat inilah muncul kontraksi
sungguhan, di mana Ibu sudah waktunya untuk melahirkan. Kontraksi ini biasanya
berlangsung 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 20 sampai 40 detik. Frekuensinya pun

meningkat hingga lebih dari 5 kali dalam 10 menit. Hal ini disertai pula dengan
keluarnya lendir bercampur darah, pecahnya ketuban, serta dorongan ingin mengejan.
Jika kurang yakin ini kontraksi sungguhan, berendamlah di air hangat. Kontraksi
sungguhan akan menguat di air hangat. Atau Ibu bisa segera melakukan pemeriksaan ke
bidan atau dokter untuk memastikan lengkap tidaknya pembukaan dan kapan
dimulainya proses persalinan.
IV. Karakteristik Kontraksi
Kontraksi ini membuat otot-otot miometrium meregang sehingga berdampak rasa tidak
nyaman/nyeri. Karakteristik kontraksi uterus yang normal selama proses persalinan adalah
bersifat Koordinasi, Involunter, dan Intermitten.
1. Koordinasi
Satu siklus kontraksi uterus akan mengalami relaksasi diantara kontraksi. Kontraksi ini
disebut terkoordinasi. Kontraksi yang berlangsung selama proses persalinan akan
membentuk satu pola yang terorganisir yang artinya setiap satu kontraksi akan diikuti
dengan fase relaksasi sampai munculnya kembali satu kontraksi. Selama periode
persalinan, ada perubahan frekuensi yakni jumlah kontraksi dalam 10 menit, durasi
yakni mulai dari munculnya kontraksi sampai kontraksi tersebut hilang dan intensitas
kontraksi yakni kekuatan kontraksi tersebut (ringan, sedang, atau kuat).
2. Involunter
Kontraksi uterus bersifat involunter (berlangsung dibawah kesadaran mausia). Ibu
tidak dapat mengontrol kontraksi tersebut berlangsung atau dihentikan, walaupun
posisi ibu sedang berjalan atau beristirahat.
3. Intermitten
Kontraksi uterus selama proses persalinan berlangsung secara intermitten yang artinya
setiap satu kontraksi diikuti adanya fase relaksasi pada otot uterus. Adanya relaksasi
membuka aliran darah uteroplasental sehingga terjadi pertukaran gas.
Siklus Kontraksi. Setiap satu siklus kontraksi uterus akan terdiri dari tiga fase yakni :
fase increment (menaik), fase peak (puncak), dan fase decrement (menurun). Fase
increment terjadi dimana kontraksi mulai muncul dari fundus uteri kemudian menyebar
keseluruh bagian uterus. Fase peak adalah periode dimana kontraksi akan terasa lebih
kuat. Fase decrement adalah periode dimana kontraksi uterus mulai menurun dan mulai

proses relaksasi. Pola dan siklus kontraksi secara keseluruhan selalu menggambarkan
hubungan antara frekuensi, durasi, dan intensitasnya.
V. Perbedaan antara Kontraksi Sejati dan Kontraksi Palsu
Sebelum terjadinya his (kontraksi) sejati, seorang calon ibu bisa merasakan his palsu atau
kontraksi rahim yang tidak teratur. His ini disebut kontraksi Braxton Hicks. Ini merupakan
hal yang normal dan mungkin lebih sering muncul pada sore hari.
Mungkin sulit untuk membedakan his sejati dari his palsu. Biasanya his palsu tidak
sesering dan tidak sekuat his asli. Kadang satu-satunya cara untuk mengetahui perbedaan
antara his sejati dan his palsu adalah melakukan pemeriksaan dalam. Pada pemeriksaan
dalam bisa diketahui adanya perubahan pada serviks yang menandakan dimulainya proses
persalinan.
Perbedaan antara kontraksi (his) palsu dan kontraksi (his) sejati
Kontraksi (his) palsu

Kontraksi (his) sejati

Kontraksi terjadi dengan interval tidak Kontraksi terjadi dengan interval teratur
teratur
Interval tetap lama

Interval secara bertahap memendek

Nyeri di perut bawah

Nyeri di punggung dan abdomen

Serviks belum membuka

Serviks membuka

Nyeri mereda dengan sedasi

Nyeri tidak hilang dengan sedasi


Sumber : Cunningham, 2006

VI. Cara Mengobservasi Kontraksi Uterus


1. Palpasi Kontraksi Uterus
Kontraksi lebih mudah dipalpasi dengan meletakkan telapak tangan di bagian fundus.
Perawat dapat mengkaji frekuensi kontraksi dengan menetapkan lamanya jarak antara
awitan kontraksi yang satu dengan lainnya. Tonus istirahat uterus juga harus diobservasi
dengan mengkaji tonus diantara dua kontraksi. Mencatat tingkat kekerasanmerupakan
pengkajian subjektifdapat mengkaji kekuatan kontraksi, sambil mencatat lamanya
kontraksi dengan menghitung lamanya kontraksi awal sampai akhir. Dengan catatan ini

perawat dapat menetapkan apakah kontraksi mengalami peningkatan lama, kuat dan
frekuensinya, yang biasa terjadi pada persalinan normal. Prosedur mengobservasi dan
menilai kontraksi uterus :
a.
b.
c.
d.

Sebuah jam dengan jarum detik diperlukan untuk menghitung kontraksi


Dapatkan persetujuan tindakan
Cuci dan hangatkan telapak tangan pemeriksa
Pastikan bahwa ibu berada pada posisi yang nyaman, dengan memajankan area

abdomen tempat fundus berada, abdomen bagian lain dapat tetap tertutup
e. Letakkan satu tangan di bagian atas abdomen, di atas daerah fundus
f. Biarkan tangan tetap berada di tempat tersebut, rasakan adanya kontraksi sepanjang
jari (bukan hanya ujung jari)
g. Catat waktu pada saat abdomen (dan uterus) pertama kali berkontraksi
h. Observasi lamanya kontraksi berakhir dan awal pengerasan uterus
i. Tangan tetap berada di abdomen ibu untuk menunggu kontraksi berikutnya, observasi
waktu antar kontraksi untuk mengkaji frekuensi dan mencatat terjadinya uterus rileks,
tonus istirahat dari uterus.
j. Bila kontraksi tidak teratur abdomen dipalpasi selama sepuluh menit untuk
menghitung jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit, (hal ini merupakan
prosedur yang lebih intrusif; akan lebih baik jika ibu diminta untuk menghitung
jumlah kontraksi selama 10 menit agar ibu menyadari terjadinya hal tersebut)
k. Diskusikan hasil pemeriksaan dengan ibu
l. Dokumentasikan hasil pemeriksaan dan lakukan intervensi yang sesuai
Ibu juga bisa mengobservasi kontraksi secara mandiri. Caranya sama seperti yang
tertera diatas. Hal ini penting untuk mengidentifikasi apakah ibu akan benar-benar
melahirkan atau tidak. Ibu harus mengetahui cirri-ciri kontraksi palsu dan kontraksi sejati
serta hal hal yang harus diperhatikan saat melakukan observasi pada kontraksi (His), seperti:
a. Frekuensi his: jumlah his dalam waktu tertentu, biasanya per menit per 10 menit
b. Intensitas his: kekuatan his (adekuat atau lemah)
c. Durasi (lama his): lamanya setiap his berlangsung dan ditentukan dalam detik, misalnya
50 detik
d. Interval his: jarak antara his yang satu dengan his berikutnya , his datang tiap 2-3 menit.

Anda mungkin juga menyukai