Anda di halaman 1dari 5

Nama

: Prieskarinda Lestari

NIM

: 135100900111005

Kelas / Prodi

: M / TSAL 2013

Tugas Mata Kuliah

: Kimia Dasar

KINETIKA REAKSI
A. Pengertian kinetika reaksi
Kinetika reaksi ( chemical kinetics) atau laju reaksi ialah bidang kimia
yang mengkaji kecepatan atau laju terjadinya reaksi kimia . Kata kinetic
diartikan sebagai gerakan atau perubahan, dimana merujuk pada laju reaksi (
reaction rate ). Laju reaksi menunjukkan perubahan konsentrasi reaktan atau
produk dalam satuan waktu. Laju reaksi biasa dinyatakan dalam satuan M/
sekon atau M / menit.
Dalam laju reaksi, satuan konsentrasi yang digunakan ialah kemolaran
atau molaritas yang menggambarkan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter
larutan. Kemolaran dinotasikan dengan M , dengan satuan mol / L . Kemolaran
dikaitkan dengan jumlah mol dan volume larutan, yang dapat dituliskan :

M=n/V

Keterangan :
M

: kemolaran ( M)

: jumlah mol zat terlarut ( mol)

: volume larutan ( L )

B. Laju reaksi
Laju reaksi rerata

perubahan konsentrasi
perubahan waktu

Laju sesaat = limit t0


(contoh)

[NO]t+t [NO]t
t

d[NO]

dt

Laju sesaat pada saat awal (t = 0) disebut laju awal reaksi


Laju reaksi merupakan laju yang diperoleh dari perubahan konsentrasi
produk dibagi dengan koefisien spesies tersebut dalam persamaan kimia yang
seimbang

C. Faktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi


Laju reaksi dalam suatu reaksi kimia dapat dipengaruhi oleh beberapa factor di
antaranya :
a.

Sifat reaktan yang terlibat dalam reaksi

Bila reaktan semakin reaktif, maka reaktan tersebut akan lebih mudah
bereaksi dan laju reaksinya semakin besar. Contoh, tiga jenis logam berikut
yaitu magnesium ( Mg) seng ( Zn) dan tembaga (Cu) . jika ketiga logam
tersebut dilarutkan ke dalam HCl pekat dalam tiga tabung yang berbeda, maka
menghasilkan tiga buah hasil yang berbeda. Magnesium , logam yang paling
reaktif diantara ketiganya berekasi dengan cepat dalam hitungan detik, seng
memerlukan waktu lebih lama , sedangkan tembaga tidak mengalami reaksi.
Pada masing-masing sampel , masing-masing logam teroksidasi menjadi kation
dan ion hydrogen ( H+) dari asam tereduksi menjadi molekul hydrogen ( H2)
b.

Konsentrasi reaktan

Reaksi akan berjalan lebih cepat ketika konsentrasi reakan semakin besar.
Pada konsentrasi reakatan lebih besar tumbukan akan lebih sering terjadi
sehingga laju reaksi meningkat

c.

Temperatur

Temperatur member efek terhadap laju reaksi dengan dua cara. Pertama,
untuk terjadi reaksi maka molekul-molekul tersebut harus mengalami tumbukan,
dan untuk terjadinya tumbukan, molekul harus bergerak. Temperatur ialah
ukuran energy kinetic rata-rata dari suatu molekul . Temperatur yang tinggi
maka energi kinetic rata-rata akan lebih besar
Kedua, pada suhu yang lebih tinggi, energy rata-rata molekul akan
bertambah sehingga semakin banyak molekul reaktan yang memiliki energy
melebihi energy aktivasi. Cara kedua jauh lebih dominan disbanding yang
pertama.
d.

Adanya katalis

Energi aktivasi reaksi terkatalisis lebih rendah daripada reaksi tidak


terkatalisis sehingga laju terkatalisis lebih besar . Katalis akan digunakan pada
awal reaksi , tapi kemudian dibebaskan kembali pada akhir reaksi .
e.

Luas permukaan sentuh

Jika luas permukaan reaktan makin besar maka reaktan akan lebih mudah
bersinggungan, akibatnya laju reaksi akan semakin besar pula

D. Hukum laju terintegrasi


Hukum laju integrasi sebgai salah satu penentu perubahan konsentrasi.
Hukum laju konsentrasi menyatakn bahwa konsentrasi suatu unsure langsung
sebagai fungsi unsur waktu.
Orde reaksi :
a. Reaksi orde nol
Menyatakan bahwa reaksi dengan orde nol berarti laju reaksi tersebut tidak
tergantung (independent) terhadap konsentrasi reaktan
b. Reaksi orde satu
Menunjukkan bahwa laju reaksi bergantung terhadap perubahan konsentrasi
c. Reaksi orde dua

Laju reaksi untuk orde kedua adalah proporsional terhadap kuadrat


konsentrasi dari reaktan atau perkalian antara dua reaktan.
Dimana orde reaksi ialah pangkat yang diberikan pada konsentrasi untuk
reaktan yang bersangkutan. Orde reaksi tidak selalu harus berupa bilangan bulat,
terkadang juga dijumpai pecahan. Dimana orde reaksi ialah hasil eksperimen
dan belum dapat diperkirakan dari bentuk persamaan kimianya.

E. Mekanisme reaksi
Reaksi kimia tidak selalu berjalan pada satu langkah reaksi, melainkan
melalu serangkain langkah reaksi yang disebut sebagai mekanisme reaksi.
Misalkan reaksi

2 NO

N2O2

Berlangsung melalui reaksi dengan mekanisme berikut :


Langkah pertama : 2 NO
Langkah kedua

: N2O2 + O2

N2O2
2 NO2

Pada reaksi total, orde reaksi tidak berhubungan dengan koefisien reaksi, namun
pada reaksi erlementer , koefisieen reaksi merupakan orde dari senyawa yang
bersangkutan.
F. Energi Aktivasi
Ketergantungan laju reaksi pada temperature dapat dinyatakb dengan
persamaan Arrhenius :

k = A e-Ea/RT
Hubungan antara k dengan perubahan suhu adalah :
ln k = ln A

Ea
RT

Persamaan tersebut dapat digunakan untuk menghitung nilai Ea pada berbagai


suhu jika nilai k1 dan k2 diketahui

Anda mungkin juga menyukai