KERATITIS
Stepheny Puspa Wangi
09700240
Keratitis
Keratitis adalah Keradangan pada kornea.
Dengan tanda khas ialah terdapatnya sel-sel
infiltrat di lapisan kornea.
Sel-sel Infiltrat dapat ada di seluruh lapisan
kornea, dalam menetapkan diagnosis dan
pengobatan keratitis perlu mengetahui
keradangan pada kornea terdapat di dalam
lapisan mana.
Patofisiologi
Kornea avaskuler Keradangan pada kornea badan
kornea, wandering cell dan sel-sel(pada stoma
kornea) segera bekerja sebagai makrofag disusul
dengan dilatasi pembuluh darah yang terdapat
dilimbus dan tampak sebagai injeksi perikornea.
infiltrasi dari sel-sel mononuclear, sel plasma,
leukosit polimorfonuklear (PMN) timbulnya
infiltrat ditandai dengan bercak berwarna kelabu,
keruh dengan batas-batas tak jelas dan permukaan
tidak licin jika sampai terjadi kerusakan epitel
ulkus kornea.
Klasifikasi Keratitis
1. Menurut Bentuk Infiltratnya
Puntata
Filamentous
Numularis
Dendiritika
Disformik
2. Menurut Lokasinya:
1. Keratitis Superfisial
a. Keratitis punctata superfisialis
bintik-bintik halus putih pada permukaan
kornea.
Etiologi
Belum ditemukan organisme penyebabnya,
namun dicurigai virus.
Manifestasi klinis
Pasien mengeluh sakit, silau, mata merah dan
rasa kelilipan.
Gambaran Klinis
Lesi punctata pada kornea dapat dimana saja,
tapi biasanya pada daerah sentral. Daerah lesi
biasanya meninggi dan berisi titik-titik halus
berwarna abu-abu jika di tes flouresin akan
memberikan hasil (+)
Terapi
Pasien dapat diberi:
Air mata buatan(artificial tears)
Antibiotik tetes mata
Midriatikum dan sikloplegik(mengurangi nyeri
atau rasa perih yang sangat)
b. Keratitis flikten
benjolan berwarna putih kekuningan berdiameter 2-3
mm pada limbus, dapat berjumlah 1 atau lebih.
Gambaran Klinik
Terdapat hifema konjungtiva
Memberi kesan kurangnya air mata (dry eyes syndrome).
Secara subyektif, terdapat benjolan putih kemerahan di
pinggiran mata yang hitam. Apabila jaringan kornea
terkena, maka mata berair, silau dan dapt disertai rasa
sakit dan penglihatan kabur.
Secara obyektif, terdapat benjolan putih kekuningan pada
daerah limbus yang dikelilingi daerah konjungtiva yang
hiperemik. Gambaran yang khas adalah terbentuknya
papula atau pustula pada kornea dan konjungtiva karena
penyakit ini biasanya disebut kerato-konjungtivitis
flikten.
Terapi
Terapi dapat dengan tetes mata steroid akan
memberikan hasil yang memuaskan.
c. Keratitis sika
Suatu bentuk keratitis yang disebabkan oleh
kurangnya sekresi kelenjar lakrimale atau sel goblet
yang berada di konjungtiva.
Etiologi
Defisiensi kelenjar air mata
Defisiensi komponen lemak dari air:blefaritis
menahun, pembedahan kelopak mata.
Defisiensi komponen musin : terjadi pada
defisiensi vitamin A, trauma kimia ,sindrom
steven johnson.
Penguapan air mata yang berlebihan :
lagoftalmus, hidup dilingkungan yang panas dan
kering.
Akibat parut pada kornea atau rusaknya
mikrovili kornea misalnya pasca trauma kimia
Gambaran klinik
Secara subyektif : bila belum ada kerusakan
kornea maka keluhan penderita adalah mata
ngeres, pedih, kering dan rasa seperti ada pasir
(nganjel), keluhan-keluhan yang lazim disebut
sindrom dry eye. Apabila terjadi kerusakan
kornea keluhan-keluhan ditambah dengan silau,
sakit, berair dan kabur.
Secara obyektif : pada tingkat dry-eye,
kejernihan permukaan konjungtiva dan kornea
hilang, tes schirmer berkurang, sukar
menggerakkan kelopak mata.
Terapi
Apabila yang kurang adalah komponen air dari
air mata, diberikan air mata tiruan (artificial
tear), sedangkan bila komponen lemaknya yang
berkurang maka diberikan lensa kontak.
Gambaran klinik
Secara subyektif : biasanya penderita datang bukan
karena keluhan keratitisnya melainkan oleh adanya
pembengkakan yang kemerahan pada palpebra serta
tanda-tanda lain pada bagian tubuh di luar mata.
Secara obyektif : terdapat keratitis avaskuler berupa
lesi pungtata berwarna putih seperti kapur yang
secara perlahan batasnya akan mengabur dan
sekelilingnya menjadi seperti berkabut.
Lesi ini akan menyatu dengan lesi di sebeblahnya
dan menyebabkan kekeruhan subepitelial seperti
nebula disertai destruksi membran bowman. Pada
fase lanjut terjadi neovaskularisasi superfisial yang
disebut pannus lepromatosa.
Diagnosis
Pembengkakan saraf kornea disertai bead on
string adalah khas untuk keratitis lepra.
Terapi
Terdapat mikobakterium lepra diberikan
dapsone dan rifampisin. Apabila terdapat
deformitas pelpebra yang akan mengakibatkan
kerusakan kornea dilakukan koreksi
pembedahan.
e.Keratitis nummularis
Keratitis nummularis adalah bentuk keratitis
yang ditandai dengan infiltrat bundar
(nummus=keping uang logam) berkelompok dan
tepinya berbatas tegas.
Keratitis ini berjalan lambat, sering kali
unilateral dan pada umumnya didapatkan pada
petani yang bekerja disawah(paparan sinar
matahari).
Nama lain dari keratitis nummularis adalah
Keratitis Sawahica atau Keratitis Punctata
Tropica.
Etiologi
Diduga virus
Gambaran Klinik
Secara subyektif : keluhan utama adalah silau
(fotofobia)
Secara obyektif : mata yang terserang tampak
merah karena injeksi siliar, disertai lakrimasi.
Infiltrat multipel dan bundar yang terdapat di
lapisan kornea bagian superfisial biasanya tidak
menyebabkan ulserasi.
Terapi
Pemberian kortikosteroid lokal memberikan
hasil yang baik yaitu hilangnya tanda-tanda
radang dan lakrimasi tetapi penyerapam infiltrat
terjadi dalam waktu yang lama, dapat 1 hingga 2
tahun.
2. Keratitis Profunda
a.Keratitis interstisialis luetik atau keratitis sifilis
kongenital
b.Keratitis sklerotikans
Merupakan suatu keadaan peradangan sklera
dan kornea biasanya unilateral disertai dengan
infiltrasi sel radang menahun pada bagian sklera
dan kornea
3. Menurut Penyebabnya:
Bakteri : Streptococcus pneumonia, Staphylococcus
aureus, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus
epidermidis.
Virus : Herpes simplex, Varisella Zoster.
Jamur : Candida, Aspergilus, Nocardia.
Defisiensi Vitamin A
Peradangan Kronis (konjungtivitis kronis)
Reaksi Imnunologi atau Alergi
Keratitis karena Exposure : Lagosphatalmus(akibat
paralisis N.VII), Exophatalmus(tumor retrobulbar
atau Hipertiroid), Dry Eyes Syndrome, Trauma Fisik
atau Kimia
Diagnosis
Anamnesa :
Pasien datang dengan keluhan Epifora,
blefarospasme, dan fotofobia.
Kadang disertai dengan penuran visus
Pemeriksaan fisik (mata dilihat dari luar) :
Hiperemi perikorneal(PCVI)
Kornea keruh atau terdapat bercak-bercak
inflitrat dengan slit lamp.
Pemeriksaan penunjang
Tes Flouresin :
Positf
Negatif
Penatalaksaan
Penatalaksaan pada keratitis tergantung pada
penyebab keratitis itu sendiri.
Terapi Kausatif :
Antibiotik (tetes mata,salep, tablet)
Antivirus (salep, tablet)
Anti jamur
Terapi suportif :
Bebat mata yang berguna untuk mencegah infeksi
sekunder, mengurangi rasa sakit, mempercepat
penyembuhan
Terapi Simptomatik :
Kalau perlu Midriatikum untuk mengurangi spasme
silier sehingga rasa nyeri berkurang.
LAPORAN KASUS
Indentitas Pasien
Nama
: Nn.P
Umur
: 20 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Buruh Pabrik Mie Sedap
Alamat
: Jl.Sekar Putih, Gresik.
Tanggal Pemeriksaan: 25 Sepetember 2013;
jam : 9.30 WIB.
Anamnesa
Keluhan Utama
Mata kanan terasa perih
Riwayat Penyakit Sekarang
Mata kanan merah, terasa perih dan sedikit
panas
Mata kanan sedikit kabur
Mata berair sejak 2 hari sebelum di bawa periksa
ke poli mata
Mata silau jika kena cahaya terang(matahari
atau lampu yang terang)
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis;GCS 4,5,6
Status Lokalis
Mata Kanan
Pemeriksaan
Mata Kiri
6/7,5
Visus
6/6
Koreksi
Tidak dilakukan
Tonometri(TIO)
Tidak dilakukan
Sentral, Normal
Kedudukan
Sentral, Normal
Ke segala arah
Pergerakan
Ke segala arah
Hiperemi (-)
Edema (-)
Hiperemi (-)
Palpebra superior
Edema (-)
Blefarospasme (+)
Blefarospasme (-)
Hiperemi (-)
Hiperemi (-)
Edema (-)
Palpebra Inferior
Edema (-)
Hiperemi (-)
Konjungtiva
Palpebra
Hiperemi (-)
Hiperemi (+)
Kunjungtiva
Hiperemi (-)
Sekret (-)
Bulbi
Sekret (-)
Hiperemi(-)
Putih
Kunjungtiva
Fornik
Sklera
Hiperemi(-)
Putih
Kornea
jernih
Dalam, jernih
Dalam, jernih
Reguler
Iris
Reguler
bintik-bintik halus
yang menyebar
Pupil
Tidak dilakukan
Lensa
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Funduskopi
Tidak dilakukan
(+)
Refleks Fundus
(+)
(+)
Tes Flouresin
(-)
Resume
Nn.P, 20 tahun datang ke poli mata RSUD Ibnu Sina
gresik tanggal 25 September 2013 dengan keluhan
mata kanan terasa perih sejak 2 hari yang lalu
sebelum di bawa ke dokter.
1 minggu yang lalu sebelum dibawa ke dokter, kedua
mata tiba-tiba merah terutama mata sebelah kanan,
dan semakin lama terasa pedih, silau jika terkena
sinar matahari atau cahaya terang, berair, pasien
merasakan seperti kelilipan.
Kemudian pasien memberi obat tetes mata untuk
mengurangi rasa perihnya. Sejak 3 hari sebelum ke
rumah sakit, obat sudah tidak digunakan, pasien
merasa pandangan mata kanan sedikit kabur dan
tetap merah.
Diagnosis
OD Keratitis Punctata Superfisial
Planning
Terapi
Terapi Kausatif:
Antibiotik
Antiinflamasi
Terapi Supportif:
Bebat mata OD : untuk memcegah infeksi
sekunder dan mempercepat penyembuhan.
Terapi Simptomatik
Midriatikum : untuk mengurangi rasa nyeri
lokal(kalau perlu).
Monitoring
Kontrol kembali ke poli mata setelah 3 hari
pemberian obat.
Edukasi
Memberikan penjelasan kepada pasien tentang
penyakitnya.
Menjelaskan kepada pasien terapi yang diberikan di
sesuaikan berdasarkan keluhan dan hasil pemeriksaan
yang ditemukan.
Pemakaian obat atau terapi harus sesuai ajuran dokter
agar penyakit bisa di obati dan tidak menjadi tambah
parah.
Untuk beberapa hari pasien diberikan ajuran untuk
tidak mengucek-ngecek mata kanannya dulu.
Selalu menjaga kebersihan dan kesehatan mata pasien.
Lakukan pengontrolan kembali sesuai jadwal kontrol
yang ditentukan dokter agar dapat mengetahui penyakit
pasien sudah membaik atau tidak.