PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan industri di indonesia khususnya industri kimia
1.2
Kapasitas Rancangan
Dalam
perancangan
kapasitas
pabrik
asetanilida
ini
ada
beberapa
pertimbangan;
1. kebutuhan Asetanilida di dalam negeri
Untuk memenuhi kebutuhan Asetanilida di indonesia selama ini masih
menimpor sebanak 5196,63 ton/tahun pada tahun 2004 ( tabel 1.1 ) dari berbagai
negara.
Tabel 1.1 Kebutuhan Aetanilida di indonesia berdasarkan data Impor
Tahun
Jumlah ( ton )
1996
18,73
1997
45,91
1998
85,18
1999
139,85
2000
903,163
2001
5196,63
Bahan baku berupa asam asetat dapat disediakan dari PT. Organic
Chemindo Lampung dengan kapasitas produksi 20.000 ton/tahun
asetanilida di atas maka dengan menggunakan analisa regresi linier untuk data
impor, diperkirakan kebutuhan asetanilda pada tahun 2010.
Persamaan garis y = a + bx
Dimana : y = Kebutuhan asetanilida
X = Tahun
Tabel 1.2 Hasil Perhitungan
x
1996
1997
1998
1999
2000
2001
= 11991
Didapat harga
y
18,73
45,91
85,18
139,85
903,163
5196,63
= 5196,63
X2
3984016
3988009
3992004
3996001
4000000
4004001
= 23964031
Y2
37385,08
91682,27
170189,64
279560,15
1806326
10398456,63
= 12783599,77
a : -1627832,5
b : 815,08
y : 815,08 (x) - 1627832,5
Dari persamaan diatas dapat diketahui kebutuhan Asetanilida pada tahun 2013
sebesar12923,54 ton/tahun.
Pemilihan kapasitas produksi yang direncanakan pada tahun 2013 adalah
13.000ton/tahun dinegara indonesia.
1.3
Lokasi Pabrik
Pemilihan lokasi 0pabrik sangat penting alam perancangan pabrik, karena hal
ini berhubungan langsung dengan nilaiekonomis pabrik yang akan dibangun. Adapun
faktor yang perlu doperhatikan dalam menentukan lokasi pabrik yang aka dibangun
antara lain;
1. Faktor Utama
a. Letak Bahan Baku
e. Utilitas
Utilitas yang utama adalah air, steam, bahan bakar dan listrik. Untuk
kebutuhan listrik dan bahan bakar akan dapat dipenuhi, sedangkan
kebutuhan air dapat dipenuhi dari air sungai atau air laut yang ada didekat
pabrik.
f.
Kemasyarakatan
Keadaan sosial kemasyarakatan sudah terbiasa dengan lingkungan
industrisehingga pendirian pabrik baru dpat diterima dan dapat beradaptasi
dengan mudah dan cepat.
2. Faktor Pendukung
a. Kemungkinan peluasan areal pabrik
Perluasan pabrik dimungkinkan karena masih tersedianya tanah yang relatif
luas disekitarnya dan juga semakin besarnya kebutuhan asetanilida dalam
jangka waktu 10 sampai 20 tahun kedepan ( jangka panjang ).
b. Peraturan daerah
Pada masa sekarang kebijakan daerah yang mengacu pada otonomi daerah
sangat mendukung idirikannya pabrik yang tentunya akan menambah
pendapatan daerah. Peraturan daearah juga sangat mempertimbangkan
masalah lingkungan yang tentunya telah dipertimbangkan dalam pendirian
pabrik ini.
c. Kondisi Iklim
Kondisi alam ( iklim ) dari suatu area ang akan di bangun pabrik harus
mendukung, dalam arti kondisi iklim tidak mengganggu jalannya operasi
pabrik.
d. Pembuangan Limbah
Penanganan masalah limbah tidak menjadi masalah karena lokasi pabrik
harus dekat dengan aliran sungai atau laut.
e. Energi
Pemasaran
Proses pembuatan asetanilida tergolong proses weigh gain ( proses
penambahan berat ), maka pabrik didirikan di dekat lokasai pemasaran
produk, dimana pabrik yang menggunakan asetanilida sebagai bahan baku
seperti pabrik cat, pabrik karet dan industri farmasi banyak terdapat.
Bahan Baku
Bahan baku merupakan kebutuhan utama suatu pabik dalam menjamin
kelangsungan proses operasinya. Mengingat anilin sebagai bahan baku masih
impor dari amerika dan asam asetat diambil dari PT. Organic Chemindo di
Lampung , maka lokasi pabrik didirikan dekat dengan pelabuhan Merak yang
menghubungka Sumatera dengan Jawa sehingga memudahkan dalam
transportasi ketersediaan bahan baku.
Utilitas
Cilegon merupakan salah satu kawasan industri di indonesia, sehingga
penyediaan utilitas utamanya air untuk proses pendinginan tidak menglami
kesulitan, karena dekat dengan aliran sungai cidanau dan apabila tidak
mencukupi dapat menggunakan air dari pabrik penyedia air PT. Krakatau
Tirta indonesia.
Peawatan
Konstruksi
Biaya konstruksi bisa lebih murah, karena kawasan industri cilegon berda
dekat dengan pelabuhan sehinga biaya pengangkutan peralatan alat k lokasi
pabrik bisa lebih murah.
1.4
Tinjauan Pustaka
Asetanilida
merupakan
senyawa
turunan
asetil
amina
aromatisyang
digolongkab sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin
digantokan dengan satu gugus asetil. Asetinilida berbentuk butiran berwarna putih
tidak larut dalam minyak parafin dan larut dalam air dengan bantuan kloral anhidrat.
Asetanilida atau sering disebut phenilasetamida mempunyai rumus molekul
C6H5NHCOCH3 dan berat molekul 135,16.
Asetanilida pertama kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun 1872
dengan cara mereaksikan asethopenon dengan NH2OH sehingga terbentuk
asetophenon oxime yang kemudian dengan bantuan katalis dapat diubah menjadi
asetanilida. Pada tahun 1899 Beckmand menemukan asetanilida dari reaksi antara
benzilsianida dan H2O dengan katalis HCl. Pada tahun 1905 Weaker menemukan
asetanilida dari anilin dan asam asetat.
1.4.1
2C6H5NHCOCH3 + H2O
C6H5NHCOCH3 + H2O
Reaksi berlangsung selama 6 jam pada suhu 150oC 160oC. Produk dalam
keadaan panas dikristalisasi dengan menggunakan kristalizer.
3. Pembuatan asetanilida dari ketene dan anilin
Ketene ( gas ) dicampur kedalam anilin di bawah kondisi yang
diperkenankan akan menghasilkan asetanilida.
C6H5NH2 + H2C=C=O
C6H5NHCOCH3
C6H5NHCOCH3 + H2S
( Kirk & Othmer, 1981 )
Dalam perancangan pabrik asetanilida ini digunakan proses antara asam asetat
dengan anilin. Pertimbangan dari pemilihan proses ini adalah;
1. Reaksinya sederhana
2. Tidak menggunakan katalis sehingga tidak memerlukan alat untuk
regenerasi katalis dan tidak perlu menambah biaya yang digunakan untuk
membeli katalis sehingga biaya produksi lebih murah.
1.4.2
Kegunaan Produk
1.4.3
Bahan Baku
1. Anilin
Sifat sifat fisis:
Rumus molekul
: C6H5NH2
Berat molekul
: 93,12 g/gmol
: 184,4 oC
Suhu kritis
: 426 oC
Tekanan kritis
: 54,4 atm
Wujud
: cair
Warna
: jernih
Spesifik gravitu
: 1,024 g/cm3
C6H11NH2
Rumus molekul
: CH3COOH
Berat molekul
: 6.,053 g/gmol
: 117,9 oC
Titik leleh
: 16,7 oC
Berat jenis
: 1,051 gr/ml
Suhu kritis
: 321,6 oC
Tekanan kritis
: 57,2 atm
Wujud
: cair
Warna
: jernih
Panas pembakaran
: 208,34 kkal/mol
Panas penguapan
CH3COOR + H2O
(CH3COO)2Zn2+ + H
3CH3COOCl + H3PO3
10
4. Pembentukan ester
CH3COOH + CH3CH2OH
H+
CH3COOC2H5 + H2O
Cl
ClCH2COOHNH3
H+
NH2CH2COONH
NH2CH2COOH
Produk
Asetetanilida
Sifat sifat fisis:
Rumus molekul
: C6H5NHCOCH3
Berat molekul
: 135,16 g/gmol
: 305 oC
Titik leleh
: 114,16 oC
Berat jenis
: 1,21 gr/ml
Suhu kritis
: 843,5 oC
Titik beku
: 114 oC
Wujud
: padat
Warna
: putih
Bentuk
: butiran / kristal
11
C6H5NHCOCH3 + HOH
C6H5NH2 + CH3COOH
larutan
yang
memgandung
pottasium
bicarbonat
berupa kristal yang dimurnikan dengan kristalisasi. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:
C6H5NH2 + CH3COOH
C6H5NHCOCH3 + HOH
( Kirk & Othmer, 1981 )
12
BAB II
DISKRIPSI PROSES
2.1
a. Anilin
Bentuk
: cair
Bau
: khas
Warna
: tidak berwarna
Densitas
Titik didih
: 184oC
Kemurnian
: min 95,0%
Impuritas
: - air
maks.5%
b. Asam asetat
2.1.2
Bentuk
: cair
Bau
: khas
Warna
: tidak berwarna
Densitas
: 1,051 g/ml
Titik didih
: 117,9oC
Kemurnian
: min 70%
Impuritas
: - air
maks.30%
Spesifikasi Produk
a. Asetanilida
Bentuk
: padatan / butiran
13
Warna
: putih
Densitas
Titik didih
: 305oC
Titik beku
: 114 oC
Kemurnian
: min 99,8%
Impuritas
2.2
: - air
maks. 0,1%
- anilin
maks. 0,05%
- asam asetat
maks. 0,05%
Konsep Proses
2.2.1
Dasar Reaksi
Prosses
pembuatan
asetanilida
pada
intinya
adalah
reaksi :
C6H5NHCOCH3 + HOH
( Kirk & Othmer, 1981 )
2.2.2
Kondisi Operasi
Kondisi operasi reaktor pada perancangan pabrik Asetanilida
ini adalah sebagai berikut :
2.2.3
Temperatur
: 155oC
Tekanan
: 2,5 atm
Sifat reaksi
: eksothermis
Fase
: cair cair
Waktu reaksi
: 6 jam
Mekanisme Reaksi
14
Tinjauan thermodinamika
Suatu reaksi ditentukan eksothermis atau endothermis-nya dari
perhitungan Ho298, perhitungannya sebagai berikut:
Reaksi:
C6H5NH2 + CH3COOH
C6H5NHCOCH3 + HOH
( Kirk & Othmer, 1981 )
C6H5NH2
: 80 kJ/mol
CH3COOH
: -439,0045 kJ/mol
C6H5NHCOCH3
: -138,96 kJ/mol
H2O
: - 242,9224 kJ/mol
Ho298
Ho298
= -23,5544kJ/mol
: -203 J/mol
CH3COOH
: -350,1649 J/mol
C6H5NHCOCH3
: 72,4726 J /mol
H2O
: - 223,3813 JJ/mol
Go298
Ko
( Levenspiel )
15
ln
K
H 1
1
(
)
=
Ko
R
T 298
( Levenspiel )
2.2.5
23,5544 1
1
(
)
8,314
428 298
Ln 1,002
Ln K
= 2,894 x 10-3
= 1,0029
Tinjauan Kinetika
Tinjauan secara kinetika dapat dilihat dari konstanta kecepatan
reaksinya adalah:
Cao (anilin)
XA (konversi hasil)
= 0,92
t (waktu)
= 6 jam
Cbo
Cao
= 3,633
k
( M XA)
1
ln
( M 1) Cao t
M (1 XA)
(Levenspiel)
k
16