b. Pertahanan Spesifik
Disamping pertahanan non spesifik organisme
dilengkapi dgn mekanisme yg ditujukkan
khusus kpd zat asing tertentu (antigen): Jika
tubuh mengenali suatu zat yg diabsorpsi atau
yg diberikan parenteral sebagai zat
asing(antigen), maka sel akan membentuk zat
yg melawan antigen tersebut yaitu antibodi.
Disini peran utama dilakukan oleh Limfosit.
c. Pembentukan Antibodi
Antibodi dibentuk oleh sel plasma, yg
terbentuk setelah kontak antigen dan berasal
dari B-Limfosit yg mengalami proliferasi dan
diferensiasi.
3. Imunoglobulin A(IgA)
IgA mengkhususkan diri pd proses pertahan
permukaan mukosa tubuh.
Fungsinya adalah untuk mencegah penimbunan dan
masuknya penyebab penyakit serta zat antigen lain
kedalam selaput lendir. IgA merupakan satu-satunya
antibodi yg dapat dieksresi. Selain itu ia ditemukan jg
dalam air susu ibu, sehingga bayi bersamaan dgn
minum susu mendapat perlindungan imunologik dari
ibunya.
4. Imunoglobulin D(IgD)
Berfungi/berperan pd stadium awal diferensiasi
Limfosit.
5. Imunoglobulin E(IgE)
Berperan pd stadium awal diferensiasi Limfosit.
Imunisasi Aktif
Pd imunisasi pertahanan aktif, antigen yg ada dlm vaksin
akan menyebabkan pembentukan antibodi,yg
menyebabkan organisme bersangkutan mempunyai
imunitas spesifik terhadap antigen ini. Pertahan yg didapat
dgn cara ini akan tetap ada beberapa tahun bahkan dpt
sampai seumur hidup. Syarat untuk tercapainya imunisasi
aktif yg bermanfaat adalah bahwa vaksin tersebut
mengandung cukup antigen, sebaliknya kondisi umum
orang yg menerima vaksin baik, tidak terganggu.
Imunisasi Dasar
Mempunyai fungsi membangun pertahanan imun yg
cukup. Untuk ini seringkali dibutuhkan beberapa kali
vaksinasi dalam jarak 4-8 minggu. Dengan imunisasi
penyegar, titer antibodi yg mungkin sudah berkurang akan
ditingkatkan lagi sesuai kebutuhan.
Jenis Vaksin
1. Vaksin dgn kuman apatogen atau avirulen yg masih
dpt berkembangbiak(vaksin hidup)
2. Vaksin dgn kuman yg tak mampu
berkembangbiak,artinya kuman yg telah dimatikan
atau (pada virus) yg sudah diinaktifkan(vaksin mati)
3. Vaksin toksoid dengan toksin yg sudah dilemahkan
Vaksin hidup adalah :
4. Vaksin demam kuning
5. Vaksin Campak
6. Vaksin Parotitis
7. Vaksin Poliomielitis cara sabin
8. Vaksin Rubeola
9. Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin)
Vaksin Mati :
Vaksin Toksoid:
Vaksin Difteri dan Tetanus
Ada pembagian vaksin lain yaitu :
4. Vaksin Cair (tidak mengandung bahan
tambahan lain)
5. Vaksin Adsorbat(Antigen diadsorpsikan dgn
zat adsorben, misalnya pd Alumunium
Hidroksida)
Jadwal Vaksinasi
USIA
VAKSINASI
3 bulan
15 bulan
2 tahun
6-10 tahun
11-14 tahun
Vaksinasi
penyegaran
yg
dilaksanakan
dengan rutin
Imunsupresiva
Adalah senyawa yg mempunyai kemampuan menekan reaksi imun. Biasanya dilakukan
dalam kasus-kasus tertentu yaitu :
1.
Transpalantasi organ
2.
Penyakit autoimun
Imunsupresiva yg terpenting yg dikenal saat ini adalah :
3.
Glukokortikoid
4.
Sitostatik (Siklofostamida,metotreksat,azatioprin)
5.
Siklosporin
6.
Globulin antilimfosit
Penggunaan Imunsupresiva, digunakan pada
transplantasi organ dan penyakit autoimun.
Usaha terapi dgn imunsupresiva dilakukan pada :
7.
Lupus eritematodes
8.
Sklerodermia
9.
Dermatomiositis
10.
Poliartritis kronis terutama bentuk yg parah
11.
Periarteritis nodosa
12.
Glomerulonefritis kronis dengan sindrom nefrotik
13.
Hepatitis aktif kronis
14.
Miastenia gravis
15.
Purpura trombopenik
HORMON
Hormon adalah zat aktif yang dihasilkan oleh
kelenjar endokrin, yang masuk kedalam
peredaran
darah
untuk
mempengaruhi
jaringan target secara spesifik. Jaringan yang
dipengaruhi umumnya terletak jauh dari
tempat hormon tersebut dihasilkan.
Misalnya Hormon pemacu folikel (FSH= Follicle
stimulating Hormone) yang dihasilkan oleh
kelenjar Hipofisis anterior hanya merangsang
jaringan tertentu diovarium.
1. Sumber Hormon
a. Sapi
b. Babi
c. Domba/Biri-biri
2. Rekayasa Genetik
Melalui rekayasa genetik :
a. DNA
mikroba dapat diarahkan untuk
memproduksi rangkaian asam amino yg
urutannya sesuai dgn hormon manusia yg
diinginkan
b. Dapat dibuat hormon alami dalam jumlah
banyak dan dalam waktu singkat
c. Tidak
menimbulkan
reaksi imunologis,
karena sama dengan hormon manusia asli.
3. Penggunaan Terapi
Indikasi utama Hormon ialah :
1. terapi pengganti kekurangan hormon misal
pada hipotiroid.
2. Misalnya, pada usaha pencegahan ovulasi
yaitu
pemberian hormon estrogen atau
progesteron sehingga produksi dan sekresi
FSH, berkurang dengan tidak adanya
pematangan folikel dan tidak ada ovulasi.
3. Penggunaan kortikosteroid dalam berbagai
penyakit atas dasar efek antiradang dan
efek imunosupresi hormon tersebut.
Efek samping
1. Pemberian hormon eksogen yang tidak
Jenis-Jenis Hormon
1. Hormon Pertumbuhan (Somatotropin, STH =
Somatotropic hormone)
2. Hormon Prolaktin (Lactotropin, LTH =
Luteotropic hormone)
3. Hormon Tiroid dan Antitiroid
4. Hormon Estrogen, Progesteron dan Androgen
1.Hormon Pertumbuhan
( Somatotropin, STH = Somatotropic Hormone )
Hormon pertumbuhan ialah suatu protein
dengan berat molekul 21500, yg terdiri atas
188 asam amino. Khasiatnya sangat khas
untuk tiap species. Hormon ini menimbulkan
kerjanya sebagian tidak sendiri, akan tetapi
melalui
pembentukan
faktor-faktor
yg
menstimulasi
pertumbuhan
yaitu
Somatomedin.
Cara Kerja :
1. Somatotropin meningkatkan transpor asam amino
melalui
membran
sel
dan
menstimulasi
pembentukan RNA dan dengan demikian mestimulasi
sintesis protein (kerja anabolik)
2. Pada anak-anak somatomedin menaikkan aktivitas
persediaan
epifisis
dan
dengan
demikian
meningkatkan pertumbuhan panjang dari tulang.
3. Pada orang dewasa hormon ini merangsang
pertumbuhan tulang rawan.
4. Kerja hormon pertumbuhan yang sempurna dan kerja
somatomedin yang sempurna dicapai, jika pd saat yg
sama jg terdapat hormon kelenjar tiroid,korteks
adrenal,kelamin dalam konsentrasi fisiologik.
Untuk
memperoleh
Somatotropin
dilakukan isolasi dari hipofisis manusia
Dosis yg digunakan :
1. 2 I.U, 2 3 kali perminggu secara i.m
2. Jika tidak berhasil baik setelah enam bulan, dosis
ditingkatkan menjadi 12 I.U perminggu, tetapi
pengobatan ini akan berarti jika sendi epifisis
belum tertutup.
3. Somatotropin kontraindikasi pada DM
4. Kerja hormon ini akan menurun pd pemberian
bersama dengan Glukokortikod.
5. Sediaan
dagang
dalam
perdagangan
:
Crescormon, Grorm, Nanormon.
2.Hormon Prolaktin
Prolaktin (Laktotropin,
hormone)
LTH
Luteotropic
Agonis Dopaminergik
Agonis Dopaminergik sebagai inhibitor prolaktin
Bromokriptin, Suatu turunan alkaloid scale,
menghambat pembebasan prolaktin dengan
menstimulasi reseptor dopamine hipofisis.
Senyawa ini diindikasikan untuk menekan
laktasi
setelah
melahirkan
dan
untuk
menyusui/menyapih
pada
kasus
galaktorea,amenorea dan kemandulan akibat
prolaktin serta pada prolaktinemia.
Sediaan Obat : Prapidel
Dosis : Tergantung pada perorangan ( 5
mg/hari)
Efek Samping
4. a. Hormon Estrogen
Estrogen pd dasarnya dibedakan dari hormon steroid
lainnya berdasarkan cincin aromatiknya. Hormon
Estrogen terpenting yg diproduksi dalam epitel folikel
adalah Estradiol. Disamping itu dibentuk juga Estron.
Kerja Estrogen :
1. Estrogen(Estradiol) merupakan zat pertumbuhan yg
bekerja terhadap organ kelamin.
2. Dalam fubertas, berfungsi dlm penutupan lempeng
efipisis dlm tulang dan dgn demikian berfungsi dlm
mengakhiri pertumbuhan panjang.
3. Pembentukan kelenjar endometrium dlm fase
proliferasi.
4. Pembentuk tingkah laku seksual wanita.
Indikasi
Keluhan klimakterium dan gejala rontoknya rambut
Hipoplasia uterus dan gejala yg
menyertainya(misalnya Dismenorea)
Semua bentuk insufisiensi ovarium, terutama
setelah kastrasi dgn operasi dan jg kastrasi dgn
rontgen.
Amenorea primer dan sekunder untuk mengukur
siklus dan diberikan gestagen
Kolpitis dan kraurosis vulvae akibat kekurangan
estrogen
Untuk menghentikan pemberian air susu ibu
primer(menghambat laktasi) dan sekunder
(menekan laktasi).
Kontraindikasi :
1. Estrogen kontraindikasi pd tumor uterus dan
Sediaan
4.b. Antiestrogen
4.c. Gestagen/Progesteron
Hormon korpus luteum/hormon kehamilan. Progesteron(Hormon
gestagen Fisiologik) sebagai turunan pregnan yg berhubungan
secara kimia dgn hormon korteks anak ginjal.
1. Mekanisme Kerja :
. Menstimulasi pertumbuhan otot uterus& alveoli dalam kelenjar
buah dada
. Pd mukosa uterus menyebabkan perubahan fase proliferasi
menjadi fase sekresi
. Menurunkan pembentukan mucus/lendir dlm serviks uterus dan
meningkatkan viskositas mucus serviks
. Menghambat pembebasan LH dari Hipofisis dan dgn demikian
menghambat ovulasi dan meningkatkan suhu istirahat pd
wanita
. Seperti halnya estradiol, progesteron hanya bekerja singkat pad
pemberian secara parenteral dan hanya berkhasiat lemah pd
pemberian oral. Progesteron terutama dimetabolisme dlm hati
2. Indikasi
Hipoplasia uterus, Hiperplasia kelenjar sistik dari mukosa uterus
Perdarahan yg lama pd siklus tak berevolusi
Polimenorea,dismenorea dan keluhan pramenstruasi,endometriosis,
2. Indikasi
Dosis
Kontraindikasi