Anda di halaman 1dari 8

Hamburan rayleigh terjadi ketika panjang gelombang radiasi lebih besar dibandingkan dengan ukuran

partikel penghambur. Jumlah radiasi gelombang elektromagnetik yang terhambur dapat didekati dengan
menggunakan koefisien volume hamburan (Landgrebe, 2003), berikut.
=42 ((NV2(n2-no2)2) / (4(n2+no2)2

))

Keterangan :
N
: jumlah partikel per cm3
V
: Volume partikel penghambur

: Panjang gelombang radiasi


n
: indeks refraksi partikel
no
: indeks refraksi medium
Panjang gelombang pendek akan terhambur lebih kuat oleh hamburan rayleigh ini. Gelombang biru (0.4
0.5 m) yang merupakan gelombang terpendek dari spektrum tampak (visible spectrum) terhambur oleh
partikel rayleigh ini. Efek dari hamburan rayleigh terhadap gelombang biru ini adalah kenampakan warna
biru di langit pada siang hari dan adanya warna merah kuning di sore atau pagi hari. Cahaya yang
terhamburkan dan mencapai permukaan bumi disebut dengan diffuse irradiance. Sedangkan cahaya
yang terhamburkan oleh atmosfer, dapat mencapai sensor perekam data, namun tidak membuat kontak
dengan dengan permukaan bumi disebut denganatmospheric path radiance.
2. Hamburan Mie
Hamburan mie terjadi ketika gelombang elektromagnetik berinteraksi dengan berbagai partikel atmosferik
dengan ukuran yang kurang lebih sama dengan panjang gelombang tersebut.
Hamburan mie dapat disebabkan oleh dua sumber penyebab hamburan, yaitu partikel yang berasal dari
permukaan bumi dan partikel akibat berbagai proses reaksi kimiawi pada atmosfer ataupun kondensasi.
Partikel asap, debu, garam dari penguapan air laut, mineral sulfat, nitrat di atmosfer dapat mengakibatkan
hamburan ini. Hamburan ini memunculkan efek kabut di atmosfer. Besar koefisien hamburan dapat
didekati dengan formula berikut (Landgrebe, 2003).
=105 a1a2 N(a)K(a,n)a2da

Keterangan :
N(a)
: jumlah partikel pada a, a+da
K(a,n)
: Penampang melintang hamburan
a
: radius partikel-partikel spheris
n
: indeks refraksi partikel
3. Hamburan Non Selective
Hamburan non selektif merupakan hamburan yang menghamburkan hampir seluruh spektrum tampak di
atmosfer. Hamburan non selektif terjadi ketika gelombang elektromagnetik berinteraksi dengan partikel
atmosferik yang berukuran lebih besar dari panjang gelombangnya. Butiran air hujan dan fragmen es
pada awan hujan dapat mengakibatkan hamburan tipe ini. Sinar matahari tidak dapat menembus awan
hujan karena seluruh gelombang tampak terhamburkan oleh partikel-partikel air pada awan hujan
tersebut.

Contoh penghamburan Rayleigh yang paling terkenal adalah atmosfer Bumi


yang memberi warna biru di langit. Adalah Leonardo da Vinci yang sekitar tahun
1500an, menduga pertama kali alasan mengapa langit berwarna biru, khususnya
dalam pengamatannya kalau asap kayu terlihat biru saat diamati pada latar
belakang hitam (Jackson, 1998). Efek ini akhirnya dijelaskan secara kuantitatif
tahun 1899 oleh Lord Rayleigh yang namanya diambil untuk menjelaskan
fenomena ini.
Penghamburan Rayleigh terjadi saat sinyal yang datang memiliki panjang
gelombang, ?, yang jauh lebih besar dari panjang gelombang resonansi dari
elektron yang terikat dalam sebuah atom atau molekul. Untuk sinar optik yang
menimpa partikel dengan transisi ultraviolet, ini juga berarti kalau ? jauh lebih
besar dari ukuran partikel yang menghambur. Karena ketergantungan yang kuat
dari penampang lintang hamburan pada panjang gelombang. Panjang
gelombang yang lebih pendek, yaitu cahaya biru (cahaya ungu lebih
terhamburkan lagi, tapi mata kita lebih sensitif pada biru daripada ungu), akan
lebih mudah menghambur daripada panjang gelombang panjang (merah).
Cahaya biru memiliki panjang gelombang ? mendekati 470 nanometer dan,
karena molekul yang paling berlimpah di atmosfer, yaitu nitrogen dan oksigen,
berukuran sekitar 0.3 nanometer, penghamburan atmosfer jelas tergolong
penghamburan Rayleigh. Partikel debu yang kecil juga berperan, namun
penghamburan dominan disebabkan oleh molekul dan langit akan tetap terlihat
biru bahkan tanpa adanya debu.
Untuk geometri seperti dalam gambar 1 berikut, cahaya biru lebih mungkin
menghambur kedalam garis pandangan pengamat daripada cahaya merah.
Akibatnya, matahari yang kuning menghasilkan langityang biru bagi pengamat di
bumi. Walau tidak terlalu jelas, langit malam juga berwarna biru. Walau
lemahnya cahaya di langit malam membuatnya mustahil dikenali oleh mata,
exposure dalam waktu lama dapat mengungkapkan warnanya. Lihat gambar 2.

Gambar 1. Saat pengamat berada dalam medium penghambur yang acak, cahaya dapat masuk ke matanya dari semua
arah bahkan walaupun sumber asli cahaya hanya berasal dari satu arah saja

Gambar 2. Sebuah potret exposure waktu selama 69 detik mengungkapkan warna biru pada langit malam.

Bila tidak ada atmosfer, langit siang akan berwarna hitam, kecuali di tempat
adanya matahari itu sendiri. Fakta kalau atmosfer di hari yang cerah bersifat
transparan bermakna bahwa sebagian besar foton bergerak menembusnya tidak
dihalangi dan hanya sedikit yang mengalami hamburan. Inilah mengapa, pada
hari yang cerah, kecemerlangan matahari jauh lebih besar daripada
kecemerlangan langit yang biru.
Untuk geometri seperti pada gambar 3, cahaya biru lebih mungkin dihamburkan
keluar dari garis pandang daripada warna merah. Karenanya, setiap benda
pemancar cahaya di atas atmosfer bumi akan terlihat memerah dan juga
memudar, karena penghamburan Rayleigh. Matahari menjadi lebih merah
daripada warna aslinya bahkan saat ia masih tinggi. Bila garis pandang
menembus atmosfer lebih panjang, seperti saat melihat matahari terbit atau
tenggelam (lihat gambar 4), maka warna memerah lebihdiperkaya dan lebih jelas
bagi mata (penghamburan dari debu, uap air dan molekul besar juga dapat
berperan dalam pemerahan). Efek yang sama dapat diamati untuk benda lain
seperti bulan, planet atau bintang. Walau begitu, foton yang terhambur secara
individual sendiri memiliki panjang gelombang yang sama dengan foton yang

datang, karenanya walaupun penghamburan Rayleigh tergantung panjang


gelombang, ia masih merupakan bentuk penghamburan elastik.

Sumber energi utama dalam pengideraan jauh


adalah radiasi gelombang elektromagnetik (REM).
REM merupakan suatu bentuk energi yang hanya
dapat diamati melalui interaksinya dengan obyek.
Sebelum REM berinteraksi dengan obyek di
permukaan bumi, REM melewati atmosfer yang
terdapat molekul-molekul atmosferik dan aerosol.
Molekul-molekul asmoferik berupa gas CO2, ozon,
nitrogen dan sebagainya. Sedangkan aerosol
antara lain uap air, kabut, asap, abu, debu dan
lain-lain. Saat melewati atmosfer REM berinteraksi
dengan molekul atmosferik dan aerosol sehingga
terjadi proses hamburan (scattering), pantulan
(reflection) dan penyerapan (absorbtion) yang
mempengaruhi
intensitas
REM
yang
ditransmisikan. Molekul-molekul atmosferik yang
berupa gas banyak menyerap REM pada panjang
gelombang tertentu sehingga transmisi atmosfer
menjadi sangat rendah bahkan nol. Subtansi lain di
atmosfer yang mengganggu perjalanan REM
adalah aerosol yang bersifat menghambutkan
(scattering) REM sehingga energy gelombang yang
sampai ke permukaan bumi atau sensor satelit
menjadi berkurang.
Hamburan cahaya adalah fenomena Penyerapan
dan pemancaran cahaya oleh partikel-partikel gas
dimana cahaya yang dalam bentuk Gelombang
elektromagnetik akan menabrak partikel atmosfer
yang berukuran besar sehingga menyebabkan

radiasi elektomagnetik tersebut dihamburkan.


Interaksi
antara
gelombang
elektromagnetik
dengan atmosfer dapat menimbulkan adanya
hamburan
dan
penyerapan
gelombang
elektromagnetik tersebut oleh berbagai partikel
atmosfer. Besar nilai hamburan dan penyerapan
berbeda pada satu panjang gelombang dengan
gelombang lainnya. Pada beberapa panjang
gelombang
tidak
terjadi
hamburan
atau
penyerapan ini. Rentangan panjang gelombang
yang tidak terhamburkan atau terserap oleh
partikel atmosferik ini disebut sebagai jendela
atmosferik (atmosferic window).
Hamburan mengakibatkan terjadinya berbagai
pembelokan
arah
pancaran
gelombang
elektromagnetik
dari
jalurnya.
Sedangkan
penyerapan menimbulkan pemindahan energi dari
gelombang elektromagnetik ke partikel atmosfer
penyerap gelombang tersebut.
Ukuran
partikel
dan
panjang
gelombang
berpengaruh
terhadap
kejadian
hamburan
gelombang
elektromagnetik.
Partikel-partikel
penyebab terjadiya hamburan diantaranya adalah
partikel oksigen, nitrogen, dan ozon (Mather,
2004). Partikel lain adalah partikel garam dari
penguapan air laut, partikel uap air, serta partikel
debu akibat aktivitas vulkanik ataupun aktivitas
manusia. Perilaku hamburan tergantung pada nilai
indeks refraktif dan parameter ukuran seperti
formula berikut.

=2r /
Jika nilai X lebih kecil dari 0.01 maka akan terjadi
hamburan rayleigh, dan jika nilai X mendekati
besarnya
panjang
gelombang
akan
terjadi
hamburan mie (Liang, 2004).

Mie Scaterring Large Particle


Pemendaran ini terjadi ketika besar garis tengah partikel di atmosfer jauh lebih besar daipada
besar panjang gelombang yang berinteraksi. Pemendaran ini disebut juga Hamburan Non
Selektif.
Garis tengah partikel atmosfer berkisar antara 5-10 mikrometer. Biasanya partikel ini di atmosfer
berupa air hujan. Ukuran garis tengah partikel tersebut dirasa cukup besar mengingat besar
panjang gelombang tampak yang berinterkasi berada pada rentang 0.4 0.7 mikrometer.
Karena dalam pendaran mie large particle penghamburan panjang gelombang tampak dan infra
merah berjumlah kurang lebih sama maka berakibat hamburan ini tidak selektif terhadap panjang
gelombang sehingga cahaya biru, hijau dan merah dihamburkan dengan jumlah yang sama dan
menyebabkan kabut dan awan tampak Putih.

Anda mungkin juga menyukai