1. DESALINATION PLANT
1.1. Sistem Desalination
Pada proses destilasi, air laut dipanaskan, kemudian uap yang timbul didinginkan, sehingga
akan didapatkan air tawar. Proses destilasi akan menghasilkan air tawar yang mempunyai
konduktivitas sekitar 10 m h o s / cm.
Air laut akan mendidih pada suhu 100,50 C atau lebih pada tekanan 1 atm. Pada tekanan
lebih rendah akan mendidih dan menguap dibawah 1000 C. Penguapan air membutuhkan
kalor penguapan, dan kalor penguapan ini akan terkandung dalam uap sebagai panas latent.
Panas latent ini akan dilepaskan kembali apabila uap diembunkan dan dipakai sebagai
pemanas (preheat) air laut.
Metode yang dikenal umum dalam teknologi destilasi air laut :
a. Multistage Flash Desalination
Apabila air laut dipanaskan kemudian dimasukkan kedalam suatu tangki yang
bertekanan rendah, sebagian dari air yang terkandung didalam air laut akan menyerap
panas air dan akan mendidih, selanjutnya suhu air laut akan turun. Fenomena ini
(ekspansi adiabatik) disebut sebagai flash evaporation. Pada gambar 1 diagram
sederhana flash destilation, bertingkat 3 (tiga). Tiap-tiap tingkat terdiri dari 2 (dua)
ruangan , yaitu ruangan penguapan dan ruangan pengembunan. Air laut dipompa dan
dilewatkan kedalam pipa-pipa penukar kalor didalam ruangan kondensasi (sebagai
pendingin), dan sekaligus juga dipanaskan oleh uap yang timbul diruang penguapan
(mengambil kalor latent). Selanjutnya air laut dipanaskan didalam pemanas air laut (brine
heater), dan dimasukkan kedalam ruang penguapan (flash chamber) tingkat pertama.
Tiap-tiap tingkat diatur kehampaannya dengan suatu peralatan pembuatan hampa, yang
dapat berupa pompa hampa atau ejector uap. Perbedaan tekanan tiap-tiap ruangan
penguapan diatur dengan cara melewatkan brine melalui suatu orifice, yang dipasang pada
sisi masuk, tiap-tiap tingkat. Sebagai hasilnya air laut yang sudah dipanaskan tersebut
(selanjutnya disebut brine) mengalir dari tingkat pertama, yang bersuhu paling tinggi,
ketingkat-tingkat selanjutnya yang bersuhu rendah. Pada tiap-tiap tingkat terjadi
penguapan-penguapan, yang membuat air menjadi makin pekat, selanjutnya pada tingkat
terakhir dibuang dengan pompa pembuang brine. Uap yang timbul diruang penguapan,
melalui suatu pemisah uap air (demister), masuk kedalam ruang pengembunan, dan
melepaskan kalor latennya, diterima oleh aliran air laut, yang melewati pipa-pipa penukar
kalor (heat exchanger). Embun uap (destilat) dikumpulkan kedalam saluran bak pengumpul
destilat yang mengalir dari tingkat yang bersuhu tinggi ketingkat yang bersuhu rendah.
Selam perjalanan dari tingkat-ketingkat, sebagian menguap kembali dan melepaskan
kalornya kedalam air laut dipipa-pipa penukar kalor sampai tingkat terakhir, hasil
pengembunan ini dikumpulkan dan dipompa sebagai pangsa air tawar (Product Water).
Proses destilsi tersebut diatas adalah sistem once through. Sistem tersebut membutuhkan
sejumlah besar volume air laut. Untuk maksud-maksud yang praktis, flash destilation
bertingkat mempergunakan cara sirkulasi brine.
Sistem ini terdiri dari heat recovery section, heat rejection section, seperti diperlihatkan
pada gambar 2. Setelah melewati bagian condensor heat rejection, sebagai pendingin.
Sebagian air laut dipakai sebagai air penambah pada tingkat terakhir, dan sebagian lagi
dibuang keluar. Sebagian brine tingkat terakhir diencerkan dengan air penambah (make
up) dan disirkulasikan melewati pendingin (condensor) heat recovery section dan sisa air
brine sebagian dibuang untuk mempertahankan concentration factor. Setelah melewati
condensor-condensor dari heat recovery section, brine dipanaskan sampai suhu
terminalnya dan masuk tingkat pertama ruang penguapan (flash chamber). Penguapan
berlanjut terus didalam ruang-ruang penguapan, brine mengalir dari tingkat pertama
sampai tingkat terakhir. Setelah dicampur dengan air penambah, brine mengalir kedalam
pompa sirkulasi dan proses berulang kembali
Gambar 3.
Skematik Multi Effect
Desalination
TOTO/MRG/UNJ//08
TOTO/MRG/UNJ//08
Start Up Desalination
1. Jalankan pompa Suplai Desalination A atau B, serta periksa
- Lampu indikator pompa nyala
- Lampu indikator pembukaan katup discharge pompa menyala
2. Buat aliran air laut ke heat rejection chamber melalui set point hand control,
sehingga alirannya sebesar 1400 m3 / jam
3. Buatkan aliran air make-up secara manual sebesar 250 m3 / h lalu buat set
point 250 m3 / h ke posisi auto.
4. Buka katup kontrol level last stage brine 10 %, sehingga level mencapai sekitar
80 %
5. Jalankan pompa blow down A atau B, lihat lampu indikasi pompa jalan menyala
6. Buat set point level last stage brine 80 % lalu pindahkan control pada posisi
auto
7. Buka katup uap masuk ke sistem ejector dan lihat lampu indikasi pembukaan
katup menyala
8. Buka katup uap hogging ejector lihat petunjuk aliran direcorder (pembukaan
katup akan dilakukan instruktur sesuai permintaan peserta pelatihan)
9. Buka katup kontrol brine recirculation melalui hand kontrol sebesar 10 %
TOTO/MRG/UNJ//08
10. Buka katup aliran minimun pompa brine recirculaton (proteksi pompa) dan
periksa indikasi permukaannya
11. Jalankan pompa brine recirculation A atau B, lihat dan periksa :
a. Lampu indikasi pompa jalan
b. Indikator tekanan brine keluar dari brine heater (brine heater outlet brine)
c. Indikator level first stage brine
12. Buat katup kontrol brine recirculation (secara manual) sehingga aliran sebesar
800 m3 / jam
13. Pilih pompa pengisi polyphosphat (A atau B) lalu jalankan (melalui instruktur),
dan periksa lampu indikasi pompa jalan dan agitator polyphosphat (secara auto
akan start jika pompanya start)
14. Pilih pompa penginjeksi anti foam (melalui selector A atau B). Lalu jalankan
pompanya (melalui instruktur) serta periksa lampu indikasi pompa start dan
agitatornya.
15. Setelah vakum mencapai 600 mm Hg buka katup uap masuk ke 1st dan 2nd
ejector lalu tutup katup uap ke hogging ejector (melalui instruktur)
16. Buka secara manual katup kontrol temp brine heater (brine heater outlet brine
temp) sebesar 20 %
17. Buka katup kontrol tekanan uap pemanas secara manual sehingga mencapai
harga 3,5 kg / cm2.G, serta periksa indikasi pembukaan katup dan pengukuran
aliran uap keejector, setelah stabil buatkan posisi kontrol auto
18. Tutup katup kontrol level kondensate
19. Dump katup kondensate dan lihat lampu indikasinya
20. Setelah indikasi level kondensate mencapai 80% buka katup kontrol level
kondensate 10% kemudian jalankan pompa kondensate
21. Atur secara manual level kondensate sehingga 50% buat set point 50% setelah
stabil pindahkan posisi kontrol ke auto
22. Amati konduktivitas air kondensate. Bila turun hingga kurang dari 40 micro
mho/cm, buat katup kondensate pada posisi feed dan periksa lampu indikasi
posisi feed menyala
23. Buatkan set point temperatur uap pemanas 1000 C, lalu buat posisi auto
24. Juga alirkan brine recirculating mencapai 1000 m3 / jam, tutup aliran minimum
pompa brine resirkulasi, periksa penyalaan lampu indikasi katup
25. Buat katup kontrol aliran make up pada posisi auto
26. Atur pembukaan katup kontrol temperatur brine keluar brine heater secara
manual dan buat set point temperatur brine, keluar brine heater 900 C sehingga
diperoleh data-data seperti tabel disamping
27. Buka katup kontrol level last stage destilate 10 %, tekan tombol dump katup
product water / destilate water dan periksa lampu indikator dump
28. Jika level destilate sudah mencapai 60% jalankan pompa destilate periksa
lampu indikasi pompa start dan indikasi aliran destilate pada recorder
29. Buat set point level destilate 60% dan atur jika telah stabil buat keposisi auto
30. Amati konduktivitas meter air destilate, jika turun menjadi kurang dari 40
micmho / cm, tekan tombol feed dan periksa lampu indikasi feed menyala
31. Buat dan atur sehingga kondisi akhir menjadi seperti tabel disamping
TOTO/MRG/UNJ//08
1.2.2.
Prosedur Shutdown
1. Periksa operation mode pada water treatment plant (posisi pada fresh water tank)
2. Tutup secara manual katup kontrol temp. Brine keluar brine heater 10% setiap 6 menit
3. Kurangi aliran brine resirculating sehingga level pada first stage brine turun menjadi 40%
(baisanya level first stage brine akan naik dengan turunnya temperatur pada brine keluar
brine heater)
4. Jika katup kontrol temperatur brine keluar brine heater sudah menutup (tertutup) penuh,
lakukan penutupan katup kontrol tekanan uap pemanas, maka akan diperoleh :
- Tekanan uap pemanas 0 kg/cm2
- Turunkan temp uap pemanas
- Berkurangnya aliran uap keejector ke 0 kg/jam
- Berkurangnya aliran kondensate
- Indikasi katup kontrol tekanan uap pemnas off
- Berkurangnya aliran air product / destilate
- Turunnya level pada hotwell kondenser
5. Tutup katup kontrol temp uap pemanas, jika temp uap pemanas kurang dari 100%
6. Tutup katup kontrol level kondensat dan tahan hingga posisi 10-20%, maka akan timbul
Ann low level brine heater condensate.
7. Matikan pompa kondensat jika level berkurang hingga 0% dan tutup katup kontrol level
kondensat serta dump (apabila konduktivity naik turun melebihi 40 micromho/cm selama
shtdown secara otomatis mon dump)
8. Kurangi katup kontrol aliran air make up (make up harus dikurangi dengan berkurangnya
aliran air product / destilat)
9. Atur hand control sea water flow to heat rejection sehingga aliran air laut ke desalt pada
harga 1400 m3/jam
10. Buka katup aliran minimum brine ke crculating, jika aliran brine kurang dari 1000 m3/ jam
sehingga tercapai kondisi
11. Selama shutdown, jika konduktivitas air destilat naik, lakukan dump atau jika aliran product
mencapai harga 0 m3 / jam serta periksa lampu indikasi dump
12. Atur level stage destilat, jika kurang dari 50% akan timbul Ann last stage level low.
13. Stop pompa product water, jika level last stage destilate turun hingga 0% dan tutup katup
kontrol level stage destilate
14. Jika temp brine keluar brine heater turun dibawah 500 C, periksa
- Temp brine water inlet brine
- Temp brine heater sisi shell kurang dari 500
15. Stop pompa penginjeksi polyphospate dan anti foam serta periksa agitatornya ikut stop
16. Atur hand control aliran brine recirculating dan pertahankan hingga 10%
17. Stop pompa brine recirculating dan tutup aliran brine recirculating
18. Tutup katup aliran minimum pompa brine recirculating
19. Tutup penuh katup kontrol aliran air make up
TOTO/MRG/UNJ//08
TOTO/MRG/UNJ//08
Back wash
Setting
Injeksi HCl dan NaOH
Rinse (slow dan fast rinse)
TOTO/MRG/UNJ//08
2.2.
TOTO/MRG/UNJ//08
11
2. Settling
-
Waktu : 10 menit
Scan 2
- Kecepatan aliran : 2,5 t / j + NaOH
- 2,4 t / j
- Kecepatan aliran diset pada valve : R1, R2, R3
- Waktu : 40 menit
4. Displacement Caustic
TOTO/MRG/UNJ//08
12
Acid Displacement
Rinse
13
8.
Draining
- Waktu : 20 menit
9.
Loosining
TOTO/MRG/UNJ//08
14
11. Fill Up
- Kecepatan aliran : 65 t / j
- Waktu : 5 menit
12. Fast Rinse
- Kecepatan aliran : 65 t / j
- Kecepatan aliran diset pada valve : B3
- Waktu : 20 menit
2.3.
Mengatasi Gangguan
Jenis-jenis gangguan
1. Mixed Bad Demineralizer
a. Conductivity tidak normal
b. Service berhenti sesaat
Penyebab
Tindakan
- Regenerasi
tidak
sempurna
pemisahan resin dengan back
washing
tidak
sempurna,
kesalahan injeksi, cxampuran
tidak memadai
TOTO/MRG/UNJ//08
15
Tindakan
- Analisa resin
- Periksa dan atur kembali waktu proses
- Jumlah aliran pembukaan / penutupan
katup-katup yang normal
- Atur suhu air masuk sampai kurang
dari 400 C
- Suhu yang lebih tinggi menyebabkan
SiO2 lolos
Jika ada alarm, sebuah buzzer sound dan lampu alarm akan flicher pada kontrol
panel. Tekan tombol Acknolede dan buzzer akan stop, kemudian flicher akan
stop. Bila perlu, tekan tombol lampu reset untuk menghilangkan lampu, setelah
membetulkan penyebab alarm itu. Tekan tombol lampu test bila akan mengecek
lampu-lampu alarm.
a. Mixed Bed A (B) effluent conductionty high
- Sistem diposisikan ke stand by
- Cek kualitas air yang masuk, regenerasi dan seterusnya
b. Mixed Bed A (B) differential pressure high
- Cek kualitas dari air masuk, flow rate dan lain-lain
- Regenerasi resin, untuk menghilangkan lapisan suspensi yang menyumbat.
Dalam hal ini waktu back wech diperpanjang, naik diatas spesifik, karena
penyumbatan, tunggu sampai 3 menit
- Bila sering terjadi, demineralizer stop, betulkan trap screen net dan cuci
resin-resin yang hancur itu.
c. Caustic Dilution Water Flow Low
Alarm ini ditransmisikan jika larutan NaOH kecepatan alirannya turun dibawah
harga spesifikasinya dan tunggu 3 menit selama caustic dalam regenerasi. Set
flow rate sampai spesifikasinya dengan valve R1.
d. Dilution Caustic Temperature High
Selama 3 menit, selama caustic injection stop untuk regenerasi. Valve PS1,
tertutup bila temperatur diatas alarm level. Jika alarm ini terlalu sering, periksa
aliran tekanan, volume air pelarut, dan pembukaan jarum valve PS1 yang
biasanya diatur menjaga temperatur injeksi caustic pada 550 C.
TOTO/MRG/UNJ//08
16
j.
17
TOTO/MRG/UNJ//08
18
TOTO/MRG/UNJ//08
19
3.2.
3.2.1.
CP draining I
Buka 1AB3 (1BB3) dan 1AB4 (1BB4) dan periksa penyalaan lampu indikasinya
Lamanya : 10 menit
LED : akan menghitung mundur
TOTO/MRG/UNJ//08
20
2.
Buka
b.
c.
Saluran udara
Tutup
A3
Buka
A4
CRV
Tutup T24
Buka T23
Lamanya : 15 menit
LED : akan menghitung mundur
4.
b.
Saluran udara
Buka A3 dan Tutup A4
c.
CRV
T23 tetap buka
Lamanya : 3 menit
LED : akan menghitung mundur
CRV
T23 tetap buka, Tutup B21, Buka B22
TOTO/MRG/UNJ//08
21
Lamanya : 3 menit
LED : akan menghitung mundur
5.
ARV Draining
Resin transfer pump akan stop
a. CP
Buka 1AB4 (1BB4)
Tutup 1AT2 (1BT2), 1AQ1 (1BQ1) dan 1AQ2 (1BQ2)
b.
CRV
Tutup T23 dan B22
Buka T24
c.
ARV
Buka B11 dan B12
Lamanya : 5 menit
LED : menghitung mundur
6.
Saluran udara
Buka A22
c.
ARV
T12, Q11, Q12 dan A11 dibuka
Lamanya : 15 menit
LED : menghitung mundur
7.
Saluran udara
A22 ditutup
TOTO/MRG/UNJ//08
22
c.
ARV
T12 dan Q11 tetap buka
Q12 dan A11 ditutup
B11 ditutup
Lamanya : 3 menit
LED : menghitung mundur
8.
ARV
B11 ditutup
T12 dan Q11 tetap dibuka
Lamanya :15 menit
LED : menghitung mundur
9.
CP Draining II
a.
CP
1AB3 (1BB3) dan 1AB4 (1BB4) tetap buka
b.
ARV
T12 dan Q11 ditutup T13 dibuka
T13 dibuka, T24 tetap dibuka
CP
1AB4 (1BB4) tetap dibuka, 1AB3 (1BB3) ditutup
1AA1 (1AB1) dibuka
b.
Saluran Udara
A2 dibuka
A3 ditutup
TOTO/MRG/UNJ//08
23
11. CP Fill Up
a.
CP
1AW2 (1BW2) dan 1AB2 (1BB2) dibuka 1AB4 (1BB4) tetap dibuka
1AA1 (1AB1) ditutup
b.
Saluran Udara
A2 ditutup dan A3 dibuka
Lamanya : 5 menit
LED : menghitung mundur
12. CP Setting
-
Lamanya : 8 menit
LED : menghitung mundur
13.
CP Fill Up II
-
Lamanya : 5 menit
LED : menghitung mundur
14.
Fast Rinse I
-
Lamanya : 10 menit
Catatan :
Resin transfer cycle selesai dan polisher dapat (siap) diserviskan.
Lampu indikator service pommible menyala.
3.2.2. Prosedur Regenerasi
Conventional scrubbing process :
1. Draining : selama 10 menit
2. Scrubbing : selama 5 menit
TOTO/MRG/UNJ//08
24
Lamanya : 9 menit
LED : menghitung mundur
2. CRV mizing I
-
Lamanya : 4 menit
LED : menghitung mundur
3. CRV draining I
-
Lamanya : 2 menit
LED : menghitung mundur
4. CRV mixing II
-
Lamanya : 1 menit
5. CVR draining II
TOTO/MRG/UNJ//08
Lamanya : 2 menit
Stop dan ulangi sampai 20 kali
LED : menghitung mundur
6. CRV back wash II
-
Lamanya : 40 menit
LED : menghitung mundur
7. CVR Setting
-
Lamanya : 9 menit
Catatan :
Stop ini dilakukan pada waktu stop cation setting I
8. ARV Fill Up
-
Lamanya : 8 menit
LED : menghitung mundur
9. R.T (CRT ke ARV) Anion
a. CRV
W21 dibuka
T22,Q21 dan Q22 dibuka
Q11 dan B11 ditutup
b. ARV
B13 dibuka
Q11 dan B11 ditutup
Lamanya : 10 menit
LED : menghitung mundur
TOTO/MRG/UNJ//08
26
Lamanya : 40 menit
LED : menghitung mundur
13. Acid Displacement dan Caustic Displacement
-
Lamanya : 20 menit
LED : menghitung mundur
14. CRV Rinse
- B21 tetap dibuka
- R23 ditutup
- R21, W21 dan W22 dibuka
Lamanya : 30 menit
LED : menghitung mundur
TOTO/MRG/UNJ//08
27
Lamanya : 5 menit
LED : menghitung mundur
16. Resin Transfer CVR to ARV I
a. CRV
R21, R22 dan Q21 tetap dibuka Resin transfer pump tetap jalan B22
ditutup, A24 dan T21 dibuka
b. Saluran udara
A22 dibuka
c. ARV
B13 dibuka
Q11, B12 dan W1 ditutup
Lamanya : 15 menit
LED : menghitung mundur
17. Resin Transfer CRV ke ARV II
Resin transfer pump tetap jalan
a. CRV
A24 ditutup
B22 dibuka
T21 tetap dibuka
b. Saluran Udara
A22 dibuka
c. ARV B13 tetap dibuka
Lamanya : 3 menit
LED : menghitung mundur
TOTO/MRG/UNJ//08
28
TOTO/MRG/UNJ//08
29
TOTO/MRG/UNJ//08
30
a. Jika 3 menit sesudah resin transfer C/P- Resin dipipa tidak ada yang lewat
CRV I start
b. Akhir dari pada resin transfer C/P-CRV III Masih ada resin lewat
start
c. Jika 3 menit sesudah resin transfer ARV- Resin dipipa tidak ada yang lewat
C/P I start
d. Akhir dari pada resin transfer ARV-C/P III Masih ada resin lewat
start
Teliti penyebabnya dan ulangi resin.
TOTO/MRG/UNJ//08
31
Pengumpul resin pada C/P rusak / Periksa dan perbaiki C/P dan resin trap
pecah
TOTO/MRG/UNJ//08
32