Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

MODUL VIII
PENGUKURAN WATERPASS PROFIL

KELOMPOK
Aisyah Sean
Farlisa Zahra
Nurul Madina
Rahmat Rifqi
Reza Prastowo
Wisnu Pratama

(0806072780)
(0806338670)
(0806072805)
(0806072811)
(0806072824)
(0806072830)

Tanggal Praktikum : 8 Oktober 2009


Tanggal dikumpulkan : Oktober 2009
Tanggal Disetujui
:
Asisten Praktikum
: Albertus Wahyu
Nilai
:
Paraf
:

LABORATORIUM SURVEY DAN PEMETAAN


DEPARTEMEN SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2009

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum ini umumnya adalah agar praktikan dapat mengetahui profil
dari suatu trace baik jalan maupun saluran, sehingga selanjutnya dapat diperhitungkan
banyaknya galian dan timbunan yang perlu dilakukan pada pekerjaan konstruksi.
Pelaksanaan pekerjaan ini, umumnya dilakukan dalam dua bagian yang disebut sifat
datar profil memanjang dan melintang, hasil akhirnya adalah data ketinggian titik.

B. PERALATAN YANG DIPERLUKAN


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Waterpass
Statif
Rambu ukur
Meteran
Payung
Unting unting

1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah

C. TEORI
Pengukuran sifat datar profil dilakukan dengan membaca benang tengah pada
beberapa rambu, yaitu sebanyak yang diperlukan bagi penggambaran profil di dalam
arah tersebut. Profil yang diperlukan adalaha dalam arah memanjang dan melintang
dari rencana komstruksi yang dikerjakan.
Untuk menentukan jarak titik-titik itu ke waterpass sama caranya dengan cara
untuk waterpass memanjang, yaitu dengan rumus:
D= 100 (Ba - Bb)
Dimana:
Ba = Benang atas
Bb = Benang bawah
Sedangkan untuk menentukan beda tinggi dari titik yang dipilih dipakai cara sebagai
berikut:
h = - Bt

Atau

h = Btr - Bt

Dimana:

= tinggi garis bidik


Bt
= benang tengah pada pembacaan sumbu
Btr
= benang tengah pada pembacaan rambu di titik referen

D. CARA KERJA
Profil dari lokasi dimana kita lakukan pengukuran Waterpass Profil adalah sebagai
berikut :

1. Pasang alat theodolit pada statif sesuai dengan prosedur asisten (titik A), kemudian
aturlah nivo, sehingga alat benar benar tegak lurus dengan permukaan tanah.
2. Setelah nivo diatur di tengah tengah, ukur tinggi theodolit terhadap tanah.
3. Bidik satu titik yaitu titik yaitu titik B dengan syarat titik B berada dalam satu garis
terhadap titik A
4. Kemudian letakan rambu pada titik B dan baca benang atas, benang merah dan
benang bawah.
5. Ukur jarak 3 meter ke kanan (titik A1) dan kiri (titik A2) alat theodolit dengan
menggunakan rambu, tempatkan rambu pada patok kemudian baca benang atas,
benang tengah, dan benang bawahnya.
6. Theodolit dipindahkan ke titik B dan bidik ke arah titik C, kemudian baca benang
atas, benang tengah, dan benang bawahnya dengan menggunakan rambu ukur.
7. Kemudian ulangi percobaan seperti langkah 4 hingga 6
8. Demikian seterusnya hingga di titik akhir (titik D).
9. Setelah selesai pada titik terakhir/percobaan pertama, ulangi percobaan dengan
melakukan pengukuran seperti percobaan pertama namun arahnya berlawanan

E. PENGOLAHAN DATA
1. Data praktikum.

F. ANALISIS
1. Analisis Percobaan
Pada percobaan ini praktikan menggunakan theodolit yang berfungsi untuk
mengukur perbedaan ketinggian suatu tempat. Pada percobaan ini praktikan tidak
menggunakan unting-unting yang berguna untuk memastikan bahwa theodolit
sudah tegak lurus dengan permukaan tanah dan berdiri tepat di atas patok karena
pada theodolit yang digunakan terdapat lensa yang menghadap ke bawah sehingga
praktikan dapt melihat apakah theodoit sudah berdiri tepat di atas patok atau
belum. Dalam percobaan praktikan tidak menggunakan meteran karena pada saat
bersamaan banyak kelompok lainnya yang menggunakan meteran sehingga
kelompok kami menggunakan rambu sebagai alat untuk mengukur jarak titik titik
yang akan di bidik dan tinggi alat theodolit.
Percobaan dimulai dengan memasang alat theodolite pada suatu tempat yang
diberi nama titik A kemudian memasang patok yang segaris lurus dengan titik A

tersebut. Setelah itu bidik titik B dan titik A1, A2 yang berada di kanan dan kiri
alat. Lakukan percobaan tersebut hingga di titik yang terakhir yaitu titik D.
Percobaan berlangsung cukup lancar dan cepat, namun ada beberapa
kesalahan yang terjadi, sebagai berikut :
- Kesalahan membaca rambu, atau biasa yang disebut kesalah paralaks. Ini
dapat disebabkan karena terlalu jauhnya titik bidik sehingga susah untuk
-

menentukan garis pada rambu yang segaris dengan alat theodolit.


Tidak tegak lurusnya pemegangan rambu terhadap tanah yang disebabkan
oleh praktikan yang belum mempunyai skill yang bagus dalam percobaan
ini.

Anda mungkin juga menyukai