Bahan Kuliahan Metode Numerik
Bahan Kuliahan Metode Numerik
Pokok Bahasan
dan TIU
PENDAHULUAN
9
10
11
12
7. Integrasi Numerik
7.1. Integrasi
7.2. Metode Empat Persegi Panjang.
7.3. Metode Titik Tengah
13
14
DAFTAR PUSTAKA :
1. Steven C. Chapra & Raymond P. Canale, Metode Numerik untuk Teknik dengan Penerapan pada
Komputer Pribadi, UI-Press, Jakarta, 1991.
2. Suryadi H.S., Pengantar Metode Numerik, Seri Diktat Kuliah, Gunadarma, 1990
3. Suryadi M.T., Bahasa FORTRAN dan Analisis Numerik, Seri Diktat Kuliah, Gunadarma, 1995
Pendukung:
1. Duane Hanselman & Bruce Littlefied Matlab Andi Offset Yogyakarta
2. Charles G.Cullen 1993, 'Aliabar linier dan penerapannya, edisi terjemahan PT Gramedia
Pustaka Utama , Jakarta.
3. Samuel D.Conte, 1981. Elementary Numerical Analysis An algorithmic
Approach
1. Rinaldi Munir 2008, Metoda Numerik , revisi ke dua,
Harjanto Sutedjo
hal 1
METODA NUMERIK
TEKNIK YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMFORMULASIKAN PERSOALAN MATEMATIK
SEHINGGA DAPAT DIPECAHKAN DENGAN OPERASI PERHITUNGAN/ARITHMETIK
BIASA ( +, * , /, - )
ATAU
CARA BERHITUNG DENGAN MENGGUNAKAN ANGKA-ANGKA
BIASANYA MENGHASILKAN
SOLUSI DALAM BENTUK
FUNGSI
MATEMATIK DAN DAPAT DIEVALUASI UNTUK MENGHASILKAN NILAI
DALAM BENTUK ANGKA.
2. DENGAN METODA NUMERIK
Harjanto Sutedjo
hal 2
Nilai Signifikan
Nilai signifikan adalah suatu nilai dimana jumlah angka ditentukan sebagai batas nilai tersebut
diterima atau tidak. Sebagai contoh perhatikan nilai pada penggaris :
Nilai yang ditunjuk tidak tepat pada angka yang ditentukan karena selisih 1 strip, dalam kejadian
ini bila dianggap nilai signifikan = 1 maka nilainya 59 atau 60.
Bila penggaris tersebut dilihat dengan skala lebih besar pada daerah yang ditunjuk oleh jarum :
Dari gambar ini, dengan nilai signifikan 10-1 (0,1) maka diperoleh nilainya 59 atau 59,5.
AS akan memberikan kriteria untuk merinci seberapa keyakinan kita mengenai hasil
pendekatan dalam metode numerik
Harjanto Sutedjo
hal 3
AS memberikan pengabaian dari angka signifikan sisa utk besaran-besaran yang spesifik
yang tidak bisa dinyatakan secara eksak krn jumlah digit yang terbatas (kesalahan
pembulatan/round-off-error
Akurasi
Dekatnya sebuah angka pendekatan atau pengukuran terhadap harga sebenarnya yang
hendak dinyatakan Inakurasi (Tdk akurat)
Simpangan sistematis dari kebenaran
Kesalahan mewakili dua hal yaitu tidak akurat dan tidak presisi dari ramalan yang dilakukan
Meliputi:
Kesalahan pemotongan (truncation error) saat aproksimasi digunakan utk menyatakan
suatu prosedur matematika eksak.
Kesalahan pembulatan (round-off error) ketika angka2 aproksimasi dipakai utk
menyatakan angka-angka pasti.
Kelemahan definisi?
Tidak memperhitungkan tingkat/orde besar dari nilai yang diperiksa, mis: kesalahan 1 cm
akan sangat berarti pada pengukuran panjang paku dari pada pengukuran panjang
jembatan
Harjanto Sutedjo
hal 4
Kalau hubungan (a < s ) dipegang, hasil kita anggap berada dlm tingkat praspesifikasi
yang dapat diterima s
(Scarborough, 1966) Jk kriteria di atas bs diterima, maka dapat menjamin bhw hasilnya
adalah betul hingga sekurang-kurangnya n angka signifikan.
s = ( 0,5 x 102-n ) % Buku Chapra,hal 79-81
Kesalahan Pembulatan
Berasal dari kenyataan bhw komputer hy menyimpan sejumlah tertentu angka signifikan
selama kalkulasi
Misalnya:
Bila ia menyimpan 7 angka signifikan maka sebagai = 3,141592, dgn mengabaikan
suku2 yg dikalikan dlm kesalahan pembulatan:
Et = 0,00000065
Kelemahan pembulatan di atas ia mengabaikan suku-suku sisa dalam menyatakan
desimal lengkap.
Jika dibulatkan = 3,141593 karena angka ke-8 adalah 6, maka kesalahan pembulatan
berkurang menjadi:
Et = 0,00000035
Untuk membulatkan bilangan sesuai dengan aturan pembulatan dari syarat di atas
Menambah biaya komputasi & akibatnya beberapa mesin memakai chopping (mengambil
suku2 sisa dalam menyatakan desimal lengkap) sederhana.
Harjanto Sutedjo
hal 5
Pendekatan ini bs diterima dengan asumsi bhw jumlah angka signifikan pd kebanyakan
komputer cukup besar, hingga kesalahan pembulatan berdasarkan permotongan biasanya
diabaikan.
Aturan pembulatan Lihat buku Chapra, hal 85-87
Kesalahan Pemotongan
Contoh 1.1 :
Seorang perakit komputer akan merakit komputer dengan tiga merek
merek Garuda, Harimau, Kancil.
Proses pembuatan melalui tiga tahapan :
yaitu
Pertama
Kedua
Ketiga
Seleksi peralatan
Perakitan
Gajah
Harimau
Kancil
3 jam
4 jam
3.5 jam
5 jam
4 jam
4 jam
5 jam
6 jam
7 jam
Waktu yg tersedia
24 jam
12 jam
12 jam
Harjanto Sutedjo
hal 6
4H + 3.5K = 24
i)
4H + 4 K = 12
ii)
6H + 7 K = 12
iii)
ke i) menyatakan pemanfaatan total waktu seleksi periperal, ii)
total waktu perakitan dan iii) menyatakan total waktu uji coba dan
finising.
Apabila ditulis dalam bentuk matrik adalah sbb :
3
5
5
4
4
6
3.5 G
24
4 H = 12
12
7 K
hal 7
Polynomial Approximations
Misalkan kita ingin membuat perkiraan untuk sebuah fungsi yang kompleks
pada sekitar x = 0;
Perkiraan paling simple adalah menentukan sebuah konstanta, sehingga:
p0 ( x ) a0
f( x)
1.5
0.5
-1
p (x )
-0.5
0.5
Contoh :
f ( x)
f (0)
Harjanto Sutedjo
1
1 x
1
1 p0 ( x ) 1
1
hal 8
f(x)
1.5
p 0 (x)
0.5
-1
-0.5
0.5
Sekarang kita pilih nilai sehingga perpotongan dan garis nya semirip mungkin dengan
fungsi sebenarnya.
Menyamakan perpotongan:
p1 (0) f (0) a0 a1 0 f (0)
a 0 f ( 0)
Menyamakan slope:
Contoh :
f ( x)
Harjanto Sutedjo
1
1 x
hal 9
p1 ( x) a0 a1 x
f ( 0)
1
1 a 0 f ( 0) 1
1 0
f (0)
1
1 a1 f (0) 1
1 x 2
p1 ( x) 1 x
p2 ( x) a0 a1 x a2 x 2
Menyamakan perpotongan:
p2 (0) f (0) a0 a1 0 a2 0 2 f (0)
a0 f (0)
Harjanto Sutedjo
hal 10
Menyamakan kemiringan:
1
f (0)
2
Memberikan polinom
p2 ( x) f (0) f (0) x
1
f (0) x 2
2
f ( x)
Contoh :
1
1 x
p2 ( x) a0 a1 x a2 x 2
Dari sebelumnya :
a0 1, a1 1
2
2a2 f (0) 2
1 x 3
a2 1
f ( x )
p2 ( x ) 1 x x 2
Harjanto Sutedjo
hal 11
f(x)
p 2(x )
p 1(x )
1.5
p 0(x )
0.5
-1
-0.5
0.5
f ( x) pn ( x) f (0) f (0) x
f (0)
x2
xn
f ( n ) (0)
2!
n!
f( x)
p 6 ( x)
p 2 ( x)
p 1 ( x)
1.5
p 0 ( x)
0.5
-1
Harjanto Sutedjo
-0.5
0.5
hal 12
x2
xn
f ( n ) ( 0)
2!
n!
f ( x) f ( x0 ) f ( x0 )( x x0 ) f ( x0 )
f ( n ) ( x0 )
( x x0 ) n
n!
f ( n ) ( x0 )
n 0
( x x0 ) 2
2!
( x x0 ) n
n!
Harjanto Sutedjo
f ( x) ln( x),
x0 1
hal 13
f ( x )
f ( x0 ) ln(1) 0
1
x
1
f ( x0 ) 1
1
f ( x)
1
x2
f ( x0 )
f ( x)
2
x3
f ( x0 )
1
1
12
2
2
13
( n 1)!(1) n 1
xn
( n 1)!(1) n 1
f ( n ) ( x0 )
(n 1)!(1) n 1
1n
f ( n ) ( x)
f ( x) f ( x0 ) f ( x0 )( x x0 ) f ( x0 )
f
(n)
( x x0 ) 2
2!
( x x0 ) n
( x0 )
n!
( x 1) 2 2!( x 1)3
2!
3!
( x 1) n
(n 1)!(1) n 1
n!
ln( x) 0 ( x 1)
( x 1) 2 ( x 1) 3
2
3
( x 1) n
(1) n 1
ln( x) ( x 1)
Harjanto Sutedjo
hal 14
( x x0 ) 2
2!
( x x0 ) n
n!
pusat pada:
( x x0 ) 2
( x x0 ) 3
f ( x0 )
2!
3!
Evaluasi :
f ( x ) cos(2 x )
f ( x ) 2 sin( 2 x)
f ( x ) 4 cos(2 x )
f ( x ) 8 sin( 2 x )
Harjanto Sutedjo
cos 0
4
2
f 2 sin 2
4
2
f 4 cos 0
4
2
f 8 sin 8
4
2
hal 15
Diberikan :
f ( x ) f ( x0 ) f ( x0 )( x x0 )
( x x0 ) 2
( x x0 ) 3
f ( x0 )
2!
3!
f ( x) 0 2 x
4
f ( x0 )
x
4
0
2!
x
4
8
3!
f ( x) 2 x x
4
3
4
t3 ( x)
/4
f(x)
0.8
0.6
0.4
0.2
y
-0.2
-0.4
-0.6
-0.8
-1
-3
-2
-1
0
x
Harjanto Sutedjo
hal 16