Anda di halaman 1dari 4

Material Pahat

Pahat yang baik harus memiliki sifat-sifat tertentu, sehingga nantinya dapat
menghasilkan produk yang berkualitas baik (ukuran tepat) dan ekonomis (waktu
yang diperlukan pendek). Kekerasan dan kekuatan pahat harus tetap bertahan
meskipun pada temperatur tinggi, sifat ini dinamakan hot hardness. Ketangguhan
(toughness) dari pahat diperlukan, sehingga pahat tidak akan pecah atau retak
terutama pada saat melakukan pemotongan dengan beban kejut. Ketahanan aus
sangat dibutuhkan yaitu ketahanan pahat melakukan pemotongan tanpa terjadi
keausan yang cepat.
Penentuan material pahat didasarkan pada jenis material benda kerja dan kondisi
pemotongan (pengasaran, adanya beban kejut, penghalusan). Material pahat yang
ada ialah baja karbon sampai dengan keramik dan intan. Sifat hot hardness dari
beberapa material pahat ditunjukkan pada Gambar 6.12.

Material pahat dari baja karbon (baja dengan kandungan karbon


1,05%) pada saat ini sudah jarang digunakan untuk proses pemesinan,
karena bahan ini tidak tahan panas(melunak pada suhu 300-500oF). Baja
karbon ini sekarang hanya digunakan untuk kikir, bilahgergaji, dan pahat
tangan.Material pahat dari HSS (High Speed Steel) dapat dipilih jenis M
atau T. Jenis M berarti pahat HSS yang mengandung unsurMolibdenum,
dan jenis T berarti pahat HSS yangmengandung unsurTungsten. Beberapa
jenis HSS dapat dilihat pada Tabel 6.1.Pahat dari HSS biasanya dipilih jika
pada proses pemesinan sering terjadi beban kejut, atau proses pemesinan
yang sering dilakukan interupsi (terputus-putus). Hal tersebut
misalnyamembubut benda segi empat menjadi silinder, membubut bahan
benda kerja hasil proses penuangan, membubut eksentris (proses
pengasarannya).Pahat dari karbida dibagi dalam dua kelompok
tergantung penggunaannya. Biladigunakan untuk benda kerja besi tuang
yang tidak liat dinamakan cast iron cutting grade . Pahat jenis ini diberi
kode huruf K (atau C1 sampai C4) dan kode warna merah. Apabila
digunakanuntuk menyayat baja yang liat dinamakan steel cutting grade.
Pahat jenis ini diberi kode huruf P(atau C5 sampai C8) dan kode warna
biru. Selain kedua jenis tersebut ada pahat karbida yangdiberi kode huruf
M, dan kode warna kuning. Pahat karbida ini digunakan untuk
menyayat berbagai jenis baja, besi tuang dan non ferro yang mempunyai
sifat mampu mesin yang baik.
Proses pembentukan geram dengan cara pemesinana berlangsung, dengan
cara mempertemukan dua jenis material. Untuk menjamin kelangsungan proses ini maka
jelas di perlukan material pahat yang lebih unggul daripada material benda kerja.
Keuunggulan tersebut dapat di capai karena pahat di buat dengan memperhatikan
berbagai segi yaitu :

- Keras : kekerasan yang cukup tinggi melebihi kekerasan benda kerja tidak
saja pada temperature ruang melainkan juga pada temperature tinggi pada
saat prosespembentukan geram berlangsung.
- Keuletan :yang cukup besar untuk menahan beban kejut yang yerjadi
sewaktu peseninan dengan interupsi maupun sewaktu enda kerja
memotong yang mengandung partikel atau bagian yang keras (hard spot).
- Tahan beban kejut termal: ketahanan ini diperlukan bila terjadi perubahan
temperature yang cukup besar secara berkala atau periodic.
- Sifat adhesi yang rendah : diperlukan untuk mengurangi avinitas benja kerja
terhadap pahat, mengurangi laju keausan, serta penurunan gaya
pemotongan.
- Daya larut elemen /komponen material pahat yang rendah : di butuhkan demi
untuk memperkecil laju keausan akibat mekanisme difusi.
Pada mulanya untuk memotong baja digunakan baja karbon tinggi sebagai bahan
perkakas pemotong dimana kecepatan potong pada waktu itu hanya bisa mencapai sekitar
10 m/menit. Berkat kemajuan teknologi, kecepatan potong ini dapat dinaikkan sehingga
mencapai sekitar 700 m/menit yaitu dengan menggunakan CBN (Cubic Boron Nitride).
Secara berurutan material-material tersebut akan dibahas mulai dari yang paling lunak
tetapi ulet sampai yang paling keras tetapi getas yaitu :
1. Baja karbon (high Carbon Steel; Carbon Tool Steels; CTS
2. HSS (High Speed Steels; Tool Steels)
3. Paduan cor nonferro (cast nonferrous alloys; cast carbides)
4. Karbida (cemented carbides; hardmetals)
5. Keramik (ceramics)
6. CBN (cubic boron nitrides), dan
7. Intan (sintered diamonds & natural diamond)
BAJA KARBON
Baja dengan kandungan karbon yang relative tinggi (0,7% - 1,4% C) tanpa unsure lain
dengan prosentasi unsure lain yang rendah (2% Mn, W, Cr) mampu mempunyai
kekerasan permukaan yang cukup tinggi. Dengan proses laku panas kekerasan yang tinggi
ini (500 1000 HV)dicapai akan menjadi transformasi martensitik. Karena mertensitik
akan melunak pada temperature sekitar 250C maka hanya karbon ini hanya bisa
digunakan pada kecepatan potong yang rendah. Pahat jenis ini hanya dapat digunakan
untuk memotong logam yang lunak ataupun kayu.
HSS

Pada tahun 1898 ditemukan jenis baja paduan tinggi dengan unsur paduan krom (Cr) dan
tungsten/wolfram (W). melalui proses penuangan (molten metallurgy) kemudian di ikuti
pengerolan ataupun penempaan baja ini di bentuk menjadi batang,atau silinder. Pada
kondisi lunak baja tersebut dapat diproses secara pemesinan menjadi berbagai bentuk
pahat potong. Setelah proses laku panas dilaksanakan, kekerasannya akan cukup tinggi
sehingga dapat digunakan untuk kecepataqn potong yang tinggi (sampai dengan 3 kali
kecepatan potong untuk pahat CTS yang dikenal pada saat itu sekitar 10 m/menit)
Pengaruh unsur-unsur tersebut pada unsure besi dan karbon adaah sebagai berikut
Tungsten/Wolfram (W)
Chromium (Cr)
Vanadium (V)
Molybdenum (Mo)
Cobalt (Co)
HSS juga dikategorikan menurut komposisinya :
- HSS KONVENSIONAL
1. Molibdenum HSS
2. Tungsten HSS
- HSS SPECIAL
1. Cobalt Added HSS
2. High Vanadium HSS
3. High Hardess Co HSS
4. Cast HSS
5. Powdered HSS
6. Coated HSS
PADUAN COR NONFERRO
Sifat-sifat paduan cor nonferro adalah diantara HSS dan Karbida (Cemented Carbide) dan
digunakan dalam hal khusus diantara pilihan dimana karbida terlalu rapuh dan HSS
menpunyai hot hardness dan wear resistance yang terlalu rendah.
Jenis material ini di bentuk secara tuang menjadi bentuk-bentuk yang tidak terlampau
sulit misalnya tool bit (sisipan) yang kemudian diasah menurut geometri yang
dibutuhkan.

Paduan nonferro terdiri dari 4 macam eleman utama adalah sebagai berikut :
1. Cobalt : sebagai pelarut bagi elemen-elemen lain.
2. Krom (Cr) : (10% s.d 35% berat) yang membentuk karbida
3. Tungsten/Wolfram (W) : (10% s.d 25% berat) sebagai pembentuk karbida
menaikan karbida secara menyeluruh.
4. Karbon : (1% C membentuk jenis yang relaitif lunak sedang 3% C
menghasilkan jenis yang keras serta tahan aus.
KARBIDA
Jenis karbida yang disemen (Comented Carbides) merupakan bahan pahat yang dibuat
dengan cara menyinter (sintering) serbuk karbida (Nitrida,Oksida) dengan bahan pengikat
yang umumnya dari Cobalt (Co). dengan cara Carburizing masing-masing bahan dasar
(serbuk) Tungsten (Wolfram,W) Tintanium (Ti), Tantalum (Ta) dibuat menjadi karbida
yang kemudian digiling (ball mill) dan disaring. Salah satu atau campuaran serbuk
karbida tersebut kemudian di campur dengan bahan pengikat (Co) dan dicetak tekan
dengan memakai bahan pelumas (lilin). Setelah itu dilakukan presintering (1000C
pemanasan mula untuk menguapkan bahan pelumas) dan kemudian sintering (1600C)
sehingga bentuk keeping (sisipan) sebagai hasil proses cetak tekan ( Cold, atau HIP) akan
menyusut menjadi sekitar 80% dari volume semula.
Hot Hardness karbida yang disemen (diikat) ini hanya akan menurun bila terjadi
pelunakan elemen pengikat. Semakin besar prosentase pengikat Co maka kekerasannya
menurun dan sebaliknya keuletannya membaik.
Ada tiga jenis utama pahat karbida sisipan, yaitu :
1. Karbida Tungsten (WC + Co) yang merupakan jenis pahat karbida untuk
memotong besi tuang.
2. Karbida Tungsten Paduan (WC TiC + Co ; WC TaC TiC + Co ; WC
TaC + Co ; WC - Tic TiN + Co ; TiC + Ni, Mo) merupakan jenis karbida
untuk pememotongan baja.
3. Karbida Lapis yang merupakan jenis karbida tungsten yang di lapis (satu
atau beberapa lapisan) karbida, nitride, atau oksida lain yang lebih rapuh
tetapi hot hardnessnya tinggi.

Anda mungkin juga menyukai