Disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Dosen Pengampu: RR. Indah Mustikawati, SE.Akt.,M.Si.
Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.
(11403241039)
(11403241040)
(11403241042)
(11403241043)
PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa tua pasti akan datang. Di saat itulah kita akan mulai beristirahat dari rutinitas
pekerjaan untuk menikmati hari tua dan perkembangan anak-anak kita. Kebutuhan di
hari tua sebaiknya dipersiapkan agar tidak merepotkan orang lain. Banyak cara yang
bisa dilakukan dalam mempersiapkan kebutuhan di masa pensiun. Salah satunya
adalah program dana pensiun dan asuransi pensiun. Program dana pensiun untuk
pegawai negeri sipil diberikan oleh Taspen (Tabungan dan Asuransi Pensiun), sedangkan
untuk karyawan swasta diberikan oleh Jamsostek (Jaminan Sosial dan Tenaga Kerja). Di dalam
makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai program-program pensiun yang diberikan oleh
Taspen dan Jamsostek cabang Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dana Pensiun?
2. Apa Tujuan Penyelenggaraan Dana Pensiun?
3. Apa Fungsi Dana Pensiun?
4. Berapa Usia Peserta Pensiun?
5. Apa saja Jenis Penyelenggaraan Dana Pensiun?
6. Apa saja Program Dana Pensiun?
7. Apa saja Kelemahan dan Keunggulan Dana Pensiun?
8. Bagaimana Program Dana Pensiun di Taspen?
9. Bagaimana Program Dana Pensiun di Jamsostek?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Dana Pensiun.
2. Mengetahui Tujuan Penyelenggaraan Dana Pensiun.
3. Mengetahui Fungsi Dana Pensiun.
4. Mengetahui Usia Peserta Pensiun.
5. Mengetahui Jenis Penyelenggaraan Dana Pensiun.
6. Mengetahui Program Dana Pensiun
7. Mengetahui Kelemahan dan Keunggulan Dana Pensiun.
8. Mengetahui Program Dana Pensiun di Taspen.
9. Program Dana Pensiun di Jamsostek.
BAB II
PEMBAHASAN
kerja karyawan belum mencapai masa kerja yang disyaratkan tetapi karyawan tersebut
berhalangan tetap (cacat tetap sehingga tidak mungkin lagi bekerja atau meninggal)
karyawan tersebut dijamin memperoleh pensiun.Meskipun jumlah yang diterima tidak
penuh atau lebih sedikit bila dibandingkan dengan karyawan yang memenuhi masa
kerja sesuai dengan perhitungan semula.
2. Tabungan
Himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja merupakan tabungan untuk dan atas
nama pesertanya sendiri. Iuran yang dibayarkan oleh karyawan setiap bulan dapat
dilihat sebagai tabungan dari para pesertanya. Iuran tersebut adalah konsekuensi dari
manfaat yang akan diterima oleh karyawan dimasa yang akan datang.
3. Pensiun
Seluruh himpunan iuran peserta dan iuran pemberi kerja serta hasil pengelolaannya
akan dibayarkan dalam bentuk manfaat pensiun sejak bulan pertama setelah mencapai
usia pensiun selama seumur hidup peserta, dan janda/ duda peserta.
D. Peserta dan Usia Pensiun
1. Peserta
Peserta adalah setiap orang yang memenuhi persyaratan peraturan dana pensiun. Pasal
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 menyatakan bahwa setiap karyawan yang
termasuk golongan karyawan yang memenuhi syarat kepesertaan dalam dana pensiun
yang didirikan oleh pemberi kerja berhak menjadi peserta, apabila telah berusia
setidak-tidaknya 18 tahun atau telah kawin dan telah memiliki masa kerja sekurangkurangnya 1 tahun pada pendiri atau mitra pendiri.
2. Usia Pensiun
Usia pensiun adalah usia ketika peserta berhak mengajukan pensiun dan mendapatkan
manfaat pensiun. Usia pensiun dapat dibedakan dalam empat kategori yaitu:
a. Pensiun Normal, yaitu pensiun yang diberikan untuk karyawan yang usianya telah
mencapai masa pensiun yang telah ditetapkan perusahaan. Untuk wilayah
Indonesia rata-rata seseorang memasuki masa pensiun pada usia55tahun hingga
60 tahun pada profesi tertentu.
b. Pensiun Dipercepat, adalah ketentuan yang mengizinkan peserta pensiun untuk
mempercepat pensiunnya karena suatu hal. Salah satu persyaratan untuk
d. Pensiun Cacat, adalah pensiun yang diberikan bukan karena usia akan tetapi lebih
disebabkan karena karyawan yang bersangkutan mengalami kecelakaan atau cacat
sehingga dianggap tidak mampu atau tidak cakap lagi dalam bekerja. Pembayaran
pensiun dihitung seolah-olah sampai usia pensiun normal dan penghasilan dasar
pensiun ditentukan pada saat yang bersangkutan dinyatakan cacat.
E. Jenis Kelembagaan Dana Pensiun
1. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
DPPK adalah dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau badan yang
mempekerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan program pensiun
manfaat pasti atau program pensiun iuran pasti, bagi kepentingan sebagian atau
seluruh karyawannya sebagai peserta,dan menimbulkan kewajiban terhadap pemberi
kerja.
2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK)
Pasal 1 butir 4 UU No. 11 tahun 1992 menyatakan bahwa dana pensiun lembaga
keuangan adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa,
untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi pesertanya. Yang
diperkenankan untuk mendirikan dana pensiun hanyalah bank umum dan perusahaan
asuransi jiwa dengan batasan bahwa kekayaan, pengelolaan dana maupun program
programnya terlepas dari badan pendirinya. Hal ini dilakukan agar kelangsungan
hidup dana pensiun lembaga keuangan dan pesertanya dapat terjamin. Adapun
persyaratan yang harus dimiliki agar dapat menyelenggarakan dana pensiun adalah
sebagai berikut.
a. Bagi Perusahaan Asuransi Jiwa
Memenuhi tingkat solvabilitas sebagaimana ditetapkan dalam peraturan
perundangan di bidang asuransi sekurang kurangnya selama 8 bulan terakhir.
Memiliki kesiapan untuk menyelenggrakan DPLK yang dibuktikan dengan
kesiapan dalam bidang organisasi dan personil serta kesiapan sistem
administrasi.
Memiliki kinerja investasi yang sehat.
Memiliki tingkat kesinambungan pertanggungjawaban yang sehat sekurang
kurangnya dalam 2 tahun terakhir.
Memiliki kesanggupan untuk menyampaikan laporan hasil penilaian
solvabilitas dan laporan investasi perusahaan.
Perusahaan asuransi tersebut telah menjalankan usahanya sekurang-kurangnya
selama 5 tahun.
b. Bagi Bank Umum
Memenuhi tingkat kesehatan bank.
Memiliki kesiapan untuk menyelenggarakan dana pensiun.
Menyanggupi untuk menyampaikan laporan terakhir tingkat kesehatan bank
baik secara keseluruhan maupun aspek permodalan, kualitas aktiva produktif
dan pemenuhan batas minimum pemberian kredit / BMPK setiap tri wulan.
F. Program Pensiun
Program pensiun adalah program yang mengupayakan manfaat pensiun bagi peserta.
Menurut UU No. 11 tahun 1992, program pensiun ada 3 jenis yaitu :
1. Program Pensiun Iuran Pasti
Program Pensiun Iuran Pasti yaitu program pensiun yang menetapkan besarnya
iuran karyawan dan perusahaan (pemberi kerja). Sementara itu, manfaat yang akan
diterima karyawan dihitung berdasarkan akumulasi iuran ditambah dengan hasil
pengembangan atau investasinya. Program dana pensiun pada dasarnya dilakukan
dengan cara peserta pensiun menyetor sejumlah uang kedalam dana pensiun, dan
iuran beserta hasil pengembangannya (akumulasi dana) yang dibukukan dalam
rekening peserta yang bersangkutan akan digunakan sebagai manfaat pensiun apabila
peserta tersebut telah mencapai usia tertentu.
Besarnya iuran peserta dapat ditetapkan terlebih dahulu, tetapi hasilnya atau
manfaat pensiun yang akan diperolehnya belum dapat diketaui sebab hal tersebut
akan
sangat
bergantung
kepada
lamanya
seseorang
menyetor
dari
hasil
pengembangan iuran tersebut. Disamping itu manfaat pensiun yang diterimanya juga
bergantung pada tingkat kenaikan gaji karyawan
Program pensiun iuran pasti tidak menggunakan rumus sebagaimana dengan
program manfaat pasti, namun besarnya Manfaat Pensiun akan ditentukan dari
jumlah iuran pensiun selama menjadi peserta program ditambah dengan hasil
pengembangan seluruh dana yang dimiliki. Sebagai contoh, bila jumlah iuran pensiun
adalah sebesar Rp 100.000.000,- dan hasil pengembangan berjumlah Rp
75.000.000,-, maka dengan jumlah Rp 175.000.000,- ini yang akan dipakai untuk
membeli anuitas pensiun bulanan ke perusahaan asuransi jiwa.
Kelebihannya :
1) pendanaan atau iuran dari perusahaan lebih dapat diperhitungkan/diperkirakan
2) karyawan dapat memperhitungkan besarnya iuran yang dilakukan setiaptahunnya
3) lebih mudah untuk diadministrasi.
Kekurangan :
1) penghasilan pada saat mencapai usia pensiun lebih sulit untuk diperkirakan
2) karyawan menanggung resiko atas ketidakberhasilan investasi
3) tidak dapat mengakomodasikan masa kerja yang telah dilalui karyawan.
Dari sisi karyawan atau peserta, program pensiun manfaat pasti akan lebih
menarik sebab manfaat pensuin yang diterimanya akan mendekati jumlah penerimaan
(gaji) terakhir yang ia peroleh.
Perhitungan menggunakan rumus bulanan bagi PPMP adalah sebagai berikut:
MP = Fpe x MK x PDP
Keterangan MP
:
Fpe
:
MK
:
PDP :
Manfaat pensiun dihitung
Manfaat Pensiun
Faktor Penghargaan Dalam Persentase (%)
Masa Kerja
Penghasilan Dasar Pensiun Bulan Terakhir/Rata-Rata
dengan menggunakan rumus bulanan besar faktor
penghargaan perbulan masa kerja tidak boleh melebihi 2,5% dan total manfaat
pensiun tidak boleh 80 kali penghasilan dasar pensiun.
Contoh soal:
Tuan Andi memiliki masa kerja aktif 30 tahun, dengan faktor 2.5% dan penghasilan
dasar pensiun pada bulan terakhir sebesar Rp 3.000.000,-, maka pensiun per bulan
yang akan diterima adalah
MP = Fpe x MK x PDP
MP = 2.5% x 30 x Rp 3.000.000 = Rp 2.250.000,Keuntungan:
a. lebih menekankan pada hasil akhir
b. manfaat pensiun ditentukan terlebih dahului, mengingat manfaat dikaitkan
dengan gaji karyawan
c. dapat mengakomodasi masa kerja yang telah dilalui karyawan apabila program
pensiun dibentuk jauh setelah perusahaan berjalan
d. karyawan lebih dapat menentukan besarnya manfaat yang akan diterima pada
saat mencapai usia pensiun.
Kerugian:
a. perusahaan menanggung resiko ataskekurangan dana apabila hasil investasi tidak
mencukupi
b. relatif lebih sulit untuk diadministrasikan.
program pensiun
Banyak investasi yang dilakukan pada aktiva tetap yang kurang produktif
Arahan administrasi keuangan kurang dipersiapkan dengan baik
Investasi gedung kantor yang berlebihan/ mewah
Beberapa manajemen yang statis dan kurang peduli terhadap perbaikan manfaat
pensiun
h. Keuntungan lembaga yang besar tidak diimbangi dengan perbaikan manfaat
pensiun yang sepadan.
i. Beberapa program pensiun masih membedakan jumlah manfaat pensiun untuk
kalangan tertentu.
2. Keunggulan Dana Pensiun
a. Sesuai Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992, dana pensiun dibebaskan dari
pajak penghasilan. Dengan demikian para peserta dapat menikmati manfaat
pensiun sekurang-kurangnya 15% lebih tinggi dari manfaat program yang lain.
I.
Misi Mewujudkan manfaat dan pelayanan yang semakin baik bagi peserta dan
stakeholder lainnya secara Profesional dan Akuntabel berlandaskan Integritas dan
Etika yang tinggi.
Makna Misi
1. Manfaat dan pelayanan yang semakin baik:Untuk memenuhi harapan peserta yang
semakin tinggi, Taspen berupaya meningkatkan nilai manfaat dan pelayanan secara
optimal.
2. Profesional: Taspen bekerja dengan terampil dan mampu memberikan solusi dengan
5 Tepat (tepat orang, waktu, jumlah, tempat dan administrasi) didukung dengan
SDM yang memiliki integritas dan kompetensi yang tinggi.
3. Akuntabel: Taspen dalam melaksanakan pekerjaan berdasarkan sistem dan prosedur
kerja yang dapat dipertanggungjawabkan.
4. Integritas: Taspen senantiasa konsisten dalam memegang amanah, jujur dan
melaksanakan janji sesuai visi dan misi perusahaan.
5. Etika: Taspen melayani peserta dan keluarganya dengan ramah, rendah hati, santun,
sabar dan manusiawi.
B. Sejarah Taspen Kantor Cabang Yogyakarta
Taspen KC Yogyakarta dibuka pada tanggal 27 September 1988 yaitu dengan
adanya penugasan dari pemerintah kepada PT Taspen (Persero) untuk menyelenggarakan
pembayaran pensiun di Wilayah Jawa dan Madura berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Keuangan RI No.812/KMK.03/1988 tanggal 23 Agustus 1988 dan Keputusan Menteri
C. Produk-Produk Taspen
1. Tabungan Hari Tua (THT)
a.
Pengertian
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1981, Taspen
mengelola program THT yang merupakan program asuransi terdiri dari asuransi
dwiguna yang dikaitkan dengan usia pensiun ditambah dengan asuransi
kematian.
Asuransi Dwiguna adalah jenis asuransi yang memberikan jaminan keuangan
kepada peserta pada saat mencapai usia pensiun atau bagi ahli warisnya apabila
peserta meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun.
Tujuan
Meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri sipil (PNS) dan keluarganya
dengan memberikan jaminan keuangan pada waktu mencapai usia pensiun atau
bagi ahli warisnya(suami/isteri/anak/orang tua) pada waktu peserta meninggal
dunia sebelum usia pensiun.
c.
d.
Peserta
Pejabat negara
Masa Kepesertaan
Bagi PNS yang diangkat sebelum 1 Juli 1961 dihitung sejak 1 Juli 1961.
Bagi PNS daerah Propinsi Irian Jaya yang diangkat sebelum 1 Januari 1971,
dihitung sejak Januari 1971.
Bagi Eks PNS Propinsi Timor Timur yang diangkat sebelum 1 April 1979,
dihitung sejak April 1979.
e.
Kewajiban Peserta
f.
Pengurusan Hak
Untuk memperoleh hak THT dan pensiun pertama, diperlukan persyaratan
sebagai berikut:
1) Mengisi formulir SP4A (asli), difotokopi 1 lembar.
2) Asli petikan SK Pensiun dengan pas foto dan 1 lembar fotokopinya.
3) Asli tembusan SK Pensiun dengan pas foto untuk PT Taspen (Persero).
4) Asli SKPP yang diterbitkan untuk unit kerja yang disahkan oleh KPPN atau
Pemda berikut lembar kedua dan 1 lembar fotokopinya.
5) Fotokopi SK pengangkatan pertama/Capeg/Karpeg/Kartu Peserta Taspen
sebanyak 1 lembar.
6) Pas foto pemohon 4 3 cm sebanyak 3 lembar.
b. Tujuan
Untuk memberikan jaminan hari tua bagi pegawai negeri/peserta Taspen pada
saat mencapai usia pensiun dan penghargaan atas jasa-jasa pegawai
Pejabat negara.
Pegawai KAI
Janda/duda pensiunan.
Yatim-piatu pensiunan.
Orang tua (bagi PNS yang tewas dan tidak meninggalkan isteri/suami/
anak).
e. Kewajiban Peserta
Membayar iuran 4,75% dari penghasilan sebulan (gaji pokok + tunjangan
keluarga) berdasarkan Kepres No.8 tahun 1977 dan memberi keterangan data
diri pribadi dan keluarganya, serta melaporkan perubahan data peserta dan
keluarganya.
f. Hak Peserta
Asli dan 1 lembar fotocopy surat pengesahan tanda bukti diri (SPTB)
yang disahkan serendah-rendahnya Lurah/Kepala Desa .
Asli surat keterangan tidak mampu (formulir H3) disahkan serendahrendahnya lurah/kepala desa + 1 lembar foto copy.
Asli dan lembar kedua + 1 lembar fotocopy SKPP dari KPKN/ Biro
keuangan pemda (khusus yang meninggal aktif).
serendah-rendahnya
lurah/kepala
desa,
dan
Fotocopy SK penyesuaian.
Fotocopy surat nikah, akte kelahiran dan atau surat keterangan sekolah
dalam hal pembayaran UKP dikarenakan penambahan keluarga.
Catatan :
II.
A. Sejarah
Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan
kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada
masyarakat.Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan Negara. Indonesia seperti
halnya negara berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial
berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan
masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor formal.
Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan
Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK).Dan melalui PP No.36/1995 ditetapkannya PT
Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program
Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi
tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus
penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya
penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial.
Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun
2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-undang itu berhubungan
dengan Amandemen UUD 1945 tentang perubahan pasal 34 ayat 2, yang kini berbunyi:
"Negara
mengembangkan
sistem
jaminan
sosial
bagi
seluruh
rakyat
dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada
pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatkan motivasi maupun
produktivitas kerja.
Kiprah Perusahaan yang mengedepankan kepentingan dan hak normatif Tenaga Kerja
di Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT Jamsostek (Persero) memberikan
perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya.
Menyadari besar dan mulianya tanggung jawab tersebut, Jamsostek pun terus
meningkatkan kompetensi di seluruh lini pelayanan sambil mengembangkan berbagai
program dan manfaat yang langsung dapat dinikmati oleh pekerja dan keluarganya.
Kini dengan system penyelenggaraan yang semakin maju, program Jamsostek tidak
hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan pengusaha saja, tetapi juga
memberikan kontribusi penting bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi bangsa dan
kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Visi
Misi
Sebagai badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang memenuhi
perlindungan dasar bagi tenaga kerja serta menjadi mitra terpercaya bagi:
Tenaga Kerja: Memberikan perlindungan yang layak bagi tenaga kerja dan
keluarga
Pengusaha: Menjadi mitra terpercaya untuk memberikan perlindungan kepada
C. Filosofi Jamsostek
JAMSOSTEK dilandasi filosofi kemandirian dan harga diri untuk mengatasi resiko
sosial ekonomi. Kemandirian berarti tidak tergantung orang lain dalam membiayai
perawatan pada waktu sakit, kehidupan dihari tua maupun keluarganya bila
meninggal dunia. Harga diri berarti jaminan tersebut diperoleh sebagai hak dan
bukan dari belas kasihan orang lain. Agar pembiayaan dan manfaatnya optimal,
pelaksanaan program JAMSOSTEK dilakukan secara gotong royong, dimana yang
muda membantu yang tua, yang sehat membantu yang sakit dan yang berpenghasilan
tinggi membantu yang berpenghasilan rendah.
D. Motto Perusahaan
Untuk Hidup Lebih Berkualita
E. Nilai-Nilai Perusahaan
Iman
: Taqwa, berfikir positif, tanggung jawab, pelayanan tulus ikhlas.
Profesional :Berprestasi, bermental unggul, proaktif dan bersikap positif terhadap
Dana pensiun adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja
sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai
Tujuan penyelenggaraan dana pensiun bagi karyawan adalah rasa aman di masa yang
Keuntungan.
Program Pensiun merupakan jaminan hari tua berupa pemberian uang setiap bulan
kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah memenuhi kriteria tertentu, antara lain:
Penerima Pensiun Pejabat Negara, Penerima Tunjangan Perintis Kemerdekaan,
Penerima Tunjangan Veteran, Penerima Pensiun Anggota TNI/POLRI yang pensiun
DAFTAR PUSTAKA
(Online
pada
Senin,
(Online
pada
Senin,
Senin,
(Online
pada