Anda di halaman 1dari 5

Brosur Orthopedi & Traumatologi (II): Fiksasi Internal Fraktur

Ketika anggota dari perkumpulan ahli-ahli bedah orthopedi di dunia ini diminta untuk mengurut
kemajuan paling bermakna dalam pengobatan patah tulang selama abad ke duapuluh, maka
perkembangan fiksasi internal akan menempati ranking tinggi pada daftar urutan itu.
Fiksasi internal memungkinkan hari rawat inap yang lebih pendek, memungkinkan penderitanya
kembali ke aktifitas semula lebih awal dan menurunkan insiden nounion (tidak menyambung)
dan
malunion
(menyambung
dalam
posisi
tidak
benar).
Sebuah tulang yang patah harus dengan hati-hati difiksasi dalam posisinya dan disangga hingga
ia cukup kuat nantinya untuk menopang beban. Hingga akhir abad lalu, dokter mengandalkan
gips dan belat (splint) untuk penyanggaan tulang dari luar tubuh (fiksasi eksternal). Namun,
dengan berkembangnya bedah suci hama (steril) yang mengurangi risiko infeksi, ini
memungkinkan dokter dapat bekerja langsung masuk berhadapan dengan tulang dan dapat
menanam
material
dalam
tubuh.
Material-material baru seperti misalnya stainless steel, kobalt dan titanium tidak hanya tahan
lama, tetapi juga memiliki kekuatan dan fleksibilitas yang diperlukan untuk menyangga tulang.
Semua material ini juga cocok/sesuai/harmonis dengan tubuh dan jarang menyebabkan satu
reaksi
alergi
atau
gagal
implan.
Tipe paling umum dari fiksasi internal adalah wire, plat, rod, pin, nail, dan sekrup digunakan di
dalam
tubuh
untuk
menyangga
tulang
secara
langsung.
Wire
Wire seringkali digunakan sebagai jahitan atau benang guna menjahit tulang kembali
bergabung
bersama.
Dapat dipakai bersama-sama dengan bentuk-bentuk lain fiksasi internal untuk memegang
tulang.
Dapat digunakan sendiri-sendiri untuk mengobati fraktur tulang-tulang kecil, seperti misalnya
yang
dijumpai
pada
tangan
dan
kaki.
Pin
Pin menahan potongan tulang bersama-sama. Mereka biasanya diakai pada potonganpotongan
tulang
yang
terlalu
kecil
untuk
difiksasi
dengan
sekrup.
Semua pin biasanya dilepaskan setelah satu panjang waktu tertentu, namun mungkin dapat
ditinggal
untuk
menetap
pada
beberapa
jenis
fraktur.
Plat
Plat mirip seperti bidai internal yang memegang ujung-ujung fraktur tulang bersama-sama.
Dibentngkan pada tulang dan disekrup pada tempatnya. Bila kedua tulang berjalan paralel
satu sama lainnya sama-sama pecah, seperti misalnya pada anggota gerak bawah, pemasangan
plat pada satu tulang adalah menyediakan cukup penyanggaan juga bagi tulang satunya.
Mungkin dapat dibiarkan terus pada tempatnya atau dilepaskan (pada kasus terpilih) setelah
sembuh
sempurna.

Nail
atau Rod
Pada beberapa fraktur tulang panjang, cara terbaik untuk menyejajarkan ujung-ujung tulang
adalah dengan memasukkan sebuah rod atau nail melalui rongga pusat tulang yang dalam
keadaan
normalnya
berisikan
sumsum.

Dipertahankan pada tempatnya menggunakan sekrup hingga fraktur sembuh.

Dapat
dibiarkan
terus
dalam
tulang
setelah
penyembuhan
sempurna.
Sekrup
Dari pada semua tipe implan, sekrup tulang dipakai untuk fiksasi lebih sering. Walaupun sekrup
tulang merupakan sebuah peralatan sederhana, terdapat beberapa disain yang didasarkan atas
bagaimana
sekrup
tersebut
akan
dipakai.
Dapat dipakai sendiri-sendiri untuk memegang fraktur, demikian juga bersama dengan
plat, rod,
atau nail.

Dapat
didisain
untuk
satu
tipe
spesifik
fraktur.
Dapat dibiarkan terus berada pada tempatnya, atau dilepaskan setelah tulang sembuh.
Fiksasi
Eksternal
Pin, sekrup dan rod juga dipakai untuk menyiptakan alat fiksasi eksternal, seperti misalnya
rangka dan gelangan. Walau mereka terletak di luar tubuh, sekrup dan pin masuk ke dalam tubuh
menembus kulit dan otot untuk berhubungan dengan tulang. Dalam cara ini, mereka berbeda dari
gips dan bidai yang hanya mengandalkan pada penyanggaan eksternal. Mungkin terdapat sedikit
reaksi radang atau, yang kurang umum, infeksi terkait pemakaian alat fiksasi eksternal. Secara
normal, semua ini dapat ditangani dengan perawatan luka dan/atau minum obat antibiotik.
Hal
lain
yang
perlu
diperhatikan
Kondisi suci hama dan kemajuan pada teknik pembedahan menurunkan, namun tidak
memmbuang, risiko infeksi ketika fiksasi internal dipakai. Tingkat parah fraktur, lokasi, dan
keadaan
kesehatan
pasiennya
seluruhnya
harus
dipertimbangkan.
Tambahannya, tidak ada teknik yang ampuh. Fraktur mungkin tidak sembuh dengan benar. Plat
atau rod mungkin patah atau berubah bentuk, atau pasien mungkin memiliki satu reaksi alergi
terhadap implan. Walaupun beberapa media memusatkan perhatiannya pada kemungkinan
kanker dapat berkembang dekat-dekat sekitar implan yang dipakai jangka waktu lama, terdapat
sedikit bukti saja yang mencatat timbulnya risiko kanker secara nyata dan lebih banyak bukti
lainnya yang melawan kemungkinan terjadi seperti itu. Ahli bedah orthopedi terus menerus
melanjutkan penelitian mereka untuk mengembangkan metoda yang semakin baik dalam
mengobati fraktur

INDIKASI (4,7)
Terdapat indikasi absolut untuk penatalaksanan fiksasi baik internal maupun eksternal pada
fraktur yang terbagi menjadi dua bagian utama yaitu :
1. Saving life, yang dimaksud dengan saving life atau menyelamatkan hidup adalah dengan
adanya stabilisasi yang cepat maka dapat mengurangi resiko terjadinya kematian.
2. Saving Limb, stabilisasi pada fraktur diafisis merupakan suatu bagian penatalaksanan darurat

terutama pada fraktur dengan trauma jaringan lunak dimana dengan stabilisasi dapat mengurangi
kerusakan yang lebih lanjut pada jaringan lunak.
Sedangkan indikasi pada fiksasi eksterna yaitu :
Fraktur Terbuka
Fiksasi eksterna merupakan satu-satunya kemungkinan yang digunakan untuk menstabilkan
tulang pada fraktur terbuka, khususnya pada fraktur terbuka tipe III B dan C. Dengan fiksasi
eksterna maka dapat menghindari bertambahnya kerusakan pada jaringan lunak, dan
vaskularisasi tulang dapat berjalan dengan baik.
Fraktur Tertutup
Pada fraktur tertutup, fiksasi eksterna jarang dilakukan, kecuali pada polytrauma yang berat, atau
terdapat luka memar yang berat pada fraktur tertutup.
Polytrauma
Pada polytrauma yang berat, fiksasi eksterna dapat menjadi indikasi utama untuk menstabilisasi
multiple fractures.
Fraktur pada Anak-anak
Pada anak-anak, meskipun terdapat polytrauma atau tidak, fiksasi eksterna tetap merupakan
indikasi terapi khususnya pada ekstremitas bawah atau pada kasus dengan fraktur terbuka.
Indikasi Khusus- articular fractures/ joint bridging
Rekonstruksi sendi yang tepat dan fiksasi yang stabil dengan kompresi interfragmen yang dapat
mengurangi nyeri pada pergerakan bebas merupakan terapi utama untuk articular fractures.
Tujuan ini dapat dilaksanakan dengan cara ORIF atau pada simpler fractures dengan cara
kombinasi lag-screw fixation dan hybrid fixator

Fracture Fixation is a way to bring broken bone pieces together that wouldn't stay
together otherwise, so they can set in correct anatomical position.
There are 2 types of fracture fixation: inside and outside bone fixation. Both methods of
fixation are surgical.
External Fracture Fixation is shown in our cartoon above at A. You're seeing
some pinsdriven into the bone from outside the skin to hold the broken bones
together. This method is preferred in open fractures (because using types B & C will risk

infection through the gaping wound). It's also used in comminuted fractures because
you can put as many pins in as you need. Once the bone has fused, the pins are taken
out and discarded.
Internal Fracture Fixation is shown in B as a rod pushed down the center of the bone,
or as C, a plate with screws going into the two ends of the bone. Both of these
methods are used in broken bones that will not stay together but there's no open
wound. For B, the skin over the top of the bone is surgically slit and with a special
hammer the nail is beaten down from the top, through the center of the bone, down
through the crack, into the other end. It is left in the bone permanently strengthening it.
In type C The skin over the crack(s) is also surgically slit and the 'hardware' introduced
and screwed in one side of the bone over the crack. It too is left in.
Remodelling dengan keganasan

Bone deposition and bone resorption are ongoing dynamic processes, constituting bone remodeling. Some
bone tumors, such as osteosarcoma (OS), stimulate focal bone deposition. OS is the most common
primary bone tumor in children and young adults. A complex network of genes regulates bone remodeling
and alterations in its expression levels can influence the genesis and progression of bone diseases,
including OS. We hypothesized that the expression profiles of bone remodeling regulator genes would be
correlated with OS biology and clinical features
Osteosarcoma (also called osteogenic sarcoma) is a type of cancer that starts in the bones. To
understand osteosarcoma, it helps to know something about the normal structure and function of bones.

About normal bones


Many people think of bones as just being part of the skeleton, like the steel girders that support a building.
But bones actually have a number of different functions.

Some bones help support and protect our vital organs. Examples include the skull bones, breast

bone (sternum), and ribs. These types of bones are often referred to as flat bones.
Other bones, such as those in the arms and legs, make a framework for our muscles that helps

us move. These are called long bones.


Bones also make new blood cells. This is done in the soft, inner part of some bones called

the bone marrow, which contains blood-forming cells. New red blood cells, white blood cells, and
platelets are made in bone marrow.
Bones also provide the body with a place to store minerals such as calcium.

Because bones are very hard and dont change shape at least once we reach adulthood we might not
think of bones as being alive, but they are complex, living tissues. Like all other tissues of the body, bones

have many kinds of living cells. Two main types of cells in our bones help them stay strong and keep their
shape.

Osteoblasts help build up bones by forming the bone matrix (the connective tissue and minerals
that give bone its strength).
Osteoclasts break down bone matrix to prevent too much of it from building up, and they help
bones keep their proper shape.

By depositing or removing minerals from the bones, osteoblasts and osteoclasts also help control the
amount of these minerals in the blood.

Osteosarcoma
Osteosarcoma is the most common type of cancer that develops in bone. Like the osteoblasts in normal
bone, the cells that form this cancer make bone matrix. But the bone matrix of an osteosarcoma is not as
strong as that of normal bones.
Most osteosarcomas occur in children and young adults. Teens are the most commonly affected age
group, but osteosarcoma can occur at any age.
In children and young adults, osteosarcoma usually develops in areas where the bone is growing quickly,
such as near the ends of the long bones. Most tumors develop in the bones around the knee, either in the
distal femur (the lower part of the thigh bone) or the proximal tibia (the upper part of the shinbone). The
proximal humerus (the part of the upper arm bone close to the shoulder) is the next most common site.
However, osteosarcoma can develop in any bone, including the bones of the pelvis (hips), shoulder, and
jaw. This is especially true in older adults.

Anda mungkin juga menyukai