2. Jenis-Jenis Investasi
a. Investasi pada aktiva riil (real asset)
Investasi yang digunakan pada aktiva yang bisa terlihat dan dapat diukur dengan jelas,
misalnya membeli tanah, rumah, emas, dsb. Risikonya relatif lebih kecil karena aktivanya riil,
tetapi tingkat pengembaliannya juga relatif lebih kecil daripada aktiva keuangan.
b. Investasi pada aktiva keuangan (financial assets)
Dilakukan pada aktiva yang bersifat keuangan seperti deposito, saham, obligasi, dan derivatif
dari saham. Risikonya umumnya lebih tinggi dari investasi riil karena investor hanya akan
mendapatkan surat bukti misalnya sertifikat reksadana atau pencatatan sebagai pemegang
saham.
Tapi dalam manajemen investasi ini kita akan lebih memfokuskan pada investasi keuangan
atau financial assets.
3. Prinsip Investasi
a. Dont put your eggs in one basket
Jangan letakkan semua uang anda pada satu portofolio investasi, karena ketika nilainya
jatuh, maka semua uang anda pun akan jatuh nilainya. Oleh karena itu, diversifikasi portfolio
investasi itu penting. Beberapa ahli keuangan juga mengusulkan agar anda menaruh telur
investasi anda di tempat yang sangat berbeda, misalnya di sektor perbankan, sektor
migas, lifestyle, dan lain-lain.
b. Buy what you know, know what you buy
Belilah apa yang anda tahu, dan pahami apa yang anda beli. Jika anda kurang mengenal
produk investasi yang ditawarkan, carilah lebih banyak informasi mengenai produk tersebut.
Ketika anda sudah membelinya pun, stay up to date dengan berbagai informasi seputar
produknya. Dengan demikian, anda akan tahu kapan produk anda mengalami kenaikan nilai,
kapan perlu membeli lagi, atau kapan sebaiknya dijual.
c. Buy low, sell high
Prinsip ekonomi dasar dengan modal serendah-rendahnya, mendapatkan untung setinggitingginya. Prinsip yang sama juga berlaku untuk investasi. Perhatikan situasi pasar, dan
ketika produk yang anda incar nilainya sedang turun, silakan dibeli. Dan jika anda ingin
menjualnya kembali, juallah ketika nilainya sedang tinggi.
d. Low risk low return, high risk high return
Hal ini berlaku pada setiap investasi, apapun bentuknya. Karena itu, penting untuk mengenal
profil resiko anda apakah Anda termasuk yang suka mengambil resiko atau memilih
bermain aman. Semakin rendah tingkat resiko, maka semakin rendah profit yang bisa anda
harapkan. Dan sebaliknya, semakin tinggi tingkat resikonya, semakin tinggi juga profit yang
bisa anda dapat.
4. Proses Investasi
Proses investasi menunjukan bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputusan
investasi pada efek-efek yang dapat di pasarkan untuk itu diperlukan tahapan sbb :
a. Menentukan Tujuan Investasi
Pendekatan fundamental
Pendekatan teknikal
c. Membentuk Portofolio
Dalam tahap ini dilakukan indentifikasi terhadap efek-efek mana yang akan di pilih dan berapa
proporsi dana yang akan di investasikan pada masing masing efek tersebut. efek yang di pilih
dalam rangka pembentukan portofolio adalah efek-efek yang mempunyai koefisien korelasi
negatif (mempunyai hubungan berlawanan) . Hal ini di lakukan karna dapat menurunkan
resiko (jangan biarkan telur dalam satu ranjang).
DAFTAR PUSTAKA
http://hartoyo.staff.ipb.ac.id/files/2011/03/Chapter-11-Konsep-Dasar-Investasi.pdf Diakses pada 15
Januari 2015.
http://pasarmodalinvestasi.blogspot.com/2011/11/bab-ii-proses-investasi.html Diakses pada 15
Januari 2015.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta:
KANISIUS